Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING
(BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI PROFESI)

Dosen pengampu:
Ramli Muasmara, M.Pd.I

Disusun oleh:

Kelompok 5

Ezah Fatmatus Saruroh ( 181017 )


Suaningrat ( 180990 )
Syafirman ( 180978 )

JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

‫السّال م عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat, berkat, dan
rahmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami tentang BK
sebagai Profesi

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dalam segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang BK sebagai


Profesi ini dapat memberi manfaat penambah wawasan bagi teman-teman
sekalian.

Tanjungpinang, 1 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian Profesi..................................................................................................2
B. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling.................................................3
BAB III.........................................................................................................................6
PENUTUP....................................................................................................................6
A. Kesimpulan............................................................................................................6
B. Saran......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat tentu memiliki masalah, namun tidak semua
orang mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan untuk itu tentu
diperlukan bantuan dari orang lain yang memiliki keahlian sebagai konselor.
Maka di tengah-tengah lingkungan kita membutuhkan suatu profesi yang
ahli d bidang bimbingan dan konseling. Profesi ini sanagt penting terutama di
sekolah-sekolah. Karna tidak mungkin jika murid di satu sekolah tidak ada
satu pun yang memiliki masalah yang mana masalah yang dialami pada
peserta didik akan mengganggu proses pembelajaran di sekolah. Sehingga
peran BK di sekolah juga sangat penting di sekolah.
Namun apakah yang menjadi alasan BK menjadi suatu profesi dan bukan
suatu pekerjaan? Maka pada makalah ini akan membahas tentang BK sebagai
profesi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan profesi?
2. Bagaimana pengembangan bimbingan dan konseling sebagai profesi?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu profesi
2. Memahami pengembangan apa saja yang dapat dilakukan bimbingan dan
konseling sebagai profesinya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari
para petugasnya. Dalam artian pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus
terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.1
Jadi dapat dikatakan bahwa profesi adalah bagian dari pekerjaan, namun
pekerjaan belum tentu menjadi suatu profesi. Suatu pekerjaan akan dikatakan
sebagai profesi adalah ketika seseorang memiliki keahlian dibidang nya
dalam melakukan pekerjaan tersebut dan menggunakan metode-metode
ilmiah. Keahlian dan metode ilmiah tersebut didapatkan dari suatu lembaga
pendidikan yang sesuai dengan bidang yang sedang seseorang itu tekuni
dengan menggunakan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan.
Istilah profesi memang selalu menyangkut pekerjaan, tetapi tidak semua
pekerjaan dapat dikatakan profesi untuk mencegah kesimpangsiuran tentang
arti profesi dan hal-hal yang bersangkut paut dengan hal itu:2
1. Profesi adalah suatu jabatan yang menuntut keahlian dari seseorang
dalam melaksanak pekerjaannya.
2. Profesinal adalah bagaimana penampilan dari seseorang dalam
melakukan profesinya.
3. Profesionalisme adalah suatu rangkaian dari tingkah laku yang
mendeskripsikan suatu profesi dan juga mengacu kepada komitmen para
anggota suatu profesi terhadap profesinya.
4. Profesionalisasi adalah upaya dalam meningkatkan keprofesionalan
seseorang dalam melaksanakan profesinya.

1
Syamsu Yusuf, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah, Bandung:
Bani Qureys, 2005, hlm.103.
2
Emam Amti, Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,
2004, hlm.338.

2
Profesi memiliki beberapa ciri-ciri sehingga kita dapat mengenal seperti
apa yang dikatakan profesi, di antara ciri-ciri tersebut adalah:
1. Profesi dilandasi adanya keahlian dari suatu pengetahuan, pelatihan, dan
pengalaman.
2. Setiap profesi selalu memliki kode etik dengan adanya standar moral
yang tinggi.
3. Adanya bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk kepentingan pada
suatu masyarakat.
4. Memiliki izin khusus dalam menjalankan suatu profesi.
5. Kaum profesional menjadi anggota dari profesi tertentu.
6. Lebih mengutamakan kepentingan sosial ketimbang kepentingan pribadi.
7. Profesi yang dilakukan bukan sekedar pengabdian secara rutin melainkan
juga dalam bentuk pemecahan masalah.
8. Orang yang melakukan profesi bisa perorangan atau dalam bentuk team.

B. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling


Dari pengertian profesi dan ciri-ciri yang sudah dibahas sebelumnya
maka kita dapat menarik kesimpulan bahwasannya BK juga termasuk dari
suatu profesi, karena BK memiliki ciri-ciri yang sesuai dalam ketentuan suatu
profesi.
Bimbingan konseling merupakan salah satu profesi yang mana di
Indonesia dapat dikatakan masih tergolong baru, maka profesi dalam
bimbingan konseling memerlukan pengembangan. Adapun pengembangan
profesi bimbingan konseling adalah:
1. Standarisasi unjuk kerja profesional konselor
Sebagian besar dari kalangan masyarakat kerap kali menganggap semua
orang mampu untuk menjadi konselor dengan modal mampu
berkomunikasi dengan baik, tetapi itu adalah pemikiran yang salah
karena menjadi seorang konselor bukan hanya sekedar berkomunikasi
lalu memecahkan masalah saja, namun bagaimana konselor juga harus
mampu menjalankan segala fungsi dalam artian yang luas. Dikarenakan
Indonesia belum memiliki standarisasi unjuk kerja profesional konselor,

3
dan mengingat bimbingan konseling harus diperjuangkan maka Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) merumuskan tentang unjuk kerja
konselor pada konvensi Nasioanl VII di Denpasar (1989) yang lebih
dikonkretkan lagi konvensi Nasional VIII di Padang (1991). Walaupun
sudah dirumuskan tetapi rumusan tersebut harus kembali dikaji sehingga
rumusan unjuk kerja konselor sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
lapangan.
2. Standarisasi penyiapan konselor
Penyiapan konselor yang baik tentu sangat dibutuhkan dan untuk
mencetak konselor yang baik harus memiliki standarisasi yang meliputi;
konselor harus memiliki pengetahuan, wawasan, keahlian di bidang
konselor dan mampu menguasai dan melaksanakan standarisasi unjuk
kerja konselor.
3. Akreditasi
Untuk menjamin mutu lulusan konselor maka lembaga pendidikan
konselor harus menjalani akreditasi agar memantapkan kredibilitas suatu
profesi. Adapun tujuan dari akreditasi adalah:
a. Untuk menilai bahwa program yang ada memenuhi standar yang
ditetapkan oleh profesi.
b. Untuk menegaskan misi dan tujuan program.
c. Untuk menarik calon konselor dan tenaga kerja yang bermutu tinggi.
d. Untuk membantu para lulusan memenuhi tuntutan kredensial seperti
lisensi.
e. Untuk meningkatkan kemampuan program.
f. Untuk meningkatka program.
g. Memungkinkan mahasiswa dan staff pengajar berperan serta dalam
evaluasi program secara intensif.
h. Untuk membantu mahasiswa yang berpotensi dalam seleksi memakai
program pendidikan konselor.

4
i. Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat pendidikan,
masyarakat profesi, dan masyarakat pada umumnya tentang
kemampuan pelayanan bimbingan dan konseling.3
4. Sertifikasi dan lisensi
Sertifikasi dan lisensi adalah suatu upaya dalam menjamin dan
memantapkan profesionalisasi dari suatu bimbingan dan konseling.
Setiap orang yang berprofesi sebagai konselor terutama pada lembaga
pendidikan pemerintah atau pun sekolah lainnya adalah suatu kewajiban
bagi guru yang berperan sebagai BK harus menempuh program
sertifikasi tersebut agar dapat melayani dan menangani segala
permasalahan di lapangan.
5. Pengembangan organisasi profesi
Organisasi profesi adalah kumpulan banyak orang yang memiliki profesi
yang sama dengan tujuan lebih kepada pengembangan ilmu dari suatu
profesi tersebut dan tidak mengambil keuntungan ekonomi dan politik.
Tujuan dari organisasi profesi adalah
a. Pengembangan ilmu
b. Pengembangan pelayanan
c. Penegakkan kode etik profesional
Dengan demikian diharapkan organisasi profesi sebagai bimbingan
konseling dapat melakukan pengembangan melalui 3 tujuan organisasi
profesi di atas.

3
Ibid, hlm.348.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari
para petugasnya. Dalam artian pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus
terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu.
Beberapa hal dalam pengembangan bimbingan konseling sebagai profesi
adalah standarisasi unjuk kerja profesional konselor, standarisasi penyiapan
konselor, akreditasi, sertifikasi dan lisensi, pengembangan organisasi profesi.

B. Saran
Alangkah baiknya jika kita mampu memecahkan masalah kita secara
mandiri, namun jika kita tidak mampu maka kita dapat berkonsultasi kepada
konselor untuk mendapatkan titik terang dari permasalahan kita.

6
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Syamsu. 2005. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah.
Bandung: Bani Qureys.
Amti Emam, Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Yusuf Syamsu dan Nurihsan Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Ketut Sukardi Dewa. 2008. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan Konseling
di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai