Anda di halaman 1dari 10

TAHAP PERSIAPAN PERSIDANGAN

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peradilan Agama)

Dosen Pengampu:

Siti Mukhlisshah, M.H

Anggota Kelompok 9:

Muhammad Syarpani
Muhammad Wahyudi
Karmiah Ulfah
Khafifah

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM SEMESTER 7

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

RASYIDIYAH KHALIDIYAH

AMUNTAI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Segala puji dan syukur hanyalah milik


Allah Azza wa Jalla atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada seluruh makhluk-
Nya, termasuk umat manusia diseluruh penjuru dunia.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah keharibaan Rasulullah SAW, beserta
keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah kami dari kelompok 4 untuk menyampaikan sebuah
materi bahasan tentang “Tahapan Persiapan Persidangan” yang telah kami susun dengan rapi
dalam sebuah makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Siti
Mukhlisshah, M.H pada mata kuliah Manajemen Peradilan Agama. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memperluas wawasan seputar bagaimana prosedur yang dilakukan saat persiapan
menuju persidangan di depan pengadilan agama.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Manajemen PA, ibu Siti Mukhlisshah,
M.H, yang telah memberikan arahan dan bimbingan, dan juga kepada seluruh pihak yang ikut serta
dalam menyelesaikan makalah ini. Juga ucapan mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika terdapat
kekhilafan didalamnya, sebab kita sebagai umat manusia tidak pernah luput dari salah dan khilaf.
Demikianlah sambutan pengantar dari kami, kami akhiri Wassalamu’alaikum Warahmatullah
Wabarakatuh.

Amuntai, 11 November 2023

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Penetapan Majelis Hakim (PMH) ............................................................................... 3


B. Penunjukan Panitera Sidang ....................................................................................... 4
C. Penetapan Hari Sidang (PHS) ..................................................................................... 4
D. Pemanggilan Para Pihak ............................................................................................. 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 6
B. Saran dan Kesimpulan ................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengadilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia


harus menempatkan dirinya sebagai Lembaga peradilan yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, Pengadilan Agama perlu meningkatkan kualitas aparatnya sehingga dapat melaksanakan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik dan benar.

Salah satu unsur yang harus dilakukan dalam melaksanakan hukum acara tersebut
adalah persiapan menuju persidangan yang harus ditentukan oleh Pengadilan Agama.1

Dalam rangka persiapan persidangan terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
Pengadilan Agama di antaranya adalah Penetapan Majelis Hakim, Penetapan Hari Sidang,
Penunjukan Panitera Sidang dan Pemanggilan Pihak.

Terkadang dunia akademisi kurang mengetahui tentang pra-sidang ini, maka perlu
kiranya dikaji lagi terkait persiapan pra-sidang ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur penetapan majelis hakim di Pengadilan Agama?


2. Bagaimana aturan penunjukan panitera sidang?
3. Bagaimana SOP dalam penetapan hari sidang?
4. Bagaimana prosedur pemanggilan para pihak?

1
Aah Tsamrotul Fuadah, Hukum Acara Peradilan Agama Plus Prinsip Hukum Acara Islam dalam Risalah Qadha
Umar bin Khaththab, (Depok: PT. Raja Grafindo, 2019), hlm. 109.

1
C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui prosedur penetapan majelis hakim dalam peradilan agama.


2. Memahami bagaimana aturan dalam penunjukan panitera persidangan.
3. Mengetahui bagaiama tahapan dalam penetapan hari sidang.
4. Mengetahui prosedur SOP dalam pemanggilan para pihak yang berperkara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penetapan Majelis Hakim (PMH)

Penetapan majelis hakim yaitu penunjukan Majelis Hakim melalui suatu


penetapan Penunjukan Majelis Hakim (PMH) oleh Ketua Pengadilan.2 Berikut
beberapa tahapan dan prosedur dalam PMH:

1. Selambat-lambatnya dalam waktu 10 hari kerja sejak perkara didaftarkan,


Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah menetapkan Majelis Hakim
yang akan menyidangkan perkara.
2. Penetapan Majelis hakim ditanda tangani oleh ketua dan dibubuhi stempel
pengadilan agama/ mahkamah syar’iyah.
3. Dalam penetapan majelis hakim, nama ketua dan anggota majelis ditulis
lengkap sesuai dengan nama yang tercantum dalam SK pengangkatan sebagai
hakim.
4. Jika Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah berhalangan,
melimpahkan tugas tersebut kepada Wakil Ketua Pengadilan Agama/
Mahkamah Syar'iyah, jika wakil ketua berhalangan menunjuk hakim senior.
5. Susunan Majelis Hakim hendaknya ditetapkan secara tetap untuk jangka waktu
tertentu.
6. Ketentuan Ketua Majelis adalah sebagai berikut :
a) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah selalu
menjadi Ketua Majelis.
b) Ketua Majelis adalah Hakim senior pada Pengadilan tersebut. Senioritas
tersebut didasarkan pada lamanya seseorang menjadi Hakim.
c) Tiga orang Hakim yang menempati urutan senioritas terakhir dapat
saling menjadi Ketua Majelis dalam perkara yang berlainan.

2
Sudirman, Hukum Acara Peradilan Agama, (Parepare: IPN Press, 2021), hm. 55.

3
7. Majelis Hakim dibantu oleh Panitera Pengganti dan Jurusita.
8. Penetapan Majelis Hakim dicatat oleh petugas Meja II dalam Buku Register
Induk Perkara.3

B. Penunjukan Panitera Sidang

Adapun dalam penyelesaian perkara di pengadilan, Majelis Hakim akan menunjuk


panitera sidang yang tugasnya untuk mencatat dan mendokumentasikan setiap detail
jalannya persidangan, membuat berita acara persidangan, membuat penetapan dan putusan
dan melaksanakan semua perintah hakim dalam menyelesaikan perkara tersebut. Panitera
sidang ini bisa dilakukan oleh panitera sendiri, wakil panitera, panitera muda atau panitera
pengganti yang ditunjuk oleh Panitera secara tertulis dan ditandatanganinya.4

C. Penetapan Hari Sidang (PHS)

Penetapan Hari Sidang (PHS) maksudnya ialah keputusan yang dibuat oleh Hakim
Ketua Majelis untuk menetapkan hari, tanggal, dan waktu penyelenggaraan sidang. PHS
biasanya berisi informasi terkait jadwal sidang, termasuk tanggal dan waktu sidang dimulai
serta durasi yang diharapkan.5 Berikut tahapan dan aturan dalam PHS:

1. Perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya segera diserahkan kepada Ketua
Majelis Hakim yang ditunjuk.
2. Ketua Majelis setelah mempelajari berkas dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari
kerja harus sudah menetapkan hari sidang. Pemeriksaan perkara cerai dilakukan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat gugatan didaftarkan di
kepaniteraan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.
3. Dalam menetapkan hari sidang, Ketua Majelis harus memperhatikan jauh/ dekatnya
tempat tinggal para pihak yang berperkara dengan tempat persidangan.

3
Ibrahim Ahmad Harun, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, (Jakarta: Mahkamah
Agung RI, 2007), hlm. 34-35.
4
Khoirur Rofiq, Hukum Acara Peradilan Agama, (Semarang: CV. Rafi Sarana Perkasa, 2022), hlm. 149-150.
5
PA Kendal, Standar Pelayanan, https://pa-kendal.go.id/new/2018-09-27-14-28-14/standar-pelayanan.html, (2020),
diakses pada 11 November 2023 Pukul 20.57 WITA.

4
4. Jika tergugat/ termohon berada di luar negeri, persidangan ditetapkan sekurang-
kurangnya 6 bulan sejak perkara tersebut didaftarkan di kepaniteraan pengadilan.
5. Penetapan hari sidang, harus dimusyawarahkan dengan anggota Majelis Hakim.
6. Setiap Hakim harus mempunyai jadwal persidangan yang lengkap dan dicatat
dalam buku agenda perkara masing- masing.
7. Daftar perkara yang akan disidangkan harus sudah ditulis oleh Panitera Pengganti
pada papan pengumuman Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah sebelum
persidangan dimulai sesuai nomor urut perkara.
8. Atas perintah Ketua Majelis, Panitera Pengganti melaporkan hari sidang pertama
kepada petugas Meja II dengan menggunakan lembar instrumen.
9. Petugas Meja II mencatat laporan panitera pengganti dalam buku Register Perkara.6

D. Pemanggilan Para Pihak

Adapun juru sita akan melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak yang


berperkara untuk menghadiri sidang sesuai dengan hari, tanggal, jam dan tempat yang
ditunjuk dalam PHS. Pemanggilan dilakukan oleh juru sita dengan menyerahkan surat
panggilan dan khusus untuk tergugat disertai salinan surat gugatan.

Pemanggilan harus dilakukan dengan patut, yang ditunjukkan dengan


pengembalian relas panggilan itu kepada Majelis Hakim. Apabila yang dipanggil
bertempat tinggal di luar wilayah hukum pengadilan yang memeriksa perkara yang
bersangkutan, panggilan dilakukan melalui Ketua Pengadilan yang wilayah hukumnya
meliputi tempat tinggal orang yang dipanggil tersebut.7

6
Ibrahim Ahmad Harun, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, (Jakarta: Mahkamah
Agung RI, 2007), hlm. 35-36.
7
Amri, Buku Ajar Hukum Acara Peradilan Agama, (Malang: Literasi Nusantara, 2021), hlm. 30-31.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penetapan majelis hakim yaitu penunjukan Majelis Hakim melalui suatu penetapan
Penunjukan Majelis Hakim (PMH) oleh Ketua Pengadilan. Adapun dalam penyelesaian
perkara di pengadilan, Majelis Hakim dibantu oleh panitera sidang yang tugasnya untuk
mencatat dan mendokumentasikan setiap detail jalannya persidangan.

Penetapan Hari Sidang (PHS) maksudnya ialah keputusan yang dibuat oleh Hakim
Ketua Majelis untuk menetapkan hari, tanggal, dan waktu penyelenggaraan sidang.
Adapun juru sita akan melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak yang berperkara untuk
menghadiri sidang sesuai dengan hari, tanggal, jam dan tempat yang ditunjuk dalam PHS.

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan juga para pembaca. Kamimenyadari bahwa makalah ini terdapat benyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan tanggapan, kritik, dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

6
DAFTAR PUSTAKA

Amri. 2021. Buku Ajar Hukum Acara Peradilan Agama. Malang: Literasi Nusantara.

Fuadah, Aah Tsamrotul. 2019. Hukum Acara Peradilan Agama Plus Prinsip Hukum
Acara Islam dalam Risalah Qadha Umar bin Khaththab. Depok: PT. Raja Grafindo.

Harun, Ibrahim Ahmad. 2007. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan
Agama. Jakarta: Mahkamah Agung RI.

Khoirur Rofiq. 2022. Hukum Acara Peradilan Agama. Semarang: CV. Rafi Sarana
Perkasa.

PA Kendal. 2020. Standar Pelayanan, https://pa-kendal.go.id/new/2018-09-27-14-28-


14/standar-pelayanan.html. Diakses pada 11 November 2023 Pukul 20.57 WITA.

Sudirman. 2021. Hukum Acara Peradilan Agama. Parepare: IPN Press.

Anda mungkin juga menyukai