Wayan P. Windia
Dosen Hukum Adat Bali Fakultas Hukum Unud
Disajikan dalam Pelatihan Kebendesaan yang Diselenggarakan oleh Prodi Hukum Hindu
Jurusan Dharma Sastra STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Tanggal 3 Juni 2017,
Bertempat di Aula Kampus STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
• Bagaimana keberadaan desa dan
adat di Bali?
• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(Pasal 1 nomor urut 1 U.U.Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa).
• Perbedaan “desa adat” dan “desa dinas”,
dapat diketahui dari unsur-unsurnya,
perangkat pimpinannya, serta tata kelolanya.
Unsur-unsurnya.
(1) Unsur parahyangan (tempat suci umat Hindu
yang disebut pura desa adat);
(2) Unsur pawongan (warga yang beragama
Hindu, disebut krama desa adat);
(3) Unsur palemahan (wilayah desa adat yang
dikelola sesuai dengan Hindu).
Desa Adat/
Desa Pakraman Desa/Desa Dinas
Sesudah 1980-an
Parhyangan/Agama HinduPura
Warga Desa/KTP
Pawongan/
Krama Desa, Krama Tamiu, Tamiu
Wilayah Desa
Palemahan/
Krama Desa, Krama Tamiu, Tamiu
Perangkat pimpinannya.
• Perangkat pimpinan desa adat, dikenal dengan
sebutan prajuru (prajuru adat atau prajuru desa
atau dulu desa) terdiri atas ketua (bendesa),
wakil ketua (petajuh), bendahara (petengen),
dan kesinoman (pembantu umum).
Agama Hindu
Etnik Bali
Pulau Bali
Bahasa Bali
Karama Bali
Huruf Bali
Desa Pakraman
Agama Hindu
Etnik Bali
Pulau Bali
Bahasa Bali
Karama Bali
Huruf Bali
Desa Pakraman
MDP Bali
Globalisasi
Desa Pakraman