Anda di halaman 1dari 7

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK

DI SDN BRATAN 1 SURAKARTA


Muhammad Aqdam Atsbiyarsa Mahi, S.Pd
SD N Bratan 1 Surakarta

Abstrak
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk menerapkan
nilai-nilai agama, moral, etika pada peserta didik melalui ilmu
pengetahuan, dibantu oleh orang tua, guru, serta masyarakat
yang sangat penting dalam pembentukan dan perkembangan
karakter peserta didik. Setiap anak memiliki potensi yang baik
sejak lahir, namun potensi tersebut harus terus diasah dan
Kata kunci: disosialisasikan dengan baik agar karakter setiap anak terbentuk
Pembentukan Karakter dan berkembang secara maksimal. Tujuan penelitian ini adalah
Religius ingin mengetahui pembentukan karakter religius di SD Batan 1
Peserta Didik Surakarta. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data
menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil
penelitian yang diperoleh bahwa pembentukan karakter religius
di SD Bratan 1 Surakarta melalui pembiasaan
melaksanakan sholat dhuha, membaca dan menghafal surat-
surat pendek sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai dapat
menumbuhkan sikap religius dan berakhlak mulia dan dapat
membentuk karakter peserta didik.

Corresponding Author:
Nama:
Afiliasi:
E-mail:

pengalaman, karena kehidupan merupakan


Pendahuluan pertumbuhan, pendidikan berarti membantu
pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia. Pada
Pendidikan merupakan komponen yang hakekatnya kegiatan pendidikan adalah proses
tidak dapat terpisahkan atau dipisahkan dari pengalaman, namun pengalaman harus
kehidupan manusia. Melalui pendidikan dapat mengarah kepada peserta didik pada
membentuk manusia secara utuh, baik dari segi pertumbuhan batin, sehinga pertumbuhan batin
jiwa, raga, dan spiritual. Dalam Suriansyah dapat eksis di tengah-tengah lingkungan
(2011) Dewey mengemukakan konsep masyarakat mereka berada. Sedangkan
pendidikan memuat pengertian sebagai proses menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003

Doi:
2

Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, melakukan 3 kegiatan di awal sebelum


bahwa pada intinya pendidikan bukan hanya memulai pembelajaran, di sela-sela
tranfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pembelajaran dan di akhir pembelajaran.
berusaha mengembangkan potensi yang Dengan adanya pembiasaan tersebut dapat
dimilikinya (Sistem Pendidikan Nasional, meningkatkan iman peserta didik yang
2003). dibentuk sejak dasar dan membiasakan agar
membentuk karakter religius yang mendalam.
Pendidikan memiliki peran penting
dalam mengembangkan pendidikan karakter Dengan demikian pendidikan karakter
seseorang. Pengembangan karakter yang sesuai religius merupakan salah satu karakter yang
dengan nilai-nilai kehidupan dikembangkan perlu dikembangkan dalam diri peserta didik
lewat berbagai saluran pendidikan, tidak hanya dalam menumbuhkan perilaku sesuai dengan
melalui proses pembelajaran formal. Menurut ajaran agama Islam yang berlandaskan Al-
Pradana (2016) Pentingnya karakter warga Qur’an dan Hadits. Banyaknya peserta didik
negara melalui pendidikan juga ditegaskan yang bertindak tidak sesuai dengan nilai-nilai
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan agama Islam yang berlaku baik itu di sekolah
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dimana maupun di masyarakat. Maka pendidikan
ditegaskan bahwa pendidikan nasional karakter religius perlu diterapkan dan
berfungsi mengembangkan kemampuan dan direalisasikan di SD Bratan 1 Surakarta. Salah
membentuk watak serta peradaban bangsa yang satu faktor penting dalam menumbuhkan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan karakter religius peserta didik adalah dengan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk pembiasaan. Kegiatan sebelum pembelajaran
berkembangnya potensi peserta didik agar dimulai menjadi cara pembiasaan yang efektif
menjadi manusia yang beriman. dan bertakwa untuk menumbuhkan karakter religius peserta
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak didik. (Laela & Arimbi, 2021) Kegiatan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, pembiasaan dapat dilatih dan dibiasakan setiap
dan menjadi warga negara yang demokratis hari. Pembiasaan yang dilakukan setiap hari
serta bertanggung jawab. serta diulang-ulang senantiasa akan tertanam
dan dapat diingat oleh peserta didik sehingga
Karakter religius merupakan sikap atau mudah untuk melakukannya tanpa harus
perilaku yang dekat dengan hal-hal spiritual, diperingatkan lagi oleh guru atau orang tua.
patuh melaksanakan ajaran agama yang Peserta didik akan terbiasa dan ingat
dianutnya. Melalui refleksi pengalaman hidup, melaksanakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur
seseorang dapat menyadari, memahami, dan berjamaah, dan hafalan surat-surat pendek.
menerima keterbatasan dirinya sehingga
membangun rasa syukur kepada tuhan sang Melihat pentingnya karakter religius
pemberi hidup, homat terhadap sesama, dan yang sewajarnya diciptakan dengan suasana
lingkungan alam (Ivonna, 2013:17). Kegiatan religius melalui tradisi, perilaku, pembiasaan
yang dapat meningkatkan pendidikan terutama yang kontinu dan konsisten, namun dalam
pendidikan religius yaitu dengan membiasakan lembaga pendidikan semua tidak lepas dari
membaca surat-surat pendek sebelum dan suatu pengawasan, pemantauan dan pembinaan
sesudah pembelajaran dimulai, shalat Dhuha yang dilakukan oleh pihak yang terkait
dan shalat Dhuhur berjamaah, dan diakhir disekolah. SD Negeri Bratan 1 Surakarta
pemebelajaran peserta didik melakukan adalah sekolah Negeri namun dalam
kegiatan BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) seperti pelaksanaannya tidak hanya terfokuskan pada
halnya yang dilakukan di SD Muhammadiyah pembelajaran formal
3 Surakarta membiasakan peserta didik
saja tetapi juga pada pendidikan karakter membaca dan menghafal surat-surat pendek
terutama karakter religius. SD N Bratan 1 sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai
Surakarta mengadakan beberapa program untuk membentuk karakter religius peserta
yang berbasis madrasah seperti kegiatan didik di SD Negeri Bratan 1 Surakarta.
pembiasaan melaksanakan sholat dhuha dan
pembiasaan membaca menghafal surat pendek, Metode Pelaksanaan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas Penelitian ini menggunakan metode
karakter religius peserta didik yang berasal dari penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti
latar belakang yang berbeda. mencoba untuk menganalisis pembiasaan
membaca surat-surat pendek sebelum
Berkaitan dengan penelitian ini peneliti pembelajaran dimulai, melaksanakan sholat
lebih memfokuskan pada program pembiasaan dhuha dan menghafalkan surat-surat pendek
melaksanakan sholat dhuha, membaca dan untuk membentuk pendidikan karakter religius
menghafal surat-surat pendek dimana dalam di SD Negeri Bratan 1 Surakarta. Analisis data
program tersebut diharapkan peserta didik Miles & Huberman (Sugiyono, 2012) yang
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari- digunakan peneliti mengemukakan aktivitas
hari. Kemudian dalam program ini guru juga dengan analisis data kualitatif yang dilakukan
berperan untuk meningkatkan karakter religius secara terus menerus hingga tuntas dan data
pada anak yang datang dari berbagai latar yang digunakan dirasa sudah jenuh.
belakang dan berbeda-beda karakter terutama Subjek penelitian ini melibatkan peserta
karakter religiusnya. Pembiasaan diri memiliki didik, kepala sekolah, dan guru di SD Negeri
arti penting dalam proses pendidikan dan Bratan 1 Surakarta. Penelitian dilakukan di SD
kebiasaan menjadi kunci kesuksesan. Adanya Negeri Bratan 1 Surakarta. Jenis penelitian ini
program ini bertujuan untuk membentuk menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik
karakter religius peserta didik dan pengumpulan data yaitu observasi, wawancara
menumbuhkan akhlakul karimah pada peserta dan dokumentasi. Menurut Mills observasi
didik. ialah kegiatan pengamatan (mengambilan data)
untuk memotret jauh efek tindakan yang telah
Berdasarkan uraian di atas dapat mencapai sasaran. Sedangkan Dokumentasi
disimpulkan bahwa pembiasaan merupakan menurut Kusumah dalam (Suryani, 2017)
proses kegiatan yang dilakukan secara diperoleh dari hasil lembar observasi, catatan
berulang-ulang Karena hal tersebut, sebagai lapangan, dan foto-foto selama penelitian.
sebuah awal dan ujung tombak pendidikan, Teknik pengumpulan data observasi
sebuah pembiasaan adalah pilihan yang tepat. digunakan untuk pembuatan catatan lapangan
yang bertujuan untuk membuat individu yang digunakan dalam proses menganalisis
menjadi terbiasa dalam bersikap, berperilaku pembiasaan membaca surat-surat pendek
dan berpikir sesuai dengan tujuan yang telah sebelum pembelajaran dimulai, melaksanakan
ditetapkan. (Erromah, 2021). Tujuan dari sholat dhuha dan menghafalkan surat-surat
proses pembiasaan di sekolah untuk pendek untuk meningkatakan pendidikan
membentuk sikap dan perilaku peserta didik karakter religius. Teknik pengumpulan data
yang relatif menetap karena dilakukan secara wawancara digunakan untuk mencari informasi
berulang-ulang baik di dalam proses apakah kegiatan pembiasaan dilakukan secara
pembelajaran maupun di luar proses rutin atau hanya pada waktu jam pembelajaran
pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, kajian pendidikan agama islam. serta dokumentasi
ini berupaya untuk menganalisis pelaksanaan untuk mengumpulkan bukti-bukti ketika
pembiasaan melaksanakan sholat dhuha,

3
4

melaksanakan kegiatan. Ketiga teknik didik. Pendidikan karakter religius yang


pengumpulan data ini diimplementasikan untuk dikembangkan di SD Negeri Bratan 1
memperoleh data melaksanakan pembiasaan Surakarta menanamkan karakter religius yakni
hafalan surat-surat pendek sebelum nilai ketaqwaan. Karakter ini merupakan salah
pembelajaran dimulai, melaksanakan sholat satu sikap kepatuhan seorang muslim dalam
dhuha dan BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) untuk melaksanakan ajaran Islam. Nilai ketaqwaan di
membentuk karakter religius peserta didik di sekolah ini tercermin dari perilaku siswa yang
SD Negeri Bratan 1 Surakarta. terbiasa membaca dan menghafalkan surat-
surat pendek sebelum pembelajaran dimulai,
Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan shalat sunnah seperti shalat Dhuha, dan BTA.
SD N Bratan 1 Surakarta merupakan Berdasarkan hasil observasi di SD
salah satu sekolah dasar yang terletak di Tegal Negeri Bratan 1 Surakarta yang merupakan
keputren RT 03/ RW 05 Pajang Kecamatan sekolah dengan waktu 5 hari dalam seminggu.
Laweyan , Kota Surakarta JawaTengah 57146. Kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan
Letak SD Negeri Bratan 1 Surakarta ini berada pembiasaan yang dilakukan yaitu
di tengah-tengah permukiman warga, dengan menyanyikan lagu nasional, berdoa sebelum
kondisi lingkungan yang bersih dan asri.SD belajar dimulai, membaca surat-surat pendek
Negeri Bratan 1 Surakarta adalah sekolah dan juga melaksanakan sholat dhuha di
Adiwiyata yang memiliki jumlah peserta didik pertengahan jam pembelajaran lebih tepatnya
yaitu ada 354 siswa, dan dibagi menjadi 2 sesudah istirahat pertama. Untuk peserta didik
rombongan belajar di setiap kelasnya dari kelas kelas rendah yakni kelas 1 dan 2 hanya BTA
I-VI sehingga totalkeseluruhan ada 12 kelas, 1 dengan membaca Iqra’ kemudian menulis
ruang kepala sekolah, 1 kantor guru, 1 huruf hijaiyah yang terdapat di dalam Iqra’
perpustakaan, 1 UKS, 1 musholla, dan 1 sesuai jilid dan dilakukan setelah istirahat
kantin. Dengan jumlah peserta didik yang tidak kedua. Untuk kelas 3 sampai kelas 6 membaca
sedikit masing-masing memiliki karakter yang surat- surat pendek dan dihafalkan . Setelah
berbeda-beda, ada yang memiliki karakter baik peneliti mengamati pada setiap kelasnya
dan ada yang kurang baik. Perbedaan ini tidak peserta didik kelas atas yakni kelas 5 dan 6
lepas dari lingkungan tempat mereka tinggal rata-rata sudah hafal surat-surat pendek sesuai
yang berasal dari keluarga yang beragam. target yang ada pada buku monitoring hafalan.
Sekolah merupakan tempat Hal tersebut dikarenakan sudah terbiasa
pembentukan karakter yang tidak mudah, dilakukan setiapharinya.
karena terdapat perbedaan karakter dan Berdasarkan hasil wawancara dengan
pemahaman siswa yang beragam. guru pembiasaan membaca dan menghafalkan
Pembentukan karakter dimulai dari surat-surat pendek sebelum pembelajaran
pembelajaran di dalam kelas dengan dimulai, shalat sunnah seperti shalat Dhuha,
memberikan materi yang mengacu pada dan BTA untuk meningkatkan keimanan dan
kurikulum, silabus, dan RPP kemudian ketaqwaan peserta didik. Berdasarkan hasil
diterapkan melalui kegiatan pembiasaan. wawancara dengan salah satu peserta didik
Sekolah ini mengupayakan maksimal dalam bahwa pembiasaan tersebut dilakukan sejak
pembentukan karakter dengan berbagai kelas 1 dan setiap hari dilakukan sehingga
pertimbangan diantaranya kepercayaan dan peserta didik hafal dan terbiasa. Pembiasaan
harapan orang tua terhadap sekolah sangat yang dilakukan di SD Negeri Bratan 1
tinggi untuk memperbaiki perilaku peserta Surakarta tersebut dapat
meningkatkan pendidikan karakter religius surat-surat pendek sebelum pembelajaran
peserta didik yang dibimbing dan diawasi oleh dimulai.
guru kelas masing-masing. Kegiatan yang Kegiatan pembiasaan selanjutnya yaitu
dilakukan juga sangat positif sehingga sebelum melaksanakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur
pembelajaran dimulai peserta didik ada berjamaah. Tujuan diadakan kegiatan ini untuk
semangat untuk memulai belajar di kelas. membiasakan peserta didik dalam melakukan
Cara pembiasaan menumbuhkan shalat setiap harinya. Shalat merupakan tiang
karakter religius peserta didik dalam agama yang harus dijaga dan dilakukan secara
pembelajaran di kelas adalah dengan berdoa. wajib, walaupun di sekolah hanya
Sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik membiasakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur
bersama-sama membaca doa dengan secara berjamaah dengan harapan khusus
didampingi oleh guru kelas maupun guru mata mereka terbiasa dalam melaksanakan shalat
pelajaran lainnya yang mengajar di jam wajib lainnya, tujuan yang lain sebagai supaya
pertama di masing-masing kelas. Kegiatan mendekatkan diri dan mengingat kepada Allah
berdoa juga dilakukan pada akhir jam pelajaran SWT sebagai pengaplikasian rasa syukur
selesai. Dengan membaca doa setiap hari, maka terhadap nikmat yang telah diberikan kepada
peserta didik akan terbiasa untuk membacanya mereka. Pelaksanaan shalat Dhuha berjamaah
ketika akan melakukan suatu pekerjaan dilaksanakan setelah istirahat pertama dan
maupun setelah selesai melakukan pekerjaan. sebelum kegiatan belajar mengajar
Upaya pembiasaan membaca doa yang berlangsung. Pembiasaan ini dilaksanakan dan
berlangsung sebelum dan sesudah dipantau sendiri oleh guru keagamaan dan wali
pembelajaran merupakan upaya yang berulang- kelas masing-masing yang langsung terjun ke
ulang dilakukan. Hal-hal yang berulang akan masjid untuk melihat dan mendampingi siswa
membekas di masing-masing peserta didik, yang melaksanakan shalat Dhuha. Shalat
sehingga bisa membentuk karakter religius. Dhuhur dan shalat Dhuha berjamaah memiliki
Setelah membaca doa yakni peserta implikasi pada aspek spritualitas dan mentalitas
didik melanjutkan dengan melantunkan surat- bagi siswa yang sedang belajar.
surat pendek yang ada pada Al-Quran maupun Metode pembiasaan sendiri peserta
Iqra’. Kegiatan juz ‘amma, pembiasaan ini didik akan mulai terbiasa melaksanakannya
merupakan salah satu kegiatan rutin yang walaupun di awal mereka merasa keberatan,
dilaksanakan setiap hari sebelum dan sesudah akan tetapi mereka merasakan nikmatnya
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan melaksanakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur
dilaksanakan di kelas masing-masing dengan berjamaah. Tujuan diadakan shalat Dhuha dan
didamping wali kelas. Kegiatan ini bertujuan shalat Dhuhur berjamaah yaitu agar
anak-anak terbiasa melafadzkan surat-surat di membiasakan anak-anak dalam melaksanakan
juz 30 dengan harapan dapat menggunakan shalat tepat waktu baik itu shalat fardlu maupun
dalam kegiatan sehari-hari seperti dalam shalat shalat sunnah. Seluruh kegiatan pembiasaan
fardlu menggunakan surat pendek setelah Al- yang dilakukan di SD Negeri Bratan 1
Fatihah. Dalam implementasinya bukan hanya Surakarta merupakan implementasi dari
dibaca saja akan tetapi pembiasaan ini mampu metode yang digunakan untuk membentuk
melatih rasa cinta peserta didik terhadap Al- karakter religius peserta didik dengan
Quran. Sehingga setiap tingkah laku peserta melakukan pembiasaan-pembiasaan kepada
didik dalam kehidupan sehari-hari dapat peserta didik yang tujuannya agar terbiasa
tercerminkan akhlakul karimah. Pembiasaan melakukan perilaku terpuji, disiplin, giat
setelah melantunkan surat-surat pendek yakni belajar, kerja keras, ikhlas, jujur dan
bersama-sama membaca dan menghafalkan

5
6

bertanggung jawab terhadap segala tugas yang diSD Negeri Bratan 1 Surakarta terhadap
dilakukan. tujuan bersama. Dengan demikian,
Dalam pembiasaan yang diprogramkan pembentukan karakter religius sekolah
sekolah tentunya terdapat faktor pendukung adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran agama
dan penghambat dari suksesnya pembentukan sebagai tradisi atau kebiasaan dalam
karakter peserta didik. Adapun faktor berperilaku oleh seluruh warga sekolah.
dukungan menurut (Laela & Arimbi, 2021): Dengan menjadikan agama sebagai tradisi
1. Adanya dukungan dari orang tua peserta dalam sekolah maka secara sadar warga
didik sekolah mengikuti tradisi yang telah
Pembentukan karakter religius peserta tertanam. Pembentukan karakter peserta
didik tidak hanya menjadi tanggung jawab didik akan didukung dengan komitmen dari
pihak sekolah saja. Melainkan peran orang berbagai pihak. Maka hal ini akan sangat
tua menjadi faktor utama dalam mendukung berperan dalam kemajuan akhlak karimah
terciptanya pembentukan karakter dari dari semua peserta didikSD Negeri Bratan
setiap peserta didik. Pembentukan karakter 1 Surakarta.
membutuhkan proses yang terus 3. Fasilitas yang memadai
berlangsung. Sehingga tidak hanya proses Fasilitas disekolah sudah mencukupi
pendidikan, namun setelah sampai di rumah, untuk kegiatan rutin yang dilakukan peserta
peserta didik akan dibina langsung oleh didik dalam meningkatkan pemahaman
orang tua masing-masing dalam membentuk peserta didik tentang agama dan untuk
karakter. meningkatkan karakter religius. Fasilitas
Faktor terpenting dalam lingkungan tersebut salah satunya dengan keberadaan
keluarga dalam pembentukan karakter mushola di sekolah. Mushola sudah
religius anak diantaranya: perhatian orang digunakan sebaik mungkin yaitu digunakan
tua akan kebutuhan kejiwaan anak yang untuk sholat dhuha, sholat dhuhur
pokok, seperti: rasa kasih sayang, rasa aman, berjamaah dan digunakan untuk praktik
harga diri, rasa bebas, rasa penghargaan, dan tentang beribadah apapun terkait dengan
rasa sukses. Selain perhatian, orang tua juga materi pendidikan agama Islam, tempat
memberikan teladan yang baik bagi anak- wudhu yang memadai, terdapat Jus Amma
anaknya, ketenangan dan kebahagiaan di setiap kelas, adanya lembar khusus untuk
merupakan faktor positif yang terpenting setor hafalan surat-surat pendek.
dalam pembentukan karakter religius pada Adapun hambatan-hambatan dalam
anak. mengimplementasikan pembiasaan membaca
2. Komitmen bersama warga sekolah dan menghafal surat-surat pendek untuk
Pembentukan karakter menjadi tugas membentuk karakter reigius peserta didik
bersama bagi kita semua selaku pendidik. anatara lain:
Pada dasarnya pendidikan bermula dari 1. Latar belakang peserta didik yang berbeda-
rumah, sehingga pendidikan tidak hanya beda.
menjadi tugas seorang guru. Sebuah 2. Kurangnya kesadaran peserta didik.
perubahan membutuhkan kerjasama, baik 3. Lingkungan dan pergaulan peserta didik.
guru, kepala sekola, maupun warga sekolah 4. Adanya kegiatan lain yang menimbulkan
lainnya. Akan sangat sulit melakukan tidak membaca surat-surat pendek.
perubahan tanpa adanya komitmen bersama 5. Tidak adanya guru pendamping di kelas
seluruh warga sekolah. Adanya komitmen ketika akan dimulai kegiatan.
bersama diawali dengan adanya pengertian, 6. Buku atau lembar bacaan surat-surat pendek
pengetahuan dan keyakinan warga sekolah yang tidak dibawa oleh peserta didik.
Standarisasi Pendidikan Sekolah Dasar
Simpulan Menuju Era Human Society 5.0 (pp.
Pendidikan memiliki peran penting 432–439). https://www.e-
dalam mengembangkan pendidikan karakter journal.umc.ac.id/index.php/pro/article
seseorang. Pengembangan karakter yang sesuai /view/2272
dengan nilai-nilai kehidupan dikembangkan Mutakin, T. Z. (2014). Penerapan teori
lewat berbagai saluran pendidikan. Pendidikan pembiasaan dalam pembentukan
karakter religius merupakan salah satu karakter karakter religi siswa di tingkat sekolah
yang perlu dikembangkan dalam diri peserta dasar. Edutech, 13(3), 361-373.
didik dalam menumbuhkan perilaku sesuai https://ejournal.upi.edu/index.php/edut
dengan ajaran agama Islam yang berlandaskan ech/article/view/3089
Al-Qur’an dan Hadits. Melalui pembiasaan Narulita, S., Aulia, R. N., Wajdi, F., &
membaca surat-surat pendek sebelum Khumaeroh, U. (2017, October).
pembelajaran dimulai, sholat dhuha, dan Pembentukan Karakter Religius
menghafal surat-surat pendek di SD Negeri Melalui Wisata Religi. In Prosiding
Bratan 1 Surakarta dapat meningkatkan Seminar Nasional Tahunan FIS
pendidikan karakter religius peserta didik yang UNM (pp. 159-162).
di bimbing dan di pantau oleh guru. Tujuan Nurbaiti, R., Alwy, S., & Taulabi, I. (2020).
dari sekolah menumbuhkan karakter peserta Pembentukan Karakter Religius Siswa
didik melalui pembiasaan adalah mencetak Melalui Pembiasaan Aktivitas
lulusan yang berakhlak mulia, beradab dan Keagamaan. EL Bidayah: Journal of
memiliki etika yang terpuji sebagai bekal Islamic Elementary Education, 2(1),
kehidupan di lingkungan keluarga, sekolah dan 55-66. https://ejournal.iai-
masyarakat. Dengan begitu pihak sekolah tribakti.ac.id/index.php/pgmi/article/vi
berupaya membentuk karakter peserta didik ew/995
melalui kegiatan- kegiatan yang dilakukan Pradana, Y. (2016). Pengambangan karakter
secara rutin di sekolah. siswa melalui budaya sekolah (Studi
Deskriptif di SD Amaliah Ciawi Bogor)
Daftar Pustaka (Diterima. Untirta Civic Education
Erromah, F. W. dan K. W. (2021). Upaya Journal, 1(1), 14–16.
melestarikan budaya religius melalui Sistem Pendidikan Nasional, 20 (2003)
pembiasaam berdoa dan membaca http://digilib.itbwigalumajang.ac.id/ind
asmaul-husna bersama sebelum ex.php?p=show_detail&id=1088
pembelajaran di MTs Matsaratul Huda Sugiono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan.
panempan pamekasan.. Re-JIEM, 4(2), Bandung: Alfabeta
164–175. Suriansyah, A. (2011). Landasan pendidikan.
https://doi.org/https://doi.org/10.19105 Comdes-Kalimantan. http://idr.uin-
/re-jiem.v4i1.5475 antasari.ac.id/6633/1/Buku Landasan
Ivonna, Indah, dkk. 2003. Pendidikan Budi Pendidikan.f
Pekerti. Yogyakarta: Kanisius Suryani, L. (2017). Upaya meningkatkan sopan
Laela, K., & Arimbi, P. A. (2021). santun berbicara dengan teman sebaya
Pembentukan Karakter Religius Siswa melalui bimbingan belajar. E-Jurnal
melalui Pembiasaan Shalawat dan Mitra Pendidikan, 1(1), 112–124.
Asmaul Husna di SDN 2 Setu Kulon. In http://e-
jurnalmitrapendidikan.com/index.php/
e-jmp/article/view/28

Anda mungkin juga menyukai