Disusun oleh :
T.2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
i
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “Berita Acara
Persidangan”
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Acara Peradilan Agama, dan penulis mencoba untuk memaparkan apa
yang telah penulis tuliskan kedalam makalah ini.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini, dan Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IIIPENUTUP
A. Simpulan ........................................................................... 29
B. Saran ..................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berita Acara Persidangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sebuah
putusan atau penetapan hakim, sebaik apapun putusan atau penetapan hakim
tanpa didukung dengan suatu berita acara sidang yang memadai, baik dan
benar yang sesuai dengan fakta persidangan maka hanyalah sebuah karangan
mejelis hakim belaka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
1
Team Pustaka Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka
Phoenix, hal 140
2
Djambatan, 2002, Kamus Hukum Belanda Indonesia , Jakarta, hal 105.
3
Yan Pramdya Puspa, 1977, Kamus Hukum Edisi Lengkap, Bahasa Belanda,
Indonesia, Inggris, Semarang, Aneka Ilmu, hal 686
4
MARI Pelatihan Tehnis Yustisial, 1995, Panitera dan Jurusita, Jakarta, Proyek
Pembinaan Tehnis Yustisial MARI, hal 14
4
5
Ibrahim Ahmad Harun, S.Ag., 2013, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi
Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, hal
39.
6
Damang, Hukum Acara Peradilan Agama, http://www.damang.web.id/2012/09/ h-u-
k-u-m-c-r-peradilan-agama.html, diakses pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2016
5
Sebagai akta otentik / resmi maka semua yang tertulis dalam berita acara
adalah sah dan resmi, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya (misalnya
dipalsukan). Keabsahan dan keresmian yang melekat pada BAP ini diperlukan
bagi kepastian hukum, sebab jika tidak maka tidak dapat dijadikan sumber
rujukan bagi Hakim dalam mengambil keputusan dan akan berkait hancurnya
seluruh hasil pemerksaan perkara. Karena itu BAP harus dibuat, disusun dan
diketik secara hati-hati, teliti dan cermat serta jujur, disamping tepat waktu.
Berita acara Persidangan berfungsi sebagai sumber landasan fakta dan data
dalam pengambilan keputusan oleh Hakim karena dalam BAP dicatat semua
kejadian dalam persidangan termasuk di dalamnya keterangan-keterangan
Penggugat, Tergugat, saksi-saksi dan segala sesuatu tentang alat bukti.
Pertimbangan hukum oleh Hakim akan selalu mengacu kepada fakta-fakta
yang tercatat dalam BAP.
Secara rinci berita acara persidangan tersebut harus berisi hal-hal pokok yang
terjadi dalam persidangan yang dirangkaikan dalam ungkapan kalimat-
kalimat, dengan variable sebagaimana contoh berikut : 7
7
Drs. H. Abu Amar, Berita Acara Persidangan Pada Pengadilan Agama, http://kuliah
hukum indonesia. blogspot.co.id/2008/12/pembuatan-berita-acara-sidang.html , diakses
pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2016.
8
Penggugat / Tergugat tidak hadir dan tidak menyuruh orang lain untuk
menghadap sebagai wakilnya, meskipun ia menurut relaas panggilan
tanggal ................. yang telah dibacakan di persidangan, telah
dipanggil secara sah dan patut.
yang hadir untuk menghadap persidangan pada hari dan tanggal yang
telah ditentukan tanpa dipanggil lagi.
11. Pernyataan sidang dilakukan tertutup untuk umum dalam hal undang-
undang menentukan bahwa pemeriksaan perkara yang bersangkutan
dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum, misalnya dalam
pemeriksaan permohonan cerai talak dan atau gugatan perceraian.
Lalu dibacakan surat gugatan (catatan gugatan secara lisan), yang atas
pertanyaan Ketua Majelis Hakim, Penggugat menyatakan tetap pada isi
gugatannya.
a. ..........
b. ..........
c. Dst ....
14. Pemeriksaan alat-alat bukti surat dan saksi-saksi serta tanggapan pihak
lawan.
berikut :
a. Bukti P.1 ...................
b. Bukti P.2 ...................
c. Dst............................
Selanjutnya Penggugat juga menyatakan bahwa ia telah siap dengan saksi-
saksinya dan mohon kepada Majelis Hakim saksi tersebut didengar
keterangannya.
Maka dipanggil masuklah saksi-saksi Penggugat ke dalam ruang
persidangan yaitu :
Saksi I : ..................... bin ...................., umur ... tahun, agama Islam,
pekerjaan ......................, bertempat tinggal di RT .....
RW ....., Desa ....................., Kecamatan .......................,
Kota/Kabupaten .............................
Saksi II : ..................... bin ...................., umur ... tahun, agama Islam,
pekerjaan ......................, bertempat tinggal di RT .....
RW ....., Desa ....................., Kecamatan .......................,
Kota/Kabupaten .............................
Atas pertanyaan Ketua Majelis para saksi menerangkan, bahwa mereka
masing-masing kenal dengan para pihak yang berperkara, tidak ada
hubungan keluarga sedarah maupun semenda dan tidak ada hubungan
pekerjaan dengan mereka. Sesudah bersumpah menurut cara agama Islam,
para saksi menyatakan akan menerangkan yang sebenarnya dan tidak lain
dari yang sebenarnya.
Para saksi kemudian memberikan keterangan secara terpisah sebagai
berikut :
Ketua Majelis Hakim kepada saksi I :
Sejak kapan saudara kenal dengan
Penggugat dan Tergugat ?
Saya kenal dengan Penggugat sejak
......... dan kenal dengan Tergugat
sejak ................
18
Dst .......................
c. Dalam hal Penggugat dan Tergugat hadir, atau salah satu diantara
Penggugat atau Tergugat tidak hadir, setelah perkara melalui seluruh
tahapan pemeriksaan.
A. Simpulan
Berita Acara Persidangan adalah akta yang dibuat oleh pejabat resmi yang
berwenang tentang proses pemeriksaan perkara dalam persidangan yang
dijadikan pedoman hakim dalam penyusunan putusan, sedangkan berita acara
sebagai akta autentik, karena semua yang tercantum dalam berita acara adalah
keterangan resmi, sepanjang tidak terbukti palsu. Jika ada orang yang menilai
palsu maka harus membuktikan kepalsuannya (Pasal 165 HIR/305 Rbg).
Untuk mudahnya susunan dan berntuk BAP dapat kita bagi menjadi 3 (tiga)
bagian yaitu Pendahuluan, Isi dan Penutup.
1. Bagian Pendahuluan BAP berisi Judul, Nomor Perkara, Sidang ke berapa,
Pengadilan yang menyidangkan, jenis perkara, hari dan tanggal sidang
serta tempat dilangsungkannya sidang, Nama, identitas dan kedudukan
pihak-pihak, dan Susunan Majelis Hakim dan Panitera dan Panitera
sidang.
2. Bagian isi BAP, bagian ini dimulai dari pernyataan Hakim tentang sidang
dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum, atau tertutup untuk umum,
diakhiri dengan pernyataan penundaan atau penutupan sidang. Dalam
bagian ini semua jalannya pemeriksaan dibuat dalam bentuk tanya jawab.
3. Bagian Penutup BAP yang berisi pernyataan hakim Ketua bahwa
persidangan telah selesai dan ditutup, jika ada pihak yang tidak hadir,
dicatat perintah Hakim Ketua untuk memangil kembali pihak yang tidak
hadir, pada BAP sidang terakhir, mencatat penjelasan Hakim Ketua
kepada pihak-pihak tentang maksud isi amar dan upaya hukum yang dapat
ditempuh, dan perintah melakukan pemberitahuan isi putusan jika ada
pihakyang tidak hadir serta Nama dan tandatagan Hakim Ketua dan
panitera sidang.
23
Secara rinci berita acara persidangan tersebut harus berisi hal-hal pokok yang
terjadi dalam persidangan yang dirangkaikan dalam ungkapan kalimat -
kalimat, dengan variable situasi tahapan persidangan, apakah persidangan
yang pertama atau lanjutan atau terakhir.
B. Saran
MARI Pelatihan Tehnis Yustisial, 1995, Panitera dan Jurusita, Jakarta, Proyek
Pembinaan Tehnis Yustisial MARI.
Team Pustaka Phoenix, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka
Phoenix.
Yan Pramdya Puspa, 1977, Kamus Hukum Edisi Lengkap, Bahasa Belanda,
Indonesia, Inggris, Semarang, Aneka Ilmu.