7/Sep/2017
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KURATOR Kurator berwenang menerobos hak privasi
DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN debitor pailit, Kurator berwenang menjual
HARTA PAILIT MENURUT UNDANG-UNDANG harta pailit. Tanggung jawab kurator menurut
NOMOR 37 TAHUN 20041 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 yaitu 1)
Oleh : Quantri H. Ondang2 tanggung jawab dalam kapasitas kurator dan 2)
tanggung jawab pribadi kurator.
ABSTRAK Kata kunci: Tugas dan Tanggung Jawab,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Kurator, Pengurusan dan Pemberesan, Harta
mengetahui apa saja tugas kurator dalam Pailit
melakukan pengurusan dan pemberesan harta
pailit menurut Undang-Undang Nomor 37 PENDAHULUAN
Tahun 2004 dan bagaimana kewenangan dan A. Latar Belakang
tanggung jawab kurator menurut Undang- Proses kepailitan tidak jarang ditemukan
Undang Nomor 37 Tahun 2004. Dengan perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh
menggunakan metode penelitian yuridis debitor untuk menyembunyikan harta
normatif, disimpulkan: 1. Tugas Kurator dalam kekayaannya agar terhindar dari pemberesan
pengurusan harta pailit yaitu melakukan harta yangdilakukan oleh kurator. Debitor yang
koordinasi dengan para kreditor, melakukan beritikad tidak baik, akan mengalihkan harta
pencatatan atau inventarisasi harta pailit, kekayaannya kepada pihak lain dengan
mengamankan kekayaan milik debitur pailit, berbagai cara. Dengan adanya kurator
melakukan tindakan hukum ke pengadilan, merupakan suatu upaya yang diberikan oleh
meneruskan atau menghentikan hubungan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
hukum yang telah dilakukan oleh debitur pailit, Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
pencocokan utang, melakukan upaya Pembayaran Utang untuk melindungi
perdamaian, melakukan usaha debitur pailit. kepentingan para Kreditor dari perbuatan
Tugas kurator dalam pemberesan harta pailit curang yang dilakukan oleh Debitor. Kurator
yaitu setelah kepailitan dinyatakan dibuka adalah profesional yang diangkat oleh
kembali, kurator harus seketika memulai Pengadilan Niaga untuk melakukan pengurusan
pemberesan harta pailit, memulai pemberesan dan pemberesan harta pailit.3
dan menjual harta pailit tanpa perlu Di Indonesia telah diatur bahwa yang berhak
memperoleh persetujuan atau bantuan melakukan pengurusan dan pembagian harta
debitur, dan memutuskan tindakan apa yang debitur pailit adalah balai harta peninggalan
akan dilakukan terhadap benda yang tidak lekas dan kurator. Membagi harta debitur pailit
atau sama sekali tida dapat dibereskan, merupakan bagian akhir dari proses kepailitan.
menggunakan jasa bantuan debitur pailit guna Tahap mencapai pembagian harta inilah yang
keperlua pemberesan harta pailit, dengan akan menjadi tugas berat seorang kurator.
memberikan upah. 2.Kewenangan kurator Kurator memiliki peran utama dalam
menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun pengurusan dan pemberesan harta pailit,
2004 : Kurator berwenang menjalankan debitur pailit demi kepentingan kreditor dan
tugasnya sejak tanggal putusan pailit debitur pailit sendiri. Undang-Undang
diucapkan, Kurator dapat mengambil alih Kepailitan Bab I bagian 3 paragraf 2 tentang
perkara dan meminta Pengadilan untuk kurator, secara khusus mengatur tentang tugas,
membatalkan segala perbuatan hukum kewenangan serta tanggung jawab kurator.
debitorpailit, Kurator berwenang untuk Pasal-pasal tersebut mengatur dengan jelas
melakukan pinjaman pada pihak ketiga, kewenangan dan tugas serta tanggung jawab
Tindakan Kurator tetap sah walaupun tanpa dari kurator.4
adanya izin dari hakim pengawas, Kurator Kurator dalam melaksanakan tugas dan
berwenang untuk mengamankan harta pailit, kewenangannya, seorang kurator perlu
memilah kewenangan yang dimilikinya
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Fonnyke
3
Pongkorung, S.H, M.H. Constance Kalangi, S.H, M.H. Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan, Bayu Media, Malang,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Malang, 2003, hal. 84
4
120711156 Ibid,
31
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
33
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
a. Kurator berwenang menjalankan tugasnya Pasal 16 ayat (2) dinyatakan jika putusan
sejak tanggal putusan pailit diucapkan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 harus adanya kasasi atau peninjauan kembali, maka
mampu menjadi payung hukum bagi Kurator segala perbuatan yang telah dilakukan oleh
dalam melaksanakan tugasnya. Peraturan kurator sebelum atau pada tanggal kurator
tersebut harus mampu memberi ruang gerak menerima pemberitahuan tentang putusan
bagi kurator agar dapat menyelesaikan pembatalan pailit tetap sah dan mengikat
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit debitor.
secara efektif dan efisien.
Untuk mewujudkan peranan kurator secara b. Kurator dapat mengambil alih perkara dan
efektif dan efisien maka Undang-Undang No. 37 meminta pengadilan untuk membatalkan
Tahun 2004 harus memberikan kewenangan- segala perbuatan hukum debitor pailit.
kewenangan tertentu pada kurator dalam Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh
menjalankan tugasnya. Undang-Undang No. 37 debitor dan proses hukum tersebut sedang
Tahun 2004 pada Pasal 15 ayat (1) menyatakan berjalan selama kepailitan berlangsung, maka
bahwa dalam putusan pernyataan pailit harus atas permohonan tergugat, perkara harus
diangkat kurator dan seorang hakim pengawas. ditangguhkan untuk memberikan kesempatan
15
bagi kurator mengambil alih perkara
Menurut Pasal 15 ayat (2), debitor, kreditor yangdidasarkan pada Pasal 28 ayat (1) Undang-
ataupun pihak lain yang berkepentingan dalam Undang No. 37 Tahun 2004.
perkara pailit ini berhak untuk mengusulkan Berdasarkan ketentuan Pasal 28 ayat (1)
pengangkatan kurator, namun apabila tidak tersebut kurator mempunyai hak untuk
diusulkan mengenai pengangkatan kurator menolak mengambil alih perkara sedangkan
maka Balai Harta Peninggalan diangkat selaku menurut Pasal 28 ayat (4), apabila kurator ingin
kurator olehpengadilan niaga. Pengangkatan mengambil alih perkara maka tidak perlu
tersebut bertujuanmengisi kekosongan jabatan mendapat panggilan dan dapat setiap waktu
kurator apabila tidak diusulkan pengangkatan mengambil alih perkara sebagaimana
kurator oleh debitor, kreditorataupun pihak lain tercantum dalam ayat (1) serta dapat
yang berkepentingan. memohon agar debitor dikeluarkan dari
Pengangkatan kurator bersamaan dengan perkara.
putusan pernyataan pailit guna mewujudkan Kewenangan yang diberikan kepada kurator
sifat serta merta. Sifat serta merta dari putusan untuk sewaktu-waktu mengambil alih
pailit tersebut dapat dilihat pada Pasal 16 ayat perkara debitor pailit dapat digunakan untuk
(1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 yakni membuktikan bahwa perbuatan debitor
kurator berwenang untuk melaksanakan tugas pailit tersebut bertujuan untuk merugikan
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit kreditor dan hal ini diketahui oleh pihak
sejak tanggal putusan pailit diucapkan. lawan sesuai dengan Pasal 30 Undang-
Sejak putusan pailit diucapkan atau sejak Undang No.37 Tahun 2004 maka kurator
pukul 00.00 waktu setempat pada tanggal berhak untuk mengajukan pembatalan atas
dijatuhkannya putusan pailit maka kurator segala perbuatan debitor sebelum pailit. 17
dapat langsung menjalankan tugasnya
terhadap harta pailit milik debitor. Berdasarkan Pasal 36 kurator dapat
Kewenangan kurator untuk menjalankan mengambil keputusan terhadap nasib
tugasnya semakin tegas didukung dalam perjanjian timbal balik yang belum atau baru
kelanjutan kalimat Pasal 16 ayat (1) Undang- sebagian dipenuhi oleh debitor pailit. Pasal 41
undang No. 37 Tahun 2004 yakni pengajuan ayat (1) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004
kasasi atau upaya hukum lain terhadap demi kepentingan harta pailit, maka kepada
putusan pailit tidak menghalangi kurator pengadilan dapat dimintakan pembatalan
untuk menjalankan tugasnya.16 segala perbuatan hukum debitor yang telah
17
Retnowulan Sutantio, Tanggung Jawab Pengurus
15
Parwoto Wignjosumarto, Op-Cit, hal. 51. Perusahaan Debitur dalam Kepailitan, PT Raja Grafindo
16
Ibid, hal. 52. Persada, Jakarta, 2001, hal. 35.
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
dinyatakan pailit yang merugikan kepentingan tanggungan, hipotek, atau agunan atas
keditor yang dilakukan oleh debitor sebelum kebendaan lainnya untuk mengeksekusi
putusan pernyataan pailit diucapkan. haknya tersebut dengan cara pinjaman dari
Permohonan seperti dalam Pasal 41 ayat (1) pihak ketiga dibebankan dengan hak pada
tersebut dapat dikabulkan oleh Majelis Hakim harta pailit yang belum dijadikan jaminan
apabila dapat dipenuhi syarat dalam ketentuan utang.18
Pasal 41 ayat (2) yakni dapat dibuktikan bahwa
pada saat perbuatan dilakukan, debitor dan d. Tindakan kurator tetap sah walaupun tanpa
pihak ketiga tersebut mengetahui atau adanya izin dari hakim pengawas
sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) Undang-
hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian Undang No. 37 Tahun 2004 tidak adanya kuasa
bagi kreditor. atau izin dari hakim pengawas, jika kuasa atau
izin diperlukan, atau tidak diindahkannya
c. Kurator berwenang untuk melakukan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
pinjaman pada pihak ketiga. 83 dan Pasal 84 yaitu ketentuan dalam rapat
Berdasarkan ketentuan Pasal 69 ayat (1) kreditor, tidak mempengaruhi sahnya
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 yaitu perbuatan yang dilakukan oleh kurator
tentang tugas kurator untuk melakukan terhadap pihak ketiga.
pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit Perbuatannya tersebut berdasarkan Pasal 78
maka pada Pasal 69 ayat (2) huruf b maka Ayat (2) kurator sendiri bertanggung jawab
kurator dapat melakukan pinjaman dari pihak terhadap debitorpailit dan kreditor. Tindakan
ketiga guna meningkatkan nilai harta pailit. kurator tetap sah walaupun tanpa adanya izin
Pinjaman tersebut memerlukan izin dari dari hakim pengawas namun tidak berarti
hakim pengawas apabila perlu membebani kurator dapat melakukan tindakan pengurusan
harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak dan pemberesan sesukanya. Untuk melakukan
tanggungan, hipotek, atau agunan atas tindakannya tersebut, kurator harus
kebendaan lainnya yangdidasarkan pada Pasal memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu:
69 ayat (3). Pembebanan tidak dapat dilakukan 1. Apakah dia berwenang untuk melakukan
pada seluruh harta pailit karena terdapat hal tersebut;
pengecualian pada pembebanan tersebut. 2. Apakah merupakan saat yang tepat
Pada Pasal 69 Ayat (4) pembebanan gadai, (terutama secara ekonomi dan bisnis)
jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau untuk melakukan tindakan-tindakan
agunan atas kebendaan lainnya untuk tertentu;
melakukan pinjaman kepada pihak ketiga hanya 3. Apakah terhadap tindakan tersebut
dapat dilakukan terhadap bagian harta pailit diperlukan terlebih dahulu keikutsertaan
yang belum dijadikan jaminan utang. dari pihak-pihak tertentu, seperti hakim
Perlu diingat Pasal 55 ayat (1) Undang- pengawas, pengadilan niaga, panitia
undang No. 37 Tahun 2004 bahwa pasal kreditor, debitordan sebagainya;
tersebut dengan tegas dinyatakan setiap 4. Harus dilihat cara yang layak dari segi
kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak hukum, kebiasaan dan sosial dalam
tanggungan, hipotek, atau agunan atas menjalankan tindakan-tindakan
19
kebendaan lainnya dapat mengeksekusi haknya tertentu.
atas harta debitor seolah-olah tidak terjadi
kepailitan. Hak eksekusi tersebut dapat Menurut Pasal 78 Undang-Undang No.37
ditangguhkan hingga 90 hari sejak tanggal Tahun 2004, tidak adanya kuasa atau izin dari
putusan pernyataan pailit diucapkan hakim pengawas, jika kuasa atau izin
sebagaimana terdapat padaPasal 56 Ayat (2). diperlukan, atau tidak diindahkannya ketentuan
Pasal 69 Ayat (4) dapat dilaksanakan oleh dalam Pasal 83 dan Pasal 84, tidak
kurator untuk mendapatkan pinjaman dari mempengaruhi sahnya perbuatan yang
pihak ketiga agar nilai harta pailit dapat
ditingkatkan tanpa mengurangi hak kreditor 18
Sentosa Sembiring, Op-Cit, hal. 85.
19
yang memegang gadai, jaminan fidusia, hak Munir Fuady, 1999, Hukum Pailit 1998 dalam Teori dan
Praktek, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal. 44.
35
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
dilakukan oleh kurator kepada pihak ketiga. kekayaan milik debitur pailit, melakukan
Sehubungan dengan perbuatan tersebut tindakan hukum ke pengadilan, meneruskan
kurator bertanggung jawab terhadap debitor atau menghentikan hubungan hukum yang
pailit dan kreditor. telah dilakukan oleh debitur pailit,
pencocokan utang, melakukan upaya
e. Kurator berwenang untuk mengamankan perdamaian, melakukan usaha debitur pailit.
harta pailit Tugas kurator dalam pemberesan harta
Berdasarkan Pasal 98 Undang-Undang No. pailit yaitu setelah kepailitan dinyatakan
37 Tahun 2004, maka sejak mulai dibuka kembali, kurator harus seketika
pengangkatannya kurator harus melaksanakan memulai pemberesan harta pailit, memulai
semua upaya untuk mengamankan harta pailit pemberesan dan menjual harta pailit tanpa
dan menyimpan semua surat, dokumen, uang, perlu memperoleh persetujuan atau
perhiasan, efek, dan surat berharga lainnya bantuan debitur, dan memutuskan tindakan
serta kemudian memberikan tanda terima. apa yang akan dilakukan terhadap benda
Terhadap uang, perhiasan, efek, dan surat yang tidak lekas atau sama sekali tida dapat
berharga lainnya yang termasuk harta pailit, dibereskan, menggunakan jasa bantuan
selain mencatat kurator juga berwenang debitur pailit guna keperlua pemberesan
menyimpannya sendiri seperti tercantum harta pailit, dengan memberikan upah.
dalam Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang No.37 2. Kewenangan kurator menurut Undang-
Tahun 2004. Berdasarkan Pasal 108 ayat (2) Undang Nomor 37 Tahun 2004 : Kurator
kurator berwenang untuk menyimpan uang berwenang menjalankan tugasnya sejak
tunai yang tidak diperlukan untuk pengurusan tanggal putusan pailit diucapkan, Kurator
harta pailit di bank gunakepentingan harta dapat mengambil alih perkara dan meminta
pailit. Pengadilan untuk membatalkan segala
Menurut penjelasan Pasal 108, yang perbuatan hukum debitorpailit, Kurator
dimaksud dengan disimpan oleh kurator sendiri berwenang untuk melakukan pinjaman pada
dalam pengertian tidak mengurangi pihak ketiga, Tindakan Kurator tetap sah
kemungkinan efek atau surat berharga tersebut walaupun tanpa adanya izin dari hakim
disimpan oleh kustodian, tetapi tanggung jawab pengawas, Kurator berwenang untuk
tetap atas nama debitor pailit. misalnya mengamankan harta pailit, Kurator
deposito atas nama kurator debitor pailit.20 berwenang menerobos hak privasi debitor
pailit, Kurator berwenang menjual harta
2. Tanggung Jawab Kurator pailit. Tanggung jawab kurator menurut
Tindakan-tindakan kurator yang Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 yaitu
memerlukan persetujuan dilaksanakan tanpa 1) tanggung jawab dalam kapasitas kurator
adanya persetujuan terlebih dahulu dari hakim dan 2) tanggung jawab pribadi kurator.
pengawas, kurator dapat dimintai
pertanggungjawaban secara pribadi B. SARAN
berdasarkan ketentuan dalam Pasal 67 C 1. Seharusnya Undang-Undang Nomor 37
Undang-Undang Kepailitan. Kurator harus Tahun 2004 mengatur mengenai kewajiban
bertanggung jawab atas kesalahan ataupun yang harus dilaksanakan kurator lama
kelalaian dalam melakukan kewajiban pengurus kepada kurator baru agar kurator baru tidak
dan/atau penyelesaian yang menyebabkan menjalankan tugasnya dari nol lagi atau
kerusakan atau berkurangnya nilai harta pailit. dengan kata lain kurator baru hanya
meneruskan tugas dari kurator lama
PENUTUP sehingga perkara pailit dapat cepat
A. KESIMPULAN diselesaikan.
1. Tugas Kurator dalam pengurusan harta pailit 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
yaitu melakukan koordinasi dengan para Tentang Kepailitan dan Penundaan
kreditor, melakukan pencatatan atau Kewajiban Pembayaran Utang seharusnya
inventarisasi harta pailit, mengamankan memberikan beban tanggung jawab kepada
hakim pengawas agar dapat membantu
20
Sentosa Sembiring, Op-Cit, hal. 175.
Lex et Societatis, Vol. V/No. 7/Sep/2017
37