Anda di halaman 1dari 7

Lex et Societatis, Vol. V/No.

7/Sep/2017

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KURATOR Kurator berwenang menerobos hak privasi
DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN debitor pailit, Kurator berwenang menjual
HARTA PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG harta pailit. Tanggung jawab kurator menurut
NOMOR 37 TAHUN 20041 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 yaitu 1)
Oleh : Quantri H. Ondang2 tanggung jawab dalam kapasitas kurator dan 2)
tanggung jawab pribadi kurator.
ABSTRAK Kata kunci: Tugas dan Tanggung Jawab,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Kurator, Pengurusan dan Pemberesan, Harta
mengetahui apa saja tugas kurator dalam Pailit
melakukan pengurusan dan pemberesan harta
pailit menurut Undang-Undang Nomor 37 PENDAHULUAN
Tahun 2004 dan bagaimana kewenangan dan A. Latar Belakang
tanggung jawab kurator menurut Undang- Proses kepailitan tidak jarang ditemukan
Undang Nomor 37 Tahun 2004. Dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh
menggunakan metode penelitian yuridis debitor untuk menyembunyikan harta
normatif, disimpulkan: 1. Tugas Kurator dalam kekayaannya agar terhindar dari pemberesan
pengurusan harta pailit yaitu melakukan harta yangdilakukan oleh kurator. Debitor yang
koordinasi dengan para kreditor, melakukan beritikad tidak baik, akan mengalihkan harta
pencatatan atau inventarisasi harta pailit, kekayaannya kepada pihak lain dengan
mengamankan kekayaan milik debitur pailit, berbagai cara. Dengan adanya kurator
melakukan tindakan hukum ke pengadilan, merupakan suatu upaya yang diberikan oleh
meneruskan atau menghentikan hubungan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
hukum yang telah dilakukan oleh debitur pailit, Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
pencocokan utang, melakukan upaya Pembayaran Utang untuk melindungi
perdamaian, melakukan usaha debitur pailit. kepentingan para Kreditor dari perbuatan
Tugas kurator dalam pemberesan harta pailit curang yang dilakukan oleh Debitor. Kurator
yaitu setelah kepailitan dinyatakan dibuka adalah profesional yang diangkat oleh
kembali, kurator harus seketika memulai Pengadilan Niaga untuk melakukan pengurusan
pemberesan harta pailit, memulai pemberesan dan pemberesan harta pailit.3
dan menjual harta pailit tanpa perlu Di Indonesia telah diatur bahwa yang berhak
memperoleh persetujuan atau bantuan melakukan pengurusan dan pembagian harta
debitur, dan memutuskan tindakan apa yang debitur pailit adalah balai harta peninggalan
akan dilakukan terhadap benda yang tidak lekas dan kurator. Membagi harta debitur pailit
atau sama sekali tida dapat dibereskan, merupakan bagian akhir dari proses kepailitan.
menggunakan jasa bantuan debitur pailit guna Tahap mencapai pembagian harta inilah yang
keperlua pemberesan harta pailit, dengan akan menjadi tugas berat seorang kurator.
memberikan upah. 2.Kewenangan kurator Kurator memiliki peran utama dalam
menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun pengurusan dan pemberesan harta pailit,
2004 : Kurator berwenang menjalankan debitur pailit demi kepentingan kreditor dan
tugasnya sejak tanggal putusan pailit debitur pailit sendiri. Undang-Undang
diucapkan, Kurator dapat mengambil alih Kepailitan Bab I bagian 3 paragraf 2 tentang
perkara dan meminta Pengadilan untuk kurator, secara khusus mengatur tentang tugas,
membatalkan segala perbuatan hukum kewenangan serta tanggung jawab kurator.
debitorpailit, Kurator berwenang untuk Pasal-pasal tersebut mengatur dengan jelas
melakukan pinjaman pada pihak ketiga, kewenangan dan tugas serta tanggung jawab
Tindakan Kurator tetap sah walaupun tanpa dari kurator.4
adanya izin dari hakim pengawas, Kurator Kurator dalam melaksanakan tugas dan
berwenang untuk mengamankan harta pailit, kewenangannya, seorang kurator perlu
memilah kewenangan yang dimilikinya
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Fonnyke
3
Pongkorung, S.H, M.H. Constance Kalangi, S.H, M.H. Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan, Bayu Media, Malang,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Malang, 2003, hal. 84
4
120711156 Ibid,

31
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

berdasarkan undang-undang yaitu: maksimal dan tidak menguntungkan bagi para


kewenangan yang dapat dilaksanakan setelah kreditor.8
memperoleh persetujuan dari pihak lain, dalam Integritas mengharuskan kurator untuk
hal ini hakim pengawas. Jika ditinjau lebih bersikap jujur dan dapat dipercaya serta tidak
lanjut, untuk melaksanakan tugas dan mengorbankan kepercayaan publik demi
kewenangan kurator berdasarkan Undang- kepentingan pribadi. Integritas mengharuskan
Undang Kepailitan, seorang kurator paling tidak kurator untuk bersikap objektif dan
harus mempunyai kemampuan antara lain: menjalankan profesinya secara cermat dan
1) Penguasaan hukum perdata yang saksama.9
memadai, Pasal 69 Ayat (1) Undang-Undang No. 37
2) Penguasaan hukum kepailitan, Tahun 2004 mengatur tentang tugas kurator
3) Penguasaan manajeman (jika debitur yakni melakukan pengurusan dan pemberesan
pailit merupakan suatu perusahaan yang harta pailit. Dalam melaksanakan tugasnya,
masih dapat diselamatkan kegiatan kurator tidak diharuskan memperoleh
usahanya), persetujuan dari atau menyampaikan
4) Penguasaan dasar mengenai keuangan.5 pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitur
Terhitung sejak tanggal putusan pernyataan atau salah satu organ debitur, meskipun dalam
pailit ditetapkan maka kurator berwenang keadaan di luar kepailitan persetujuan atau
melaksanakan tugas pengurusan dan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan.
pemberesan atas harta pailit, meskipun Tugas kurator tidak mudah atau dapat
terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau berjalan dengan mulus seperti yang telah
peninjauan kembali. Namun dalam bertugas ditentukan dalam Undang-Undang Kepailitan.
seringkali banyak hambatan yang ditemui di Persoalan yang dihadapi oleh kurator seringkali
lapangan, yaitu saat seorang debitur dinyatakan menghambat proses kinerja kurator yang
pailit maka hartanya harus berada dalam suatu semestinya, seperti menghadapi debitur yang
sita umum. Walaupun telah diputus pailit oleh tidak dengan sukarela menjalankan putusan
pengadilan, banyak debitur yang tidak pengadilan, misalkan debitur tidak memberi
kooperatif dengan keberadaan kurator untuk akses data dan informasi atas asetnya yang
pengurusan harta perusahaannya. Masalah lain dinyatakan pailit.
yang dihadapi kurator dalam melaksanakan Menjadi debitur bandel adalah salah satu
tugas yaitu dilaporkannya kurator oleh debitur solusi untuk dapat lepas dari jeratan kepailitan.
pailit kepada instansi kepolisian.6 Secara teoretis, pernyataan ini jauh dari
Kemampuan tersebut idealnya harus dimiliki kebenaran. Akan tetapi, secara praktis,
oleh seorang kurator, karena dalam praktiknya pernyataan inilah yang terbukti kebenarannya.
masih ada beberapa kurator yang kurang Sampai saat ini pengadilan niaga belum mampu
maksimal dalam melakukan pengurusan dan melakukan paksa badan terhadap debitur yang
pemberesan harta pailit atau sering kali kurator tidak mematuhi putusan pengadilan tersebut.10
tidak didukung sumber daya manusia yang Dalam praktiknya, seorang kurator sering
memadai guna melakukan due diligent kali menghadapi kesulitan dalam proses
dan/atau penelitian terhadap laporan keuangan pelaksanaan putusan pailit, di mana debitur
debitur pailit sehingga harta pailit pun menjadi pailit tersebut tidak mengacuhkan putusan
tidak maksimal.7 Dalam beberapa perkara, pengadilan, bahkan tetap terus bertransaksi.
kurator bahkan memberi kesan yang Bila kurator datang, kurator tersebut bahkan
berseberangan dengan para kreditor dan diusir, dan terhadap debitur ini, tidak ada
cenderung berpihak pada debitur. Hal ini akibat apa-apa dari pengadilan.
mengakibatkan harta pailit menjadi tidak
8
Robertus Bilitea, Beberapa Catatan BPPN Tentang
Putusan-Putusan Pengadilan Niaha, Jurnal Hukum Bisnis,
Volume 22 No. 4 Tahun 2003, hal. 21.
9
Imran Nating, Peranan Kurator dan Tanggung Jawab
Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit,
Raja Grafindo, Jakarta, 2004, hal. 14.
5 10
Ibid, hal. 85. Ricardo Simanjuntak, Relevansi Eksekusi Putusan
6
Ibid. Pengadilan Niaga dalam Transaksi Bisnis Internasional,
7
Ibid, hal. 86. Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22 No. 4 Tahun 2003, hal. 14.
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

Berdasarkan hal-hal yang telah dituliskan Undang-Undang Perseroan Terbatas Indonesia.


dalam latar belakang, maka penulis tertarik Meskipun demikian, jika kurator meneruskan
untuk mengangkat judul “Tugas Dan Tanggung kegiatan usaha debitur, ia mempunyai
Jawab Kurator Dalam Pengurusan Dan kewajiban untuk mempersiapkan, menyimpan
Pemberesan Harta Pailit Menurut Undang- serta menerbitkan laporan keuangan tahunan.
Undang Nomor 37 Tahun 2004”. Untuk melaksanakan tugas dan
kewenangannya, seorang kurator perlu
B. Rumusan Masalah memilah kewenangan yang dimilikinya
1. Apa saja tugas kurator dalam melakukan berdasarkan Undang-Undang Kepailitan.12
pengurusan dan pemberesan harta pailit Kewenangan yang dapat dilakukan tanpa
menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun harus memberitahukan atau mendapat
2004? persetujuan terlebih dahulu dari debitur atau
2. Bagaimana kewenangan dan tanggung salah satu organ debitur, meskipun untuk
jawab kurator menurut Undang-Undang tindakan tersebut jika dalam keadaan di luar
Nomor 37 Tahun 2004? kepailitan persetujuan atau pemberitahuan
demikian tidak dipersyaratkan. Kewenangan
C. Metode Penelitian yang dapat dilakukan setelah memperoleh
Metode penelitian dalam skripsi ini yaitu persetujuan dari pihak lain, dalam hal ini hakim
penelitian kepustakaan atau library research. pengawas.13
Penelitian ini dilakukan dengan cara Misalnya tindakan kurator untuk
mengumpulkan, mengkaji, dan menganalisa mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga
berbagai literatur, dan peraturan perundang- dengan membebani harta pailit dengan hak
undangan yang berkaitan dengan “Tugas dan tanggungan, gadai atau hak agunan atas
Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan kebendaan lainnya. Secara garis besar, tugas
dan Pemberesan Harta Pailit” kurator dibagi atas dua tahap yaitu pengurusan
harta pailit dan pemberesan harta pailit.
PEMBAHASAN
A. Tugas Kurator Dalam Pengurusan Dan B. Kewenangan Dan Tanggung Jawab Kurator
Pemberesan Harta Pailit Menurut Undang- Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun
Undang No. 37 Tahun 2004 2004
Tugas utama kurator adalah melakukan 1. Kewenangan Kurator
pengurusan dan pemberesan harta pailit. Kurator merupakan salah satu organ penting
Kurator mempunyai kewajiban untuk dalam kepailitan. Tugas utama kurator yakni
melaksanakan tugas pengurusan dan/atau mengurus dan/atau membereskan harta pailit.
pemberesan harta pailit. Tujuan kepailitan Sedemikian pentingnya tugas kurator maka
adalah untuk membayar hak para kreditor yang dalam putusan pernyataan pailit langsung
seharusnya mereka peroleh sesuai dengan mengangkat kurator dan hakim pengawas
tingkat urutan tuntutan mereka.11 seperti tercantum dalam Pasal 15 ayat (1)
Kurator tidak hanya harus bertindak untuk Undang-Undang No.37 Tahun 2004.14
kepentingan yang terbaik bagi kreditor, tetapi Untuk melaksanakan tugasnya tersebut
ia juga harus memerhatikan kepentingan kurator harus berpijak pada Undang-Undang
debitur yang pailit. Kepentingan-kepentingan No. 37 Tahun 2004 dimana dalam undang-
ini tidak boleh diabaikan sama sekali. Kurator undang tersebut terdapat pasal-pasal yang
wajib memastikan bahwa semua tindakannya mengatur mengenai tugas dan wewenang
adalah untuk kepentingan harta pailit. Kurator kurator. Peranan kurator yang begitu penting
mempunyai kekuasaan atas kekayaan milik dalam penanganan kepailitan tentunya harus
debitur. didukung dengan aturan hukum yang memadai.
Kurator bukanlah organ korporasi dari
debitur perusahaan. Ia tidak tunduk pada
12
Ibid.
11 13
Imran Nating, Peranan Kurator dan Tanggung Jawab Ibid, hal. 72.
14
Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Martiman Prodjojamidjojo, Proses Kepailitan, Mandar
Raja Grafindo, Jakarta, 2004, hal. 71. Maju, Bandung, 1999, hal. 28.

33
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

a. Kurator berwenang menjalankan tugasnya Pasal 16 ayat (2) dinyatakan jika putusan
sejak tanggal putusan pailit diucapkan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 harus adanya kasasi atau peninjauan kembali, maka
mampu menjadi payung hukum bagi Kurator segala perbuatan yang telah dilakukan oleh
dalam melaksanakan tugasnya. Peraturan kurator sebelum atau pada tanggal kurator
tersebut harus mampu memberi ruang gerak menerima pemberitahuan tentang putusan
bagi kurator agar dapat menyelesaikan pembatalan pailit tetap sah dan mengikat
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit debitor.
secara efektif dan efisien.
Untuk mewujudkan peranan kurator secara b. Kurator dapat mengambil alih perkara dan
efektif dan efisien maka Undang-Undang No. 37 meminta pengadilan untuk membatalkan
Tahun 2004 harus memberikan kewenangan- segala perbuatan hukum debitor pailit.
kewenangan tertentu pada kurator dalam Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh
menjalankan tugasnya. Undang-Undang No. 37 debitor dan proses hukum tersebut sedang
Tahun 2004 pada Pasal 15 ayat (1) menyatakan berjalan selama kepailitan berlangsung, maka
bahwa dalam putusan pernyataan pailit harus atas permohonan tergugat, perkara harus
diangkat kurator dan seorang hakim pengawas. ditangguhkan untuk memberikan kesempatan
15
bagi kurator mengambil alih perkara
Menurut Pasal 15 ayat (2), debitor, kreditor yangdidasarkan pada Pasal 28 ayat (1) Undang-
ataupun pihak lain yang berkepentingan dalam Undang No. 37 Tahun 2004.
perkara pailit ini berhak untuk mengusulkan Berdasarkan ketentuan Pasal 28 ayat (1)
pengangkatan kurator, namun apabila tidak tersebut kurator mempunyai hak untuk
diusulkan mengenai pengangkatan kurator menolak mengambil alih perkara sedangkan
maka Balai Harta Peninggalan diangkat selaku menurut Pasal 28 ayat (4), apabila kurator ingin
kurator olehpengadilan niaga. Pengangkatan mengambil alih perkara maka tidak perlu
tersebut bertujuanmengisi kekosongan jabatan mendapat panggilan dan dapat setiap waktu
kurator apabila tidak diusulkan pengangkatan mengambil alih perkara sebagaimana
kurator oleh debitor, kreditorataupun pihak lain tercantum dalam ayat (1) serta dapat
yang berkepentingan. memohon agar debitor dikeluarkan dari
Pengangkatan kurator bersamaan dengan perkara.
putusan pernyataan pailit guna mewujudkan Kewenangan yang diberikan kepada kurator
sifat serta merta. Sifat serta merta dari putusan untuk sewaktu-waktu mengambil alih
pailit tersebut dapat dilihat pada Pasal 16 ayat perkara debitor pailit dapat digunakan untuk
(1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 yakni membuktikan bahwa perbuatan debitor
kurator berwenang untuk melaksanakan tugas pailit tersebut bertujuan untuk merugikan
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit kreditor dan hal ini diketahui oleh pihak
sejak tanggal putusan pailit diucapkan. lawan sesuai dengan Pasal 30 Undang-
Sejak putusan pailit diucapkan atau sejak Undang No.37 Tahun 2004 maka kurator
pukul 00.00 waktu setempat pada tanggal berhak untuk mengajukan pembatalan atas
dijatuhkannya putusan pailit maka kurator segala perbuatan debitor sebelum pailit. 17
dapat langsung menjalankan tugasnya
terhadap harta pailit milik debitor. Berdasarkan Pasal 36 kurator dapat
Kewenangan kurator untuk menjalankan mengambil keputusan terhadap nasib
tugasnya semakin tegas didukung dalam perjanjian timbal balik yang belum atau baru
kelanjutan kalimat Pasal 16 ayat (1) Undang- sebagian dipenuhi oleh debitor pailit. Pasal 41
undang No. 37 Tahun 2004 yakni pengajuan ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
kasasi atau upaya hukum lain terhadap demi kepentingan harta pailit, maka kepada
putusan pailit tidak menghalangi kurator pengadilan dapat dimintakan pembatalan
untuk menjalankan tugasnya.16 segala perbuatan hukum debitor yang telah

17
Retnowulan Sutantio, Tanggung Jawab Pengurus
15
Parwoto Wignjosumarto, Op-Cit, hal. 51. Perusahaan Debitur dalam Kepailitan, PT Raja Grafindo
16
Ibid, hal. 52. Persada, Jakarta, 2001, hal. 35.
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

dinyatakan pailit yang merugikan kepentingan tanggungan, hipotek, atau agunan atas
keditor yang dilakukan oleh debitor sebelum kebendaan lainnya untuk mengeksekusi
putusan pernyataan pailit diucapkan. haknya tersebut dengan cara pinjaman dari
Permohonan seperti dalam Pasal 41 ayat (1) pihak ketiga dibebankan dengan hak pada
tersebut dapat dikabulkan oleh Majelis Hakim harta pailit yang belum dijadikan jaminan
apabila dapat dipenuhi syarat dalam ketentuan utang.18
Pasal 41 ayat (2) yakni dapat dibuktikan bahwa
pada saat perbuatan dilakukan, debitor dan d. Tindakan kurator tetap sah walaupun tanpa
pihak ketiga tersebut mengetahui atau adanya izin dari hakim pengawas
sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) Undang-
hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian Undang No. 37 Tahun 2004 tidak adanya kuasa
bagi kreditor. atau izin dari hakim pengawas, jika kuasa atau
izin diperlukan, atau tidak diindahkannya
c. Kurator berwenang untuk melakukan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
pinjaman pada pihak ketiga. 83 dan Pasal 84 yaitu ketentuan dalam rapat
Berdasarkan ketentuan Pasal 69 ayat (1) kreditor, tidak mempengaruhi sahnya
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 yaitu perbuatan yang dilakukan oleh kurator
tentang tugas kurator untuk melakukan terhadap pihak ketiga.
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit Perbuatannya tersebut berdasarkan Pasal 78
maka pada Pasal 69 ayat (2) huruf b maka Ayat (2) kurator sendiri bertanggung jawab
kurator dapat melakukan pinjaman dari pihak terhadap debitorpailit dan kreditor. Tindakan
ketiga guna meningkatkan nilai harta pailit. kurator tetap sah walaupun tanpa adanya izin
Pinjaman tersebut memerlukan izin dari dari hakim pengawas namun tidak berarti
hakim pengawas apabila perlu membebani kurator dapat melakukan tindakan pengurusan
harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak dan pemberesan sesukanya. Untuk melakukan
tanggungan, hipotek, atau agunan atas tindakannya tersebut, kurator harus
kebendaan lainnya yangdidasarkan pada Pasal memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
69 ayat (3). Pembebanan tidak dapat dilakukan 1. Apakah dia berwenang untuk melakukan
pada seluruh harta pailit karena terdapat hal tersebut;
pengecualian pada pembebanan tersebut. 2. Apakah merupakan saat yang tepat
Pada Pasal 69 Ayat (4) pembebanan gadai, (terutama secara ekonomi dan bisnis)
jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau untuk melakukan tindakan-tindakan
agunan atas kebendaan lainnya untuk tertentu;
melakukan pinjaman kepada pihak ketiga hanya 3. Apakah terhadap tindakan tersebut
dapat dilakukan terhadap bagian harta pailit diperlukan terlebih dahulu keikutsertaan
yang belum dijadikan jaminan utang. dari pihak-pihak tertentu, seperti hakim
Perlu diingat Pasal 55 ayat (1) Undang- pengawas, pengadilan niaga, panitia
undang No. 37 Tahun 2004 bahwa pasal kreditor, debitordan sebagainya;
tersebut dengan tegas dinyatakan setiap 4. Harus dilihat cara yang layak dari segi
kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak hukum, kebiasaan dan sosial dalam
tanggungan, hipotek, atau agunan atas menjalankan tindakan-tindakan
19
kebendaan lainnya dapat mengeksekusi haknya tertentu.
atas harta debitor seolah-olah tidak terjadi
kepailitan. Hak eksekusi tersebut dapat Menurut Pasal 78 Undang-Undang No.37
ditangguhkan hingga 90 hari sejak tanggal Tahun 2004, tidak adanya kuasa atau izin dari
putusan pernyataan pailit diucapkan hakim pengawas, jika kuasa atau izin
sebagaimana terdapat padaPasal 56 Ayat (2). diperlukan, atau tidak diindahkannya ketentuan
Pasal 69 Ayat (4) dapat dilaksanakan oleh dalam Pasal 83 dan Pasal 84, tidak
kurator untuk mendapatkan pinjaman dari mempengaruhi sahnya perbuatan yang
pihak ketiga agar nilai harta pailit dapat
ditingkatkan tanpa mengurangi hak kreditor 18
Sentosa Sembiring, Op-Cit, hal. 85.
19
yang memegang gadai, jaminan fidusia, hak Munir Fuady, 1999, Hukum Pailit 1998 dalam Teori dan
Praktek, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal. 44.

35
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

dilakukan oleh kurator kepada pihak ketiga. kekayaan milik debitur pailit, melakukan
Sehubungan dengan perbuatan tersebut tindakan hukum ke pengadilan, meneruskan
kurator bertanggung jawab terhadap debitor atau menghentikan hubungan hukum yang
pailit dan kreditor. telah dilakukan oleh debitur pailit,
pencocokan utang, melakukan upaya
e. Kurator berwenang untuk mengamankan perdamaian, melakukan usaha debitur pailit.
harta pailit Tugas kurator dalam pemberesan harta
Berdasarkan Pasal 98 Undang-Undang No. pailit yaitu setelah kepailitan dinyatakan
37 Tahun 2004, maka sejak mulai dibuka kembali, kurator harus seketika
pengangkatannya kurator harus melaksanakan memulai pemberesan harta pailit, memulai
semua upaya untuk mengamankan harta pailit pemberesan dan menjual harta pailit tanpa
dan menyimpan semua surat, dokumen, uang, perlu memperoleh persetujuan atau
perhiasan, efek, dan surat berharga lainnya bantuan debitur, dan memutuskan tindakan
serta kemudian memberikan tanda terima. apa yang akan dilakukan terhadap benda
Terhadap uang, perhiasan, efek, dan surat yang tidak lekas atau sama sekali tida dapat
berharga lainnya yang termasuk harta pailit, dibereskan, menggunakan jasa bantuan
selain mencatat kurator juga berwenang debitur pailit guna keperlua pemberesan
menyimpannya sendiri seperti tercantum harta pailit, dengan memberikan upah.
dalam Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang No.37 2. Kewenangan kurator menurut Undang-
Tahun 2004. Berdasarkan Pasal 108 ayat (2) Undang Nomor 37 Tahun 2004 : Kurator
kurator berwenang untuk menyimpan uang berwenang menjalankan tugasnya sejak
tunai yang tidak diperlukan untuk pengurusan tanggal putusan pailit diucapkan, Kurator
harta pailit di bank gunakepentingan harta dapat mengambil alih perkara dan meminta
pailit. Pengadilan untuk membatalkan segala
Menurut penjelasan Pasal 108, yang perbuatan hukum debitorpailit, Kurator
dimaksud dengan disimpan oleh kurator sendiri berwenang untuk melakukan pinjaman pada
dalam pengertian tidak mengurangi pihak ketiga, Tindakan Kurator tetap sah
kemungkinan efek atau surat berharga tersebut walaupun tanpa adanya izin dari hakim
disimpan oleh kustodian, tetapi tanggung jawab pengawas, Kurator berwenang untuk
tetap atas nama debitor pailit. misalnya mengamankan harta pailit, Kurator
deposito atas nama kurator debitor pailit.20 berwenang menerobos hak privasi debitor
pailit, Kurator berwenang menjual harta
2. Tanggung Jawab Kurator pailit. Tanggung jawab kurator menurut
Tindakan-tindakan kurator yang Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 yaitu
memerlukan persetujuan dilaksanakan tanpa 1) tanggung jawab dalam kapasitas kurator
adanya persetujuan terlebih dahulu dari hakim dan 2) tanggung jawab pribadi kurator.
pengawas, kurator dapat dimintai
pertanggungjawaban secara pribadi B. SARAN
berdasarkan ketentuan dalam Pasal 67 C 1. Seharusnya Undang-Undang Nomor 37
Undang-Undang Kepailitan. Kurator harus Tahun 2004 mengatur mengenai kewajiban
bertanggung jawab atas kesalahan ataupun yang harus dilaksanakan kurator lama
kelalaian dalam melakukan kewajiban pengurus kepada kurator baru agar kurator baru tidak
dan/atau penyelesaian yang menyebabkan menjalankan tugasnya dari nol lagi atau
kerusakan atau berkurangnya nilai harta pailit. dengan kata lain kurator baru hanya
meneruskan tugas dari kurator lama
PENUTUP sehingga perkara pailit dapat cepat
A. KESIMPULAN diselesaikan.
1. Tugas Kurator dalam pengurusan harta pailit 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
yaitu melakukan koordinasi dengan para Tentang Kepailitan dan Penundaan
kreditor, melakukan pencatatan atau Kewajiban Pembayaran Utang seharusnya
inventarisasi harta pailit, mengamankan memberikan beban tanggung jawab kepada
hakim pengawas agar dapat membantu
20
Sentosa Sembiring, Op-Cit, hal. 175.
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017

kurator dalam menyelesaikan perkara Terkait dengan Kepailitan, CV Nuansa


kepailitan yang sedang ditangani. Aulia, Bandung, 2006.
Simanjuntak, Ricardo, Relevansi Eksekusi
DAFTAR PUSTAKA Putusan Pengadilan Niaga dalam
1. LITERATUR Transaksi Bisnis Internasional, Jurnal
Asikin, Zainal, Hukum Kepailitan dan Hukum Bisnis, Volume 22 No. 4 Tahun
Penundaan Pembayaran di Indonesia, 2003.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001. Simatupang, Richard Burtons, Aspek Hukum
Fuady, Munir., Hukum Pailit 1998 dalam Teori dalam Bisnis, PT Rineka Cipta, Jakarta,
dan Praktek, PT Citra Aditya Bakti, 2007.
Bandung, 1999. Sjahdeini, Sutan Remy, Hukum Kepailitan:
_________., Pengatar Hukum Bisnis: Menata Memahami Undang-Undang Nomor 37
Bisnis Modern di Era Global, PT Citra Tahun 2004 Tentang Kepailitan,
Aditya Bakti, Bandung, 2002. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2009.
Hartini, Rahayu, Hukum Kepailitan, Bayu Media, ________, Hukum Kepailitan-Memahami
Malang, Malang, 2003. Faillisementsverordening juncto
Hartono, Siti Soemarti, Pengantar Hukum Undang-Undang No. 4 Tahun 1998,
Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Pustaka Utama Grafiti, 2002.
Seksi Hukum Dagang FH UGM, Sumbu dkk, Telly, Kamus Umum Politik dan
Yogyakarta, 1981. Hukum, Jala Permata Aksara, Jakarta,
Hoff, Jerry, Undang-Undang Kepailitan di 2010.
Indonesia (Indonesian Bank-rupcty Suparni, Niniek, Kitab Undang-Undang Hukum
Law), diterjemahkan oleh Kartini Dagang dan Kepailitan, Rineka Cipta,
Muljadi, Tata Nusa, Jakarta, 2000. Jakarta, 1990.
Lontoh, dkk, Rudy A., Penyelesaian Utang- Sutantio, Retnowulan, Tanggung Jawab
Piutang Melalui Pailit atau Penundaan Pengurus Perusahaan Debitur dalam
Kewajiban Pembayaran Utang, Alumni, Kepailitan, PT Raja Grafindo Persada,
Bandung, 2001. Jakarta, 2001.
Nating, Imran, Peranan Kurator dan Tanggung Waluyo, Bernadette, Hukum Kepailitan dan
Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Pemberesan Harta Pailit, Raja Grafindo, Utang, CV Mandar Maju, Bandung,
Jakarta, 2004. 1999.
Pane, Marjan, Permasalahan Seputar Kurator, Wignjosumarto, Parwoto, Tugas dan
Makalah disampaikan dalam lokakarya Wewenang Hakim Pemeriksa/Pemutus
“Kurator/Pengurus dan Hakim Perkara, Hakim Pengawas dan
Pengawas: Tinjauan Kritis”, Jakarta, 30- Kurator/Pengurus, PT Tatanusa, Jakarta,
21 Juli, 2002. 2001.
_________, dalam Prosiding Rangkaian Lokarya Yani dan Gunawan Widjaja, Ahmad, Seri Hukum
Terbatas Undang-Undang Kepailitan Bisnis: Kepailitan, PT Raja Grafindo
dan Perkembangannya, PPH, Jakarta, Persada, Jakarta, 1999.
2004.
Prodjojamidjojo, Martiman, Proses Kepailitan, 2. UNDANG-UNDANG
Mandar Maju, Bandung, 1999. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Robertus Bilitea, Beberapa Catatan BPPN Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Tentang Putusan-Putusan Pengadilan Pembayaran Utang.
Niaha, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22 https://id.m.wikipedia.org.wiki.pailit, diakses
No. 4 Tahun 2003. pada tanggal 2 Agustus 2017
Sastrawidjaja, H. Man S., Hukum Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang, PT. Alumni, Bandung, 2006.
Sembiring, Sentosa, Hukum Kepailitan dan
Peraturan Perundang-Undangan yang

37

Anda mungkin juga menyukai