4 /Jun/2018
136
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
kelompok teror tersebut. 5 Ditambah kompleks- perisitiwa bom malam Natal Desember 2000,
nya situasi politik, kecacatan Hukum yang sampai Bom Bali Oktober 2002. Peristiwa bom
terjadi di Indonesia yang terus bergejolak Natal dilakukan dalam skala yang luas, dimana
karena selalu terjadi Pro-Kontra akan kebijakan lebih dari 30 bom dikirim ke gereja-gereja
Pemerintah yang akan menyebabkan masalah- dalam waktu meledak bersamaan. Perang
masalah baru Terorisme di Indonesia sehingga terhadap terorisme yang dipimpin AS setelah
akan membuat luka dan membunuh banyak peristiwa 11 September 2001, kini tampaknya
orang yang tidak bersalah hanya untuk menggantikan Maluku dan Poso sebagai objek
kepentingan beberapa orang dan kelompok kemarahan JI. Apalagi setelah konflik di kedua
tertentu saja. 6 tempat itu mulai mereda. Aksi teror yang
Korban yang bersifat massal dan acak terkait dengan JI dan dianggap terburuk dalam
inilah yang mengancam keamanan dan sejarah adalah peledakan Bom Bali pada 13
perdamaian umat manusia (human security). Oktober 2002 yang menggemparkan dunia dan
Keamanan seolah menjadi barang mahal yang menjadi sorotan mata internasional yang
sangat sulit diperoleh masyarakat di Indonesia banyak dan menjadi perbincangan yang banyak
karena belum habisnya kelompok-kelompok di dunia.
radikal yang terus menerus meneror Faktor-faktor pendorong terbentuknya
ketentraman dan kedamaian masyarakat di radikalisme dan Terorisme di Indonesia
Negara ini yang terjadi terus menerus. 7 bukanlah semata-mata untuk kepentingan
individu dan segeilintir orang. Sebab, apabila
B. Perumusan Masalah disebut untuk kepentingan individu dan
1. Bagaimana norma norma Hukum yang pribadi, maka semestinya hal tersebut apa yang
berlaku dalam Pemberantasan Tindak dilakukannya dan tindakannya tidak
Pidana Terorisme yang terjadi di menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang
Indonesia sesuai Undang-Undang Nomor lain. Adapun faktor-faktor yang membentuk
15 Tahun 2003 ? terbentuknya tindakan serangan terorisme:
2. Bagaimana Peran Negara dalam Pertama, faktor ekonomi, kita dapat menarik
Memberantas Kasus Pidana Terorisme di kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan
Indonesia? motif utama bagi para terorisme dalam
menjalankan misi mereka. Keadaan yang
C. Metode Penelitian semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-
Penelitian ini merupakan penelitian hukum hari yang membikin resah orang untuk
normatif yang merupakan salah satu jenis melakukan apa saja. Dengan seperti ini
penelitian yang dikenal umum dalam kajian pemerintah harus bekerja keras untuk
ilmu hukum. merumuskan rehabilitasi masyarakatnya.
Kemiskinan membuaat orang untuk gerah
PEMBAHASAN berbuat yang selayaknya tidak diperbuat
A. Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme seperti; membunuh, mengancam orang lain,
Oleh Negara Menurut Undang-Undang bunuh diri dan sebagainya. Lalu, ada faktor
Nomor 15 Tahun 2003 sosial, Orang-orang yang mempunyai pikiran
Berbagai peristiwa teror berupa peledakan keras dimana di situ terdapat suatu kelompok
bom mulai terjadi di beberapa wilayah garis keras yang bersatu mendirikan Tanzim Al
Indonesia sejak 1999 sampai sekarang banyak Qaidah- Aceh. Dalam keseharian hidup yang
dikaitkan dengan jaringan JI. Dari mulai kita jalani terdapat pranata sosial yang
membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi
5
. Ali Mashyar. 2009.‘Gaya Indonesia Menghadang ini sangat menentukan kepribadian seseorang
Terorisme, Sebuah Kritik atas kebijakan Hukum Pidana dalam melakukan kegiatan yang dilakukan.
Terhadap Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’. Bandung Sistem sosial yang dibentuk oleh kelompok
: Mandar Maju Hlm. 7 radikal atau garis keras membuat orang yang
6
Ibid, halaman, 3-4
7
Ali Mashyar. 2009.‘Gaya Indonesia Menghadang
mempunyai tujuan sama dengannya bisa
Terorisme, Sebuah Kritik atas kebijakan Hukum Pidana mudah berkomunikasi dan bergabung dalam
Terhadap Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’. Bandung keras dan radikal. Yang terakhir dan paling
: Mandar Maju Hlm. 5
137
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
berpengaruh, yaitu faktor ideologi, faktor ini a. Menimbulkan perubahan dramatis dalam
menjadikan seseorang yakin dengan apa yang pemerintahan, seperti revolusi, perang
diperbuatnya. Dengan meyakini dengan apa saudara atau perang antar negara
yang diperbuatnya, seperti membawa dan b. Mengganti ideologi suatu negara dengan
menjadi pengantin Bom Bunuh diri maka ideologi kelompoknya.
mereka mendapatkan surga, Perbuatan yang c. Menciptakan kondisi yang
mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang menguntungkan bagi pihak teroris
sudah disepakati dari awal dalam selama perang gerilya
perjanjiannya. Dalam setiap kelompok d. Mempengaruhi kebijakan pembuat
mempunyai misi dan visi masing-masing yang keputusan baik dalam lingkap lokal,
tidak terlepas dengan ideologinya. Dalam hal ini nasional, regional atau internasional.
terorisme yang ada di Indonesia dengan e. Memperoleh pengakuan politis sebagai
keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang badan hukum untuk mewakili suatu suku
mereka miliki untuk kepentingan ideologi bangsa atau kelompok nasional, misalnya
kelompok terorisme.8 PLO.
Selain itu, tujuan jangka pendek kelompok Pada umumnya, sasaran teroris baik
teroris melakukan teror terdapat di dalam 2 manusia maupun obyek lain dipilih secara
jangka waktu, yang pertama untuk tujuan random bertujuan untuk menyoroti kelemahan
dalam jangka waktu pendek, meliputi : sistem dan atau yang berada di Indonesia
a. Memperoleh pengakuan dari masyarakat gawat darurat terorisme, tepat setelah
lokal, nasional, regional maupun dunia peristiwa 11 September 2001, ditemukan bukti-
internasional atas perjuangannya. bukti adanya keterkaitan antara kelompok Al-
b. Memicu reaksi pemerintah, over reaksi Qaeda dengan jaringan. Muslim radikal di Asia
dan tindakan represif yang dapat Tenggara yaitu Jemaah Islamiyah. Dan tokoh-
mengakibatkan keresahan di masyarakat. tokoh Jemaah Islamiyah sebagian diidentifikasi
c. Menganggu, melemahkan dan berasal dari Indonesia, negara berpenduduk
memperlakukan pemerintah, militer atau Muslim terbesar di kawasan Asia Tenggara,
aparat keamanan lainnya. bahkan dunia.
d. Menunjukkan ketidak mampuan Teror bom yang terjadi di Indonesia pada
pemerintah dalam melindungi dan umumnya adalah serangan-serangan
mengamankan rakyatnya. terkoordinasi yang sudah direncanakan sejak
e. Memperoleh uang atau perlengkapan. lama dan serangan yang dilakukan oleh
f. Menganggu dan atau menghancurkan beberapa kelompok radikalisme yang tumbuh
sarana komunikasi, informasi maupun subur karena dogma,kebencian karena ajaran
transportasi. yang salah. Serangan terorisme juga
g. Mencegah atau menghambat keputusan mempunyai tujuan lainnya yaitu bertujuan
dari badan eksekutif atau legislatif. untuk membangkitkan perasaan teror dan
h. Menimbulkan mogok kerja. takut terhadap sekelompok masyarakat untuk
i. Mencegah mengalirnya investasi dari mengakui keberadaan kelompo teror tersebut, .
pihak asing atau progam bantuan dari Berbeda dengan perang, aksi serangan
luar. Terorisme tidak tunduk pada tatacara
j. Menimbulkan mogok kerja yang peperangan seperti waktu pelaksanaan yang
berpengaruh dengan ekonomi. selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang
k. Mencegah mengalirnya investasi dari acak serta seringkali merupakan warga sipil.9
pihak asing atau progam bantuan dari Tanggal 12 Oktober 2002 merupakan hari
luar negeri. yang pastinya tidak akan pernah dapat
l. Membebaskan tawanan yang menjadi dilupakan dan sangat membekas dan diingat
kelompok mereka. oleh masyarakat dunia dan masyarakat
Sementara itu, tujuan jangka panjang Indonesia khususnya. Karena pada hari itu,
meliputi: Peristiwa pengeboman Bali ini di catatkan
9
Akaha, Abduh Zulfidar.2006.Siapa Teroris? Siapa
8
Ibid. Hlm. 19 Khawarij?.Jakarta: Al-Kautsar. Hlm.10
138
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
antara peristiwa serangan pengganas terburuk Pada akhirnya di pengadilan, Amrozi dituntut
dalam sejarah Indonesia. bersalah dan bertanggung jawab dan akhirnya
Pada waktu itu peristiwa itu terjadi, lebih 3 dijatuhi hukuman mati. 11
peristiwa ledakan bom telah terjadi, di Paddy's Imam Samudra alias Abdul Aziz adalah
Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kota tersangka berikutnya yang berhasil ditangkap
Bali. Insiden serangan bom yang oleh pihak kepolisian pada tanggal 21
ketiga setelahnya berlaku di tempat Pejabat November 2002 ketika dirinya ketika itu hendak
Konsulat Amerika Syarikat. Serangan bom di menyebrang dan kabur ke Pulau Sumatra
Bali ini di percayai di dalangi oleh Umar melalui kapal feri. Polisi meyakini Imam
Patek yang kemudian di tahan di Pakistan pada Samudra berperan sebagai ‘’komandan
tahun 2011. Serangan pengeboman Bali ini lapangan’’ bom Bali I. Dalam persidangan pada
mencatatkan kematian sebanyak 202 dan tanggal 2 Juni 2003, Imam Samudra juga dijeras
mencederakan lebih 209 orang yang rata- pasal berlapis. Pasal-pasal tersebut yakni
ratanya merupakan wisatawan asing dari primer pasal 14 jo pasal 6 Perpu No 1 Tahun
Australia. Kemudian terjadi serangan 2002 jo Pasal 1 UU No 15 Tahun 2003 jo Pasal 1
susulan dari pengeboman Bali (1) Perpu No 2 Tahun 2002 jo Pasal 1 UU No 16
ini adalah peristiwa Pengeboman Hotel JW Tahun 2003 yo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Marriot pada tahun 2003.10 Selain itu, Imam Samudra juga dijerat Pasal 1
Ditetapkan 3 tersangka utama yang ayat (1) UU Darurat No 12 Tahun 1951 jo Pasal
bertanggung jawab atas peristiwa dalam kasus 55 ayat (1) ke 1 KUHP dan Pasal 187 ke 1 dan 2
Bom Bali I dan berhasil ditangkap oleh pihak jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 jo Pasal 63 KUHP.
kepolisian ketika itu yaitu: Imam Samudra, 3 Desember 2002 Ali Gufron alias Muklas
Amrozi, dan Ali Gufron beserta sekelompok alias Huda bin Abdul Haq alias Sofwan,
anak buah yang mengatasnamakan Syariat tersangka terakhir ditangkap di Klaten, Jawa
Islam dalam teror bom tersebut. Tengah. Muklas mulai diperiksa tim penyidik di
Amrozi bin Nurhasyim adalah salah satu Polda Bali, bersama-sama Abdul Azis alias Imam
tersangka yang ditangkap kepolisian pada Samudra dan Amrozi. Tim penyidik
tanggal 7 November 2002 karena terlibat dalam melimpahkan dua berkas atas tersangka Muklas
merencanakan aksi pemboman Bali dan ke Kejaksaan Tinggi Bali. Muklas diduga sebagai
berperan sebagai pengangkut bom dan otak perencana dan pelaku, termasuk koordinator
dari serangan bom tersebut. Paham radikal pelaksana di lapangan. Dia dituntut pasal 6,11,
Amrozi menjadi salah satu faktor dia melakukan 13 huruf a, 14 dan 15 Perpu Nomor 1 Tahun
pengeboman tersebut. Sidang perdana Amrozi 2002 tentang pemberantasan Tindak, juncto
berlangsung 12 Mei 2003 di Gedung Nari Pasal 1 Perpu No 2/2002 tentang
Graha, Denpasar yang dipimpin oleh ketua Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme pada
majelis hakim PN Denpasar, I Made Karna. Peristiwa Peledakan Bom di Bali dengan
Jaksa penuntut umum dalam dakwaan ancaman hukuman mati. Muklas juga didakwa
dibacakan Urip Tri Gunawan mendakwa Amrozi melanggar Pasal 1 Ayat 11 UU Darurat
melanggar pasal 14 jo pasal 6 Perpu No.1 Tahun No.12/1951 tentang senjata api dan bahan
2002 jo Pasal 1 UU No.15 Tahun 2003 Pasal 1 peledak. Dia juga dinilai terlibat jaringan
Perpu No 2 Tahun 2002 jo Pasal 1 UU No. 16 Islamiyah kawasan Asia tenggara dan
Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak melanggar Pasal 6,14 dan 15 Perpu
Pidana Terorisme Ia juga dipersalahkan Antiterorisme.12 Serangan bom mematikan ini
melanggar Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP, karena membuka mata dunia dan terlebih masyarakat
dengan sengaja menggunakan kekerasan dan Indonesia karena mencatatkan kematian
ancaman kekerasan sehingga menimbulkan sebanyak 202 dan dan mencederakan lebih dari
suasana teror menimbulkan korban secara 209 orang yang rata-ratanya merupakan
massal dengan merampas kemerdekaan atau wisatawan asing dari Australia.
hilangnya nyawa dan harta benda orang lain. Studi Kasus Bom Bali II
10
Mubaraq, Zulfi. 2011. Tafsir Jihad; Menyingkap Tabir
Fenomena Terorisme Global. Surabaya: UIN-Maliki Malang
12
Press. Hlm.6 Mubaraq, Zulfi. Op.cit. Hlm. 69
139
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
Beberapa tahun setelah peristiwa teror Bom melakukan penyidikan awal, bukti awal
Bali 1 yang terjadi di tahun 2002, dan juga serangan teror itu menandakan bahwa
berlaku juga disahkan-nya UU Nomor 15 Tahun serangan ini dilakukan oleh paling tidak tiga
2003 oleh pemerintah, yang menjadi dasar pengebom bunuh diri dalam model yang mirip
payung hukum dalam Pemberantasan Tindak dengan pengeboman tahun 2002. Serpihan
Pidana Terorisme, Negara Indonesia dan ransel dan badan yang hancur berlebihan yang
seluruh dunia kembali dikejutkan dengan ditemukan setelah peristiwa olah TKP, dianggap
peristiwa serangan Terorisme atau lebih dikenal sebagai bukti pengeboman bunuh diri. Namun
dengan peristiwa Bom Bali II atau yang biasa ada juga kemungkinan ransel-ransel tersebut
banyak orang menyebutnya Bom Bali 2005.13 disembunyikan di dalam restoran sebelum
Pengeboman Bali 2005 adalah sebuah seri diledakkan. Sementara itu, Komisioner Polisi
teror pengeboman yang terjadi di Bali pada 1 Federal Australia Mick Keelty mengatakan
Oktober 2005 dan dinilai sangat memukul bahwa bom yang digunakan tampaknya
masyarakat Indonesia dan Pemerintah karena berbeda dari ledakan sebelumnya yang terlihat
pengeboman terjadi di tempat wilayah daerah kebanyakan korban meninggal dan terluka
yang sama (Bali) dan hanya berselang beberapa diakibatkan oleh shrapnel (serpihan tajam), dan
tahun dari luka yang timbul dari Bom Bali 2002. bukan ledakan kimia. Akibat dari peristiwa teror
Apalagi, Pemerintah yang berkuasa saat itu Bom Bali II, terdapat banyak korban yang
telah mengupayakan terbentuknya Undang- berjatuhan meski tidak sebanyak Bom Bali I,
Undang anti Terorisme sudah dibuat oleh para korban kehilangan nyawa, harta benda
pemerintah dan diharapkan cukup kuat untuk dan keluarga mereka masing-masing, 23 korban
pemberantasan Terorisme di Negara ini. Terjadi tewas yang terdiri dari, 15 Warga Indonesia, 5
tiga pengeboman yang terjadi ketika itu, satu di warga negara asing, yaitu 1 warga negara
Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 Jepang dan 4 warga negara Australia dan 3
orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Padahal lainnya yang menurut penyidikan aparat yang
sebelumnya, saat acara konferensi pers, menangani kasus Bom Bali II tersebut
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diperkirakan adalah para pelaku teror bom
mengemukakan telah mendapat peringatan bunuh diri itu sendiri. 15
mulai bulan Juli 2005 akan adanya serangan Inspektur Jenderal Polisi Ansyaad Mbai,
terorisme di Indonesia. Namun aparat negara seorang pejabat anti-terorisme Indonesia
negara mungkin menjadi lalai karena melaporkan kepada Associated Press bahwa
pengawasan adanya kenaikan BBM ketika itu. aksi pengeboman ini jelas merupakan
Peristiwa Teror Bom Bali II ini menjadi sorotan ‘’pekerjaan kaum teroris’’. Bukti-bukti di
banyak Negara karena Indonesia menjadi tempat kejadian perkara (TKP) dan penyelidikan
sasaran empuk terorisme dalam jangka waktu selanjutnya menunjukkan bahwa serangan
yang pendek. (2002-2005). Banyak pihak sangat teror ini murni ulah serangan Teroris. Serangan
terpukul dan terkejut atas peristiwaa Naas pengeboman ini menyandang ciri-ciri khas
tersebut. serangan teroris Jemaah Islamiyah, sebuah
Tempat-tempat yang dibom oleh kelompok organisasi yang berhubungan dengan Al-Qaeda,
teroris dan menjadi sasaran teroris pada waktu yang telah melaksanakan pengeboman di hotel
itu adalah sebagai berikut: Marriot, Jakarta pada tahun 2003, Kedutaan
1. Kafe Nyoman besar Australia di Jakarta pada tahun 2004,
2. Kafe Menega Bom Bali 2002, dan Pengeboman Jakarta 2009.
3. Restoran R,AJA’s, Kuta Square.14 Kelompok teroris Islamis ini memiliki ciri khas
Menurut Kepala Desk Antiteror Kantor melaksanakan serangan secara beruntun dan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan pada waktu yang bertepatan seperti pada 11
Keamanan (Menko Polhukam), yang ditugaskan September 2001.
khusus oleh Presiden ketika itu. Inspektur Setelah kasus Bom Bali II itu, lebih dari 75
Jendreral (Purn.) Ansyaad Mbai, yang langsung orang diperiksa kepolisian sebagai saksi dalam
kasus peledakan Bom Bali II, Oktober 2005. Ke
13
I Nyoman Sarjana. 2014. ‘Luka Bom Bali’.Jakarta. Sinar
Grafika : Hlm. 10
14 15
Ibid. Hlm. 12 I Nyoman Sarjana. Op cit. Hlm. 11
140
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
141
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
2005, pukul 18.30 WITA.19 Karenanya, terdakwa Bali II ini juga menjadi tamparan keras bagi
terbukti melanggar Pasal 6 Undang-Undang No. Negara Indonesia, karena menunjukkan masih
15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak lemahnya sistem hukum Undang-Undang
pidana Terorisme, jo Pasal 55 ayat (1) ke- 1 Pemberantasan Terorisme sehingga pelaku
KUHP. Akibat perbuatannya, Anif dan sejumlah teror masih diberikan ruang untuk melancarkan
kawannya itu tidak saja telah mengakibatkan 20 aksinya, Beberapa tahun setelah itu, Setelah
nyawa melayang dan 151 korban lain luka-luka, tewasnya Dr Azhari dan Noordin M Top di
tetapi juga kerugian material dalam jumlah tangan aparat yang berwewenang, seiring
puluhan miliar rupiah. Pada 16 November 2006, ditangkapnya otak teror dalam pengeboman
kaset bukti peristiwa Bom Bali II tersebut juga bali tersebut, kita merasakan bahwa teror bom
diputarkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ada semakin hari semakin berkurang.
kepada 12 kiai yang berada di Jawa Timur.
Melalui pemutaran tersebut, diharapkan para B. Peran Negara dalam Pemberantasan Tindak
kiai dapat menyosialisasikan kepada Pidana Terorisme
masyarakat tentang pengertian ajaran islam Penanganan ancaman Terorisme merupakan
yang salah dari para pengebom.20 tanggung jawab negara dalam hal ini tanggung
Dari persidangan para tersangka Bom Bali, jawab pemerintah yang bertanggung jawab
beberapa faktor penyebab Peristiwa Bom Bali II atas keamanan masyarakat. Namun, peran
kali itu tidak teralu menyebabkan pengaruh serta masyarakat akan menentukan
sebesar Bom Bali 2002. Pemandangan para keberhasilan dalam upaya memerangi
wisatawan asing yang langsung eksodus ke terorisme. Di Indonesia, dalam sistem hukum
negara asalnya sehari setelah kejadian tahun pidana yang bersifat universal dan berusia
2002 tidak teralu terlihat pada peristiwa ini. ratusan tahun yang lampau, walaupun sistem
Mata uang rupiah sempat melemah pada hukum pidana tersebut bersifat sekuler, sudah
pembukaan perdagangan sehari setelah ditetapkan berbagai asas-asas hukum pidana
kejadian. Secara nasional, perekonomian juga universal dan norma-norma yang relatif sama
diperkirakan tak banyak terpengaruh Bom Bali. dan telah diakui oleh seluruh bangsa-bangsa.
Sektor parawisata ketika itu hanya Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang
menyumbangkan sekitar 5% dari perekonomian Pemberlakuan Perpu Nomor 1 tahun 2002
Indonesia, sehingga dampaknya diyakini kecil. tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Dampak lain dari peristiwa Bom Bali II terjadi Terorisme, menganut pandangan legialistik-
pada maskapai penerbangan. Paska musibah moralistik, daripada pandangan utilitarian
ini, Air Paradise Bangkrut. semata-mata, antara lain dari penjelasan
Setelah peristiwa teror Bom Bali II ini bahwa ekses-ekses dari suatu aksi unjuk rasa
semakin membuat pemerintah waswas dan untuk menyampaikan kebebasan berpendapat,
memperkuat keamanan nasional dan seiring diancam dengan pasal-pasal KUHP.
dengan berbagai penyidikan yang dilakukan Bagi Negara sebesar Indonesia, pencegahan
oleh aparat keamanan Indonesia bekerjasama dan pemberantasan Terorisme memerlukan
dengan aparat keamanan negara-negara kecermatan pengamatan atas kultur, kondisi
sahabat, ditemukan bahwa tmasih terdapat sel- masyarakat, dan stabilitas politik
sel Jemaah Islamiyah di Indonesia. Sebagian pemerintahan. Ketiga faktor tersebut sangat
besar dari kasus teror Bom dari tahun 1999- mempengaruhi efektivitas Undang-Undang
2009 diyakini dan terbukti dilakukan oleh sel- tersebut. Konsep barat dan Negara Islam
sel organisasi tersebut. Lebih dari itu, aparat tentang definisi terorisme sangat sulit diterima
keamanan dalam beberapa tahun terakhir telah oleh Indonesia karena kondisi politik yang
mengetahui rencana serangan bom dan terjadi di negara-negara yang berbasis islam
sekaligus menggaagalkannya. Peristiwa Bom berbeda secara mendasar baik sisi latar
belakang dan perkembangan dengan yang
19
terjadi di Indonesia. Begitu pula kultur
Pelaku Pertisiwa Bom Bali 2005,
https://www.merdeka.com/peristiwa/pelaku-bom-bali-
masyarakat baik dari negara-negara tersebut
2005-diganjar-15-tahun-penjara-7ctu2gc.html, diakses di maupun dari negara barat berbeda dengan
Manado, tanggal 2 April 2018 pukul 11.35 WITA kultur masyarakat Indonesia. Masyarakat
20
Bom Bali 2005, Op. cit
142
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
143
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
Selain itu, terdapat Detasemen Khusus 81 Ketentuan yang diatur di dalam ayat 4 dan
Kopassus (TNI AD), Detasemen Jalamangkara ayat 5 UU No.15 tahun 2003 ini menyimpangi
(TNI AL), Satuan Bravo 90 (TNI AU), Komando ketentuan sebagaimana diatur di dalam Pasal
Operasi Khusus Gabungan. 24 KUHAP mengenai perpanjangan penahanan
Densus 88 sendiri khusus yang dibentuk dalam proses penyidikan. Sedangkan
sebagai tim khusus, baru pertama kali perpanjangan masa penahanan proses
terbentuk menjadi unit kesatuan setelah penuntutan tidak dilakukan penyimpangan,
peristiwa Bom Bali I dibentuk dengan Skep karena wewenang itu tetap berada pada Ketua
Kapolri No.30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003, Pengadilan Negeri. Untuk melakukan
untuk melaksanakan Undang-Undang No.15 penangkapan dan penahanan sesuai dengan
Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak keadaan dan hukum yang berlaku, maka
Pidana Terorisme, yaitu dengan kewenangan penyidik harus mempunyai bukti permulaan
sebagai berikut : yaitu berhak melakukan yang cukup untuk melakukan pemeriksaan.
penangkapan dengan bukti awal yang dapat Adapun yang dimaksud dengan ‘’laporan
berasal dari laporan intelijen manapun, selama intelijen’’ adalah laporan yang berkaitan dan
7 x 24 jam ( sesuai dengan pasal 26 dan pasal berhubungan dengan masalah-masalah
28 Undang-Undang No.15 Tahun 2003.) keamanan nasional. Laporan intelijen dapat
Dari bunyi pasal tersebut di atas dapat diperoleh dari Departemen Dalam Negeri,
ditarik kesimpulan, bahwa dalam rangka Departemen Luar Negeri, Departemen
melakukan penyelidikan, penyidikan, Pertahanan, Departemen Kehakiman dan HAM,
penuntutan dan pemeriksaan di sidang Departemen Keuangan, Kepolisian Negara
pengadilan dilakukan menurut Hukum acara Indonesia, Tentara Nasional Indonesia,
pidana yang berlaku. Hukum acara yang berlaku Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Badan
adalah Hukum Acara Pidana Umum dan Hukum Intelijen Negara atau instansi lain yang terkait
Acara Pidana Militer. dalam informasi keamanan nasional yang sudah
Apabila di dalam proses penyidikan ada.24 Laporan intelijen ini baru dapat dianggap
terhadap waktu penahanan telah berakhir, sebagai alat bukti permulaan, apabila telah
Rupanya penahanan oleh hakim dalam proses ditetapkan oleh Hakim pengadilan Negeri, yang
peradilan diberlakukan ketentuan dalam KUHP kemudian memerintahkan kepada penyidik
sebagaimana diatur dalam Pasal 26, Pasal 27, untuk bisa atau tidaknya dilakukan penyidikan,
Pasal 28 KUHAP. tapi penyidikan terhadap berdasarkan laporan tersebut Undang-Undang
tersangka belum selesai, maka masa No. 15 Tahun 2003 selain menggunakan alat-
penahanan itu dapat diperpanjang selama 30 alat bukti yang sudah diatur dalam Hukum
(tiga puluh) hari atas persetujuan Ketua Acara Pidana yang sudah ada, ditambah dengan
Pengadilan Negeri. Hal ini berbeda dengan alat-alat bukti baru sesuai dengan kemajuan
sistem di dalam KUHP, dimana perpanjangan teknologi yang ada untuk kepentingan
penahanan itu atas persetujuan Kepala Penyidikan yang lebih lanjut.
Kejaksaan Negeri sebagaimana dimaksud di Alat bukti yang diatur dalam Undang-
dalam ayat (4) dan ayat (5) yaitu : Undang No. 15 Tahun 2003 selain luas
Ayat 4 jangkauannya dari pada alat-alat bukti yang
Tenggat waktu penahanan sebagaimana diatur dalam Hukum Acara Pidana, baik Hukum
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat Acara Pidana Umum, maupun Hukum Acara
diperpanjang dengan mengajukan Pidana Militer. Karena alat-alat bukti yang
perpanjangan penahanan kepada Ketua diatur dalam tindak pidana terorisme sudah
Pengadilan Negeri dianggap cukup, maka penyidik berhak:
Ayat 5 A.Membuka, memeriksa, dan menyita surat
Perpanjangan masa penahanan sebagaimana dan kiriman melalui pos atau jasa pengiriman
dimaksud pada ayat (4) dilakukan paling lama lainnya yang mempunyai hubungan dengan
30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang 1 perkara tindak pidana terorisme yang sedang
(satu) kali untuk paling lama 30 (tiga puluh) diperiksa
hari.
24
Azis Avyanti. Op.cit. Hlm.56
144
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
145
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
untuk menghadapi terorisme itu, sesuai Greensei , Indah, 2010, ’Hukum Pidana Khusus,
dengan perkembangan situasi yang ada. Slide Share, Bandung.
Hagan , Frank, ’Pengantar Kriminologi’,
Prenamedia Grup , Jakarta.
B. Saran Mahsyar , Ali. 2009, ‘Gaya Indonesia
1. Dengan masih adanya beberapa Menghadang Terorisme, Sebuah Kritik
kelemahan yang mendasar, maka UU atas kebijakan Hukum Pidana Terhadap
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’,
No 15 Tahun 2003 hendaknya segera Sinar Grafika, Jakarta,
diamandemen, karena hendaknya Mardens , 2013, Pemberantasan Terorisme (
memperhatikan prinsip-prinsip Politik Internasional dan Politik Hukum
pemidanaan dalam kebijakan perumusan Nasional Indonesia. Grafindo Persada,
sanksi pidananya, terutama prinsip Jakarta
keadilan, yaitu sanksi pidana yang Mahsyar , Ali, 2009, .‘Gaya Indonesia
sebanding dengan kekejaman dari suatu Menghadang Terorisme, Sebuah Kritik
kejahatan. Pendekatan yang dekat sangat atas kebijakan Hukum Pidana Terhadap
berpengaruh karena radikalisme sangat Tindak Pidana Terorisme Di Indonesia’ ,
tumbuh subur di Negara ini, terlebih Mandar Maju, Jakarta.
terhadap tindak pidana terorisme yang Muladi , 2014 , Undang-Undang Pemberantasa
bermotif agama atau ideologi karena Tindak Pidana Terorisme dalam kerangka
pelaku bisa ditangkap dan dibunuh, hak Azasi Manusia. Sinar Grafika, Jakarta.
namun keyakinannya tidak mudah untuk Maramis , Frans, 2012, Hukum Pidana Umum
ditaklukkan. UU Pemberantasan Tindak dan tertulis di Indonesia’ , RajaGrafindo,
Pidana Terorisme hendaknya Jakarta.
memperhatikan prinsip-prinsip Moch Faisal , 2010. Motivasi Tindakan
pemidanaan dalam kebijakan perumusan Terorisme , Mandar Maju, Bandung.
sanksi pidananya, terutama prinsip Nyoman , Sarjana. 2014. Luka Bom Bali. Sinar
keadilan, yaitu sanksi pidana yang Grafika, Jakarta
sebanding dengan kekejaman dari suatu Pangaribuan , Luhut. M. 2010 , Hukum Pidana
kejahahatan. Khusus. Sinar Grafika: Bandung.
2. Selain itu, serangkai kejadian Permadi , Goenawan, 2003. Fantasi Terorisme,
pengeboman yang masih hangat terjadi Sumur, Sinar Grafika, Semarang.
di bulan Mei 2018, pengeboman yang Wiyono , R. 2014, ‘Pembahasan Undang-
terjadi di Mako Brimon dan serangkaian Undang Pemberantasan Tindak Pidana
ledakan yang terjadi di Surabaya Terorisme.’ Vol 1. No.2 Penerbit : Sinar
menunjukkan Pemerintah dan DPR harus Grafika, Jakarta,
mempercepat pembahasan dan Yamin , Muhammad, 2008, Tindak Pidana
pengesahan Revisi Undang-Undang Anti Khusus. Sinar Grafika, Jakarta.
Terorisme (RUU Terorisme) sehingga Hamzah, 2008 , Asas-Asas Hukum Pidana , Pt
memnberikan ruang dan wewenang baru Rineka Cipta : Jakarta.
kepada aparat penegak hukum dengan Valis , Nash, 2007, Kebangkitan Syiah : Islam,
menggunakan data intel untuk Konflik dan Masa depan, Diwan: Jakarta.
menangkap terorisme Seno, Irianto. 2001. Terorisme dan HAM , PN.
Balai Pustaka, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Wibowo , Ari, 2012. Kebijakan formulatif
Apeldoorn , Van L.J, 2001, Pengantar Ilmu Hukum Pidana dalam Penanggulangan
Hukum, Pranadya Pramita, Yogyakarta, Terorisme di Indonesia, Graha Ilmu,
Djelantik , 2005. Sukawarsini, Terorisme: Jakarta.
Tinjauan Psiko-Politis, Peran Media; Mubaraq , Zulfi. 2011. Tafsir Jihad; Menyingkap
Kemiskinan dan Keamanan Nasional, Buku Tabir Fenomena Terorisme Global. Malang
Obor, Bandung. Press, Malang
146
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018
Sumber Perundang-undangan:
Sumber-sumber Lain:
147