Anda di halaman 1dari 26

KEBERADAAN DESA DAN ADAT DI BALI

SERTA PERANAN BENDESA ADAT

Wayan P. Windia
Dosen Hukum Adat Bali Fakultas Hukum Unud

Disajikan dalam Pelatihan Kebendesaan yang Diselenggarakan oleh Prodi Hukum Hindu
Jurusan Dharma Sastra STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Tanggal 3 Juni 2017,
Bertempat di Aula Kampus STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
• Bagaimana keberadaan desa dan
adat di Bali?

• Bagaimana peranan bendesa adat di


Bali?
• Untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan tersebut, ada beberapa hal
yang patut dipahami lebih awal, seperti:
(1) Desa dan adat di Bali.
(2) Desa adat di Bali.
(3) Prajuru desa dan bendesa adat.
(4) Awig-awig desa adat dan hukum
nasional.
Adat di Bali
• Adat berasal dari “adab” (bhs Arab). Beradat =
beradab.

• Di Bali, istilah adat dikenal dengan beberapa


sebutan, seperti dresta, gama, sima, geguwat,
tunggul, awig-awig, perarem.

• Adat Bali = penuntun kehidupan yang


bersumber dari ajaran agama Hindu dan tradisi
setempat.
• Adat tidak hanya ada dan hidup di desa adat,
tetapi juga ada di perkotaan.

• Istilah hukum adat diperkenalkan 1892, diakui


oleh pemerintah kolonial Belanda 1927.

• Istilah hukum adat Bali baru diperkenalkan


sekitar tahun 1932 (Het Adat Recht van Bali oleh
V.E. Korn).
Desa dan desa adat di Bali.
• Di Bali ada dua desa.
(1) Desa adat atau desa pakraman: 1.488.
Tergabung dalam wadah yang disebut
Majelis Desa Pakraman (MDP).

(2) Desa atau desa administratif (dinas):


- Desa/keperbekelan : 585.
Dusun : 3.323.
- Kelurahan : 89.
Lingkungan : 500.
• Desa adat atau desa pakraman adalah kesatuan masyarakat
hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan
tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu
secara turun temurun dalam ikatan Kahyangan Tiga atau
Kahyangan Desa yang mempunyai wilayah tertentu dan harta
kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya
sendiri. (Peraturan Daerah Prov. Bali Nomor 3/2001 tentang Desa
Pakraman).

• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
(Pasal 1 nomor urut 1 U.U.Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa).
• Perbedaan “desa adat” dan “desa dinas”,
dapat diketahui dari unsur-unsurnya,
perangkat pimpinannya, serta tata kelolanya.

Unsur-unsurnya.
(1) Unsur parahyangan (tempat suci umat Hindu
yang disebut pura desa adat);
(2) Unsur pawongan (warga yang beragama
Hindu, disebut krama desa adat);
(3) Unsur palemahan (wilayah desa adat yang
dikelola sesuai dengan Hindu).
Desa Adat/
Desa Pakraman Desa/Desa Dinas
Sesudah 1980-an

Parhyangan/Agama HinduPura

Warga Desa/KTP
Pawongan/
Krama Desa, Krama Tamiu, Tamiu
Wilayah Desa

Palemahan/
Krama Desa, Krama Tamiu, Tamiu
Perangkat pimpinannya.
• Perangkat pimpinan desa adat, dikenal dengan
sebutan prajuru (prajuru adat atau prajuru desa
atau dulu desa) terdiri atas ketua (bendesa),
wakil ketua (petajuh), bendahara (petengen),
dan kesinoman (pembantu umum).

• Pucuk pimpinan prajuru dikenal dengan sebutan


bendesa (bendesa adat atau kelihan adat).

• Perangkat pimpinan desa dinas disebut


perangkat desa.
Tata kelolanya.
• Desa adat dikelola berdasarkan
hukum/norma agama Hindu, hukum adat
Bali (awig-awig dan perarem) dan hukum
nasional.

• Desa dinas dikelola berdasarkan hukum


nasional (U.U. No. 6 Th 2014 dan aturan
lainnya tentang Desa).
• Bagaimana keberadaan desa dan
adat di Bali?

• Bagaimana peranan bendesa adat di


Bali?
Raja

Agama Hindu
Etnik Bali
Pulau Bali
Bahasa Bali
Karama Bali
Huruf Bali

Desa Pakraman

Gamgar 2 Jaman Kerajaan


Belanda Raja

Agama Hindu
Etnik Bali
Pulau Bali
Bahasa Bali
Karama Bali
Huruf Bali

Desa Pakraman

Gambar 3 Jaman Belanda


Jaman kemerdekaan ssdh MDP Pemprov. Bali
NKRI
Jwtn Agama Hindu/Budha
MPLA Bali

Demokrasi Agama Hindu


Pemilu HAM Etnik Bali
Parpol Pulau Bali
LSM Bahasa Bali
Karama Bali
Huruf Bali

MDP Bali

Globalisasi

Desa Pakraman

Arus orang Pemkab/Kota


Arus barang BPPLA
Gambar 5
Arus jasa
Bali Post,
10 Feb 2012
Kompas, 9 Nov 2012
Nusa, 6 Nov 2012
Nusa, 26 Mei 2017
Nusa,
7 Nov 2016
Radar Bali, 28 Mei 2017
• Sesudah berlakunya U.U. No 6 Th 2014
tentang Desa (konsekwensi
didaftarkannya desa dinas), keberadaan
desa adat agak berbeda dibandingkan
sebelumnya.

• Hubungan desa adat dan desa dinas


dalam konteks pemerintahan tidak lagi
koordinasi, melainkan sub ordinasi.
• Urusan desa adat, tidak lagi terbatas pada tata
kelola parhyangan, pawongan, dan palemahan
sesuai ajaran agama Hindu, melainkan meliputi
berbagai hal seperti sosial politik, ekonomi,
hukum, adminstrasi pemerintahan, dll.

• Seorang bendesa adat (prajuru desa adat), tidak


cukup hanya memiliki pengetahuan tentang tata
kelola parhyangan, pawongan, dan palemahan
sesuai ajaran agama Hindu, melainkan patut
memiliki pengetahuan atau kepekaan sosial
politik, ekonomi, hukum, adminstrasi
pemerintahan, dll.

Anda mungkin juga menyukai