Dosen Pengampu:
Anggota Kelompok 9:
Muhammad Syarpani
Muhammad Wahyudi
Karmiah Ulfah
Khafifah
RASYIDIYAH KHALIDIYAH
AMUNTAI
2023
KATA PENGANTAR
Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah keharibaan Rasulullah SAW, beserta
keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, perkenankanlah kami dari kelompok 4 untuk menyampaikan sebuah
materi bahasan tentang “Tahapan Persiapan Persidangan” yang telah kami susun dengan rapi
dalam sebuah makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Siti
Mukhlisshah, M.H pada mata kuliah Manajemen Peradilan Agama. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memperluas wawasan seputar bagaimana prosedur yang dilakukan saat persiapan
menuju persidangan di depan pengadilan agama.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Manajemen PA, ibu Siti Mukhlisshah,
M.H, yang telah memberikan arahan dan bimbingan, dan juga kepada seluruh pihak yang ikut serta
dalam menyelesaikan makalah ini. Juga ucapan mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika terdapat
kekhilafan didalamnya, sebab kita sebagai umat manusia tidak pernah luput dari salah dan khilaf.
Demikianlah sambutan pengantar dari kami, kami akhiri Wassalamu’alaikum Warahmatullah
Wabarakatuh.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 6
B. Saran dan Kesimpulan ................................................................................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu unsur yang harus dilakukan dalam melaksanakan hukum acara tersebut
adalah persiapan menuju persidangan yang harus ditentukan oleh Pengadilan Agama.1
Dalam rangka persiapan persidangan terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
Pengadilan Agama di antaranya adalah Penetapan Majelis Hakim, Penetapan Hari Sidang,
Penunjukan Panitera Sidang dan Pemanggilan Pihak.
Terkadang dunia akademisi kurang mengetahui tentang pra-sidang ini, maka perlu
kiranya dikaji lagi terkait persiapan pra-sidang ini.
B. Rumusan Masalah
1
Aah Tsamrotul Fuadah, Hukum Acara Peradilan Agama Plus Prinsip Hukum Acara Islam dalam Risalah Qadha
Umar bin Khaththab, (Depok: PT. Raja Grafindo, 2019), hlm. 109.
1
C. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sudirman, Hukum Acara Peradilan Agama, (Parepare: IPN Press, 2021), hm. 55.
3
7. Majelis Hakim dibantu oleh Panitera Pengganti dan Jurusita.
8. Penetapan Majelis Hakim dicatat oleh petugas Meja II dalam Buku Register
Induk Perkara.3
Penetapan Hari Sidang (PHS) maksudnya ialah keputusan yang dibuat oleh Hakim
Ketua Majelis untuk menetapkan hari, tanggal, dan waktu penyelenggaraan sidang. PHS
biasanya berisi informasi terkait jadwal sidang, termasuk tanggal dan waktu sidang dimulai
serta durasi yang diharapkan.5 Berikut tahapan dan aturan dalam PHS:
1. Perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya segera diserahkan kepada Ketua
Majelis Hakim yang ditunjuk.
2. Ketua Majelis setelah mempelajari berkas dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari
kerja harus sudah menetapkan hari sidang. Pemeriksaan perkara cerai dilakukan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat gugatan didaftarkan di
kepaniteraan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.
3. Dalam menetapkan hari sidang, Ketua Majelis harus memperhatikan jauh/ dekatnya
tempat tinggal para pihak yang berperkara dengan tempat persidangan.
3
Ibrahim Ahmad Harun, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, (Jakarta: Mahkamah
Agung RI, 2007), hlm. 34-35.
4
Khoirur Rofiq, Hukum Acara Peradilan Agama, (Semarang: CV. Rafi Sarana Perkasa, 2022), hlm. 149-150.
5
PA Kendal, Standar Pelayanan, https://pa-kendal.go.id/new/2018-09-27-14-28-14/standar-pelayanan.html, (2020),
diakses pada 11 November 2023 Pukul 20.57 WITA.
4
4. Jika tergugat/ termohon berada di luar negeri, persidangan ditetapkan sekurang-
kurangnya 6 bulan sejak perkara tersebut didaftarkan di kepaniteraan pengadilan.
5. Penetapan hari sidang, harus dimusyawarahkan dengan anggota Majelis Hakim.
6. Setiap Hakim harus mempunyai jadwal persidangan yang lengkap dan dicatat
dalam buku agenda perkara masing- masing.
7. Daftar perkara yang akan disidangkan harus sudah ditulis oleh Panitera Pengganti
pada papan pengumuman Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah sebelum
persidangan dimulai sesuai nomor urut perkara.
8. Atas perintah Ketua Majelis, Panitera Pengganti melaporkan hari sidang pertama
kepada petugas Meja II dengan menggunakan lembar instrumen.
9. Petugas Meja II mencatat laporan panitera pengganti dalam buku Register Perkara.6
6
Ibrahim Ahmad Harun, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama, (Jakarta: Mahkamah
Agung RI, 2007), hlm. 35-36.
7
Amri, Buku Ajar Hukum Acara Peradilan Agama, (Malang: Literasi Nusantara, 2021), hlm. 30-31.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penetapan majelis hakim yaitu penunjukan Majelis Hakim melalui suatu penetapan
Penunjukan Majelis Hakim (PMH) oleh Ketua Pengadilan. Adapun dalam penyelesaian
perkara di pengadilan, Majelis Hakim dibantu oleh panitera sidang yang tugasnya untuk
mencatat dan mendokumentasikan setiap detail jalannya persidangan.
Penetapan Hari Sidang (PHS) maksudnya ialah keputusan yang dibuat oleh Hakim
Ketua Majelis untuk menetapkan hari, tanggal, dan waktu penyelenggaraan sidang.
Adapun juru sita akan melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak yang berperkara untuk
menghadiri sidang sesuai dengan hari, tanggal, jam dan tempat yang ditunjuk dalam PHS.
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan juga para pembaca. Kamimenyadari bahwa makalah ini terdapat benyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan tanggapan, kritik, dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
6
DAFTAR PUSTAKA
Amri. 2021. Buku Ajar Hukum Acara Peradilan Agama. Malang: Literasi Nusantara.
Fuadah, Aah Tsamrotul. 2019. Hukum Acara Peradilan Agama Plus Prinsip Hukum
Acara Islam dalam Risalah Qadha Umar bin Khaththab. Depok: PT. Raja Grafindo.
Harun, Ibrahim Ahmad. 2007. Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan
Agama. Jakarta: Mahkamah Agung RI.
Khoirur Rofiq. 2022. Hukum Acara Peradilan Agama. Semarang: CV. Rafi Sarana
Perkasa.