Muhammad Ilham
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Samudra, Kota Langsa, 24416
m.ilhamsem@gmail.com
Abstact
This study analyzes the influence of company financial performance report
analysis on credit granting decisions to BPRs. The method of analysis uses a
study of literature. This literature study was carried out by searching research
articles on company financial performance reports and journals on Rural Banks
(BPR). After reviewing several articles, it shows that the effect of company
financial performance analysis on credit granting decisions differs from company
to company depending on the value of the nominal loan amount and troubled
debtors.
Keywords : Analisis of financial performance reports, Rural banks.
Abstrak
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh analisa laporan kinerja
keuangan perusahaan untuk keputusan pemberian kredit pada BPR. Metode
analisis menggunakan telaah Studi Literatur. Studi literarur ini dilakukan dengan
penelusuran artikel penelitian tentang laporan kinerja keuangan perusahaan dan
jurnal-jurnal mengenai Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Setelah dilakukan telaah
dari beberapa artikel menunjukkan bahwa pengaruh analisis kinerja keuangan
perusahaan untuk keputusan pemberian kredit berbeda dari setiap perusahaan
tergantung nilai jumlah nominal pinjaman dan debitur yang bermasalah.
Kata kunci : analisa laporan kinerja keuangan, Bank Perkreditan Rakyat.
PENDAHULUAN
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) saat ini semakin berkembang pesat dari
perkotaan sampai ke pedesaan. Peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tersebut
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi masyarakat khusunya
masyarakat pedesaan dan pengusaha kecil. Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) sangat membantu masyarakat dan pengusaha kecil dengan proses yang
sangat mudah dan cepat, hal ini juga dapat menjadi solusi bagi masyarakat. Proses
kredit yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana dan mengerti kebutuhan
nasabah serta lokasi yang dekat dapat menjadikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
semakin diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, bank merupakan suatu
lembaga yang sangat bergantung kepada kepercayaan nasabah tentunya harus
terus menyempurnakan pelayanannya untuk dapat bersaing dengan banyaknya
penyedia jasa keuangan lainnya. (Nurullasari dkk, 2018)
Lemahnya kondisi internal Bank seperti kemampuan manajemen yang kurang
memadai, pemberian kredit kepada kelompok atau group usaha sendiri serta
modal yang tidak dapat menutupi resiko-resiko yang dihadapi oleh bank tersebut
menyebabkan kinerja bank menurun. (Ottay dan Stanly, 2015)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam
kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dari
definisi diatas dapat dilihat jika kegiatan dari Bank Perkreditan Rakyat jauh lebih
sempit dibandingkan dengan Bank Umum. Bank Perkreditan Rakyat dibatasi oleh
berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa Bank Umum.
Keterbatasan kegiatan Bank Perkreditan Rakyat juga dikaitkan dengan misi
pendirian Bank Perkreditan Rakyat itu sendiri. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito serta
menyalurkan dana dalam bentuk kredit investasi, modal kerja maupun
perdagangan. (Nurullasari dkk, 2018)
Analisis laporan keuangan merupakan hasil terakhir dari sebuah proses
akuntansi yang dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan, hasil
usaha serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan sehingga dapat
dijadikan patokan untuk mengukur kesehatan kinerja keuangan suatu perusahaan
perbankan. (Nurullasari dkk, 2018)
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang memiliki kegiatan
usaha terbatas dengan transaksi yang sederhana, meliputi penghimpunan dana
dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan penyaluran kredit. Keterbatasan
ini diberikan kepada BPR terkait dengan tujuan pelayanan utama kepada Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta masyarakat sekitar. (Bank Indonesia,
1998)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu bank pemerintah
daerah yang harus bekerja lebih keras agar tetap eksis di industri keuangan.
Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya, BPR memiliki keterbatasan kegiatan
usaha dibanding bank umum, karena BPR dilarang menerima simpanan giro,
kegiatan valas dan perasuransian. Sehingga profitabilitasnya lebih banyak
mengandalkan dari penyaluran kredit kepada nasabah. (Sofyan, 2019)
Bisnis perbankan utamanya BPR, manajemen harus menanggung risiko yang
sangat besar untuk mendapatkan profitabilitas yang di targetkan sebagai reward
dari risiko yang ditanggung. Tingkat risiko yang ditanggung bervariasi di bisnis
yang berbeda, namun ada hubungan positif antara risiko dan laba. BPR saat ini
semakin terdesak dengan keberadaan bank umum dan bank asing yang
menempatkan pembiayaannya secara besar- besaran pada sektor kredit mikro.
(Sofyan, 2016)
Bank Perkreditan Rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Menurut
pasal 13 Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 usaha Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) adalah :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito
berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit atau menyalurkannya kembali pada masyarakat (nasabah
kredit).
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain.
B. Pengertian Kredit
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998: Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan
pada jangka waktu yang telah disepakati. (Astiko, 1996)
Permohonan kredit harus diajukan secara tertulis dengan menggunakan format
yang telah ditentukan oleh BPR Batang Kapas yang isinya memuat informasi
lengkap mengenai kondisi pemohon atau calon nasabah, seperti berisi tentang
nama pemohon, alamat pemohon, nama perusahaan, alamat perusahaan, jumlah
permohonan pinjaman, jangka waktu kredit, rencana penggunaan pinjaman,
agunan yang diserahkan sebagai jaminan kredit. (Efriani dan Ratna, 2019)
Pemeriksaan permohonan kredit diidentifikasi melalui pemeriksaan keabsahan
permohonan dengan kelengkapannya, pemeriksaan administrasi dan diikuti
dengan pemeriksaan tentang keadaan benda jaminan, letak, luas, batas-batasnya
dan lain-lain yang dirasa perlu. (Efriani dan Ratna, 2019)
C. Tujuan Kredit
Keberadaan bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat
penting sehingga dapat memotivasi dan mendorong inovasi dalam berbagai
cabang kegiatan ekonomi.
Bank memberikan kredit dengan tujuan :
a. Mendapatkan pendapatan bank pada hasil bunga kredit yang diterima.
b. Memproduktifkan dan memanfaatkan dana-dana yang ada
c. Menjalankan pada kegiatan operasional bank
d. Menambah modal kerja di perusahaan
e. Mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembagunan
f. Meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan dari masyarakat
Tujuan diatas mencerminkan adanya keseimbangan kepentingan antara
pemerintah, masyarakat dan pengusaha sebagai pemilik modal.
(Putri dan Ratna, 2019)
D. Jenis-Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2003) jenis-jenis kredit dibagi menjadi :
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit Investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan uasaha atau membangun
proyek, pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit
investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
b. Kredit Modal Kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau investasi.
Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contoh kredit
untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit
pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau
kredit industri lainnya.
b. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit untuk mobil pribadi, kredit
perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Studi literatur adalah kajian
teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2018).
D. Prosedur
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, kemudian
dibaca dilakukan pencatatan yang bersumber dari jurnal yang berkaitan dengan
Pengaruh analisa laporan kinerja keuangan perusahaan untuk keputusan
pemberian kredit pada BPR.
B. Saran
Sarannya adalah bank harus dapat memperhatikan keakuratan posisi keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan yang tercantum dalam laporan posisi keuangan
dan laporan laba rugi, kemudian bank harus selalu memperhatikan permintaan dan
penawaran pasar yang terjadi agar tidak terjadi penurunan yang terlalu jauh yang
dapat menyebabkan perusahaan tidak sanggup menyelesaikan permasalahan
keuangan. Bank harus selalu memperhatikan tingkat kemampuan sebuah
perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya sehingga bank harus dapat
mengimbangi dan mengelola pendapatan dan biaya operasional agar dapat
mencapai efisiensi kinerja keuangan yang baik. Akan lebih baik apabila bank
harus mengurangi penggunaan biaya operasional dan terus meningkatkan
pendapatan operasional.
DAFTAR PUSTAKA