Dosen Pengampu
Oleh kelompok 2
M. Riadi : 22.11.1321
Muhmmad Bakri : 22.11.1325
Nurul Hikmah : 22.11.1334
FAKULTAS SYARIAH
MARTAPURA
Alhamdulillah Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta nikmat berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam juga tidak lupa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau dari dulu
hingga akhir zaman kelak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Haya Zabidi S.Ag, M.Ag yang telah
membimbing serta memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN HAKIM” bagi para pembaca terutama
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Pengangkatan Hakim.............................................................................................2
B. Pemberhentian Hakim............................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................10
A. Simpulan..............................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................................ 11
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengangkatan Hakim?
2. Bagaimana Pemberhentian Hakim?
C. Tujuan Penulisan
1
Yumi Simbala, Pengangkatan Dan Pemberhentian Hakim Menurut UU Nomor 49 Tahun
2009 Tentang Perubahan Kedua UU Nmor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, Hal 187
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengangkatan Hakim
اَّن ٱ هلَّّل هيأُْم ُر ُك ْم أهن ت هُؤدُّو ۟ا ٱْْل ه هَٰم َٰن ه ت إله َٰى أهْه ل هها هو إذها هح هكْم تُم هبْي هن
ٱلَّنا س أهن تهْح ُك ُم و۟ا ب ٱْل هعْد لۚ إَّن ٱ هلَّّل ن عَّم ا يه عُظُك م ب ۦهۗ إَّن ٱ هلَّّل هكا هن هس مي ًۢع ا هب صي ر
ا
Hakim sebagai salah satu unsur peradilan yang dipandang penting dalam
1 Andriano, Etika Profesi Hakim Dalam Perspektif Hukum Islam, Gowa, 2017, Hal 5
2
menyelesaikan perkara yang diperselisihkan antara sesama. Oleh sebab itu, harus
didukung oleh pengetahuan dan kemampuan yang profesional dengan syarat-
syarat yang umum dan khusus yang di tentukan oleh Mahkamah Agung atas
kekuasaan kehakiman yang diatur oleh undang-undang tersendiri, terkecuali
Mahkamah Konstitusi yang kekuasaan dan kewenangannya oleh Mahkamah
Konstitusi.
Adapun syarat menjadi hakim secara umum adalah :
a. Warga Negara Indonesia
ِۖ
ياهي هُّها اَّل ذْي هن َٰا همنُْو ا ُك ْو نُْو ا قهَّوا مْي هن ه لّل ُش ههدهۤا هء باْل قْس ط هو هَل هيْج ر همنَُّك ْم هشنهَٰا ُن قهْو ٍم
ّٰۗل
هع َٰل ى اهََّل تهْع دلُْو اۗ ا ْع دلُْو ۗا ه هُو اهْق هرُب للتَّْقَٰو ِۖ ى هواتَّقُو ا ه هال ا َّن ه هالّٰل هخ بْي ًۢر ب هما تهْع هملُْو ن
3
hukum yang memiliki keahlian di bidang Tata Usaha Negara atau Administrasi
Negara yang melaksanakan
4
Adapun perbedaannya adalah pada fiqh Islam disyaratkan hakim laki-laki dan
tidak boleh perempuan yang terjadi khilafiyah diantara para ulama dari empat
mazhab kecuali Abu Hanifah membolehkan selain dalam urusan had dan qisas,
karena kesaksian dalam dua hal tersebut tidak dapat diterima.
Dengan berbagai macam syarat tersebut diharapkan hakim dapat bermoral
tinggi dan tidak boleh melakukan perbuatan tercela, melanggar sumpah jabatan
atau melanggar larangan seperti menjadi pengusaha atau penasehat hukum, karena
syarat tersebut termasuk dalam ajaran yang menuntut moral dan tanggungjawab
sebagai seorang hakim setelah disumpah sesuai agamanya masing-masing. Adapun
lafal Sumpah : “Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi
kewajiban hakim dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang tegas
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menjalankan
segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, serta berbakti kepada Nusa
dan Bangsa.” Janji : “Saya berjanji bahwa saya dengan sungguh-sungguh akan
memenuhi kewajiban hakim dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya
menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
berbakti kepada nusa dan bangsa.”
Maka jika seorang hakim melanggar, dapat diberhentikan secara tidak
hormat oleh Presiden dengan terlebih dahulu diberi kesempatan untuk membela
diri.2
B. Pemberhentian Hakim
Pemberhentian hakim terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Pemberhentian dengan hormat
2. Pemberhentian dengan tidak hormat
3. Pemberhentian sementara
a) Pemberhentian dengan hormat
Hakim yang diberhentikan dengan hormat harus memenuhi beberapa
alasan, antara lain :
1. Meninggal dunia
5
2. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang diajukan kepada Ketua
3. Telah berusia 70 (tujuh puluh) tahun
4. Telah berakhir masa jabatannya
5. Sakit jasmani dan rohani secara terus menerus selama 3 (tiga) bulan sehingga
tidak dapat menjalankan tugasnya yang dibuktikan dengan surat keterangan
dokter.
b) Pemberhentian dengan tidak hormat
Adapun unsur-unsur yang menyebabkan Hakim diberhentikan dengan
tidak hormat yaitu, apabila :
1. Dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara.
2. Melakukan perbuatan tercela.
3. Tidak menghadiri persidangan yang menjadi tugas dan kewajibannya selama
5 kali berturut-turut tanpa alasan yang sah.
4. Melanggar sumpah atau janji jabatan.
6
1. Sebelum Hakim diberhentikan dengan tidak hormat, Hakim yang
bersangkutan diberhentikan sementara dari jabatannya dengan Keputusan
Presiden atas permintaan Ketua Mahkamah.
2. Pemberhentian sementara dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada
Hakim yang bersangkutan membela diri di hadapan Majelis Kehormatan.
3
Dukatis Zulmi, Mikanisme Pemberhentian Hakim Mahkamah Konstitusi, Juli, 2020, .Hal 24
7
3. Permintaan pemberhentian sementara kepada Presiden diajukan dalam waktu
paling lama 7 hari kerja sejak Rapat Pleno Hakim memutuskan tindak lanjut
laporan dugaan pelanggaran.
4. Hakim yang bersangkutan direhabilitasi apabila tidak terbukti melakukan
pelanggaran.
5. Dalam hal Majelis Kehormatan memutuskan Hakim yang bersangkutan
terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana Pasal 8, maka Hakim yang
bersangkutan diberhentikan tidak dengan hormat.
c) Pemberhentian sementara
Hakim yang diberhentikan sementara dari jabatannya sebagaimana
dimaksud adalah3 :
1. Untuk memberikan kesempatan kepada hakim yang bersangkutan membela
diri di hadapan Majelis Kehormatan.
2. Ada perintah penahanan.
3. Dituntut di muka pengadilan dalam perkara pidana.
Apabila Hakim yang bersangkutan diberhentikan sementara, maka akan
melalui mekanisme yang telah diatur, yaitu sebagai berikut :
1. Apabila Hakim yang bersangkutan ada perintah penahanan atau dituntut di
muka pengadilan, Hakim yang bersangkutan diberhentikan sementara dari
jabatannya dengan Keputusan Presiden atas permintaan Ketua Mahkamah.
2. Permintaan pemberhentian sementara diajkukan dalam waktu paling lama 7
hari kerja sejak perintah penahanan atau dituntut di muka pengadilan.
3. Pemberhentian sementara dilakukan paling lama 60 hari kerja dan dapat
diperpanjang paling lama 30 hari kerja.
3 Dukatis Zulmi, Mikanisme Pemberhentian Hakim7 Mahkamah Konstitusi, Juli, 2020, .Hal 25
6. Dalam jangka waktu 7 hari kerja sejak Mahkamah menerima Keputusan
9
3
Dukatis Zulmi, Mikanisme Pemberhentian Hakim Mahkamah Konstitusi, Juli, 2020, .Hal 29
A. Simpulan
syarat menjadi hakim secara umum adalah :
a. Warga Negara Indonesia
3. Pemberhentian sementara
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangannya rujukan dan referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap atas kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Andriano, Etika Profesi Hakim Dalam Perspektif Hukum Islam, Gowa, 2017
11
12