Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SUSUNAN PERADILAN AGAMA DAN KEKUASAAN BADAN PERADILAN


AGAMA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Peradilan Agama Di Indonesia
Dosen Pengampu : YUNIAR HANDAYANI S.H,M.H

Disusun Oleh :
Hasni Ramadhanti (632022010)
Ridho (632022015)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH PALEMBANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
Saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi
Untuk menyelesaikan makalah tentang “Susunan Peradilan Agama Dan Kekuasaan
Badan Peradilan Agama. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Peradilan Agama Di Indonesia.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat


Banyak kekurangan dalam penyusunannya karena keterbatasan pengetahuan dan
Pengalaman yang dimiliki penulis. Namun demikian, penulis berharap semoga
Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membaca.
Kira-kira laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
Orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
Kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran
Yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palembang, Oktober 2023

Hasni Ramadhanti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Susunan Badan Peradilan Agama Di Indonesia......................................2


B. Asas Asas Dalam Badan Peradilan Agama.............................................3
C. Kekuasaan Badan Peradilan Agama.......................................................3

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradilan Agama Adalah Salah Satu Lembaga Pelaksana Kekuasaan
Kehakiman Yang Harus Menempatkan Dirinya Sebagai Lembaga Peradilan
Yang Sesungguhnya Yang Disegani Dan Dihormati Serta Memiliki Otoritas Dan
Kewenangan Yang Tinggi. Keberadaan Peradilan Agama Sendiri Telah Diakui
Jauh Sebelum Negara Republik Indonesia Ini Memproklamirkan Diri Sebagai
Bangsa Yang Merdeka, Meskipun Sempat Mengalami Masa-Masa Pasang
Surut Baik Itu Dari Segi Penamaan, Status, Kedudukan Maupun
Kewenangannya

Pengertian Peradilan Yang Lebih Operasional Dikemukakan Oleh Cik


Hasan Bisri, Yaitu Kekuasaan Negara Dalam Menerima, Memeriksa, Mengadili,
Memutus, Dan Menyelesaikan Perkara Untuk Menegakkan Hukum Dan
Keadilan. Oyo Sunaryo Mukhlas, Mendefinisikan Peradilan Itu Merupakan
Upaya Hukum Untuk Mencari Kebenaran Formal, Bagi Pihak-Pihak Yang
Berperkara. Dari Beberapa Pengertian Tersebut, Peradilan Berarti Suatu
Proses Yang Berakhir Dengan Memberi Keadilan Dalam Suatu Keputusan
Terhadap Para Pihak Yang Berperkara. Istilah Peradilan itu senantiasa melekat
dengan istilah Pengadilan. Dua Istilah yang berbeda, namun keduanya tidak
mungkin dapat dipisahkan. Karena pada dasarnya Pengadilan itu merupakan
tempat diselenggarakannya Peradilan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana susunan peradilan agama di Indonesia ?
2. Bagaimana kekuasaan badan peradilan agama ?
3. Bagaimana asas asas peradilan agama ?

C. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini penulis mempunyai maksud dan tujuan antara
lain:
1. Memberi pemahaman tentang susunan peradilan agama dan kekuasaan
badan peradilan agama di Indonesia .
2. Untuk bahan diskusi pada mata kuliah Peradilan agama di Indonesia dan
juga untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan Dosen Pengampu.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Susunan Badan Peradilan Agama Di Indonesia


Badan-Badan Peradilan Agama Sejak Berlakunya Uu Nomor 7 Tahun
1989 Telah Menjadi Seragam, Yaitu Pengadilan Agama (Pa) Bagi Tingkat
Pertama Dan Pengadilan Tinggi Agama (Pta) Bagi Tingkat Banding.
Kekuasaan Kehakiman Di Lingkungan Peradilan Agama Dilaksanakan
Oleh: Pengadilan Agama Dan Pengadilan Tinggi Agama. Pengadilan
Agama Berkedudukan Di Ibukota Kabupaten/Kota Dan Daerah Hukumnya
Meliputi Wilayah Kabupaten/Kota. Pengadilan Tinggi Agama
Berkedudukan Di Ibukota Provinsi Dan Daerah Hukumnya Meliputi
Wilayah Provinsi Tetapi Tidak Menutup Kemungkinan Adanya
Pengecualian. Pengadilan Agama Merupakan Pengadilan Tingkat
Pertama Dan Pengadilan Tinggi Agama Merupakan Pengadilan Tingkat
Banding. Peradilan Agama Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Berpuncak Ke Mahkamah Agung. Peradilan Agama Berwenang
Memeriksa, Mengadili, Memutus, Dan Menyelesaikan Perkara Antara
Orang-Orang Yang Beragama Islam Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan. Yang Dimaksud “Antara Orang Yang Beragama
Islam” Adalah Orang Atau Badan Hukum Yang Dengan Sendirinya
Menundukkan Diri Dengan Suka Rela Kepada Hukum Islam Mengenai
Hal-Hal Yang Menjadi Kewenangan Peradilan Agama.

Kewenangan Pengadilan Agama Sebagaimana Diatur Dalam Uu No.


3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Uu No. 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama, Yaitu: Perkawinan; Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat,
Infak, Shodaqoh, Ekonomi Syari’ah.Pengadilan Tinggi Agama Merupakan
Pengadilan Tingkat Banding Yang Memeriksa, Memutus, Dan
Menyelesaikan Perkara-Perkara Yang Diputus Oleh Pengadilan Agama
Dan Merupakan Pengadilan Tingkat Pertama Dan Terakhir. Mengenai
Sengketa Kewenangan Mengadili Antar Pengadilan Agama Di Daerah
Hukumnya.

Pada Lingkungan Peradilan Agama Dapat Dibentuk Pengkhususan


Pengadilan Yang Diatur Dalam Undang-Undang Sebagaimana Tercantum
Dalam Pasal 3a Uu No. 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Uu No. 7
Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. Peradilan Syari’at Islam Di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Merupakan Peradilan Khusus Dalam
Lingkungan Peradilan Agama Dan Merupakan Peradilan Khusus Dalam
Lingkungan Peradilan Umum Sepanjang Kewenangannya Menyangkut
Kewenangan Peradilan Umum. Pengadilan Arbitrasi Syari’ah Termasuk
Pengadilan Khusus Dalam Lingkungan Peradilan Agama. Pasal 9 (1)
Susunan Pengadilan Agama Terdiri Dari Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, Sekretaris, Dan Juru Sita. (2) Susunan Pengadilan Tinggi Agama
Terdiri Dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Dan Sekretaris. Pasal 10
(1) Pimpinan Pengadilan Agama Terdiri Dari Seorang Ketua Dan Seorang
Wakil Ketua.

2
B. Asas Asas Dalam Badan Peradilan Agama
1. Pelaksana Kekuasaan Kehakiman Pasal 10 Uu No. 4/2004, (L)
Kekuasaan Kehakiman Dilakukan Oleh Sebuah Mahkamah Agung
Dan Badan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya. Dan Oleh
Sebuah Mahkamah Konstitusi. (2) Badan Peradilan Yang Berada Di
Bawah Mahkamah Agung Meliputi Badan Peradilan Dalam
Lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer,
Dan Peradilan Tata Usaha Negara.

2. Mahkamah Agung Banteng Terakhir Penegakan Hukum Pasal 11


Ayat (1) Uu No. 4/2004 Mahkamah Agung Merupakan Pengadilan
Negara Tertinggi Dari Keempat Lingkungan. Peradilan
Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 10 Ayat (2).

3. Wewenang Dan Kekuasaan Mahkamah Agung Pasal 11 Ayat (2) Uu


No. 4/2004 (2) Mahkamah Agung Mempunyai Kewenangan: A.
Mengadili Pada Tingkat Kasasi Terhadap Putusan Yang Diberikan
Pada Tingkat Terakhir Oleh Pengadilan Di Semua Lingkungan
Peradilan Yang Berada Di Bawah Mahkamah Agung; B. Menguji
Peraturan Perundang-Undangan Di Bawah Undang Undang
Terhadap Undang Undang; Dan C. Kewenangan Lainnya Yang
Diberikan Undang-Undang. (3) Pernyataan Tidak Berlaku Peraturan
Perundang-Undangan Sebagai Hasil Pengujian Sebagaimana
Dimaksud Pada Ayat (2) Huruf B, Dapat Diambil Baik Dalam
Pemeriksaan Tingkat Kasasi Maupun Berdasarkan Permohonan
Langsung Kepada Mahkamah Agung; (4) Mahkamah Agung
Melakukan Pengawasan Tertinggi Atas Perbuatan Pengadilan
Dalam Lingkungan Peradilan Yang Berada Di Bawahnya
Berdasarkan Ketentuan Undang Undang.

C. Kekuasaan Badan Peradilan Agama


1. Kekuasaan Absolut/Mutlak Peradilan Agama

Kekuasaan Absolut Artinya Kekuasaan Pengadilan Agama Yang


Berhubungan Dengan Jenis Perkara Atau Jenis Pengadilan Atau
Tingkatan Pengadilan, Dalam Perbedaannya Dengan Jenis Perkara
Atau Jenis Pengadilan Atau Tingkatan Pengadilan. Dalam
Perbedaannya Dengan Jenis Perkara Atau Jenis Pengadilan Atau
Tingkatan Pengadilan Lainnya, Misalnya: Pengadilan Agama Berkuasa
Atas Perkara Perkawinan Bagi Mereka Yang Beragama Islam
Sedangkan Bagi Yang Selain Islam Menjadi Kekuasaan Peradilan
Umum. Pengadilan Agamalah Yang Berkuasa Memeriksa Dan
Mengadili Perkara Dalam Tingkat Pertama, Tidak Boleh Langsung
Berperkara Di Pengadilan Tinggi Agama Atau Mahkamah Agung.
Banding Dari Pengadilan Agama Diajukan Ke Pengadilan Tinggi
Agama, Tidak Boleh Diajukan Ke Pengadilan Tinggi.

3
Kewenangan Peradilan Agama Memeriksa, Memutus, Dan
Menyelesaikan Bidang Perdata Dimaksud,
Sekaligus Dikaitkan Dengan Asas Personalita Ke-Islaman Yakni Yang
Dapat Ditundukkan Ke Dalam Kekuasaan Lingkungan Peradilan
Agama, Hanya Mereka Yang Beragama Islam. Yang Melaksanakan
Kekuasaan Kehakiman Dalam Lingkungan Peradilan Agama Dilakukan
Oleh Pengadilan Agama Yang Bertindak Sebagai Peradilan Tingkat
Pertama, Bertempat Kedudukan Di Kota Madya Atau Ibukota
Kabupaten. Peradilan Tingkat “Banding” Dilakukan Oleh Pengadilan
Tinggi Agama Yang Bertempat Kedudukan Di Ibukota Provinsi. Sifat
Kewenangan Masing-Masing Lingkungan Peradilan, Bersifat Absolut.
Apa Yang Telah Ditentukan Menjadi Kekuasaan Yurisdiksi Suatu
Lingkungan Peradilan, Menjadi Kewenangan Mutlak Baginya Untuk
Memeriksa Dan Memutus Perkara.

Kewenangan Mutlak Ini Disebut Kompetensi Absolut Atau Yuridiksi


Absolut. Sebaliknya Setiap Perkara Yang Tidak Termasuk Bidang
Kewenangannya, Secara Absolut Tidak Berwenang Mengadilinya.
Tujuan Dan Rasio Penentuan Batas Kewenangan Atau Kompetensi
Setiap Lingkungan Peradilan Agar Terbina Suatu Pelaksanaan
Kekuasaan Kehakiman Yang Tertib Antar Masing-Masing Lingkungan.
Masing-Masing Berjalan Pada Rel Yang Telah Ditentukan Untuk
Mereka Lalui. Tidak Saling Berebut Kewenangan. Masing-Masing
Bergerak Dan Berfungsi Sesuai Dengan Patokan Batas Kewenangan
Yurisdiksi Yang Ditentukan.

Disamping Tujuannya Untuk Membina Kekuasaan Kehakiman


Yang Tertib, Sekaligus Memberi Ketentraman Dan Kepastian Bagi
Masyarakat Pencari Keadilan, Lingkungan Peradilan Mana Yang
Berwenang Memeriksa Dan Memutus Sengketa Yang Sedang
Dihadapinya. Dengan Adanya Pembatasan Kompetensi Absolut Bagi
Masing-Masing Lingkungan, Memberi Arah Yang Pasti Bagi Setiap
Anggota Masyarakat Pencari Keadilan Untuk Mengajukan Perkara.

2. Kekuasaan Relatif Peradilan Agama

Kekuasaan Relatif Berhubungan Dengan Daerah Hukum Suatu


Pengadilan, Baik Pengadilan Tingkat Pertama Maupun Pengadilan
Tingkat Banding. Artinya, Cakupan Dan Batasan Kekuasaan Relatif
Pengadilan Ialah Meliputi Daerah Hukumnya Berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan. Kekuasaan Relatif Diartikan Sebagai
Kekuasaan Pengadilan Yang Satu Jenis Dan Satu Tingkatan, Dalam
Perbedaannya Dengan Kekuasaan Pengadilan Yang Sama Jenis Dan
Sama Tingkatan Lainnya, Misalnya Antara Pengadilan Negeri
Magelang Dengan Pengadilan Negeri Purworejo, Antara Pengadilan
Agama Muara Enim Dengan Pengadilan Agama Baturaja.

4
Pengadilan Negeri Magelang Dan Pengadilan Negeri Purworejo
Satu Jenis, Sama-Sama Lingkungan Peradilan Umum Dan Sama-
Sama Pengadilan Tingkat Pertama.

Pengadilan Agama Muara Enim Dan Pengadilan Baturaja Satu


Jenis, Yaitu Sama-Sama Lingkungan Peradilan Agama Dan Satu
Tingkatan, Sama-Sama Tingkat Pertama. Sebagaimana Telah
Dikemukakan, Bahwa Daerah Hukum Pengadilan Agama,
Sebagaimana Pengadilan Negeri Meliputi Daerah Kota Dan
Kabupaten. Sedangkan Daerah Hukum Pengadilan Tinggi Agama,
Sebagaimana Pengadilan Agama Tinggi Meliputi Wilayah Provinsi.

5
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari Uraian Di Atas Dapat Disimpulkan Bahwa Peradilan Agama


Adalah Salah Satu Dari Peradilan Negara Indonesia Yang Sah, Yang
Bersifat Peradilan Khusus, Yang Berwenang Dalam Jenis Perkara
Perdata Islam Tertentu, Bagi Orang -Orang Islam Di Indonesia.
Kekuasaan Kehakiman Di Lingkungan Peradilan Agama Dilaksanakan
Oleh: Pengadilan Agama Dan Pengadilan Tinggi Agama. Pengadilan
Agama Merupakan Pengadilan Tingkat Pertama Dan Pengadilan
Tinggi Agama Merupakan Pengadilan Tingkat Banding. Peradilan
Agama Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman Berpuncak Ke
Mahkamah Agung.

Kekuasaan Absolut Artinya Kekuasaan Pengadilan Agama Yang


Berhubungan Dengan Jenis Perkara Atau Jenis Pengadilan Atau
Tingkatan Pengadilan, Dalam Perbedaannya Dengan Jenis Perkara
Atau Jenis Pengadilan Atau Tingkatan Pengadilan. Kekuasaan Relatif
Berhubungan Dengan Daerah Hukum Suatu Pengadilan, Baik
Pengadilan Tingkat Pertama Maupun Pengadilan Tingkat Banding.
Artinya, Cakupan Dan Batasan Kekuasaan Relatif Pengadilan Ialah
Meliputi Daerah Hukumnya Berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan.

Kekuasaan Relatif Diartikan Sebagai Kekuasaan Pengadilan Yang


Satu Jenis Dan Satu Tingkatan, Dalam Perbedaannya Dengan
Kekuasaan Pengadilan Yang Sama Jenis Dan Sama Tingkatan
Lainnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Rasyid, H. Chatib dan Syaifuddin, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktik Pada
Peradilan Agama, Yogyakarta : UII Press, 2009.

Hasan Bisri, Cik, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Tri Wahyudi, Abdullah, Peradilan agama di indonesia, Yogyakarta : pustaka pelajar, 2004.

Nurfaidah, “Revitalisasi Lembaga Peradilan di Indonesia,” Shautut Tarbiyah, (Tanpa Kota)


Ed. 21, ThXIV, September, 2008. Hlm. 120.

Fauzan M, Pokok Pokok Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah
di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005. Hlm. 6.

Anda mungkin juga menyukai