Anda di halaman 1dari 26

HUKUM ACARA Persidangan

Dosen Pembimbing : Andri Muda Nasution, M.H

Disusun oleh :

Amin Arif Lubis (19070021)

Program studi hukum keluarga Islam (Ahwal As Syaksiyah)

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal (STAIN Madina)

T.2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

i
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “Berita Acara
Persidangan”

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Acara Peradilan Agama, dan penulis mencoba untuk memaparkan apa
yang telah penulis tuliskan kedalam makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan banyak terima kasih,


khususnya kepada bapak Habibullah, S.Ag., MH., selaku dosen mata kuliah
Hukum Acara Peradilan Agama yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis dalam pembuatan makalah ini, Pustakawan / Pustakawati serta dukungan
dari seluruh rekan-rekan mahasiswa Semester IV Hukum STIH Yappas Lubuk
Sikaping.

Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini, dan Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Panyabungan, 11 Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................. 2

BAB II BERITA ACARA PERSIDANGAN

A. Pengertian Berita Acara Persidangan ................................... 3

B. Susunan Berita Acara Persidangan ...................................... 3

C. Tata cara penyusunan berkas Berita Acara Persidangan ..... 4

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan ........................................................................... 29

B. Saran ..................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berita Acara Persidangan (BAP) adalah sebuah potret jalanya proses


pemeriksaan perkara dalam persidangan yang dimulai dari awal dan diakhiri
sampai dibacakannya putusan / penetapan hakim. Hakim dalam melaksanakan
memeriksa perkara harus benar-benar menerapkan hukum acara yang berlaku
serta kelaziman beracara, dan apabila hakim melanggar rambu-rambu hukum
acara maka dengan sendirinya putusan atau penetapannya batal demi hukum.

Berita Acara Persidangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sebuah
putusan atau penetapan hakim, sebaik apapun putusan atau penetapan hakim
tanpa didukung dengan suatu berita acara sidang yang memadai, baik dan
benar yang sesuai dengan fakta persidangan maka hanyalah sebuah karangan
mejelis hakim belaka.

Bagaimanakah sistematika dari sebuah Berita Acara Persidangan serta tata


cara penyusunan berkas Berita Acara Persidangan tersebut sebagaimana yang
akan diuraikan di bawah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan masalah


sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari Berita Acara Persidangan ?


2. Bagaimana susunan Berita Acara Persidangan ?, serta
3. Bagaimana tata cara penyusunan sebuah berkas Berita Acara
Persidangan ?

C. Tujuan Penulisan
2

Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan tujuan dari


penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian dari Berita Acara Persidangan.


2. Untuk mengetahui susunan Berita Acara Persidangan.
3. Untuk mengetahui tata cara penyusunan sebuah berkas Berita Acara
Persidangan.
BAB II
BERITA ACARA PERSIDANGAN

A. Pengertian Berita Acara Persidangan


Kata berita acara merupakan kata majemuk yang berasal dari kata “berita” dan
“acara”. Secara klasikal kata berita berarti1 cerita atau keterangan mengenai
kejadian atau peristiwa, kabar,  Pemberitahuan, pengumuman. Sedangkan kata
acara berarti2; Hal atau pokok yang akan dibicarakan; Hal atau pokok isi
karangan; Kegiatan yang dipertunjukkan, disiarkan atau diperlombakan;
Pemeriksaan dalam pengadilan.
Dalam bahasa Belanda berita acara disebut “dossier” atau “proces
verbaal” atau “verslag” yang artinya berita acara atau berkas perkara. Sebutan
yang sama dalam bahasa Inggris “dossier” atau “official report” yang juga
berarti berita acara.3
Berita acara dilihat dari hukum adalah akta resmi yang mempunyai nilai
autentik karena dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang, sedangkan bila
dilihat dari segi fungsinya berita acara adalah akta resmi yang memuat segala
kejadian dalam persidangan pengadilan berkaitan dengan perkara yang
diperiksa, sebagai dasar pembuatan putusan.4
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita acara
persidangan adalah akta yang dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang
tentang proses pemeriksaan perkara dalam persidangan yang dijadikan
pedoman hakim dalam penyusunan putusan, sedangkan berita acara sebagai
akta autentik, karena semua yang tercantum dalam berita acara adalah
keterangan resmi, sepanjang tidak terbukti palsu. Jika ada orang yang menilai
palsu maka harus membuktikan kepalsuannya (Pasal 165 HIR/305 Rbg).

1
 Team Pustaka Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka
Phoenix, hal 140
2
Djambatan, 2002, Kamus Hukum Belanda Indonesia , Jakarta, hal 105.
3
Yan Pramdya Puspa, 1977, Kamus Hukum Edisi Lengkap, Bahasa Belanda,
Indonesia, Inggris, Semarang, Aneka Ilmu, hal 686
4
MARI Pelatihan Tehnis Yustisial, 1995, Panitera dan Jurusita, Jakarta, Proyek
Pembinaan Tehnis Yustisial MARI, hal 14
4

Pasal 97 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 menyebutkan : “Panitera,


Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti bertugas membantu
Hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan”.
Penjelasan resmi pasal 97 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 menyatakan:
“Berdasarkan catatan Panitera disusun berita acara persidangan”.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami hal-hal berikut :
1. Istilah yang dipakai adalah “Berita Acara Persidangan”.
2. Berita Acara Persidangan (BAP) harus dibuat sesudah sidang berdasarkan
catatan sidang dari Panitera sidang.
Dalam buku II Edisi Revisi5 juga dipakai istilah “Berita Acara Persidangan”
dan disebutkan beberapa ketentuan sebagai berikut 6:
1. Hakim/Ketua Majelis bertangung jawab atas pembuatan dan kebenaran
berita acara persidangan dan menandatanganinya sebelum sidang
berikutnya.
2. Panitera Pengganti yang ikut bersidang wajib membuat BAP yang memuat
segala sesuatu yang terjadi di persidangan, yaitu memuat susunan
persidangan, siapa-siapa yang hadir, serta jalannya pemeriksaan perkara
tersebut dengan lengkap dan jelas.
3. Pada waktu musyawarah semua berita acara harus sudah selesai dibuat dan
ditandatangani sehingga dapat dipakai sebagai bahan musyawarah oleh
Majelis Hakim yang bersangkutan.
4. Perkembangan suatu perkara harus dilaporkan oleh Panitera sidang kepada
petugas register untuk dicatat dalam buku register.
Kedudukan BAP ditinjau dari segi hukum, BAP adalah akta autentik, adapun
nilai otentiknya terletak pada :
1. Dibuat oleh pejabat resmi yang berwenang untuk itu yaitu Panitera /
Panitera Pengganti.

5
Ibrahim Ahmad Harun, S.Ag., 2013, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, hal
39.
6
Damang, Hukum Acara Peradilan Agama, http://www.damang.web.id/2012/09/ h-u-
k-u-m-c-r-peradilan-agama.html, diakses pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2016
5

2. Ditandatangani oleh Panitera sidang bersama Ketua sidang yang


bersangkutan.
3. Dibuat berdasarkan sumpah jabatan.

Sebagai akta otentik / resmi maka semua yang tertulis dalam berita acara
adalah sah dan resmi, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya (misalnya
dipalsukan). Keabsahan dan keresmian yang melekat pada BAP ini diperlukan
bagi kepastian hukum, sebab jika tidak maka tidak dapat dijadikan sumber
rujukan bagi Hakim dalam mengambil keputusan dan akan berkait hancurnya
seluruh hasil pemerksaan perkara. Karena itu BAP harus dibuat, disusun dan
diketik secara hati-hati, teliti dan cermat serta jujur, disamping tepat waktu.
Berita acara Persidangan berfungsi sebagai sumber landasan fakta dan data
dalam pengambilan keputusan oleh Hakim karena dalam BAP dicatat semua
kejadian dalam persidangan termasuk di dalamnya keterangan-keterangan
Penggugat, Tergugat, saksi-saksi dan segala sesuatu tentang alat bukti.
Pertimbangan hukum oleh Hakim akan selalu mengacu kepada fakta-fakta
yang tercatat dalam BAP.

B. Susunan Berita Acara Persidangan.


Untuk mudahnya susunan dan berntuk BAP dapat kita bagi menjadi 3 (tiga)
bagian yaitu Pendahuluan, Isi dan Penutup.
1. Bagian Pendahuluan BAP berisi 
a. Judul (“Berita Acara Persidangan”)
b. Nomor Perkara yang disidangkan
c. Sidang ke berapa
d. Nama Pengadilan yang menyidangkan, jenis perkara yang disidangkan,
hari dan tanggal sidang serta tempat dilangsungkannya sidang.
e. Nama, identitas dan kedudukan pihak-pihak berperkara.
f. Jika pihak prinsifal diwakili oleh kuasanya, maka lebih dahulu disebut
prinsifalnya baru kemudian kuasa hukumnya (pada sidang pertama
sebaiknya tanggal surat kuasa juga disebutkan)
6

g. Susunan Majelis Hakim dan Panitera dan Panitera sidang.

Pada Berita Acara Persidangan Pertama nama dan kedudukan serta


identitas lengkap Hakim dan Panitera serta para pihak ditulis dengan
lengkap, sedang pada sidang-sidang berikutnya cukup ditulis : Susunan
Persidangan sama dengan persidangan yang lalu dan pihak-pihak cukup
ditulis nama dan kedudukannya.
Jika terjadi perubahan susunan Majelis Hakim misalnya Hakim Anggota
berganti harus dicatat dalam BAP dengan menyebut nama Hakim
pengganti dan sebab-sebabnya, sedang apabila Ketua Majelis yang diganti
harus dibuatkan Penunjukan Majelis Hakim (PMH) yang baru oleh Ketua
Pengadilan Agama

2. Bagian isi BAP.


Bagian isi ini merupakan yang terpenting dari BAP, bagian ini dimulai
dari pernyataan Hakim tentang sidang dibuka dan dinyatakan terbuka
untuk umum, atau tertutup untuk umum, diakhiri dengan pernyataan
penundaan atau penutupan sidang. Dalam bagian ini semua jalannya
pemeriksaan dibuat dalam bentuk tanya jawab.
Selain itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Hadir tidaknya para pihak.
b. Panggilan kepada pihak-pihak sudah patut atau belum, jika belum
patut sidang tidak dapat dilanjutkan.
c. Upaya perdamaian harus tergambar dalam BAP (Pasal 154 HIR/130
RBg., SEMA Nomor 2 Tahun 2003) kecuali perkara volunteer
(permohonan).
d. Pembacaan surat gugatan/permohonan.
e. Jawaban, replik dan duplik yang diajukan dengan tertulis, dapat
dijadikan menjadi bagian dari BAP dengan teknik tertentu.
7

f. Bukti tertulis berupa potocopy harus dijelaskan dibubuhi meterai


cukup atau tidak, dicocokkan atau tidak dengan aslinya, lalu diminta
tanggapan pihak lawan.
g. Bukti tertulis diberi kode untuk Penggugat diberi tanda P.1. hitam, dst.
Untuk Tergugat diberi tanda T.1. biru, dst.
h. Keterangan saksi harus dimuat secara lengkap, disumpah atau tidak,
hubungan dengan pihak-piak berperkara dan keterangan saksi tersebut
harus dimintai tanggapan pihak-pihak berperkara.

3. Bagian Penutup BAP

Bagian penutup ini berisi :

a. pernyataan hakim Ketua bahwa persiangan telah selesai dan ditutup.


b. jika ada pihak yang tidak hadir, dicatat perintah Hakim Ketua untuk
memangil kembali pihak yang tidak hadir.
c. pada BAP sidang terakhir, mencatat penjelasan Hakim Ketua kepada
pihak-pihak tentang maksud isi amar dan upaya hukum yang dapat
ditempuh, danperintah melakukan pemberitahuan isi putusan jika ada
pihakyang tidak hadir.
d. Nama dan tandatagan Hakim Ketua dan panitera sidang.

C. Tata Cara penyusunan berkas Berita Acara Persidangan.

Secara rinci berita acara persidangan tersebut harus berisi hal-hal pokok yang
terjadi dalam persidangan yang dirangkaikan dalam ungkapan kalimat-
kalimat, dengan variable sebagaimana contoh berikut : 7

1. Judul dan Nomor Perkara.


a. Pada persidangan pertama :

BERITA ACARA PERSIDANGAN

7
Drs. H. Abu Amar, Berita Acara Persidangan Pada Pengadilan Agama, http://kuliah
hukum indonesia. blogspot.co.id/2008/12/pembuatan-berita-acara-sidang.html , diakses
pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2016.
8

Nomor : ..... / Pdt.G / 20.. / PA .....

b. Pada persidangan lanjutan, di bawah nomor perkara ditambahkan kata


lanjutan.

BERITA ACARA PERSIDANGAN


Nomor : ..... / Pdt.G / 20.. / PA .....
lanjutan

2. Penyebutan tentang pengadilan yang memeriksa perkara dan tentang hari,


tanggal, bulan, dan tahun persidangan.

Pengadilan Agama ................. yang memeriksa perkara tertentu


dalam tingkat pertama pada hari .................. tanggal ........................... 20..,
dalam perkara ..................... antara :

3. Identitas dan kedudukan pihak dalam perkara.


a. Jika Penggugat mengajukan gugatannya sendiri.

.................... bin ........................, umur .... tahun, agama Islam,


pekerjaan .................... bertempat tinggal di ............................ RT ......
RW ......., Desa .................... Kecamatan ........................., Kabupaten /
Kota .................., selanjutnya disebut Penggugat,
Lawan
.................... bin ........................, umur .... tahun, agama Islam,
pekerjaan .................... bertempat tinggal di ............................ RT ......
RW ......., Desa .................... Kecamatan ........................., Kabupaten /
Kota .................., selanjutnya disebut Tergugat,

b. Jika Penggugat memberikan kuasa dalam berperkara, maka


ditambahkan kalimat sebagai berikut :

yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya .................., Advokad /


Pengacara yang beralamat dan berkantor di ............, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal ................... terdaftar pada Register
kepaniteraan Pengadilan Agama ................... tanggal .................
9

c. Jika Tergugat memberikan kuasa dalam berperkara, maka ditambahkan


kalimat sebagai berikut :

yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya .................., Advokad /


Pengacara yang beralamat dan berkantor di ............, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal ................... terdaftar pada Register
kepaniteraan Pengadilan Agama ................... tanggal .................

4. Susunan Majelis Hakim dan Panitera sidang.


a. Dalam persidangan pertama :

Susunan persidangan adalah sebagai berikut :


Drs. ...................................., SH., MH sebagai Hakim Ketua
Dra. Hj. ..............................., SH. sebagai Hakim Anggota
............................................, SAg., SH., sebagai Hakim Anggota
............................................, SHI., sebagai Panitera Pengganti

b. Dalam persidangan lanjutan, apabila tidak ada pergantian Majelis


Hakim.
5. Pernyataan sidang dibuka dan terbuka untuk umum.

Setelah persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh


Hakim Ketua, maka para pihak dipanggil masuk ke ruang persidangan.

6. Keterangan kehadiran dan ketidakhadiran para pihak atau kuasanya.


a. Dalam hal Penggugat dan Tergugat hadir di persidangan.

Penggugat / Kuasa Penggugat hadir menghadap sendiri ke


persidangan.
Tergugat / Kuasa Tergugat hadir menghadap sendiri ke persidangan.

b. Dalam hal masing-masing pihak didampingi oleh kuasanya :

Penggugat hadir menghadap sendiri ke persidangan dengan didampingi


oleh Kuasanya.
Tergugat hadir menghadap sendiri ke persidangan dengan didampingi
oleh Kuasanya.
10

c. Dalam hal masing-masing pihak diwakili oleh kuasanya :

Untuk kepentingan Penggugat telah hadir kuasanya.


Untuk kepentingan Tergugat telah hadir kuasanya.
d. Dalam hal Penggugat tidak hadir, Tergugat hadir dan mohon
keputusan, diterangkan sebagai berikut :

Penggugat / Kuasa Penggugat tidak hadir menghadap sendiri ke


persidangan.
Tergugat / Kuasa Tergugat hadir menghadap sendiri ke persidangan.
Tergugat kemudian mohon keputusan.

e. Dalam hal Tergugat tidak hadir, Penggugat hadir dan mohon


keputusan, diterangkan sebagai berikut :

Penggugat / Kuasa Penggugat hadir menghadap sendiri ke


persidangan.
Tergugat / Kuasa Tergugat tidak hadir menghadap sendiri ke
persidangan.
Penggugat kemudian mohon putusan.

f. Dalam hal Penggugat atau Tergugat tidak hadir

Penggugat / Tergugat tidak hadir dan tidak menyuruh orang lain untuk
menghadap sebagai wakilnya, meskipun ia menurut relaas panggilan
tanggal ................. yang telah dibacakan di persidangan, telah
dipanggil secara sah dan patut.

7. Pernyataan penundaan persidangan pada hari, tanggal, bulan, tahun, jam


yang telah ditentukan, dengan alasan :
a. Karena ketidakhadiran salah satu pihak Penggugat atau Tergugat atau
kedua belah pihak, dan Majelis Hakim memandang perlu untuk
menunda persidangan, maka Majelis Hakim melalui Panitera
Pengganti memerintahkan kepada Juru Sita Pengganti untuk
memanggil lagi pihak yang tidak hadir, serta memerintahkan pihak
11

yang hadir untuk menghadap persidangan pada hari dan tanggal yang
telah ditentukan tanpa dipanggil lagi.

Penggugat / Tergugat tidak datang menghadap persidangan, namun


Majelis Hakim sesuai ketentuan pasal 150 RBg / 126 HIR, akan
memanggil lagi yang bersangkutan, dan kemudian menunda
persidangan pada hari ............ tanggal .............. jam ....., dengan
memerintahkan kepada Juru Sita Pengganti melalui Panitera Pengganti
memanggil Penggugat / Tergugat agar hadir pada hari dan tanggal
persidangan yang telah ditetapkan, serta memerintahkan kepada
Tergugat / Penggugat agar hadir dalam persidangan tersebut tanpa
dipanggil lagi.

b. Para pihak wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui


mediasi berdasarkan ketentuan Perma Nomor 1 Tahun 2008.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai


dengan hari ....... tanggal ................ untuk memberi kesempatan para
pihak menempuh proses mediasi tersebut, dengan memerintahkan
kepada Penggugat / Tergugat atau kuasanya dan mediator agar hadir
dalam persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi, untuk melaporkan
hasil mediasinya.

c. Untuk melaksanakan tahapan proses pemeriksaan perkara dengan


agenda penyampaian jawaban Tergugat, replik Penggugat, duplik
Tergugat, pembuktian, kesimpulan, dan musyawarah Majelis Hakim
dan lain-lainnya, disertai penjelasan perintah kepada para pihak untuk
hadir dalam persidangan tanpa dipanggil lagi atau akan dipanggil lagi
melalui juru sita.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai


dengan hari ....... tanggal ................ dengan agenda .............., dan
memerintahkan kepada Penggugat / Tergugat atau kuasanya agar hadir
dalam persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi.
12

d. Untuk memberikan kesempatan kepada Penggugat / Tergugat


mengajukan alat bukti.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai


dengan hari ....... tanggal ................ untuk memberikan kesempatan
kepada Penggugat / Tergugat mengajukan alat pembuktian, dan
memerintahkan kepada Penggugat / Tergugat atau kuasanya agar hadir
dalam persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi.

e. Untuk keperluan Majelis Hakim mendengarkan keterangan Saksi Ahli.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai


dengan hari ....... tanggal ................ untuk meminta pendapat seorang
ahli ............... , dan kemudian memerintahkan kepada Penggugat /
Tergugat atau kuasanya agar hadir dalam persidangan tersebut tanpa
dipanggil lagi.

f. Untuk keperluan Majelis Hakim melakukan Pemeriksaan Setempat.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai


dengan hari ....... tanggal ................ untuk terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan setempat, dan kemudian memerintahkan kepada
Penggugat / Tergugat atau kuasanya agar hadir dalam persidangan
tersebut tanpa dipanggil lagi.

Pada pemeriksaan perkara di mana Hakim menunda persidangan pada


waktu yang telah ditentukan, maka langsung diikuti dengan pernyataan
penutupan sidang.
8. Dalam persidangan pertama dan lanjutan yang dihadiri para pihak, memuat
keterangan bahwa majelis hakim telah melakukan upaya mendamaikan
para pihak, berdasarkan ketentuan Pasal 154 RBg / Pasal 130 HIR.
Ketua berusaha untuk mendamaikan para pihak, tetapi tidak berhasil.
9. Keterangan tentang pelaksanaan mediasi.
13

a. Majelis Hakim memerintahkan kepada para pihak untuk melakukan


mediasi dengan menjelaskan prosedur mediasi sesuai Perma Nomor 1
Tahun 2008, dan menunda proses persidangan untuk memberikan
kesempatan para pihak menempuh proses mediasi.

Ketua Majelis Hakim menjelaskan kepada para pihak atau kuasanya


bahwa berdasarkan ketentuan Perma Nomor 1 Tahun 2008, para pihak
wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi.
Ketua Majelis Hakim kemudian memerintahkan kepada para pihak
melaksanakan mediasi.
Selanjutnya Ketua Majelis mempersilahkan para pihak meninggalkan
ruang sidang untuk memberi kesempatan para pihak berunding
memilih mediator. Persidangan di skors.
Beberapa saat kemuadian skorsing dinyatakan dicabut, para pihak
dipersilahkan masuk ke ruang sidang. Para pihak kemudian
menyampaikan kepada Majelis bahwa mereka telah berhasil/gagal
memilih mediator. (pilih salah satu, berhasil atau gagal).

b. Apabila para pihak berhasil memilih mediator.

Ketua Majelis Hakim kemudian membuat penetapan tentang mediator


yang dipilih yaitu ...................... dan memberitahukan kepadanya untuk
segera melaksanakan tugas.

c. Apabila para pihak gagal memilih mediator, diterangkan sebagai


berikut :

Ketua Majelis Hakim kemudian menunjuk mediator dari hakim bukan


pemeriksa pokok perkara yang bersertifikat (jila tidak ada, dari hakim
pemeriksa pokok perkara dengan atau tanpa sertifikat) pada Pengadilan
Agama ..............., dan membuat penetapan tentang mediator yang
ditunjuk tersebut serta memberitahukan kepadanya untuk segera
melaksanakan tugas.
14

10. Dalam persidangan berikutnya keterangan mengenai laporan para pihak


tentang pelaksanaan mediasi.
a. Apabila mediasi berhasil, isi kesepakatan dikuatkan dalam bentuk akta
perdamaian. Berita acara persidangan diawali dengan judul berita acara
persidangan, nomor perkara dan keterangan lanjutan, setelah
keterangan tentang kehadiran para pihak atau kuasanya, kemudian
diterangkan sebagai berikut :

Atas pertanyaan Ketua Majelis Hakim, mediator menyampaikan


pernyataan tertulis kepada Majelis Hakim, bahwa upaya mediasi telah
berhasil.
Para pihak kemudian menyampaikan hasil kesepakatan secara tertulis
yang ditandatangai oleh para pihak / kuasanya dan mediator.
Selanjutnya para pihak mohon kepada Majelis Hakim untuk dikuatkan
dalam Akta Perdamaian.

b. Apabila para pihak tidak menghendaki Akta Perdamaian, tetapi ada


kesepakatan untuk pencabutan gugatan atau menyatakan perkara telah
selesai sebagaimana dimuat dalam kesepakatan tertulis, diterangkan
sebagai berikut :

Para pihak kemudian menyampaikan hasil kesepakatan secara tertulis


yang ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Selanjutnya para
pihak mohon kepada Majelis Hakim untuk mencabut gugatannya /
menyatakan perkaranya telah selesai.
Majelis Hakim kemudian memberikan Penetapan mengabulkan
permohonan pencabutan gugatan.

c. Apabila mediasi gagal, diterangkan sebagai berikut :

Atas pertanyaan Ketua Majelis Hakim, mediator menyampaikan


pernyataan tertulis tertanggal ................ kepada Majelis Hakim, yang
menyatakan bahwa upaya mediasi yang dilaksanakan pada
tanggal ............... telah gagal.
15

Ketua Majelis Hakim kemudian menyatakan untuk melanjutkan


pemeriksaan perkara ini.

11. Pernyataan sidang dilakukan tertutup untuk umum dalam hal undang-
undang menentukan bahwa pemeriksaan perkara yang bersangkutan
dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum, misalnya dalam
pemeriksaan permohonan cerai talak dan atau gugatan perceraian.

Selanjutnya Ketua Majelis Hakim menyatakan, karena persidangan ini


untuk memeriksa perkara permohonan cerai talak / gugatan cerai, maka
persidangan dinyatakan tertutup untuk umum.

12. Pembacaan surat gugatan.


a. Apabila Penggugat tetap pada isi gugatannya.

Lalu dibacakan surat gugatan (catatan gugatan secara lisan), yang atas
pertanyaan Ketua Majelis Hakim, Penggugat menyatakan tetap pada isi
gugatannya.

b. Apabila ada perubahan surat gugatan, dibuat pernyataan sebagai


berikut :

Lalu dibacakan surat gugatan, yang atas pertanyaan Ketua Majelis


Hakim, Penggugat menyatakan ada perubahan / tambahan pada surat
gugatannya, perubahan / tambahan surat gugatan mana kemudian
disampaikan oleh Penggugat kepada Majelis Hakim.

c. Apabila ada perubahan catatan gugatan secara lisan, dibuat pernyataan


sebagai berikut :

Lalu dibacakan catatan gugatan secara lisan.


Ketua Majelis Hakim kepada Penggugat :
Apakah ada perubahan /
tambahan pada gugatan sdr ?
Ya, ada perubahan dan akan saya
sampaikan secara lisan, yaitu :
16

a. ..........
b. ..........
c. Dst ....

13. Pemeriksaan pihak-pihak berkaitan dengan jawaban, replik dan duplik.

Atas pertanyaan Ketua Majelis Hakim, Tergugat / Kuasanya atau


Penggugat / Kuasanya menyatakan telah siap dengan jawaban / replik /
dupliknya secara tertulis. Tergugat / Kuasanya atau Penggugat / Kuasanya
kemudian menyerahkannya kepada Majelis Hakim dan tembusan / foto
copynya kepada pihak lawan.
(Apabila dipandang perlu, Ketua Majelis dapat mempersilahkan Tergugat /
Kuasanya atau Penggugat / Kuasanya untuk membacakan jawaban /
replik / duplik / kesimpulan tersebut).

14. Pemeriksaan alat-alat bukti surat dan saksi-saksi serta tanggapan pihak
lawan.

Sesuai dengan agenda persidangan yang telah ditetapkan oleh Majelis


Hakim, persidangan pada hari ini memasuki tahap pembuktian.
Atas pertanyaan Ketua Majelis, Penggugat menyatakan telah siap dengan
bukti surat, yang kemudian diserahkan kepada Majelis Hakim disertai
dengan aslinya.
Majelis Hakim kemudian memeriksa bukti surat tersebut dan setelah
dicocokkan, ternyata sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi kode P.1,
P.2, P.3 dst.
Majelis Hakim lalu memberikan kesempatan kepada pihak Tergugat untuk
memeriksa dan bukti surat tersebut.
Ketua Majelis Hakim kepada Tergugat :
Apakah ada tanggapan terhadap
bukti surat Tergugat ?
Ya, saya akan menanggapi sebagai
17

berikut :
a. Bukti P.1 ...................
b. Bukti P.2 ...................
c. Dst............................
Selanjutnya Penggugat juga menyatakan bahwa ia telah siap dengan saksi-
saksinya dan mohon kepada Majelis Hakim saksi tersebut didengar
keterangannya.
Maka dipanggil masuklah saksi-saksi Penggugat ke dalam ruang
persidangan yaitu :
Saksi I : ..................... bin ...................., umur ... tahun, agama Islam,
pekerjaan ......................, bertempat tinggal di RT .....
RW ....., Desa ....................., Kecamatan .......................,
Kota/Kabupaten .............................
Saksi II : ..................... bin ...................., umur ... tahun, agama Islam,
pekerjaan ......................, bertempat tinggal di RT .....
RW ....., Desa ....................., Kecamatan .......................,
Kota/Kabupaten .............................
Atas pertanyaan Ketua Majelis para saksi menerangkan, bahwa mereka
masing-masing kenal dengan para pihak yang berperkara, tidak ada
hubungan keluarga sedarah maupun semenda dan tidak ada hubungan
pekerjaan dengan mereka. Sesudah bersumpah menurut cara agama Islam,
para saksi menyatakan akan menerangkan yang sebenarnya dan tidak lain
dari yang sebenarnya.
Para saksi kemudian memberikan keterangan secara terpisah sebagai
berikut :
Ketua Majelis Hakim kepada saksi I :
Sejak kapan saudara kenal dengan
Penggugat dan Tergugat ?
Saya kenal dengan Penggugat sejak
......... dan kenal dengan Tergugat
sejak ................
18

Dst .......................

Atas keterangan Saksi I tersebut Tergugat menyatakan keberatan dan


menolaknya, karena ........

15. Keterangan saksi ahli jika ada.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai perkara yang disengketakan, maka


dipanggil masuk menghadap ke persidangan, seorang ahli ....................
yaitu :
................... bin ..................., umur ..., agama Islam,
pekerjaan .................., bertempat tinggal di Desa /
Kelurahan..............., Kecamatan .................., Kabupaten /
Kota ..................
Atas pertanyaan Ketua Majelis saksi menerangkan, bahwa ia tidak kenal
dengan para pihak yang berperkara, tidak ada hubungan keluarga sedarah
maupun semenda dan tidak ada hubungan pekerjaan dengan mereka.
Sesudah bersumpah menurut cara agama Islam, maka saksi ahli
menyatakan akan menerangkan yang sebenarnya yakni menurut ilmu
pengetahuannya.
Ketua Majelis Hakim kepada saksi ahli :
Sebagi seorang ahli ...............
bagaimana pendapat sdr
tentang .......................... ?
Menurut pengetahuan saya, tentang
hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. .....
2. .....
Dst .......................

16. Pernyataan sidang terbuka untuk umum sebelum pernyataan penundaan


hari sidang dan pembacaan putusan, apabila pemeriksaan perkara ybs
19

berdasarkan ketentuan undang-undang harus dilakukan dalam persidangan


tertutup untuk umum, misalnya dalam perkara perceraian.

Selanjutnya persidangan dinyatakan terbuka untuk umum.

17. Pembacaan putusan.


a. Dalam hal pada persidangan pertama Penggugat tidak hadir, Tergugat
mohon putusan dan dikabulkan, lalu Majelis Hakim menjatuhkan
putusan.

Maka Majelis hakim memutuskan untuk memulai pemeriksaan perkara


ini. dan selanjutnya Majelis Hakim menjatuhkan putusan sebagai
berikut :
Mengadili :
- Menggugurkan gugatan Penggugat
- Dst ......

b. Dalam hal pada persidangan pertama Tergugat tidak hadir, Penggugat


mohon putusan dan dikabulkan, lalu Majelis Hakim menjatuhkan
putusan.

Majelis hakim memutuskan untuk memulai pemeriksaan perkara ini.


Kemudian dibacakan surat gugatan dan atas pertanyaan Hakim,
Penggugat menyatakan tetap pada gugatannya. Selanjutnya Penggugat
mohon keputusan, dan berikutnya Majelis Hakim menjatuhkan putusan
sebagai berikut :
Mengadili :
- Menyatakan bahwa Tergugat telah dipanggil secara patut tetapi tidak
hadir ;
- Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek ;
- Dst ......
20

c. Dalam hal Penggugat dan Tergugat hadir, atau salah satu diantara
Penggugat atau Tergugat tidak hadir, setelah perkara melalui seluruh
tahapan pemeriksaan.

Majelis Hakim berusaha untuk mendamaikan para pihak namun tidak


berhasil. Kemudian Ketua Majelis menjelaskan tentang agenda
persidangan pada hari ini adalah pembacaan hasil musyawarah Majelis
Hakim.
Selanjutnya Ketua Majelis Hakim membacakan putusan yang amarnya
berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI
- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.
- Menyatakan ..........
- Menghukum...........
- Membebankan kepada Tergugat untuk membayar seluruh biaya
perkara yang sampai dengan saat ini diperhitungkan sebesar
Rp. .........,- ( ......................).

18. Pernyataan persidangan ditutup.

Sesudah itu, persidangan dinyatakan ditutup.

19. Penandatanganan berita acara persidangan oleh ketua majelis dan


panitera / panitera pengganti.

Demikian berita acara persidangan ini dibuat, yang ditandatangani oleh


Ketua Majelis Hakim dan Panitera Pengganti.

Hal-hal pokok sebagaimana uraian di atas, dalam rangkaian pembuatan berita


acara persidangan penggunaannya disesuaikan dengan variable situasi tahapan
persidangan, apakah persidangan yang pertama atau lanjutan atau terakhir.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berita Acara Persidangan adalah akta yang dibuat oleh pejabat resmi yang
berwenang tentang proses pemeriksaan perkara dalam persidangan yang
dijadikan pedoman hakim dalam penyusunan putusan, sedangkan berita acara
sebagai akta autentik, karena semua yang tercantum dalam berita acara adalah
keterangan resmi, sepanjang tidak terbukti palsu. Jika ada orang yang menilai
palsu maka harus membuktikan kepalsuannya (Pasal 165 HIR/305 Rbg).
Untuk mudahnya susunan dan berntuk BAP dapat kita bagi menjadi 3 (tiga)
bagian yaitu Pendahuluan, Isi dan Penutup.
1. Bagian Pendahuluan BAP berisi Judul, Nomor Perkara, Sidang ke berapa,
Pengadilan yang menyidangkan, jenis perkara, hari dan tanggal sidang
serta tempat dilangsungkannya sidang, Nama, identitas dan kedudukan
pihak-pihak, dan Susunan Majelis Hakim dan Panitera dan Panitera
sidang.
2. Bagian isi BAP, bagian ini dimulai dari pernyataan Hakim tentang sidang
dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum, atau tertutup untuk umum,
diakhiri dengan pernyataan penundaan atau penutupan sidang. Dalam
bagian ini semua jalannya pemeriksaan dibuat dalam bentuk tanya jawab.
3. Bagian Penutup BAP yang berisi pernyataan hakim Ketua bahwa
persidangan telah selesai dan ditutup, jika ada pihak yang tidak hadir,
dicatat perintah Hakim Ketua untuk memangil kembali pihak yang tidak
hadir, pada BAP sidang terakhir, mencatat penjelasan Hakim Ketua
kepada pihak-pihak tentang maksud isi amar dan upaya hukum yang dapat
ditempuh, dan perintah melakukan pemberitahuan isi putusan jika ada
pihakyang tidak hadir serta Nama dan tandatagan Hakim Ketua dan
panitera sidang.
23

Secara rinci berita acara persidangan tersebut harus berisi hal-hal pokok yang
terjadi dalam persidangan yang dirangkaikan dalam ungkapan kalimat -
kalimat, dengan variable situasi tahapan persidangan, apakah persidangan
yang pertama atau lanjutan atau terakhir.

B. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, menimbang berita acara sebagai akta autentik,


karena semua yang tercantum dalam berita acara adalah keterangan resmi,
sepanjang tidak terbukti palsu. Maka untuk mempermudah proses pembuatan
Berita Acara Tersebut dapat kiranya di bantu dengan alat perekam yang
digunakan selama berlansungnya sidang, dan untuk pembuatan berita acara
sidang panitera disamping berpedoman pada catatannya selama sidang juga
dapat mendengarkan hasil dari rekaman sidang untuk menghindari kesalahan
dalam pembuatan Berita Acara Sidang tersebut.
Daftar Pustaka

Djambatan, 2002, Kamus Hukum Belanda Indonesia , Jakarta.


Ibrahim Ahmad Harun, S.Ag., 2013, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan
Administrasi Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Agama.

MARI Pelatihan Tehnis Yustisial, 1995, Panitera dan Jurusita, Jakarta, Proyek
Pembinaan Tehnis Yustisial MARI.

Team Pustaka Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka
Phoenix.

Yan Pramdya Puspa, 1977, Kamus Hukum Edisi Lengkap, Bahasa Belanda,
Indonesia, Inggris, Semarang, Aneka Ilmu.

Damang, Hukum Acara Peradilan Agama, http://www.damang.web.id/


2012/09/h-u-k-u-m-c-r-peradilan-agama.html.
Drs. H. Abu Amar, SH.,MH. Berita Acara Persidangan Pada Pengadilan Agama,
http://kuliahhukumindonesia.blogspot.co.id/2008/12/pembuatan-be -rita-
acara-sidang.html.

Anda mungkin juga menyukai