Abstrak
I. Pendahuluan
Adanya tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh pengeboman oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia, memiliki dampak yang cukup besar bagi Indonesia. Akibat peristiwa
pengeboman keamanan wilayah Indonesia pun terganggu yang berdampak pada
pemberian travel warning oleh negara-negara Eropa dan Australia mengingat
korban peristiwa pengeboman mayoritas berasal dari wisatawan mancanegara.
Dunia mengutuk terorisme sebagai kejahatan atas kemanusiaan (crime against
humanity).
Untuk itu,pemerintah Indonesia berusaha untuk menjaga keamanan
wilayahnya serta menjaga citra baik Indonesia di dunia internasional dengan
melakukan berbagai terobosan dan kebijakan terkait pemberantasan terorisme di
Indonesia. Segala upaya pemerintah dalam memberantas isu terorime tersebut
didasarkan pada kepentingan nasional.
1
II. Pembahasan
1. Terorime di Indonesia
Istilah teroris oleh para ahli kontraterisme dikatakan merujuk kepada para
pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak
menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga
mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak
berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para
pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
2
dengan pemahaman tentang aspek – aspek mendasar berkaitan dengan
tindak pidana.
Berdasarkan Perpu No. 1 Tahun 2002 yang telah disahkan menjadi
UU No. 1 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme yang dijadikan sebagai dasar hukum dalam pemberantasan
tindak pidana terorisme di Indonesia, menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan tindak pidana terorisme adalah : Segala perbuatan
yang memenuhi unsur – unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan
Undang – Undang ini (Pasal 1 Ayat 1).
Sedangkan yang dimaksudkan unsur – unsur terorisme dalam Pasal
1 Ayat 1 Undang – Undang No 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Teorisme diatas adalah perbuatan melawan hukum yang
dilakukan secara sistematis dengan maksud untuk menghancurkan
kedaulatan bangsa dan negara dengan membahayakan kedaulatan
bangsa dan negara yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap
orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal
dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta
benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran
terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik atau fasilitas Internasional.
Mengacu pada berbagai instrumen hukum Internasional mengenai
pencegahan dan pemberantasan terorisme pada umumnya dan resolusi
DK-PBB untuk kasus bom Bali, maka sesungguhnya dan sejujurnya
tidak ada alasan apapun bagi masyarkat Indonesia untuk menolak atau
tidak mengakui kebijakan dan langkah pemerintah Indonesia dalam
upaya mencegah dan memberantas dan kegiatan terorisme. Bahkan
secara gambling ditegaskan bahwa, masalah terorisme bukan merupakan
masalah nasional semata melainkan juga merupakan masalah
internasional sehingga kegiatan terorisme dimanapun dan dampak yang
diakibatkannya akan segera menjadi perhatian serius dan menjadi
program PBB.
Kendatipun demikian, sesuai dengan amanah pembukaan UUD
1945 bahwa pemerintah selain berkewajiban melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, juga berkewajiban untuk
“mencerdaskan kehidupan bangsa...” dan seterusnya. Bertitik tolak dari
perspektif upaya “mencerdaskan kehidupan bangsa” inilah, pemerintah
Indonesia dituntut untuk selain harus mensejalankan kebijakannya
dalam pemberantasan terorisme dengan kebijakan dan program PBB,
pemerintah juga harus secara objektif dan elegan berani mengkritisi
3
setiap kebijakan dan program PBB dalam pemberantasan terorisme
tersebut agar tidak boleh didompengi apalagi didominasi oleh
kepentingan nasional negara – negara besar, baik dalam regulasinya
begitu juga dalam penerapan dan penegakkan hukum (law enforcement)
nya.
4
1.4 Tindak Lanjut Pemberantasan Terorisme
III. Penutup
5
bangsa Indonesia kita sendiri. Kerjasama internasional juga harus ditingkatkan
untuk memberantas terjadinya terorisme. Terorisme harus diusut tuntas sampai
ke’akar’nya, sehingga meminimalisir terjadinya hal yang lebih buruk lagi. Jangan
langsung mudah terhasut oleh anggapan-anggapan yang akan menimbulkan
pecahnya integritas suatu bangsa. Apalagi bangsa Indonesia adalah bangsa yang
terdiri dari beragam kebudayaan dan tentunya itu akan menjadi alat oleh orang
asing untuk mempengaruhi pemikiran kita sebagai bangsa yang benyak memiliki
keanekaragaman.
Untuk itu perlu ditingkatkan pemahaman terhadap pendidikan anti
terorisme sejak dini dari pemerintah terhadap kalangan masyarakat guna
meminimalisir sekecil mungkin celah untuk berkembangnya terorisme di
Indonesia. Tidak hanya upaya dari pemeritah, kesadaran masyarakat merupakan
bagian penting dari keberlangsungan pendidikan anti terorisme .
Intinya, semua upaya-upaya yang dilakukan pemerintah terhadap mencegah
terjadinya tindak terorime tidak akan berjalan lancar tanpa adanya masyarakat
sebagai faktor pendukung agar mencegah adanya terjadinya terorisme di
Indonesia.
Winarta, Frans Hendra . 2008 . Suara Rakyat Hukum Tertinggi . Jakarta . Kompas
Old.bappenas.go.id
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Terorisme%20-%20Wikipedia%20bahasa
%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm