Anda di halaman 1dari 9

AL-ANKABUT AYAT 2-3:

ESENSIALITAS EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Lita Cahyaningtyas

Universitas Darussalam Gontor

litacahyaningtyas25@student.pai.unida.gontor.co.id

Abstrak

Pendidikan sangat berperan penting dalam membangun sebuah peradaban. Indikator


kemajuan suatu bangsa dilihat dari perkembangan pendidikan dan sistemnya. Sebuah negara
tidak akan maju jika generasi mudanya tidak mendapat haknya dalam kualitas belajar. Maka
dari itu dibutuhkan sebuah evaluasi atau penilaian dalam kegiatan belajar mengajar guna
memperbaiki kelemahan dan meningkatkan hal-hal yang sekiranya sudah baik dalam
pembelajaran. Bahkan Islam juga menganjurkan diadakannya evaluasi. Hal ini banyak tertulis
di al-Qur’an, salah satunya adalah surat al-Ankabut ayat 2-3. Studi kepustakaan digunakan
dalam penelitian ini dengan data yang bersumber pada jurnal, buku, maupun hasil penelitian
yang ditelusuri secara online. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan metode
content analysis.

Kata Kunci: Al-Ankabut, Evaluasi, Pendidikan Islam.

Abstract

Education plays an important role in building a civilization. Indicators of the progress of a


nation are seen from the development of education and its system. A country will not
progress if its younger generation does not get its rights in the quality of learning. Therefore,
an evaluation or assessment is needed in teaching and learning activities in order to correct
weaknesses and improve things that are already good in learning. Even Islam also advocates
holding evaluations. It is widely written in the Qur'an, one of which is sura al-Ankabut verses
2-3. Literature studies were used in this study with data sourced from journals, books, and
research results that were searched online. The collected data is then analyzed by the content
analysis method.

Keywords: Al-Ankabut, Evaluation, Islamic Education.


Pendahuluan

Al-Qur’an adalah pedoman dan tuntunan hidup manusia yang bersifat mutlak dan
berlaku sepanjang zaman, baik sebagai individu maupun sebagai umat. Sebagai pedoman dan
tuntunan hidup, al-Qur’an diturunkan oleh Allah bukan sekedar untuk dibaca secara tekstual
melainkan dipahami dan diamalkan. Langkah pertama dalam memahami ajaran Islam secara
sempurna adalah memahami isi kandungan al-Qur’an dengan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.

Al-Qur’an dan hadits merupakan sumber utama dalam menggali konsep dasar
pendidikan Islam. Al-Qur’an yang merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia tidak
diragukan lagi kebenarannya, semua hal yang ada di alam semesta telah digariskan sejak
lama di dalam al-Qur’an, dan diperjelas oleh Rasulullah saw. melalui hadits yang tetap eksis
sepanjang waktu.

Dalam al-Qur’an, sejumlah konsep tentang pendidikan ditawarkan sebagai sebuah


solusi untuk menyikapi pendidikan sekarang secara arif dan konstruktif. Hampir dua pertiga
ayat-ayat al-Qur’an mengandung motivasi pendidikan bagi manusia. Pendidikan yang
diberikan Allah kepada manusia berlangsung sejak dalam proses penciptaannya dan terus
berlanjut sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan di dunia. Allah juga mengutus para
Rasul dengan kitab-kitabNya untuk menyeru manusia ke jalan yang diridhai-Nya sekaligus
dengan muatan pendidikan agar manusia selamat di kehidupan dunia dan akhirat.

Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik dengan anak didik yang
dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasi pada nilai-nilai dan
pelestarian serta pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha pengembangan
manusia.1 Pendidikan Islam sendiri merupakan jenis pendidikan yang memiliki pengaruh baik
bagi perilaku siswa, karena ajaran dalam pendidikan Islam berlandaskan unsur-unsur nilai
yang terkandung dalam ajaran Islam.2 Dimana salah satu tujuannya untuk mendidik manusia
menjadi muslim yang haqiqi dengan iman yang benar, tunduk dan beribadah kepada Allah,
sehingga mencapai derajat insan kamil dengan akhlak yang terpuji dan mulia dengan
perwujudan sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.

1
Ary Gunawan, Kebijakan-Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. Ke-2, hlm. 1.
2
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 5.
Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan acuan dasar dalam membentuk program-
program yang akan dijalankan.3 Segala program yang dibentuk dalam pendidikan Islam
selalu berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut, sehingga
hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Keberhasilan suatu program dalam
mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. 4 Dengan
dilakukan suatu evaluasi maka dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya, serta dapat
ditentukan langkah berikutnya untuk dapat memajukan dan memperbaiki program-program
sebelumnya.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, penelitian ini dimaksudkan untuk


memahami betapa pentingnya evaluasi dalam suatu program atau dalam pendidikan Islam.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada dasar hukum
evaluasi pendidikan yang mengadaptasi dari surah al-Ankabut ayat 2-3.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan


suatu metode penelitian yang lebih menitikberatkan dan membatasi kegiatannya pada bahan-
bahan perpustakaan tanpa perlu melakukan riset lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data-data yang relevan, membaca, dan mengkaji literatur yang relevan dan
pada akhirnya merumuskan suatu kesimpulan. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan penelusuran secara online dengan memanfaatkan sumber
basis data, antara lain; google cendekia, academia, ta’dib, ensiklopedia, web site resmi
universitas, dll. Referensi-referensi yang ditelaah berupa jurnal, prosiding, buku, laporan, dan
seminar hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

Pembahasan

Makna evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, yang lazim diartikan dengan
makna penafsiran atau penilaian, sedangkan kata kerjanya evaluate diartikan menaksir.
Dalam bahasa Arab evaluation berarti tatsmiim, taqyiim atau taqdir.5 Evaluasi juga dapat
diartikan sebagai upaya untuk menilai sesuatu menggunakan kriteria tertentu.

3
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 15.
4
Al-Rasyidin, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat
Press, 2005), hlm. 64.
5
A. Sudion, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 19.
Evaluasi dalam wacana keislaman terdapat beberapa istilah, antara lain; 1) Al-hisab
yang berarti perkiraan, penafsiran, perhitungan. 2) Al-hukm yang berarti pemutusan. 3) Al-
qadha yang berarti keputusan. 4) Al-nazhr yang berarti penglihatan dan, 5) Al-imtihan yang
berarti pengujian.6 Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan, pemahaman evaluasi
Allah atas manusia bisa diartikan memiliki tujuan untuk mengetahui hakikat dari sesuatu
yang diuji, pada diri manusia berarti mengetahui respon aspek pemikiran, hati maupun sikap
atau tindakan fisik atas ujian yang secara permanen diberikan baik berupa kebaikan maupun
keburukan.

Evaluasi mengandung makna sebagai alat penelitian bagi guru untuk mengetahui
keberhasilan dan pencapaian tujuan setelah berlangsung. Evaluasi menggunakan informasi
hasil pengukuran dan penilaian. Hasil pengukuran berbentuk skor (angka) yang kemudian
skor ini dinilai dan ditafsirkan berdasarkan aturan untuk ditentukan tingkat kemampuan
seseorang. Hasil proses penilaian ini kemudian dilakukan evaluasi untuk menentukan tingkat
keberhasilan seseorang atau suatu program. Dalam dunia pendidikan, menilai sering diartikan
sama dengan melakukan evaluasi. Perbedaan antara kedua kata tersebut terletak pada
pemanfaatan informasi, dimana informasi penilaian merupakan hasil pengukuran, sedangkan
informasi pada evaluasi berupa nilai. 7 Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan
atau taqdir al-tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan.8

Jika dihubungkan dengan pendidikan Islam, maka evaluasi itu berarti suatu kegiatan
untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam pendidikan Islam. Evaluasi atau
taqwim adalah sekumpulan kegiatan-kegiatan pendidikan yang menentukan atas suatu
perkara untuk mengetahui tercapainya tujuan akhir pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
program pelajaran yang beraneka ragam.9 Evaluasi menurut pendidikan Islam ialah cara atau
upaya penilaian tingkah laku peserta didik berdasarkan perhitungan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek-aspek psikologis dan spiritual, karena pendidikan Islam tidak
hanya melahirkan manusia didik yang berilmu saja namun juga yang memiliki sikap religius,
beramal baik dan berbakti kepada Allah serta masyarakat.10

6
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), hlm. 42.
7
Ismanto, Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI), Edukasi: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, vol. 9, no. 2, Agustus 2014.
8
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 88.
9
Ramayulis, op.cit., hlm. 241.
10
Abudin Nata, op.cit., hlm. 170.
Evaluasi pendidikan yang komprehensif atau menyeluruh harus dilakukan terhadap
seluruh komponen dan sistem kerjanya. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses
penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya. 11 Pendidikan
melibatkan peserta didik, guru, metode, tujuan, kurikulum, media, sarana, kepala sekolah,
pemerintah, masyarakat, pengguna lulusan, lingkungan fisik, manusia dan sebagainya. Oleh
karenanya evaluasi pendidikan dilakukan atas komponen-komponen pendidikan tersebut.
Evaluasi yang komprehensif menghasilkan informasi yang lengkap sebagai dasar perbaikan
dalam pendidikan. Sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 57 ayat 1,
evaluasi dalam pendidikan sangatlah penting sebagai pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi guru
dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.

Proses evaluasi dalam pendidikan Islam memiliki banyak fungsi. Fungsi evaluasi
dalam pendidikan Islam merujuk kepada apa yang telah tertera dalam al-Qur’an dan sesuai
dengan yang telah dilaksanakan para nabi dan rasul. Dalam rangka menerapkan prinsip
keadilan, keobjektifan, dan keikhlasan evaluasi pendidikan Islam, maka evaluasi dalam
pendidikan Islam berfungsi sebagai; 1) Upaya untuk membantu seorang pendidik agar
mengetahui apakah tugas belajar mengajar yang dilaksanakan telah mencapai hasil yang
diharapkan. 2) Upaya untuk membantu peserta didik agar dapat mengetahui kekurangan
dalam proses belajar sehingga dapat menjadi acuan dalam mengembangkan dan memperbaiki
cara belajar serta perilaku peserta didik menuju arah yang lebih baik. 3) Upaya untuk
membantu para ahli dalam pendidikan Islam untuk dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari program yang telah dilaksanakan, baik mencakup materi, metode bahkan
proses belajar mengajar guna memperbaiki dan merancang program yang lebih sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan lingkungan sekolah. 4) Upaya untuk membantu bidang politik
atau pemerintahan untuk dapat mengetahui kekurangan dari kebijakan yang telah
diterapkan.12

Jenis-jenis evaluasi penilaian hasil belajar yang dapat diterapkan dalam pendidikan
Islam, antara lain: Evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi penempatan, dan evaluasi
diagnostik. Pertama, evaluasi formatif adalah penilaian untuk mengetahui dan memantau
kemajuan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik selama proses belajar berlangsung dan
11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 2.
12
Lia Mega Sari, Evaluasi dalam Pendidikan Islam, Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 9, No.
2, 2018.
setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Adapun
pelaksanaan dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran dalam satu satuan/rencana
pembelajaran. Kedua, evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk
menentukan jenjang berikutnya. Dengan kata lain, ujian akhir semester dan ujian nasional
merupakan evaluasi sumatif. Ketiga, evaluasi penempatan adalah evaluasi tentang peserta
didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi
peserta didik. Keempat, evaluasi diagnostik yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan
tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan-kesulitan maupun hambatan-
hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.13

Ruang lingkup evaluasi pembelajaran berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu
sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkupnya. Maka dari itu, yang menjadi ruang lingkup evaluasi
pembelajaran yaitu meliputi: domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil
belajar, dan kompetensi. Adapun evaluasi mengenai proses dan hasil belajar sendiri
mencakup: Pertama, kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung dengan
garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan. Kedua, kesiapan guru dalam
melaksanakan program pengajaran. Ketiga, kesiapan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Keempat, minat atau perhatian siswa yang memerlukan komunikasi dua arah
antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung. Kelima, pemberian motivasi
atau dorongan terhadap siswa. Keenam, pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka
penerapan teori-teori yang diperoleh dalam kelas. Ketujuh, upaya menghilangkan dampak
negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.14

Dalam melaksanakan evaluasi yang baik dan dapat membuahkan hasil sesuai yang
diharapkan diperlukan prinsip-prinsip yang mengacu kepada keberhasilan pelaksanaan
evaluasi. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi, pelaksanaan evaluasi akan akurat
dan bermanfaat baik bagi para peserta didik maupun para pendidik. Adapun prinsip evaluasi
pembelajaran, antara lain; valid, berorientasi kepada kompetensi, berkelanjutan atau
berkesinambungan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat
dan akurat.

13
Sawaluddin, Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam, Jurnal Al-Thariqah, Vol. 3, No.
1, 2018.
14
Anas sudijono, op.cit., hlm. 30.
Dalam pelaksanaan evaluasi, ada beberapa prosedur atau langkah-langkah yang perlu
diperhatikan demi berhasilnya suatu kegiatan evaluasi. Berikut prosedur pelaksanaan evaluasi
yang dikemukakan oleh Zaenal Arifin.15 Pertama, perencanaan evaluasi. Dalam perencanaan
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan diantaranya adalah merumuskan tujuan
penelitian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyusun kisi-kisi,
mengembangkan draf instrument, uji coba dan analisis instrument, revisi dan merakit
instrument baru. Kedua, pelaksaan evaluasi. Pelaksanaan evalusi sangat bergantung dari jenis
evaluasi yang digunakan karena hal ini akan berdampak pada seluruh aspek kegiatan
pembelajaran. Ketiga, monitoring pelaksanaan evaluasi, digunakan untuk memantau
pelaksanaan evaluasi agar tetap sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Keempat, pengolahan data, berarti mengubah wujud data yang sudah terkumpul
menjadi sebuah sajian menarik dan bermakna. Kelima, pelaporan hasil evaluasi, sebagai
bentuk akuntabilitas publik, pihak-pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala
sekolah, pengawas, pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri harus menerima
laporan hasil dari evaluasi.

Evaluasi pendidikan Islam dilaksanakan berdasarkan dua pedoman yaitu al-Qur’an


dan hadits. Ada banyak dalil terutama dalam surah al-Qur’an yang membicarakan tentang
evaluasi. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya mencantumkan Sebagian kecil dari
sekian banyak surah yang relevan. Dalam al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 2 dan 3, Allah swt.
berfirman:

َ ُ‫ب النَّاسُ َأن يُ ْت َر ُكوا َأن يَقُولُوا َءا َمنَّا َو هُ ْم اَل يُ ْفتَن‬
)2( ‫ون‬ َ ‫َأ َح ِس‬
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman” sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. al-Ankabut: 2)

َ ِ‫ص َدقُوا َو لَيَ ْعلَ َم َّن ْالك ِذب‬


)3( ‫ين‬ َ ‫ين ِمن قَ ْبلِ ِه ْم فَلَيَ ْعلَ َم َّن هَّللا ُ الَّ ِذ‬
َ ‫ين‬ َ ‫َو لَقَ ْد فَتَنَّا الَّ ِذ‬
“Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta.” (QS. al-Ankabut: 3)

Kata hasiba dalam ayat ini bermakna zhanna (menduga, mengira). Sedangkan huruf
hamzah di depannya merupakna istifham (kata tanya). Ibnu Katsir dan Sihabuddin al-Alusi
15
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), hlm. 88.
menyimpulkan bahwa istifham dalam ayat ini bermakna inkari (pengingkaran). Al-Syaukani
menyatakan bermakna li al-taqri’ wa al-tawbikh (celaan dan teguran). Dengan kata lain,
mereka tidak dibiarkan begitu saja walaupun telah mengatakan beriman. Mereka benar-benar
akan diuji untuk membuktikan kebenaran pengakuan iman mereka. Pada ayat tersebut dengan
tegas dinyatakan bahwa Allah akan menguji kualitas keimanan seseorang dengan berbagai
evaluasi atau cobaan. Dengan demikian dapat diketahui siapa saja yang menetap imannya dan
yang imannya palsu.

Berdasarkan ayat di atas, Allah swt. mengadakan ujian atau evaluasi kepada setiap
makhlukNya untuk mengetahui sejauh mana kadar keimanan mereka. Tidak jauh berbeda
dalam dunia pendidikan, diadakannya evaluasi untuk mengetahui sejauh mana mutu dari
komponen-komponen pendidikan tersebut. Setelah pemaparan tersebut, dinyatakan bahwa
sistem evaluasi dalam pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan firman-firman Allah,
dimana dinyatakan bahwa evaluasi dalam pendidikan Islam sebagai upaya menguji keimanan
manusia terhadap masalah yang dihadapi, menentukan tingkatan taraf keimanan seseorang,
mengukur daya ingat, memberi kabar baik bagi yang berbuat baik, dan sebagainya.

Kesimpulan

Dari uraian di atas tentang evaluasi pendidikan dapat ditarik kesimpulan: evaluasi
adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan
suatu program pembelajaran, sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar
untuk membuat keputusan. Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu proses dan kegiatan
penilaian yang terencana terhadap peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan
spiritual religius dalam pendidikan Islam untuk mengetahui taraf kemajuan dalam pendidikan
Islam. Evaluasi dalam pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan apa yang telah
difirmankan dalam al-Qur’an, dimana evaluasi dalam pendidikan Islam yakni obyek yang
dinilai atau dievaluasi dari peserta didik tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan
saja, tidak hanya berkaitan perilaku keagamaannya saja. Jadi memang evaluasi penting untuk
dilakukan di dunia pendidikan dengan harapan kegiatan belajar mengajar di sekolah
mendapat hasil maksimal, dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Daftar Pustaka
Al-Rasyidin. (2005). Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis.
Jakarta: Ciputat Press.
Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Gunawan, A. (1995). Kebijakan-Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ismanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Edukasi: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam vol. 9 no. 2.
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ramayulis. (1994). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis. (2002). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sari, L. M. (2018). Evaluasi dalam Pendidikan Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 9, No. 2.
Sawaluddin. (2018). Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam. Jurnal Al-
Thariqah, Vol. 3, No. 1.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudion, A. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai