Anda di halaman 1dari 12

Lex Crimen Vol. VII/No.

4 /Jun/2018

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA terorganisasi dan bersifat transnasional juga


TERORISME OLEH NEGARA MENURUT telah diimbangi dengan pembentukan satuan
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 khusus Detasemen Khusus 88 (Densus 88)
(STUDI KASUS : BOM BALI II)1 dalam penegakannya. 2. Perang melawan
Oleh: James Christopher Manarisip2 Terorisme merupakan perang yang paling
Dosen Pembimbing: panjang dalam sejarah umat manusia,
Prof. Dr. Donald A. Rumokoy, SH, MH mengingat aksi Teroris tidak akan pernah
Roy R. Lembong, S.H.,M.H berakhir. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasinya perlu dikeluarkan berbagai
ABSTRAK aturan hukum, pembenahan lembaga dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk peningkatan kemampuan, pengembangan
mengetahui bagaimana norma norma Hukum kebijakan dan strategi, serta langkah dan
yang berlaku dalam Pemberantasan Tindak tindakan operasional untuk menghadapi
Pidana Terorisme yang terjadi di Indonesia terorisme itu, sesuai dengan perkembangan
sesuai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 situasi yang ada.
dan bagaimana Peran Negara dalam Kata kunci: terorisme, bom bali
Memberantas Kasus Pidana Terorisme di
Indonesia, di mana dengan metode penelitian PENDAHULUAN
hukum normatif disimpulkan bahwa: 1. Kasus A. Latar Belakang Masalah
Terorisme adalah kasus yang sangat serius dan Berdasarkan Perppu No. 1 Tahun 2002 yang
dibutuhkan kerjasama banyak pihak untuk telah disahkan menjadi Undang-Undang No.15
memberantas sampai ke akar-akarnya, Tindak Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme dapat menimbulkan bahaya Pidana Terorisme yang sebagai dasar hukum,
yang multidimensi, yaitu berupa hilangnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
nyawa secara massal tanpa memandang siapa tindak pidana terorisme adalah: segala
yang akan menjadi korban, penghancuran dan perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak
pemusnahan lingkungan hidup, sumber-sumber pidana sesuai dengan ketentuan undang-
3
ekonomi, menimbulkan goncangan kehidupan undang ini. Berdasarkan evaluasinya,
sosial dan politik, dan pada tingkat tertentu program dan peran Negara dalam memerangi
dapat menjadi ancaman dan kelangsungan pemberantasan Terorisme di Indonesia bisa
hidup suatu bangsa dan Negara. Bahaya ini dikatakan baik meski belum teralu sempurna,
secara faktual telah terwujud pada peristiwa UU Pemberantasan Terorisme seakan belum
Bom Bali II pada tahun 2005 yang merenggut memberikan rasa aman dan tenteram di antara
banyak nyawa manusia, harta benda dan masyarakat Indonesia. Undang-undang
kehilangan banyak hal lainnya. Baik itu yang Terorisme dibuat dalam suasana ke-tergesa-
berasal dari Indonesia dan Luar Negeri dan gesaan, sehingga masih dirasa sampai saat
menjadi sorotan dunia internasional karena inikurang maksimal. 4
peristiwa itu terjadi tidak lama setelah Aksi terorisme di Indonesia akan terus
peristiwa Bom Bali I (2002). Undang-Undang berlanjut selama kesenjangan ekonomi, dan
Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan aspirasi tidak diperhatikan sehingga
Tindak Pidana Terorisme sampai sekarang menyuburkan paham radikal yang berkembang
masih menjadi tameng dan dasar Hukum terus menerus dan tidak terelakan. Kalau di
Negara untuk pemberantasan Tindak Pidana biarkan terus menerus, semakin
Terorisme, meskipun masih terdapat beberapa berkembangnya pesat-nya dan canggihnya
unsur dalam perumusan tindak pidana teknologi yang bisa menyebabkan kelompok-
terorisme yang umum atau belum jelas, namun kelompok radikal di dunia akan menganggap
UU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Indonesia adalah sasaran empuk kelompok-
dalam praktiknya tetap dapat ditegakkan.
Karakter gerakan terorisme yang tertutup,
3
Ibid. Hlm. 94
1 4
Artikel Skripsi Muladi, 2014, Undang-Undang Pemberantasa Tindak
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Pidana Terorisme dalam kerangka hak Azasi Manusia.
14071101438 Jakarta : Sinar Grafika. Hlm .1-2.

136
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

kelompok teror tersebut. 5 Ditambah kompleks- perisitiwa bom malam Natal Desember 2000,
nya situasi politik, kecacatan Hukum yang sampai Bom Bali Oktober 2002. Peristiwa bom
terjadi di Indonesia yang terus bergejolak Natal dilakukan dalam skala yang luas, dimana
karena selalu terjadi Pro-Kontra akan kebijakan lebih dari 30 bom dikirim ke gereja-gereja
Pemerintah yang akan menyebabkan masalah- dalam waktu meledak bersamaan. Perang
masalah baru Terorisme di Indonesia sehingga terhadap terorisme yang dipimpin AS setelah
akan membuat luka dan membunuh banyak peristiwa 11 September 2001, kini tampaknya
orang yang tidak bersalah hanya untuk menggantikan Maluku dan Poso sebagai objek
kepentingan beberapa orang dan kelompok kemarahan JI. Apalagi setelah konflik di kedua
tertentu saja. 6 tempat itu mulai mereda. Aksi teror yang
Korban yang bersifat massal dan acak terkait dengan JI dan dianggap terburuk dalam
inilah yang mengancam keamanan dan sejarah adalah peledakan Bom Bali pada 13
perdamaian umat manusia (human security). Oktober 2002 yang menggemparkan dunia dan
Keamanan seolah menjadi barang mahal yang menjadi sorotan mata internasional yang
sangat sulit diperoleh masyarakat di Indonesia banyak dan menjadi perbincangan yang banyak
karena belum habisnya kelompok-kelompok di dunia.
radikal yang terus menerus meneror Faktor-faktor pendorong terbentuknya
ketentraman dan kedamaian masyarakat di radikalisme dan Terorisme di Indonesia
Negara ini yang terjadi terus menerus. 7 bukanlah semata-mata untuk kepentingan
individu dan segeilintir orang. Sebab, apabila
B. Perumusan Masalah disebut untuk kepentingan individu dan
1. Bagaimana norma norma Hukum yang pribadi, maka semestinya hal tersebut apa yang
berlaku dalam Pemberantasan Tindak dilakukannya dan tindakannya tidak
Pidana Terorisme yang terjadi di menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang
Indonesia sesuai Undang-Undang Nomor lain. Adapun faktor-faktor yang membentuk
15 Tahun 2003 ? terbentuknya tindakan serangan terorisme:
2. Bagaimana Peran Negara dalam Pertama, faktor ekonomi, kita dapat menarik
Memberantas Kasus Pidana Terorisme di kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan
Indonesia? motif utama bagi para terorisme dalam
menjalankan misi mereka. Keadaan yang
C. Metode Penelitian semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-
Penelitian ini merupakan penelitian hukum hari yang membikin resah orang untuk
normatif yang merupakan salah satu jenis melakukan apa saja. Dengan seperti ini
penelitian yang dikenal umum dalam kajian pemerintah harus bekerja keras untuk
ilmu hukum. merumuskan rehabilitasi masyarakatnya.
Kemiskinan membuaat orang untuk gerah
PEMBAHASAN berbuat yang selayaknya tidak diperbuat
A. Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme seperti; membunuh, mengancam orang lain,
Oleh Negara Menurut Undang-Undang bunuh diri dan sebagainya. Lalu, ada faktor
Nomor 15 Tahun 2003 sosial, Orang-orang yang mempunyai pikiran
Berbagai peristiwa teror berupa peledakan keras dimana di situ terdapat suatu kelompok
bom mulai terjadi di beberapa wilayah garis keras yang bersatu mendirikan Tanzim Al
Indonesia sejak 1999 sampai sekarang banyak Qaidah- Aceh. Dalam keseharian hidup yang
dikaitkan dengan jaringan JI. Dari mulai kita jalani terdapat pranata sosial yang
membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi
5
. Ali Mashyar. 2009.‘Gaya Indonesia Menghadang ini sangat menentukan kepribadian seseorang
Terorisme, Sebuah Kritik atas kebijakan Hukum Pidana dalam melakukan kegiatan yang dilakukan.
Terhadap Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’. Bandung Sistem sosial yang dibentuk oleh kelompok
: Mandar Maju Hlm. 7 radikal atau garis keras membuat orang yang
6
Ibid, halaman, 3-4
7
Ali Mashyar. 2009.‘Gaya Indonesia Menghadang
mempunyai tujuan sama dengannya bisa
Terorisme, Sebuah Kritik atas kebijakan Hukum Pidana mudah berkomunikasi dan bergabung dalam
Terhadap Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’. Bandung keras dan radikal. Yang terakhir dan paling
: Mandar Maju Hlm. 5

137
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

berpengaruh, yaitu faktor ideologi, faktor ini a. Menimbulkan perubahan dramatis dalam
menjadikan seseorang yakin dengan apa yang pemerintahan, seperti revolusi, perang
diperbuatnya. Dengan meyakini dengan apa saudara atau perang antar negara
yang diperbuatnya, seperti membawa dan b. Mengganti ideologi suatu negara dengan
menjadi pengantin Bom Bunuh diri maka ideologi kelompoknya.
mereka mendapatkan surga, Perbuatan yang c. Menciptakan kondisi yang
mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang menguntungkan bagi pihak teroris
sudah disepakati dari awal dalam selama perang gerilya
perjanjiannya. Dalam setiap kelompok d. Mempengaruhi kebijakan pembuat
mempunyai misi dan visi masing-masing yang keputusan baik dalam lingkap lokal,
tidak terlepas dengan ideologinya. Dalam hal ini nasional, regional atau internasional.
terorisme yang ada di Indonesia dengan e. Memperoleh pengakuan politis sebagai
keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang badan hukum untuk mewakili suatu suku
mereka miliki untuk kepentingan ideologi bangsa atau kelompok nasional, misalnya
kelompok terorisme.8 PLO.
Selain itu, tujuan jangka pendek kelompok Pada umumnya, sasaran teroris baik
teroris melakukan teror terdapat di dalam 2 manusia maupun obyek lain dipilih secara
jangka waktu, yang pertama untuk tujuan random bertujuan untuk menyoroti kelemahan
dalam jangka waktu pendek, meliputi : sistem dan atau yang berada di Indonesia
a. Memperoleh pengakuan dari masyarakat gawat darurat terorisme, tepat setelah
lokal, nasional, regional maupun dunia peristiwa 11 September 2001, ditemukan bukti-
internasional atas perjuangannya. bukti adanya keterkaitan antara kelompok Al-
b. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi Qaeda dengan jaringan. Muslim radikal di Asia
dan tindakan represif yang dapat Tenggara yaitu Jemaah Islamiyah. Dan tokoh-
mengakibatkan keresahan di masyarakat. tokoh Jemaah Islamiyah sebagian diidentifikasi
c. Menganggu, melemahkan dan berasal dari Indonesia, negara berpenduduk
memperlakukan pemerintah, militer atau Muslim terbesar di kawasan Asia Tenggara,
aparat keamanan lainnya. bahkan dunia.
d. Menunjukkan ketidak mampuan Teror bom yang terjadi di Indonesia pada
pemerintah dalam melindungi dan umumnya adalah serangan-serangan
mengamankan rakyatnya. terkoordinasi yang sudah direncanakan sejak
e. Memperoleh uang atau perlengkapan. lama dan serangan yang dilakukan oleh
f. Menganggu dan atau menghancurkan beberapa kelompok radikalisme yang tumbuh
sarana komunikasi, informasi maupun subur karena dogma,kebencian karena ajaran
transportasi. yang salah. Serangan terorisme juga
g. Mencegah atau menghambat keputusan mempunyai tujuan lainnya yaitu bertujuan
dari badan eksekutif atau legislatif. untuk membangkitkan perasaan teror dan
h. Menimbulkan mogok kerja. takut terhadap sekelompok masyarakat untuk
i. Mencegah mengalirnya investasi dari mengakui keberadaan kelompo teror tersebut, .
pihak asing atau progam bantuan dari Berbeda dengan perang, aksi serangan
luar. Terorisme tidak tunduk pada tatacara
j. Menimbulkan mogok kerja yang peperangan seperti waktu pelaksanaan yang
berpengaruh dengan ekonomi. selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang
k. Mencegah mengalirnya investasi dari acak serta seringkali merupakan warga sipil.9
pihak asing atau progam bantuan dari Tanggal 12 Oktober 2002 merupakan hari
luar negeri. yang pastinya tidak akan pernah dapat
l. Membebaskan tawanan yang menjadi dilupakan dan sangat membekas dan diingat
kelompok mereka. oleh masyarakat dunia dan masyarakat
Sementara itu, tujuan jangka panjang Indonesia khususnya. Karena pada hari itu,
meliputi: Peristiwa pengeboman Bali ini di catatkan

9
Akaha, Abduh Zulfidar.2006.Siapa Teroris? Siapa
8
Ibid. Hlm. 19 Khawarij?.Jakarta: Al-Kautsar. Hlm.10

138
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

antara peristiwa serangan pengganas terburuk Pada akhirnya di pengadilan, Amrozi dituntut
dalam sejarah Indonesia. bersalah dan bertanggung jawab dan akhirnya
Pada waktu itu peristiwa itu terjadi, lebih 3 dijatuhi hukuman mati. 11
peristiwa ledakan bom telah terjadi, di Paddy's Imam Samudra alias Abdul Aziz adalah
Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kota tersangka berikutnya yang berhasil ditangkap
Bali. Insiden serangan bom yang oleh pihak kepolisian pada tanggal 21
ketiga setelahnya berlaku di tempat Pejabat November 2002 ketika dirinya ketika itu hendak
Konsulat Amerika Syarikat. Serangan bom di menyebrang dan kabur ke Pulau Sumatra
Bali ini di percayai di dalangi oleh Umar melalui kapal feri. Polisi meyakini Imam
Patek yang kemudian di tahan di Pakistan pada Samudra berperan sebagai ‘’komandan
tahun 2011. Serangan pengeboman Bali ini lapangan’’ bom Bali I. Dalam persidangan pada
mencatatkan kematian sebanyak 202 dan tanggal 2 Juni 2003, Imam Samudra juga dijeras
mencederakan lebih 209 orang yang rata- pasal berlapis. Pasal-pasal tersebut yakni
ratanya merupakan wisatawan asing dari primer pasal 14 jo pasal 6 Perpu No 1 Tahun
Australia. Kemudian terjadi serangan 2002 jo Pasal 1 UU No 15 Tahun 2003 jo Pasal 1
susulan dari pengeboman Bali (1) Perpu No 2 Tahun 2002 jo Pasal 1 UU No 16
ini adalah peristiwa Pengeboman Hotel JW Tahun 2003 yo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Marriot pada tahun 2003.10 Selain itu, Imam Samudra juga dijerat Pasal 1
Ditetapkan 3 tersangka utama yang ayat (1) UU Darurat No 12 Tahun 1951 jo Pasal
bertanggung jawab atas peristiwa dalam kasus 55 ayat (1) ke 1 KUHP dan Pasal 187 ke 1 dan 2
Bom Bali I dan berhasil ditangkap oleh pihak jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 63 KUHP.
kepolisian ketika itu yaitu: Imam Samudra, 3 Desember 2002 Ali Gufron alias Muklas
Amrozi, dan Ali Gufron beserta sekelompok alias Huda bin Abdul Haq alias Sofwan,
anak buah yang mengatasnamakan Syariat tersangka terakhir ditangkap di Klaten, Jawa
Islam dalam teror bom tersebut. Tengah. Muklas mulai diperiksa tim penyidik di
Amrozi bin Nurhasyim adalah salah satu Polda Bali, bersama-sama Abdul Azis alias Imam
tersangka yang ditangkap kepolisian pada Samudra dan Amrozi. Tim penyidik
tanggal 7 November 2002 karena terlibat dalam melimpahkan dua berkas atas tersangka Muklas
merencanakan aksi pemboman Bali dan ke Kejaksaan Tinggi Bali. Muklas diduga sebagai
berperan sebagai pengangkut bom dan otak perencana dan pelaku, termasuk koordinator
dari serangan bom tersebut. Paham radikal pelaksana di lapangan. Dia dituntut pasal 6,11,
Amrozi menjadi salah satu faktor dia melakukan 13 huruf a, 14 dan 15 Perpu Nomor 1 Tahun
pengeboman tersebut. Sidang perdana Amrozi 2002 tentang pemberantasan Tindak, juncto
berlangsung 12 Mei 2003 di Gedung Nari Pasal 1 Perpu No 2/2002 tentang
Graha, Denpasar yang dipimpin oleh ketua Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme pada
majelis hakim PN Denpasar, I Made Karna. Peristiwa Peledakan Bom di Bali dengan
Jaksa penuntut umum dalam dakwaan ancaman hukuman mati. Muklas juga didakwa
dibacakan Urip Tri Gunawan mendakwa Amrozi melanggar Pasal 1 Ayat 11 UU Darurat
melanggar pasal 14 jo pasal 6 Perpu No.1 Tahun No.12/1951 tentang senjata api dan bahan
2002 jo Pasal 1 UU No.15 Tahun 2003 Pasal 1 peledak. Dia juga dinilai terlibat jaringan
Perpu No 2 Tahun 2002 jo Pasal 1 UU No. 16 Islamiyah kawasan Asia tenggara dan
Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak melanggar Pasal 6,14 dan 15 Perpu
Pidana Terorisme Ia juga dipersalahkan Antiterorisme.12 Serangan bom mematikan ini
melanggar Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP, karena membuka mata dunia dan terlebih masyarakat
dengan sengaja menggunakan kekerasan dan Indonesia karena mencatatkan kematian
ancaman kekerasan sehingga menimbulkan sebanyak 202 dan dan mencederakan lebih dari
suasana teror menimbulkan korban secara 209 orang yang rata-ratanya merupakan
massal dengan merampas kemerdekaan atau wisatawan asing dari Australia.
hilangnya nyawa dan harta benda orang lain. Studi Kasus Bom Bali II

10
Mubaraq, Zulfi. 2011. Tafsir Jihad; Menyingkap Tabir
Fenomena Terorisme Global. Surabaya: UIN-Maliki Malang
12
Press. Hlm.6 Mubaraq, Zulfi. Op.cit. Hlm. 69

139
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

Beberapa tahun setelah peristiwa teror Bom melakukan penyidikan awal, bukti awal
Bali 1 yang terjadi di tahun 2002, dan juga serangan teror itu menandakan bahwa
berlaku juga disahkan-nya UU Nomor 15 Tahun serangan ini dilakukan oleh paling tidak tiga
2003 oleh pemerintah, yang menjadi dasar pengebom bunuh diri dalam model yang mirip
payung hukum dalam Pemberantasan Tindak dengan pengeboman tahun 2002. Serpihan
Pidana Terorisme, Negara Indonesia dan ransel dan badan yang hancur berlebihan yang
seluruh dunia kembali dikejutkan dengan ditemukan setelah peristiwa olah TKP, dianggap
peristiwa serangan Terorisme atau lebih dikenal sebagai bukti pengeboman bunuh diri. Namun
dengan peristiwa Bom Bali II atau yang biasa ada juga kemungkinan ransel-ransel tersebut
banyak orang menyebutnya Bom Bali 2005.13 disembunyikan di dalam restoran sebelum
Pengeboman Bali 2005 adalah sebuah seri diledakkan. Sementara itu, Komisioner Polisi
teror pengeboman yang terjadi di Bali pada 1 Federal Australia Mick Keelty mengatakan
Oktober 2005 dan dinilai sangat memukul bahwa bom yang digunakan tampaknya
masyarakat Indonesia dan Pemerintah karena berbeda dari ledakan sebelumnya yang terlihat
pengeboman terjadi di tempat wilayah daerah kebanyakan korban meninggal dan terluka
yang sama (Bali) dan hanya berselang beberapa diakibatkan oleh shrapnel (serpihan tajam), dan
tahun dari luka yang timbul dari Bom Bali 2002. bukan ledakan kimia. Akibat dari peristiwa teror
Apalagi, Pemerintah yang berkuasa saat itu Bom Bali II, terdapat banyak korban yang
telah mengupayakan terbentuknya Undang- berjatuhan meski tidak sebanyak Bom Bali I,
Undang anti Terorisme sudah dibuat oleh para korban kehilangan nyawa, harta benda
pemerintah dan diharapkan cukup kuat untuk dan keluarga mereka masing-masing, 23 korban
pemberantasan Terorisme di Negara ini. Terjadi tewas yang terdiri dari, 15 Warga Indonesia, 5
tiga pengeboman yang terjadi ketika itu, satu di warga negara asing, yaitu 1 warga negara
Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 Jepang dan 4 warga negara Australia dan 3
orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Padahal lainnya yang menurut penyidikan aparat yang
sebelumnya, saat acara konferensi pers, menangani kasus Bom Bali II tersebut
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diperkirakan adalah para pelaku teror bom
mengemukakan telah mendapat peringatan bunuh diri itu sendiri. 15
mulai bulan Juli 2005 akan adanya serangan Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbai,
terorisme di Indonesia. Namun aparat negara seorang pejabat anti-terorisme Indonesia
negara mungkin menjadi lalai karena melaporkan kepada Associated Press bahwa
pengawasan adanya kenaikan BBM ketika itu. aksi pengeboman ini jelas merupakan
Peristiwa Teror Bom Bali II ini menjadi sorotan ‘’pekerjaan kaum teroris’’. Bukti-bukti di
banyak Negara karena Indonesia menjadi tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan
sasaran empuk terorisme dalam jangka waktu selanjutnya menunjukkan bahwa serangan
yang pendek. (2002-2005). Banyak pihak sangat teror ini murni ulah serangan Teroris. Serangan
terpukul dan terkejut atas peristiwaa Naas pengeboman ini menyandang ciri-ciri khas
tersebut. serangan teroris Jemaah Islamiyah, sebuah
Tempat-tempat yang dibom oleh kelompok organisasi yang berhubungan dengan Al-Qaeda,
teroris dan menjadi sasaran teroris pada waktu yang telah melaksanakan pengeboman di hotel
itu adalah sebagai berikut: Marriot, Jakarta pada tahun 2003, Kedutaan
1. Kafe Nyoman besar Australia di Jakarta pada tahun 2004,
2. Kafe Menega Bom Bali 2002, dan Pengeboman Jakarta 2009.
3. Restoran R,AJA’s, Kuta Square.14 Kelompok teroris Islamis ini memiliki ciri khas
Menurut Kepala Desk Antiteror Kantor melaksanakan serangan secara beruntun dan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan pada waktu yang bertepatan seperti pada 11
Keamanan (Menko Polhukam), yang ditugaskan September 2001.
khusus oleh Presiden ketika itu. Inspektur Setelah kasus Bom Bali II itu, lebih dari 75
Jendreral (Purn.) Ansyaad Mbai, yang langsung orang diperiksa kepolisian sebagai saksi dalam
kasus peledakan Bom Bali II, Oktober 2005. Ke
13
I Nyoman Sarjana. 2014. ‘Luka Bom Bali’.Jakarta. Sinar
Grafika : Hlm. 10
14 15
Ibid. Hlm. 12 I Nyoman Sarjana. Op cit. Hlm. 11

140
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

75 orang yang diperiksa melalui pemeriksaan tempat persembunyian buronan lainnya,


intensif itu terdiri dari 67 orang yang berada di Noordin M. Top. Di situ, polisi menemukan
sekitar lokasi ledakan pada saat kejadian. sejumlah barang bukti milik para pelaku Bom
Sisanya 8 saksi yang merupakan orang-orang Bali 2005, di antaranya rekaman kesaksian
yang diluar ketiga lokasi kejadian pengeboman ketiga pelaku bom bunuh diri di Bali dan dua
tersebut. Selain itu, Pemerintah Australia pelaku pengeboman tersebut. Dalam rekaman
mengeluarkan travel advisory bagi warganya video tersebut, salah seorang pelaku
yang ingin bepergian ke Indonesia. Pada mengatakan bahwa perbuatan yang mereka
beberapa waktu sebelum kasus Bom Bali II, lakukan akan membawa mereka masuk surga.
Menteri Kehakiman Australia Chris Elllison Rekaman kaset yang ditemukan tersebut
menyatakan keberatannya atas pengurangan digunakan untuk mencocokkan wajah pelaku
hukuman bagi Amir Majelis Mujahiddin dengan kepala para pengebom yang ditemukan
Indonesia Abu Bakar Ba’asyir yang dianggap di lokasi TKP dan pada akhirnya menjadi bukti
bertanggung jawab atas tuduhan konspirasi kuat untung meringkus para pelaku
dalam serangkaian aksi bom tahun 2002.16 pengeboman yang ada. Rekaman itu ditemukan
Pada 10 November 2005, Polri menyebutkan di tempat persembunyian Noordin M Top di
nama dua orang yang telah diidentifikasi Semarang, Jawa Tengah. Dalam tayangan itu,
sebagai para pelaku yang bertanggung jawab terlihat ada 4 orang yang berbicara. Tiga orang
atas teror pengeboman Bom Bali II ini, Yang diantaranya mirip dengan foto pelaku Bom Bali
pertama, yaitu Muhammad Salik Firdaus, dari II yang disebar polisi. Satu persatu dari mereka
Cikijing, Majalengka, Jawa Barat, pelaku menyampaikan pesan, pria pertama yang
peledakan di Kafe Nyoman yang berhasil berkomentar adalah seorang pria yang
ditangkap kepolisian yang berwewenang. Lalu, mengenakan pakaian gamis dan sorban. Ia
ada Misno alias Wisnu, dari Desa Ujungmanik, dengan lugas menyampaikan alasan melakukan
Kecamatan Kawungantenm, Cilacap, Jawa teror. Selain itu, dalam rekaman ini juga muncul
Tengah, bertanggung jawab sebagai pelaku seorang laki-laki yang mengenakan penutup
peledakan di Kafe Menega.17 kepala hitam. Pria ini diduga merupakan
Kemudian pada 19 November 2005, Noordin M Top. Sebab, ia berbicara dengan
kepolisian berhasil meringkus lagi seorang lagi logat melayu yang kental. Pria ini mengancam
pelaku yang bernama Ayub Hidayat, dari akan menyerang beberapa negara Barat, yakni
Kampung Pamarika, Ciamis, Jawa Barat Amerika Serikat, Inggris,Australia dan Italia.
diidentifkasikan sebagai pelaku terakhir yang Setelah dilakukan penyelidikan dan disertai
bertanggung jawab sebagai pelaku serangan barang bukti yang cukup, Selain itu, Anif
teror Bom Bali II. 18 Solchanuddin, anggota Al-Jemaah Al-Islamiah
Sebelumnya, dalam konferensi pers yang (JI) yang batal bertindak selaku pelaksana bom
disiarkan nasional pada 2 Oktober, Inspektur bunuh diri (istimata) dalam kasus bom Bali
Jendral Made Mangku Pastika menunjukkan 2005, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara di
video salah satu pengebom memasuki Restoran pengadilan Negeri Denpasar. Vonis majelis
Raja di Kuta dengan menyangkul ransel, dan hakim yang diketuai Daniel Palentin, lima tahun
meledakannya. Kemudian, pada 9 November lebih tinggi dari tuntutan Jaksa Putu Indriati SH
2005, Polisi melakukan penyergapan di sebuah yang sebelumnya meminta agar warga asal
vila di Kota Batu. Dalam peristiwa tersebut, Dr. Semarang, Jawa Tengah itu diganjar hukuman
Azhari, buronan asal Malaysia yang diduga 10 tahun penjara. Majelis hakim sendiri dalam
merupakan orang yang membuat bom dalam amar putusannya pada pokoknya menyatakan
dua kali pengeboman di Bali, tewas ditembak bahwa terdakwa Anif yang salah seorang
polisi. Pada hari yang sama, tim Densus 88 anggota JI rekrutan Subur Sugiarto, tercatat
dilakukan penyergapan dan perburuan di ambil bagian sejak tahap perencanaan dari aksi
Bom Bali II, 1 Oktober 2005. Melihat itu, hakim
16
mengatakan bahwa Anif adalah terdakwa yang
Ibid. Hlm. 15
17
Mubaraq, Zulfi, Op. Cit. Hlm. 38
tahu persis sejak tahap perencanaan dari aksi
18
Bom Bali 2005, Bom Bali II yang meletus sekitar 1 Oktober
https://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2005, diakses di
Manado, tanggal 2 April 2018 pukul 09:39 WITA

141
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

2005, pukul 18.30 WITA.19 Karenanya, terdakwa Bali II ini juga menjadi tamparan keras bagi
terbukti melanggar Pasal 6 Undang-Undang No. Negara Indonesia, karena menunjukkan masih
15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak lemahnya sistem hukum Undang-Undang
pidana Terorisme, jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 Pemberantasan Terorisme sehingga pelaku
KUHP. Akibat perbuatannya, Anif dan sejumlah teror masih diberikan ruang untuk melancarkan
kawannya itu tidak saja telah mengakibatkan 20 aksinya, Beberapa tahun setelah itu, Setelah
nyawa melayang dan 151 korban lain luka-luka, tewasnya Dr Azhari dan Noordin M Top di
tetapi juga kerugian material dalam jumlah tangan aparat yang berwewenang, seiring
puluhan miliar rupiah. Pada 16 November 2006, ditangkapnya otak teror dalam pengeboman
kaset bukti peristiwa Bom Bali II tersebut juga bali tersebut, kita merasakan bahwa teror bom
diputarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ada semakin hari semakin berkurang.
kepada 12 kiai yang berada di Jawa Timur.
Melalui pemutaran tersebut, diharapkan para B. Peran Negara dalam Pemberantasan Tindak
kiai dapat menyosialisasikan kepada Pidana Terorisme
masyarakat tentang pengertian ajaran islam Penanganan ancaman Terorisme merupakan
yang salah dari para pengebom.20 tanggung jawab negara dalam hal ini tanggung
Dari persidangan para tersangka Bom Bali, jawab pemerintah yang bertanggung jawab
beberapa faktor penyebab Peristiwa Bom Bali II atas keamanan masyarakat. Namun, peran
kali itu tidak teralu menyebabkan pengaruh serta masyarakat akan menentukan
sebesar Bom Bali 2002. Pemandangan para keberhasilan dalam upaya memerangi
wisatawan asing yang langsung eksodus ke terorisme. Di Indonesia, dalam sistem hukum
negara asalnya sehari setelah kejadian tahun pidana yang bersifat universal dan berusia
2002 tidak teralu terlihat pada peristiwa ini. ratusan tahun yang lampau, walaupun sistem
Mata uang rupiah sempat melemah pada hukum pidana tersebut bersifat sekuler, sudah
pembukaan perdagangan sehari setelah ditetapkan berbagai asas-asas hukum pidana
kejadian. Secara nasional, perekonomian juga universal dan norma-norma yang relatif sama
diperkirakan tak banyak terpengaruh Bom Bali. dan telah diakui oleh seluruh bangsa-bangsa.
Sektor parawisata ketika itu hanya Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang
menyumbangkan sekitar 5% dari perekonomian Pemberlakuan Perpu Nomor 1 tahun 2002
Indonesia, sehingga dampaknya diyakini kecil. tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Dampak lain dari peristiwa Bom Bali II terjadi Terorisme, menganut pandangan legialistik-
pada maskapai penerbangan. Paska musibah moralistik, daripada pandangan utilitarian
ini, Air Paradise Bangkrut. semata-mata, antara lain dari penjelasan
Setelah peristiwa teror Bom Bali II ini bahwa ekses-ekses dari suatu aksi unjuk rasa
semakin membuat pemerintah waswas dan untuk menyampaikan kebebasan berpendapat,
memperkuat keamanan nasional dan seiring diancam dengan pasal-pasal KUHP.
dengan berbagai penyidikan yang dilakukan Bagi Negara sebesar Indonesia, pencegahan
oleh aparat keamanan Indonesia bekerjasama dan pemberantasan Terorisme memerlukan
dengan aparat keamanan negara-negara kecermatan pengamatan atas kultur, kondisi
sahabat, ditemukan bahwa tmasih terdapat sel- masyarakat, dan stabilitas politik
sel Jemaah Islamiyah di Indonesia. Sebagian pemerintahan. Ketiga faktor tersebut sangat
besar dari kasus teror Bom dari tahun 1999- mempengaruhi efektivitas Undang-Undang
2009 diyakini dan terbukti dilakukan oleh sel- tersebut. Konsep barat dan Negara Islam
sel organisasi tersebut. Lebih dari itu, aparat tentang definisi terorisme sangat sulit diterima
keamanan dalam beberapa tahun terakhir telah oleh Indonesia karena kondisi politik yang
mengetahui rencana serangan bom dan terjadi di negara-negara yang berbasis islam
sekaligus menggaagalkannya. Peristiwa Bom berbeda secara mendasar baik sisi latar
belakang dan perkembangan dengan yang
19
terjadi di Indonesia. Begitu pula kultur
Pelaku Pertisiwa Bom Bali 2005,
https://www.merdeka.com/peristiwa/pelaku-bom-bali-
masyarakat baik dari negara-negara tersebut
2005-diganjar-15-tahun-penjara-7ctu2gc.html, diakses di maupun dari negara barat berbeda dengan
Manado, tanggal 2 April 2018 pukul 11.35 WITA kultur masyarakat Indonesia. Masyarakat
20
Bom Bali 2005, Op. cit

142
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

Indonesia mengakui eksistensi multi agama terorisme, pemerintah telah menetapkan


dan multi etnik dan hidup berdampingan secara perangkat hukum, Diantaranya, UU Nomor 15
damai. Definisi terorisme yang dikembangkan tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak
baik dari negara-negara Islam dan negara barat Pidana Terorisme. Kemudian juga, diikuti
(sekuler) lebih mengutamakan politisasi dari dengan dua Inpres, yakni Inpres Nomor 4 dan
hukum sebab akibat (law of cause-effect Nomor 5 tahun 2002, Inpres No. 4 Tahun 2002
relationship) atau dapat dikatakan pencegahan berbunyi sebagai berikut: Menugaskan
dan pemberantasan Terorisme lebih Menkopulham untuk merumuskan kebijakan
mengutamakan politik, sedangkan Indonesia terpadu pemberantasan terorisme, serta
lebih mengutamakan pendekatan hukum dan menyusun langkah-langkah operasional yang
moral (legalistik-moralistik).21 meliputi penangkalan, pencegahan,
Pemberantasan Terorisme di Indonesia penanggulangan, penghentian, penyelesaian
didasarkan kepada tiga paradigma yang sudah dan segala tindakan hukum. Sedangkan Inpres
ada dan ditetapkan, yaitu perlindungan hak No. 5 tahun 2002, menugaskan Kepala BIN
asasi tersangka/terdakwa, dan perlindungan untuk melakukan pengkoordinasian
korban-korban kegiatan teroris serta fasilitas pelaksanaan operasional kegiatan intelijen
publik. Ketiga paradigma tersebut telah seluruh instansi lainnya sehingga terwujud satu
menjiwai pemberdayaan Perpu Nomor 1 tahun kesatuan masyarakat intelijen yang mampu
2002 juncto UU Nomor 15 tahun 2003 tentang bekerja secara efektif dan efisien.
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dan
Perpu nomor 2 tahun 2002 juncto Undang- Pembentukan Densus 88 oleh Pemerintah
undang nomor 16 tahun 2003 tentang Detasemen Khusus 88 atau Densus 88
penerapan Perpu Nomor 1 tahun 2002 tentang adalah satuan khusus Kepolisian Negara
Bom Bali. Pemberdayaan Undang-undang Republik Indonesia untuk penanggulangan
tersebut diatas ialah dengan meningkatkan terorisme di Indonesia. Pasukan khusus ini
secara optimis fungsi preemptif, fungsi dilatih khusus untuk menangani segala
preventif, fungsi represif, dan fungsi ancaman teror, termasuk teror bom, beberapa
rehabilitatif. anggota juga merupakan anggota tim Gegana.
23
Selain keterlibatan seluruh masyarakat yang Detasemen 88 dirancang sebagai unit
sangat diharapkan sebagai informan sebagai antiterorisme yang memiliki kemampuan
mata dan telinga pemerintah untuk membokar mengatasi gangguan teroris mulai ancaman
kelompok-kelompok teroris yang ada, maka bom hingga penyanderaan. Densus 88 di pusat
instrumen legal yang memiliki fungsi dalam (Mabes Polri) berkekuatan diperkirakan 400
penanganan pemberantasan Tindak Pidana personil inti terdiri dari ahli investigasi, anti
Terorisme sebagai aparat yang berwewenang, bahan peledak (penjinak bom), dan unit
adalah: Polri,TNI, Departemen Kehakiman dan pemukul yang terdapatnya terdapat ahli
HAM, Kejaksaan, dan yang terakhir penembak jitu. Selain itu, masing-masing
Departemen Perhubungan baik perhubungan kepolisian daerah juga memiliki unit antiteror
darat, laut dan udara, Pemda, BIN, Departemen yang disebut Densus 88, beranggotakan 45-75
Pertahanan, dan instrumen negara lainnya yang orang namun dengan fasilitas dan kemampuan
terlibat. Setiap elemen mempunyai fungsi yang yang terbatas. Fungsi Densus 88 adalah
akan saling bersinergi dengan elemen lain memeriksa laporan aktifitas teror di daerah,
dengan masyarakat yang ada dan bekerjasama melakukan penangkapan kepada personil atau
untuk mencapai tujuan utama, yaitu seseorang yang dipastikan merupakan anggota
melindungi semua masyarakat dari ancaman jaringan teroris yang dapat membahayakan
teror.22 keutuhan dan keamanan negara kesatuan
Untuk memayungi instrumen-instrumen Republik Indonesia. Kelompok khusus ini
negara yang involve dalam penanganan dibentuk sebagai pasukan terdepan kepolisian
untuk memerangi setiap bentuk teror yang ada.
21
Muladi. Op. Cit. Hlm. 54
22 23
Azis Avyanti. 2003. ‘Sebuah Dialog untuk mengakhiri Pembentukan Densus 88,
Rantai Kekerasan:Cara pandang baru tentang terorisme’. https://id.wikipedia.org/wiki/Detasemen_Khusus_88,
Jakarta : Sinar Grafika. Hlm 76 diakses di Manado tanggal 3 April 2018 pukul 09.15 WITA

143
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

Selain itu, terdapat Detasemen Khusus 81 Ketentuan yang diatur di dalam ayat 4 dan
Kopassus (TNI AD), Detasemen Jalamangkara ayat 5 UU No.15 tahun 2003 ini menyimpangi
(TNI AL), Satuan Bravo 90 (TNI AU), Komando ketentuan sebagaimana diatur di dalam Pasal
Operasi Khusus Gabungan. 24 KUHAP mengenai perpanjangan penahanan
Densus 88 sendiri khusus yang dibentuk dalam proses penyidikan. Sedangkan
sebagai tim khusus, baru pertama kali perpanjangan masa penahanan proses
terbentuk menjadi unit kesatuan setelah penuntutan tidak dilakukan penyimpangan,
peristiwa Bom Bali I dibentuk dengan Skep karena wewenang itu tetap berada pada Ketua
Kapolri No.30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, Pengadilan Negeri. Untuk melakukan
untuk melaksanakan Undang-Undang No.15 penangkapan dan penahanan sesuai dengan
Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak keadaan dan hukum yang berlaku, maka
Pidana Terorisme, yaitu dengan kewenangan penyidik harus mempunyai bukti permulaan
sebagai berikut : yaitu berhak melakukan yang cukup untuk melakukan pemeriksaan.
penangkapan dengan bukti awal yang dapat Adapun yang dimaksud dengan ‘’laporan
berasal dari laporan intelijen manapun, selama intelijen’’ adalah laporan yang berkaitan dan
7 x 24 jam ( sesuai dengan pasal 26 dan pasal berhubungan dengan masalah-masalah
28 Undang-Undang No.15 Tahun 2003.) keamanan nasional. Laporan intelijen dapat
Dari bunyi pasal tersebut di atas dapat diperoleh dari Departemen Dalam Negeri,
ditarik kesimpulan, bahwa dalam rangka Departemen Luar Negeri, Departemen
melakukan penyelidikan, penyidikan, Pertahanan, Departemen Kehakiman dan HAM,
penuntutan dan pemeriksaan di sidang Departemen Keuangan, Kepolisian Negara
pengadilan dilakukan menurut Hukum acara Indonesia, Tentara Nasional Indonesia,
pidana yang berlaku. Hukum acara yang berlaku Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Badan
adalah Hukum Acara Pidana Umum dan Hukum Intelijen Negara atau instansi lain yang terkait
Acara Pidana Militer. dalam informasi keamanan nasional yang sudah
Apabila di dalam proses penyidikan ada.24 Laporan intelijen ini baru dapat dianggap
terhadap waktu penahanan telah berakhir, sebagai alat bukti permulaan, apabila telah
Rupanya penahanan oleh hakim dalam proses ditetapkan oleh Hakim pengadilan Negeri, yang
peradilan diberlakukan ketentuan dalam KUHP kemudian memerintahkan kepada penyidik
sebagaimana diatur dalam Pasal 26, Pasal 27, untuk bisa atau tidaknya dilakukan penyidikan,
Pasal 28 KUHAP. tapi penyidikan terhadap berdasarkan laporan tersebut Undang-Undang
tersangka belum selesai, maka masa No. 15 Tahun 2003 selain menggunakan alat-
penahanan itu dapat diperpanjang selama 30 alat bukti yang sudah diatur dalam Hukum
(tiga puluh) hari atas persetujuan Ketua Acara Pidana yang sudah ada, ditambah dengan
Pengadilan Negeri. Hal ini berbeda dengan alat-alat bukti baru sesuai dengan kemajuan
sistem di dalam KUHP, dimana perpanjangan teknologi yang ada untuk kepentingan
penahanan itu atas persetujuan Kepala Penyidikan yang lebih lanjut.
Kejaksaan Negeri sebagaimana dimaksud di Alat bukti yang diatur dalam Undang-
dalam ayat (4) dan ayat (5) yaitu : Undang No. 15 Tahun 2003 selain luas
Ayat 4 jangkauannya dari pada alat-alat bukti yang
Tenggat waktu penahanan sebagaimana diatur dalam Hukum Acara Pidana, baik Hukum
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat Acara Pidana Umum, maupun Hukum Acara
diperpanjang dengan mengajukan Pidana Militer. Karena alat-alat bukti yang
perpanjangan penahanan kepada Ketua diatur dalam tindak pidana terorisme sudah
Pengadilan Negeri dianggap cukup, maka penyidik berhak:
Ayat 5 A.Membuka, memeriksa, dan menyita surat
Perpanjangan masa penahanan sebagaimana dan kiriman melalui pos atau jasa pengiriman
dimaksud pada ayat (4) dilakukan paling lama lainnya yang mempunyai hubungan dengan
30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang 1 perkara tindak pidana terorisme yang sedang
(satu) kali untuk paling lama 30 (tiga puluh) diperiksa
hari.
24
Azis Avyanti. Op.cit. Hlm.56

144
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

B.Menyadap pembicaraan melalui telepon atau PENUTUP


alat komunikasi lain yang diduga digunakan A. Kesimpulan
untuk mempersiapkan, merencanakan, dan 1. Kasus Terorisme adalah kasus yang
melakukan tindak pidana terorisme. sangat serius dan dibutuhkan kerjasama
C.Tindakan penyadapan sebagaimana dimaksud banyak pihak untuk memberantas
di atas, hanya dapat dilakukan oleh perintah sampai ke akar-akarnya, Tindak Pidana
Ketua Pengadilan Negeri untuk jangka waktu Terorisme dapat menimbulkan bahaya
paling lama 1 (satu) tahun, untuk itu Pengadilan yang multidimensi, yaitu berupa
Negeri telah menetapkan dalam waktu 3 (tiga) hilangnya nyawa secara massal tanpa
hari. memandang siapa yang akan menjadi
D.Tindakan yang dimaksudkan adalah korban, penghancuran dan pemusnahan
bagaimana tersebut di atas harus dilaporkan lingkungan hidup, sumber-sumber
atau dipertanggungjawabkan kepada atasan ekonomi, menimbulkan goncangan
penyidik.25 kehidupan sosial dan politik, dan pada
Di dalam proses pemeriksaan yang tingkat tertentu dapat menjadi ancaman
berlangsung, apabila melakukan pemeriksaan dan kelangsungan hidup suatu bangsa
terhadap saksi, maka keterangan saksi yang dan Negara. Bahaya ini secara faktual
berhubungan dengan ia lihat sendiri dan telah terwujud pada peristiwa Bom Bali II
dialami sendiri. Pemeriksaan tersebut dilakukan pada tahun 2005 yang merenggut banyak
secara bebas tanpa ada penekanan dari nyawa manusia, harta benda dan
penyidik atau aparat lainnya. Dalam Penyidikan kehilangan banyak hal lainnya. Baik itu
dan pemeriksaan di sidang pengadilan, saksi yang berasal dari Indonesia dan Luar
dan orang lain yang bersangkutan dengan Negeri dan menjadi sorotan dunia
tindak pidana terorisme dilarang menyebutkan internasional karena peristiwa itu terjadi
nama atau alamat pelapor atau hal-hal lain tidak lama setelah peristiwa Bom Bali I
yang memberikan kemungkinan dapat (2002). Undang-Undang Nomor 15 Tahun
diketahuinya identitas pelapor. Larangan 2003 tentang Pemberantasan Tindak
tersebut harus diberitahukan kepada saksi atau Pidana Terorisme sampai sekarang masih
orang lain itu, sebelum pemeriksaan dimulai.26 menjadi tameng dan dasar Hukum
Dalam rangka pemeriksaan perkara tindak Negara untuk pemberantasan Tindak
pidana terorisme, maka terhadap saksi, Pidana Terorisme, meskipun masih
penyidik, advokat, penuntut umum, dan hakim terdapat beberapa unsur dalam
beserta keluarganya wajib diberi perlindungan perumusan tindak pidana terorisme yang
oleh negara dari kemungkinan ancaman yang umum atau belum jelas, namun UU
membahayakan diri, jiwa dan/atau hartanya, Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
baik sebelum, selama, maupun sesudah proses dalam praktiknya tetap dapat ditegakkan.
pemeriksaan terhadap perkara yang Karakter gerakan terorisme yang
bersangkutan. Perlindungan sebagaimana tertutup, terorganisasi dan bersifat
dimaksud di atas dilakukan oleh aparat penegak transnasional juga telah diimbangi
hukum dan aparat keamanan berupa : dengan pembentukan satuan khusus
a. Perlindungan atas keamanan pribadi dari Detasemen Khusus 88 (Densus 88) dalam
ancaman fisik dan mental penegakannya.
b. Kerahasiaan identitas saksi 2. Perang melawan Terorisme merupakan
c. Pemberian keterangan pada saat perang yang paling panjang dalam
pemeriksaan di sidang pengadilan tanpa sejarah umat manusia, mengingat aksi
tatap muka dengan tersangka. Teroris tidak akan pernah berakhir. Oleh
Tata cara melakukan perlindungan tersebut karena itu, untuk mengantisipasinya
diatur secara rinci dengan Peraturan perlu dikeluarkan berbagai aturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2003. hukum, pembenahan lembaga dan
peningkatan kemampuan,
pengembangan kebijakan dan strategi,
25
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 serta langkah dan tindakan operasional

145
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

untuk menghadapi terorisme itu, sesuai Greensei , Indah, 2010, ’Hukum Pidana Khusus,
dengan perkembangan situasi yang ada. Slide Share, Bandung.
Hagan , Frank, ’Pengantar Kriminologi’,
Prenamedia Grup , Jakarta.
B. Saran Mahsyar , Ali. 2009, ‘Gaya Indonesia
1. Dengan masih adanya beberapa Menghadang Terorisme, Sebuah Kritik
kelemahan yang mendasar, maka UU atas kebijakan Hukum Pidana Terhadap
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’,
No 15 Tahun 2003 hendaknya segera Sinar Grafika, Jakarta,
diamandemen, karena hendaknya Mardens , 2013, Pemberantasan Terorisme (
memperhatikan prinsip-prinsip Politik Internasional dan Politik Hukum
pemidanaan dalam kebijakan perumusan Nasional Indonesia. Grafindo Persada,
sanksi pidananya, terutama prinsip Jakarta
keadilan, yaitu sanksi pidana yang Mahsyar , Ali, 2009, .‘Gaya Indonesia
sebanding dengan kekejaman dari suatu Menghadang Terorisme, Sebuah Kritik
kejahatan. Pendekatan yang dekat sangat atas kebijakan Hukum Pidana Terhadap
berpengaruh karena radikalisme sangat Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’ ,
tumbuh subur di Negara ini, terlebih Mandar Maju, Jakarta.
terhadap tindak pidana terorisme yang Muladi , 2014 , Undang-Undang Pemberantasa
bermotif agama atau ideologi karena Tindak Pidana Terorisme dalam kerangka
pelaku bisa ditangkap dan dibunuh, hak Azasi Manusia. Sinar Grafika, Jakarta.
namun keyakinannya tidak mudah untuk Maramis , Frans, 2012, Hukum Pidana Umum
ditaklukkan. UU Pemberantasan Tindak dan tertulis di Indonesia’ , RajaGrafindo,
Pidana Terorisme hendaknya Jakarta.
memperhatikan prinsip-prinsip Moch Faisal , 2010. Motivasi Tindakan
pemidanaan dalam kebijakan perumusan Terorisme , Mandar Maju, Bandung.
sanksi pidananya, terutama prinsip Nyoman , Sarjana. 2014. Luka Bom Bali. Sinar
keadilan, yaitu sanksi pidana yang Grafika, Jakarta
sebanding dengan kekejaman dari suatu Pangaribuan , Luhut. M. 2010 , Hukum Pidana
kejahahatan. Khusus. Sinar Grafika: Bandung.
2. Selain itu, serangkai kejadian Permadi , Goenawan, 2003. Fantasi Terorisme,
pengeboman yang masih hangat terjadi Sumur, Sinar Grafika, Semarang.
di bulan Mei 2018, pengeboman yang Wiyono , R. 2014, ‘Pembahasan Undang-
terjadi di Mako Brimon dan serangkaian Undang Pemberantasan Tindak Pidana
ledakan yang terjadi di Surabaya Terorisme.’ Vol 1. No.2 Penerbit : Sinar
menunjukkan Pemerintah dan DPR harus Grafika, Jakarta,
mempercepat pembahasan dan Yamin , Muhammad, 2008, Tindak Pidana
pengesahan Revisi Undang-Undang Anti Khusus. Sinar Grafika, Jakarta.
Terorisme (RUU Terorisme) sehingga Hamzah, 2008 , Asas-Asas Hukum Pidana , Pt
memnberikan ruang dan wewenang baru Rineka Cipta : Jakarta.
kepada aparat penegak hukum dengan Valis , Nash, 2007, Kebangkitan Syiah : Islam,
menggunakan data intel untuk Konflik dan Masa depan, Diwan: Jakarta.
menangkap terorisme Seno, Irianto. 2001. Terorisme dan HAM , PN.
Balai Pustaka, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Wibowo , Ari, 2012. Kebijakan formulatif
Apeldoorn , Van L.J, 2001, Pengantar Ilmu Hukum Pidana dalam Penanggulangan
Hukum, Pranadya Pramita, Yogyakarta, Terorisme di Indonesia, Graha Ilmu,
Djelantik , 2005. Sukawarsini, Terorisme: Jakarta.
Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media; Mubaraq , Zulfi. 2011. Tafsir Jihad; Menyingkap
Kemiskinan dan Keamanan Nasional, Buku Tabir Fenomena Terorisme Global. Malang
Obor, Bandung. Press, Malang

146
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

Zulkifar , Abduh. 2006. Siapa Teroris? Siapa


Khawarij, Al Kautsar, Jakarta

Sumber Perundang-undangan:

Undang-Undang No.15 tahun 2003, Tentang


Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2003.

Sumber-sumber Lain:

Komisi Yudisial Republik Indonesia.2012.


‘Proceeding: Pelatihan Hukum Pidana
Khusus bagi Hakim Tinggi’.Jakarta: KY
Hlm. 13
Tindak Pidana Khusus,
http://zriefmaronie.blogspot.co.id/201
2/10/sejarah-hukum-tindak-pidana-
khususl , diakses di Manado, tanggal 22
Februari 2018 pukul 09.18 WITA.
ICG. ‘’Terorisme di Indonesia : Jaringan Noordin
M.Top’’, Asia report no.119, 2006
ICG: Poso di Ujung Tanduk, Asia Report no. 127,
24 Januari 2017
Kamus besar Bahasa Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2005
http://blog.unnes.ac.id/anisaauliaazmi/2015/1
1/21/teori-the-wealth-of-nations-oleh-
adam-smith/
https://news.okezone.com/read/2017/07/23/3
37/1742225/apa-kabar-ruu-terorisme
http://www.globalsecurity.org/world/hizballah.
htm
,https://www.merdeka.com/peristiwa/pelaku-
bom-bali-2005-diganjar-15-tahun-
penjara-7ctu2gc.html

147

Anda mungkin juga menyukai