Anda di halaman 1dari 11

Makalah pertama

A. Pengertian ilmu dalalah


Ilmu dalalah atau ilmu dilalah adalah merupakan padanan kata dari kata semantic bahasa
francis yang dikemukakan oleh Breal diakhir abad ke 19 1883 M, semantic ini berasal dari
bahasa yunani dari kata semantike yang bentuk muannasnya semantikes yang berarti
menunjukkan atau1. Ilmu dalalah secara terminologi adalah kajian tentang makna atau ilmu yang
membahas tentang makna atau cabang lingiustik yang mengkaji teori makna ata cabang
linguistik yang mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-
lambang bunyi sehingga mempunyai makna.2
Kajian dilalah hanya berkisar tentang lafaz dan maknanya saja, untuk memahami makna
atau makna dari sebuah ungkapan yang disampaikan oleh pembicara terkadang satu ungkapan
akan melahirkan makna yang berbeda diklangan para pendengar. Sebuah ungkapan hanya bisa
dipahami secara sempurna dengan kajian kondisi dan kemungkinan yang berkaitan dengan
ungkapan kondisi pembicara mesti dipahami lebih dahulu sebelum memahami ungkapan yang
disampaikan. Sebuah yang diucapakan akan memberikan pemahaman yang benar jika telah
terjalin kesepakatan antara pembicara dan pendengar pada kondisi-kondisi yang berada diluar
teks sehingga seorang pendengar dapat merespon dengan baik setiap ungkapan yang
disampaikan oleh pembicara.3
B. Objek kajian dalalah
Sebagai displin ilmu yang mengkaji masalah makna, maka yang mengkaji objek kajian
ilmu adalah:
1. Aspek makna kata
2. Aspek bentuk kata
3. Aspek struktur kata
4. Aspek ungkapan yang terkait dengan budaya penutur yang terkadang tidak dapat
diterjemahkan secar harfiah kedalam bahasa lain.4
C. Hubungan dalalah dengan ilmu lainya
Hubungan ilmu dalalah dengan ilmu yang lainya dapat dilihat dari berbagai hal sebagi
berikut:
a. Ilmu dalalah dengan ilmu lingiustik merupkan bagian dari linguistic
b. Ilmu dalalah dengan ilmu fonologi yang membahas tentang perbedaan bentuk yang
menimbulkan makna yang berbeda
c. Ilmu dalalah dengan ilmu morfoloogi memebahas setiap kata yang berbeda dan memiliki
makna yang berbeda pula
d. Ilmu dalalh dengan llmu sintakis yang membahas susuna kalimat yang berbeda dam
memiliki makna yang berbeda

1
Fayaz al-Dayah, ilmu dalalah baina al-nazhoriyah wa tathbiq, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1996), 6.
2
Akhmad Mukhatar,ilmu ad-dalalah, (Kairo: Alam al-Kutub, 1993), h, 11.
3
Ibrohim Anis, Dalalah al-Faz, (Mesir, Maktabah Anjalu Mahdiyah, 1991) h, 44.
4
Fayaz al-Dayah, Op. Cit, h, 20.
e. Ilmu dalalah dengan ilmu filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat sesuat
dengan menggunakan akal yang sempurna
f. Ilmu dalalah dengan ilmu fisikologis membahas tentang makna kebermaknaan jiwa yang
ditampilkan melalui gejala jiwa.

Makalah kedua:
A. Bagaimana pandangan pakar tetang ilmu dalala
Aristotelas adalah pemikir yang menggunakan istilah semantik atau makna menurutnya
kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna, juga beliau membicarakan tentang
perbedaan antara bunyi dan makna. Maka makna harus sesui dengan ide yang ada dalam fikiran
Para pilosof yunani telah menyingkap hasil pembahasan diskusi mereka tentang topik
yang masuk dalam kajian ilmi dalalah. Arseto telah membedakan 3 macam hal berikut:
a. segala sesuatu yang ada diluar
b. makna-makna
c. ashwat atau simbol-simbol atau kata-kata
Di India para ahli bahsa telah membahas kajian tentang pemahaman karakteristik kosa
kata dan kalimat, bahkan mereka telah membahas kajian semantik diantara hal yang meraka
bahas adalah:
a. asyatul al-lughoh (kemunculan bahasa )
b. hubungan antara lafaz dan makna
c. macam-macam dalalah dalam setaiap kata
Pada akhir abad ke 19 istilah semantik muncul dari barat yang dikembangkan oleh ilmuan
prancis yaitu Michel Breal, kajian menjadi lebih terarah setelah munculnya Ferdinan de Sausure.

Istilah al-Furuq al-Lughowiyah ini muncul sebagai redaksi terhadap perselisihan


pendapat tentang adanya taroduf dalam bahasa Arab, taroduf adalah sebuah istilah sebuah
ungkapan yang dinakan untuk mengungkapkan satu benda yang memiliki banyak makna, taroduf
secara bahasa adalah kata yang berbeda lafaz namun memiliki makna yang sama atau pemakaian
yang bermacam-macam kata untuk suatu pengertian.5
Makalah ketiga : Al-furuq al-lughowiyah
Al-furuq al-lughowiyah perbedaan yang terdapat pada kata suatu bahasa serta peerbedaan
pemakaianya yang kelihatanya serupa ata berdekatan dari segi makna sehinggga
mennghantarkan kepada keputusan bahwa sebagian kata merupakan penjelasan atau
pengkhususan bagi kara yang lain.

5
Ibid, h, 59.
Keberadaan taraoduf dalam bahasa arab menyebabkan para pakar linguistik menjadi dua
kelompok yaitu:
a. menyetujui dan mengaku bahwa taroduf bukti kekayaan bahsa arab
b. mmengingkari keberadaan taroduf sehingga melahirkan kajian baru yang dinamai dengan
al-furuq al-lughowiyah
hal-hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan makna pada lafaz adalah
a. perbedaan pada tarkib atau susunan yang dimiliki lafaz yang berdekatan makna
b. perbedaan pada sighat dari saru lafaz yang sama
c. perbedaan dalalah yang dimiliki oleh lafaz masing-masing
d. perbedaa pada idiom kata.6

Makalah ke Empatm : perkembangan ilmu dalalah

Makalah keLima: macam-macam dalalah


A. Ada berapa macamkah ilmu dalalah
Ibrohim Anis membagi ilmu dalalah menjadi empat macam yaitu
1. Dalalah shoutiyah adalah dalalah yang bersumber dari bunyi, sehingga pemahaman
atau makna dihasilkan dari pengaruh suatu bunyi terhadap bunyi yang lain atau
sekumpulan bunyi terhadap bunyi-bunyi yang lain dalam suatu ucapan. Kama hal ini
disebut dengan an-nagham al-kalamiyah
2. Dalalah sharfiyah perubahan kata dari satu bentuk kedalam bentuk yang lainyang
dinamakan dengan sighat, sebagai contoh bahwa kata ‫ كذاب‬yang merupakan badak
dari kata ‫ كاذب‬karena ulama sepakat bahwa kata ‫ كذاب‬shigatnya memberi faidah
mubalagoh yang menunjukkan indikasi lebih, atau sangat, dilihat dari perbedaan itu
tentu maknanya akan berbeda bila seorang menggunkan kata ‫ كاذب‬dan ‫ كذاب‬sehingga
lawan bicarapun memahami makna yang berbeda.
3. Dalalah nahwiyah dalil-dalil nahwu yang mengiring kita untuk memahami suatu
ungkapan, karena berbedanya I’rob suatu kata maka akan mengakibatkan perbedaan
makna.
4. Dalalah mu’jamiyah dalalah ini disebut juga dengan dalalah leksikal yaitu makna kata
yang terdapat pada kamus.
Makalah ke lima : perkembangan dalalah
A. Bagaimana perkembangan ilmu dalalah
Dalam perkembangan ilmu dalalah ada dua hal yang harus di pahami yaitu manhaj
tatowuri (diachronique) dan manhaj iltizam (syinchronique)
Faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan semantic:
Setiap bahasa memiliki sifat yang dinamis, sifat ini merupakan salah satu ciri yang
sekaligus menjadi hakiakt bahasa. Dinamis dalam konteks bahasa adalah bahwa setiap

6
Fayaz Dayayh, Op.Cit, h, 59.
bahsa itu tidak terlepas dari perubahan yang sewaktu waktu bisa terjadi. Bahasa akan
mengalami perkembangan secara terus menerus sesuai dengan perkembangan pemikiran
dan kebutuhan manusia sebagai pemakai bahasa. Seorang tokoh linguistic prancis
menyebutkan ada tiga factor perkembangan semantic yaitu bahasa, sejarah, social.
Sedangkan menurut Ibrohim Anis ada dua factor yaitu factor pemakaian bahasa dan
kebutuhan bahasa. Diantara factor- factor yang lainya adalah:
a. Factor bahasa
Bahasa sebagi alat tutur dan komunikasi manusia yang harus berdinamika, juga ikut
bergerak dan berubah dan seiring dengan pergerakn manusia, karenanya bahasa tidak
bisa tetap dan harus berubah, perubahan ini meliputi aspek fonologi, morfologi, dan
sintakis. Contoh dari aspek fonologi dari kata ‫ نصر‬yaitu menolong akan mengalami
perubahan jika fonem ‫ ن‬yang diawal kata diubah menjadi ‫ ب‬yaitu ‫ بصر‬yaitu melihat.
Dari aspek morfologi misalnya kata ‫ ذكر‬yaitu mengingat, maka ini akan mengalami
perubahan apabila dibentuk menjadi ‫ ذاكر‬yaitu saling mengingatkan.
b. Factor sejarah
c. Factor social budaya
d. Factor kemajuan IPTEK
e. Factor kebutuhan kata baru
f. Factor penuturan bahasa
g. Faktor bahasa asing

A. Nadzoriayah
Aujdan dan risytardasy adalah orang yang pertama mengembangkan teori isyarat dalam
buku mereka yang terkenal dengan meaning of meaning yang telah menjelaska dengan segitiga
berikut7
Pikiran refrensi yang ditunjuk

Symbol, kata, nama sesuatu yang bersifat eksternal


yang di isyaratkan padanya
Gambar ini membedakan tiga unsur yang berbeda yang jauh terdapat pada satu makna,
dan menjelaskan bahwa tidak ada hubungan langsung antara kata seperti symbol dengan sesuat
yang diluar yang di ungkapakan oleh kata tersebut. Menurut mereka satu kata terdiri dari dua
bagian, bagain yang pertama sighat atau bentuk yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
simbol dan bagian yang kedua yaitu unsur yang berhubungan pikiran atau rujukan8.

7
Akhmad Mukhatar,ilmu ad-dalalah, (Kairo: Alam al-Kutub, 1993), h, 54.
8
Akhmad Mukhatar,ilmu ad-dalalah, (Kairo: Alam al-Kutub, 1993), h, 55.
Jadi teori isyarat berarti makna suatu kata adalah isyarat kata tersebut kepada sesuata
yang bukan pada dirinya, maka dalam hala ini terdapat dau pendapat:
1. Pendapat yang mengatakan bahwa makna sautu kata adalah apa yang di isyaratkan oleh kata
itu.
2. Pendapat yang mengatakan bahwa suaat kata adalah hubungan antara ungkapan yang di
isyaratkan oleh kata tersebut.
Kajian tentang makna tentang pendapat yang pertama adalah cukup dengan mnegkaji dua
sisi dari segitiga tersebut yaitu sisi simbol dan apa yang di isyaratkan. Sedangkan kajian
tentang makna menurut pendapat yang kedua adalah mengharuskan mengkaji ketiga sisi
segitiga tersebutkarena untuk sampai kepada sesuatu yang di isyaratkan itu melalui
pikiran atau gambaran yang ada pada kotak.
Teori syarat ini telah di tantang dengan pernyataan sebagai beriakut”
1. Teori syarat hanya mengkaji tentang fenomena bahasa seoputar di dunia asing,,
2. Teori isyarat berlandaskan atas dasar kajian yna terdapat diluar. Agar kita dapat memberikan
pengertian yang mendalam tentang suatu makna berdasarkan teori ini, maka harus ada ilmu
yang mendalam tentang segala yang ada di dunia namun kemampuan manusia sangat sedikit
sekali.
B.Teori Behavioral ( Sulukiysah )
Teori Behavioralini biasanya disebut juga dengan tingkah laku. Samantic mempelajari
kebermaknaan kata dan satuannya atau kelompok kata yang bersifat verbal. Seorang psikologi
menjelaskan semantic dengan berbagai cara. Psikologi mempelajari gejala kejiwaan manusia
baik melalui kegiatan verbal maupun no verbal, sedangkan seorang lingist akan memutuskan
perhatian pada peristiwa kebahasaan (seperti yang didenga dilihat dan dibaca dalam kehidupan
sehari-hari).
Empat ciri behaviorismes adalah sebagai berikut;9
1. menolak konsep mentalisme yang mengkaji mind dan concept tanpa berdasar pada data yang
shahih
2. mempercayai bahwa binatang dan manusia memiliki ciri perilaku dasar yang sama sehinngga
tokoh behaviorisme dlam kajian semantic, misalnya Osgood, seperti telah disinggung pada
awal kajian ini juga membandingkan bahasa binatang dan bahasa manusia
3. perilaku dalam berbahasa pada dasarnya bertolak dari dan bentuk oleh factor social
4. memiliki konsep mekanisme dalam kehidupan manusia seprti ditandai oleh adanya stimulus
(S) dan repon (R) Blomfield, misalnya mengungkapkan bahwa makna berada dalam stuasi
dimana penutur memberikan respon untuk menengkapnya. Contoh bagan dibawah ini akn
memperjelas konsep makna dalam kajian blomfield
S r…..s R

9
Akhmad Mukhatar,ilmu ad-dalalah, (Kairo: Alam al-Kutub, 1993), h, 60.
Singkatan S berarti stimulus berupa ujaran makna ada dalam r….s sedangkakn R adalah
tanggapan yang di berikan pendengar sesuai dengan stimulus yang diterima. pertanyaan yang
segera hadir antara lain apakah makna harus ditentukan oleh adanya S dan R, apakah makna r..s
itu bisa di observasi secar shohih, apakah s harus sejajar dengan S?
Siyaq lughoiw
Dalam teori kontekstual makna berarti penggunaanya dalam bahasa atau langkah langkah
atau cara yng digunakan atau peran yang dimainkan, makna tidak akan terlihat atau terungkap
kecuali melalui penggunaan dalam unit bahasa yaotu dengan menggunakanya dalam berbagai
konteks .
Hal hal yang termasuk dalam siyaq ghoiru lughowi adalah
a. konteks linguistic, sebagai contoh kata ‫ يد‬yang disebutkan oleh Ahmad Mukhtar
mengacu pada berbagai makna sesuai dengan konteks bahasa yang menyertainya,
yaitu:
‫هم يد على من سواهم‬
‫يد الفأس‬
‫يد الدهر‬
‫يد الريح‬
‫سقط في يده‬
b. konteks emotif suatu konteks yang berkaitan dengan tingakatan kekuatan dan
kelemahan dalam berinteraksi yang secara fungsional bisa jadi sebagai penegas,
contoh
‫كتب عليكم القتال وهو كره لكم وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيأ هوه شر لكم‬
) 216 ‫( البقرة‬
‫ويكره النوم بعد دخول وقت الصالة‬
c. konteks situasi, yang dimaksud dalam hal ini adalah kata yang sama memiliki arti
yang berbeda karena situasi yang berbeda, contoh
‫يرحمك هللا‬
‫هللا يرحمك‬
d. konteks budaya, buadaya, batasan nilai-nilai dalam lingkungan budaya masyarakat
akan mempengaruhi penggunaan kata.
Hal-hal yang termasuk dalam aspek siyaq lughowi adalah:
a. konteks suara
b. makna dalam kamus
c. makna dari segi ilmu nahwu
d. makna dari segi ilmu shorof
e. makna tersembuinyi
f. makna dalam gaya bahasa
g. makna dalam pengucapan bahasa
Makalah Tentang Makna

Makna adalah
Jenis jenis makna menurut Ahmad Mukhtar sebagai berikut:
a. makna dasar ( ‫( المعنلى األساسي‬
makna ini sering juga disebut makna awal atau makna utama, makna gambaran
atau makan pemahaman. Makna ini merupakan pokok dari suatu bahasa,
contohnya kata wanita memiliki makna konseptual manusia bukan laki-laki baligh
dewasa
b. makna tambahan ) ‫(المعنلى اإلضافي‬
makna yang diluar makna dasarnya, makna ini dapat dikatakan sebagai makn
tambahan dari makna dasar namun makna ini tidak tetap dan perubahanya
menyesuaikan waktu dan kebudayaan pengguna bahasa
c. makna gaya bahasa ) ‫(المعنلى األسلوبي‬
yaitu makna yang lahir karena penggunaan bahasa tersebut, hal dapat dilihat
dalam penggunaan dalam bahasa sastra, bahasa resmi, bahasa pergaulan.
Perbedaan penggunaan bahasa menimbulkan gaya bahasa yang berbeda , dalam
bahasa sastra sendiri memiliki perbedaan gaya bahasa seperti gaya bahasa puisi,
natsar, syair, khutbah. Contoh kata ‫ الوالد‬dan ‫ الولدي‬digunakan sebagai bahasa sopan
dan hormat
d. Makna nafsi ) ‫(المعنلى النفسي‬
Makna yang lahir dari suatu lafaz atau kata sebagai makna tunggal,
e. Makna Ihaa’I ) ‫(المعنلى اإليحائي‬
Yaitu jenis maknayang berkaitan dengan unsur lafadz atau kata tertentu
dipandang dari penggunaanya. Dalam hal ini ada tigal hal penting yaitu:
1. Pengaruh suara, contohny suara hewan yang menunjukkan perhatian pada
hewan tersebut, contoh lain inotasi dengan inotasi yang berbeda akan
menimbulkan makna yang berbeda.
2. Pengaruh perubahan kata berupa akronim atau singkatan, contohnya kata
dalam bahasa arab ‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬disingkat dengan ‫بسملة‬
3. Pengaruh makn kiasan yang digunakan dalam ungkapan atau pribahasa contoh
dalam bahasa arab ‫ من جدّ وجد‬makanya barang siapa yang bersungguh-sungguh
ia akan berhasil.10
Makalah zhowahir lughowiah ( penomena bahasa )
Pengertian zhowahir lughowiah secara etimologi fenomena berasal dari bahasa yunani
phainomenon yang berarti apa yang terlihat dalam bahasa Arab yaitu ‫ ظواهر‬jamak dari ‫ظاهرة‬
sesuatu yang tampak secara nyata. Interaksi dialeg bahasa menurut ahli bahasa Arab telah
menjadi aktivitas yang ampuh untuk memantau beberapa fenomena, fenomena tersebut adalah
verbal umum ‫ المشترك اللفظي‬sinonim ‫ الترادف‬antonym ‫ االضداد‬singkatan ‫ النحت‬dan isytiqaq ‫االشتقاق‬.

10
Ahmad mukhtar, Op. Cit. h, 40.
Jenis-jenis zhowahir lughowiah adalah
a. sinonim ‫الترادف‬
b. singkatan ‫النحت‬
c. isytiqaq ‫االشتقاق‬.
d. verbal umum ‫المشترك اللفظي‬
e. antonym ‫االضداد‬
Problematika lafal dan makna

Masalah yang berkaitan dengan lafaz dan makna terdapat beberapa pembahasan kritik
bahasa Arab klasik yang disajikan ke beberapa aspek, maka sangat perlu penjelasan masalah
lafaz dan makna disebabkan oleh dua hal yaitu bahwa pembelajaran ilmu dalalah menuntut
adanya diskusi tentang lafaz dan makna yang keduanya sebagai gambaran untuk suatu kalimat
yang bisa membedakan antara satu kata dengan kata yang lain.11
Persoalan lafal dan makna telah menjadi perdebatan panjang dan menarik perhatian lebih
dari dua setengah abad, yakni masa kejayaan peradaban Islam, melibatkan para ahli kalam,
balaghah, ushul fiqh terlebih lagi ahli bahasa. Di antaranya adalah al-Jahiz (w. 255 H), Abu Ali
al-Jubba’I w.303 H), al-Jurjani w.471 H) dan masih banyak yang lain. Persoalan yang muncul
dalam hal itu, antara lain terkait dengan masalah makna kosa kata, apakah musytarak, haqiqah,
majaz dan sebagainya, juga makna dari sebuah struktur kalimat atau ungkapan. Penafsiran
sumber hukum memerlukan kemampuan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Yang
menjadi masalah adalah bahwa teks atau lafal yang sama terkadang, bahkan seringkali, dapat
dipahami lebih dari satu pemahaman atau lebih dari satu makna. Dalam hal hubungan antara
lafal dan makna ada dua macam metode yang ditempuh oleh para mujtahid dalam menggali
makna dari sumber hukum.
Perbedaan pendapat sekitar makna teks rupanya memang tidak dapat dihindari, karena teks
itu sendiri terkadang dapat dipahami lebih dari satu makna. Ada banyak faktor yang
menyebabkan demikian, antara lain, karena faktor-faktor watak bahasa itu sendiri yang multi
tafsir,atau penafsir teks dan sosiokultural yang melingkupi penafsir. Oleh sebab itu, maka dalam
pencarian makna teks tidak cukup hanya mengandalkan lafal atau teksnya saja, melainkan harus
dilakukan secara konprehensif, melibatkan berbagai unsur terkait dengan berbagai konteks yang

11
Faiz Dayah, Ilmu Dalalah Arabi, ( Daru al-Fikr : Damaskus, 1996 ), hal, 30.
melingkupinya, karena makna itu ada dalam hubungan antara satu komponen dengan komponen-
komponen yang lain dalam konteks tertentu.

Persoalan lafal dan makna dalam kritik yang sesuai dengan konteksnya

Kritikan merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk membahas teks syair baik itu
dari seni bahasa itu sendiri yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, pengkritik bahasa
terdahulu mengabarkan kepada kita tentang lafaz sebuah syair beserta ungkapanya dalam teks
tertentu, dan mereka menjelaskan maknanya.
Mu’jam Dan Setematika Penulisanya.
A. Pengertian mu’jam dan perkembanganya

Secara bahasa, kata mu’jam berasal dari kata al-ujm ( ‫ )العُجم‬dan al-‘ajm ( ‫ )العَجم‬lawan
dari kata al-’arb ( ‫ )العَرب‬dan al-‘urb ( ‫)العُرب‬. Kata al-‘ajm ( ‫ )العَجم‬berarti orang yang ucapannya
tidak fasih dan pembicaraannya tidak jelas
Secara terminologi kamus menurut Ahmad Abdul Ghafur at-Thar adalah buku yang
memuat sejumlah besar kosakata bahasa yang disertai penjelasannya dan interpretasi atau
penafsiran makna dari kosakata tersebut yang semua isinya disusun dengan sistematika tertentu,
baik berdasarkan urutan huruf hijaiyah (lafal) atau tema (makna)., mu’jam ini dapat diartikan
atau digunakan untuk sebutan kamus yang dinamai oleh Fairuz Abadi dengan Kamus Muhit yaitu
kamus yang sempurna, dan ketika kamus ini banyak digunakan maka penggunaanya dicukupkan
dengan nama kamus12
B. Topik kajian mu’jam
Ada beberapa topic kajin mu’jam yang disebutkan oleh Ahmad bin Abdillah yaitu:
1. Al-Quran
2. Hadis atau sunnah rosul
3. Syair arab
4. Kalam arab yang fusha
5. Perkataan pakar bahasa arab
C. Sitematika kajian mu’jam Arab
Ada dua model penyusunan mu’jam arab yang disebutkan oleh Ahmad bin Abdillah
dalam kitabnya yaitu:

12
Husein nasshor, al-Mu;jam al-A’robi Nasyatuhu wa Tatowuruhu, ( Kairo, Dar Misr: 1988), h, 11.
1. Sistem Lafal (Kamus Al-fadz) yang memiliki tiga metode yaitu:
a. Penyusuna lafal berdasarkan huruf keluar dari al-halq
b. Penyusunan berdsarkan awal huruf yang sesuai dengan huruf hijaiah, ini adalah sebuah
metode yang banyak digunakan karena mudah untuk mengkajinya dan menhafal hurufnya.
c. Penyusunan kata berdasarkan akhir huruf13
Ahmad Mukhtar menyusun sistematika penyusunan mu’jam ini lebih ringkas dan padat
yang tertera pada table berikut:14

Sitematika penyusunan

Sistem Lafal Sistem Ma’ani

mu'jam bina
mu'jam sistem alfabetis

suara alphabet

awal huruf akhir huruf

contoh dari table diatas adalah sebagai berikut:


No Jenis mu’jam Contoh
1 Kamus makna 1. Al-ghorib al-mushonnif karya Abu ‘Ubaid al-
qosim bin Salam ( 157-223 H)
2. Mutakkhoiyu al-faz karya Ibnu Faris (329- 395
H)
3. Al-mukhossisu karya Ibnu Sayyidah ( 398-458
H)

13
Ahmad bin Abdullah, Op. Cit, h,54.
14
Akhmad Mukhtar Umar, sina’atu al-ma’ajimi al-hadis, (Kairo, ‘Amilu al-kitab, 2009), h, 36-37.
2 Kamus system fonetik 1. Al-‘Ain karay Kholil bin Ahmad ( 100-140 H )
2. Tahdzibul al-lughoh karya Azhary ( 282-380 H )
3. Al-muhkam karya Ibnu Sayyidah ( 398-458 H )
3 Kamus abniah 1. Diwanu al-adab karya al-Farobi ( 350 H )
2. Syamsu al-‘ulum karya Nasywan bin Sa’id al-
hamiri ( 467-538 H )
3. Muqoddimatu al-adab karya Zamakhsyari ( 468-
538 H )
4 Kamus sistem alfabeth 1. Asasu al-balaghoh karya Zamakhsyari (468-538
berdsarkan awal huruf H)
2. Al-misbah al-munir karya Fayumi ( 770 H )
3. Al-mu’jam al-wasit
4. Mu’jam al-‘arobi al-asasi
5 Mu’jam system alfabeth 1. As-shohah karya Jauhari ( 393 H )
berdasarkan akhir kata 2. Lisanu al-‘arab karya Ibnu manjur ( 630-711 H )
3. Al-qomus al-muhit karya Fairuz Abadi (729-817
H)
4. Taju al-‘arus karya Zubaidi ( 1145-1205 H )

Mu’jam Arab Dan Perkembanganya Dengan Perkembangan Semantik


Problematik dalam penerjemahan

Anda mungkin juga menyukai