Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI KEUANGAN II

INVESTASI JANGKA PANJANG

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
DAFTAR ISI

4.1Jenis-jenis investasi jangka panjang............................................................................................3

4.2 Menghitung Investasi Obligasi...................................................................................................6

5.1 Menghitung Investasi Saham.....................................................................................................12

5.2 Penyajian dan analisis investasi jangka panjang........................................................................27

Daftar Pustaka..................................................................................................................................28

4.1 JENIS-JENIS INVESTASI JANGKA PANJANG

2
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun dan tidak dimaksudkan untuk memutarkan kelebihan uang kas.Tujuan investasi
jangka panjang adalah untuk melindungi, mempermudah, mempertahankan bisnis atau
hubungan perdagangan (investasi dagang). Investasi semacam ini akan tetap di pertahankan
selama hubungan usaha masih saling menguntungkan.

Invesatassi jangka panjang juga dilakukan dengan maksud untuk mengontrol kegiatan
persahaan lain. Istilah kontrol atau pengendalian mengacu pada kemampuan untuk
mengatur kebijakan finansial dan operasional dari suatu perusahaan untuk mendapatkan
manfaat dari kegiatan perusahaan tersebut.

Investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan
perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak ada hubungan langsung dengan operasi utama
perusahaan.

Tujuan dilakukannya investasi jangka panjang, antara lain :

a. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti
bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. 
b. Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
c. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian
ekuitas perusahaan tersebut.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
e. Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f. Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Secara umum, aset yang dapat menjadi saran investasi terbagi menjadi dua, yaitu aset
riil dan aset finansial.Aset riil adalah aset yang dimiliki dan memiliki wujud yang kita
simpan atau miliki.Contohnya aset riil adalah rumah, tanah dan emas.Sedangkan, aset
finansial tidak berwujud, biasanya hanya berupa kertas yang merupakan bukti kepemilikan
kita.Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka
panjangnya.  Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk

3
operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi
dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham
atau obligasi. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis investasi :

Jenis Investasi Keuntungan Kerugian


Tabungan merupakan kegiatan Keuntungan tabungan adalah Kerugian tabungan, uang dapat
menyimpan uang di bank untuk dapat diambil kapan saja dan dengan mudah berkurang,
dipergunakan kemudian jika tidak memiliki resiko. karena dapat diambil kapan saja
diperlukan. dengan mudah serta bunga yang
kecil.
Deposito adalah kegiatan Keuntungan deposito yaitu Kerugian deposito yaitu,
menyimpan uang untuk periode resiko sangat rendah. Bunga keuntungan atau bunga yang
tertentu, bila belum jatuh tempo yang dapat diterima lebih besar diterima lebih sedikit bila
uang tidak dapat diambil atau dibandingkan tabungan biasa. dibandingkan dengan jenis
akan mendapat penalti bila investasi lain yang berhadapan
diambil sebelum waktunya. langsung dengan risiko pasar.
Obligasi adalah surat hutang, Keuntungan dari obligasi ialah Kerugian obligasi, jangka
merupakan bukti bahwa kita bunga lebih besar dibandingkan waktu panjang (> 1 tahun),
memberikan hutang kepada deposito. sehingga tidak dapat dicairkan
perusahaan tertentu atau bila diperlukan atau bila ingin
pemerintah. Pihak yang berinvestasi lain. Bila pihak
berhutang akan memberi bunga yang berhutang bangkrut,
untuk jangka waktu tertentu. berarti tidak dapat
Jangka waktu pengembalian mengembalikan hutangnya
hutang lebih dari satu tahun.
Obligasi yang paling aman
adalah obligasi atau surat utang
dari negara.
Saham berarti suatu Dapat mendatangkan Risiko kehilangan besar pula,
kepemilikan dalam suatu keuntungan yang sangat besar saat harga saham turun.
perusahaan. Uang yang kita bila harga saham naik. Dengan
tanamkan dijadikan sebagai modal sedikit, dapat diperoleh
modal untuk perusahaan hasil berkali-kali lipat.

4
tersebut. Perusahaan akan
memberikan keuntungan yang
diterima kepada para pemegang
saham yang disebut sebagai
deviden. Bila dinilai baik atau
banyak orang yang berminat
untuk membeli saham suatu
perusahaan, harganya akan
naik, sehingga bila Anda
menjual sahamnya akan
memperoleh keuntungan.
Sebaliknya, bila perusahaan
menderita kerugian, harga
sahamnya dapat turun sehingga
Anda dapat menderita kerugian.
Saham ini dapat dibeli pada
perusahaan sekuritas. Untuk
tiap transaksi jual atau beli,
Anda akan dikenakan biaya.
Properti, sama seperti emas, Risiko kecil serta dapat Perlu dana yang besar untuk
harga properti yaitu rumah dan disewakan sehingga dapat membeli rumah atau tanah.
tanah cenderung akan naik. memberi penghasilan tambahan. Properti bukan aset yang likuid
Dengan membeli properti, dan karena tidak mudah untuk
menjualnya di kemudian hari menjualnya bila suatu saat
akan mendatangkan keuntungan membutuhkan uang.
karena harga jualnya sudah
naik. Harga rumah akan cepat
naik bila lokasinya strategis
atau dekat dengan fasilitas
umum, ini dapat menjadi
pertimbangan saat akan

5
memilih lokasi. Bila akan
membeli rumah di perumahan
yang belum atau masih
dibangun, pastikan pengembang
dapat dipercaya dan adanya
perjanjian yang jelas, karena
ada beberapa kasus, setelah kita
membayar, pembangunan
rumah tidak dilanjutkan yang
mengakibatkan kerugian.
Investasi jangka panjang yang sering dilakukan perusahaan adalah dalam bentuk obligasi atau
saham.

4.2 MENGHITUNG INVESTASI OBLIGASI

Investasi Dalam Obligasi

Obligasi merupakan janji tertulis untuk membayarkan sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang beserta bunga setiap tanggal tertentu.Dalam
PSAK no. 50, akuntansi efek tertentu, dinyatakan bahwa investasi obligasi harus
dikelonpokkan ke dalam salah satu dai tiga kelompok berikut :

1. Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity).


2. Diperdagangkan (trading).
3. Tersedia untuk dijual (available for sale)

Macam-macam obligasi
Pengelompokkan obligasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu :
1. Ditinjau dari waktu jatuh temponya, ada dua macam obligasi yaitu obligasi biasa
(term bonds) dan obligasi berseri (serial bonds).
2. Ditinjau dari jaminannya, ada dua macam obligasi yaitu obligasi yang dijamin dan
obligasi yang tidak dijamin.
3. Obligasi yang dijamin oleh pihak lain atau yang disebut obligasi bergaransi.

6
4. Obligasi yang dapat ditkar dengan saham disebut dengan obligasi yang dapat
dipertukarkan,.
5. Ditinjau dari bentuknya obligasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obligasi atas nama
dan obligasi kupon.
Menentukan harga obligasi
Besarnya harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi. Semakin besar bunganya,
harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya semakin kecil bunga obligasi semakin
rendah harganya. Apabila presentase bunga oblogasi melebihi tingkat bunga di pasar,
maka harga jual obligasi akan di atas nilai nominal (dengan agio), tetapi bila tarif bunga
obligasi rendah dari pada tingkat bunga di pasar maka harganya di bawah nilai nominal
(dengan disagio).
Pencatatan investasi obligasi
Obligasi yang dibeli untuk tujuan penanaman modal jangka panjang dicatat dengan
jumlah harga perolehannya yaitu harga beli ditambah semua biaya pembelian seperti
komisi, materai, provisi dan lain-lain. Apabila harga beli obligasi di atas nilai nominal
maka disebut dengan agio obligasi, sedangkan apabila hargaa beli obligasi di bawah
nilai nominal maka disebut dengan disagio obligasi. Obligasi yang dimiliki dengan
cara ditukar dengan aktiva, harga perolehannya dihitung sebesar harga pasar aktiva
tersebut.Apabila obligasi dibeli antara tanggal pembayaran bunga, pembeli
membayar harga beli ditambah bunga berjalan yaitu sejak tanggal pembayaran
bunga terakhirsampia tanggal pembelian obligasi. Pambayaran bunga berjalan ini
merupakan harga perolehan obligasi.
Contoh kasus:
Nona Risa membeli obligasi PT. Hartamin pada tanggal 1 Mei 2005, nominal
1.000.000,00 bunga 12% dengan hargaa beli Rp. 1.000.000,00. Biaya pembelian yaitu
komisi dan materai Rp. 25.000,00. Bunga obligasi dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1
September.
Harga perolehan obligasi dan bunga berjalan dihitung sebagai berikut :
Harga obligasi Rp. 1.000.000
Komisi dan materai 25.000
Rp. 1.025.000

7
Bunga berjalan (1 Maret -1 Mei)
2/12 x 12% x Rp. 1.000.000 20.000
Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 1.045.000

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :


Investasi obligasi Rp. 1.025.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 20.000
Kas Rp. 1.045.000

Berikut ini diberikan contoh mengenai amortisasi agio dengan metode garis lurus berserta
jurnal-jurnal untuk mencatatnya.
Pada tanggal 1 April 2005 dibeli obligasi, nominal Rp. 1.000.000,00 bunga 12%,
jatuh tempo tanggal 31 Desember 2007, dengan harga Rp. 1.066.000,00 (termasuk
komisi dan biaya pembelian lain). Bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
Perhitungan :
Hargaa obligasi Rp. 1.066.000
Bunga berjalan : 1/12 x 12% x 1.000.000 10.000
Jumlah yang dibayarkan Rp. 1.076.000

Agio obligasi Rp. 66.000,00 (Rp. 1.066.000,00 – Rp. 1.000.000,00) akan diamortisasi
selama pemilikan obligasi (1/4/2005 s.d. 31/12/2007) = 33 bulan.
Amortisasi agio tiap bulan = Rp. 66.000,00 : 33 = Rp. 2.000,00
Jurnal yang dibuat :

1/4/2005
Pembelian obligasi

Penanaman modal dalam obligasi Rp. 1.066.000


Pendapatan bunga obligasi Rp. 10.000
Kas Rp. 1.076.000

1/9/2005
8
Penerimaan bunga

Kas Rp. 60.000


Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000

31/12/2005
Penyesuaian
a. Bunga 4 bulan

Piutang bunga Rp. 40.000


Pendapatan bunga obligasi Rp. 40.000

b. Amortisasi agio 9 bulan

Pendapatan bunga obligasi Rp. 18.000


Penanaman modal dalam obligasi Rp. 18.000

1/1/2006
Riversing entry

Pendapaan bunga obligasi Rp. 40. 000


Piutang bunga Rp. 40. 000
1/3/2006
Penerimaan bunga 6 bulan

kas Rp. 60. 000


Pendapatan bunga obligasi Rp. 60. 000

1/9/2006
Penerimaan bunga 6 bulan

kas Rp. 60. 000


Pendapatan bunga obligasi Rp. 60. 000

31/12/2006
Penyesuaian
c. Bunga 4 bulan

Piutang bunga Rp. 40.000


9
Pendapatan bunga obligasi Rp. 40.000

d. Amortisasi agio 12 bulan

Pendapatan bunga obligasi Rp. 24.000


Penanaman modal dalam obligasi Rp. 24.000
Dalam
tahun 2007 dibuat jurnal yang sama seperti tahun 2006, sehinga pada tanggal 31 desember 2007
rekening investasi obligasi akan menunjukan saldo Rp. 1.000.000.00.

Pada saat pelunasan obligasi yaitu tanggal 31 desember 2007 dibuat jurnal sebagai berikut:

Kas Rp. 1.000.000


Investasi obligasi Rp. 1.000.000

Penjualan obligasi sebelum tanggal jatuh tempo

Apabila obligasi yang dimiliki dengan tujuan penanaman modal jangka panjang dijual
sebelum tanggal jatuh temponya maka perhitungan laba atau rugi penjualan didasarkan pada
jumlah uang yang diterima dengan niai buku obligasi. Nilai buku obligasi dihitung dengan cara
sebagai berikut:

Harga perolehan obligasi ditambah dengan akumulasi disagio sampai tanggal penjualan atau
harga perolehan obligasi dikurangi amortisasi aigo sampai dengan tanggal penjualan. Misalnya
obligasi yang dibeli pada contoh diatas, pada tanggal 1 april 2007 dijual dengan harga Rp.
1.015.000,00 (sudah dikurangi komisi dan lain-lain). Laba rugi dihitung sebagai berikut.

Harga perolehan obligasi Rp. 1.066.000

Amortisasi agio:
2005 = 9 x Rp. 2.000 = Rp. 18.000
2006 = 12 x Rp. 2.000 = Rp. 24.000
2007 = 3x Rp. 2000 = Rp. 6.000
(48.000)

10
Nilai buku obligasi Rp. 1.018.000
Harga jual obligasi (1.015.000)
Rugi penjualan obligasi Rp. 3.000

Bunga berjalan: 1/12 x 12% x 1.000.000 Rp. 10.000

Jumlah uang yang diterima = Rp. 1.015.000 + Rp. 10.000 Rp. 1.025.000

Penjualan obligasi pada tanggal 1 april 2007 dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.000


Penanaman modal dalam obligasi Rp. 6.000
Mencatat amortisasi agio selama 3 bulan

Mencatat bunga dan penerimaan bunga

Kas Rp. 1.025.000


Rugi penjualan obligasi Rp. 3.000
Penanaman modal dlm obligasi Rp. 1.018.000
Pendapatan bunga obligasi Rp. 10.000

Pelunasan obligaisi sebelum tanggal jatuh tempo


Obligasi yang dapat dilunasi kembali sebelum tanggal jatuh tempo biasanya dengan
memberikan agio pada pemegang obligasi pada waktu pelunasan itu terjadi. Akumulasi disagio
atau amortisasi agio dalam buku investor tidak lagi dicatat dengan cara garis lurus tetapi
menggunakan cara amortisasi yang di percepat.
Misalnya obligasi dikelurkan pada tanggal 1 Januari 1992 dan jatuh tempo pada tanggal
1 Januari 2010. Daftar tanggal pelunasan dengan jumlah pelunasan sebagai berikut:

Dilunasi pada tanggal 1 Januari 1995 sampai 31 Desember 1999 = 105


Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2004 = 103
Dilunasi pada tanggal 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2009 = 101

11
Apabila obligasi ini dibeli oleh investor di atas nilai nominal maka perhitunganamortisasi
agionya harus dihitung sedemikian rupa agar nilai buku obligasi tidak melebihi nilai jatuh tempo
tiap-tiap jangka waktu.

Pertukaran obligasi
Apabila obligasi yang dimiliki ditukarkan dengan surat berharga lain, maka
rekening investasi obligasi ditutup dan dibuka rekening penanaman modal yang baru. Surat
berharga yang diterima dicatat sebesar harganya di bursa, dan selisihnya dengan nilai buku
dihitung dengan laba atau rugi.
Misalnya obligasi yang dimiliki nominal Rp. 100.000,00 bunga 12%, dibayarkan tiap tanggal 1
Maret dan 1 September. Pad tanggal 1 April 2005 nilai bukunya Rp. 102.400,00 dan ditukarkan
dengan 10 lembar saham biasa nominal Rp. 10.000,00 perlembar. Pada tanggal tersebut
harga pasar saham biasa tercatat Rp. 12.000,00 per lembar.
Maka jurnal yang dibuat adalah:
Penanaman modal dalam saham Rp. 120.000
Penanaman modal dalam obligasi Rp. 102.400
Laba pertukan obligasi Rp. 17.600

Untuk penerimaan bunga

Kas Rp. 1.000


Pendapatan bunga obligasi Rp. 1.000

5.1 MENGHITUNG INVESTASI SAHAM

Metode pencatatan investasi dalam saham

SFAS 115 menyatakan bahwa metode yang digunakan tergantung dari presentase
pemilikan saham.Yang dimaksud dengan presentase pemilikan saham adalah presentase
jumlah lembar saham yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang
beredar. Presentase pemilikan dan metode pencatatannya adlah sebagai berikut :

Presentase pemilikan Metode pencatatan

12
-Kurang dari 20%. -Metode nilai wajar (fair value method).
-20% sampai dengan 50%. -Metode ekuitas (equity method).
-Lebih dari 50%. -Dibuat laporan keuangan yang dikonsolidasikan untuk
kedua perusahaan itu.

1. Presentase pemilikan kurang dari 20%


Perlakuan akuntansi atas investsi dalam saham yang presentase pemilikannya kurang dari
20% dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)Investsi dalam saham yang tersedia untuk dijual lagi (avilable for sale).
2)Investasi dalam saham untuk diperdagangkan (trading).
Menurut PSAK no. 50, investasi yang termasuk dalam kelompok tersedia untuk dijual
dapatndisajikan sebagai aktiva lancar atau aktiva tidak lancar dalam neraca berdasarkan
keputusan manajemen.
1.1 Pembelian saham
Saham dapat diperoleh dengan dibeli tuani atau ditukar dengan aktiva. Apabila saham
dibeli secara tunai, maka harga pokoknya adalah jumlah seluruh uang yang
dibayarkan untuk memperoleh saham tersebut termasuk biaya komisi dan materai.
Jumlah harga pokok tersebut dengan mendebit rekening investasi dalam saham.
Apabila saham diperoleh dengan penukaran aktiva maka harga pokok akan dicatat
sebesar harga pasar aktiva atau sebesar harga pasar saham tersebut.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat investasi saham yang dibeli secara tunai.
Investasi dalam saham Rp. x x x
Kas Rp. x x x

Contoh kasus :
Pada tanggal 1 April nona Risa membeli 100 lembar saham prioritas PT. Bermuda,
6%, nominal Rp. 10.000,00 per lembar dengan kurs105. Biaya pembelian saham Rp.
50.000,00. Dividen saham PT. Bermuda dibayarkan tiap 31 Desember.
Transaksi di atas dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

1 April

13
Investasi dalam saham prioritas Rp 1.100.000
Pendapatan dividen Rp 15.000
Kas Rp 1.115.000

Perhitungan :
Harga beli saham = 100 x 10.000 x 105 Rp 1.050.000
100
Biaya pembelian Rp 50.000
Harga beli saham Rp 1.100.000
Dividen yang terutang 1 Jan –1 Apr3/12 x 6% x Rp. 1.000.000 = Rp 15.000
Jumlah uang yang dibayarkan Rp 1.115.000

Saat pembelian saham dilakukan secara lumpsum (bersamaan) yaitu dua macam
saham atau lebih dibeli sekaligus dengan satu jumlah harga, maka alokasi harga beli
dapat dilakukan dengan dasar sebagai berikut :
a. Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli diketahui, alokasi didasarkan
pada perbandingan jumlah relatif masing-masing saham.
b. Jika yang diketahuiharga pasarnya hanya satu jenis saham, maka harga pasar
saham yang diketahui diperlakukan sebagai harga pokok saham tersebut dan
sisanya merupakan harga pokok saham jenis lain.
c. Jika harga pasar masing-masing saham yang dibeli itu tidak diketahui, maka
alokasi harga pokoknya ditangguhkan sampai salah satu saham dapat diketahui
harga pasarnya.
Contoh kasus :
Nona risa membeli 50 blok saham dengan harga Rp. 25.000,00 per blok. Tiap blok
terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3 lembar saham biasa. Alokasiharga
pokok kepada masing-masing jenis dilakukan dengan carasebagi berikut :

a) Harga pasar masing-masing jenis saham diketahui.


Misalnya harga pasar saham prioritas Rp. 12.500,00 per lembar dan harga pasar saham
biasa Rp. 4.500,00 per lembar.

14
Nilai saham prioritas= 50 x 12.500= Rp 625.000
Nilai saham biasa= 50 x 3 x 4.500= Rp 675.000
Rp 1.300.000

Harga pokok saham prioritas = Rp 625.000 x 1.250.000


Rp 1.300.000
= Rp 600.960

Harga pokok saham biasa= Rp. 675.000 x 1.250.000


Rp 1.300.000
= Rp 649.040
Maka jurnal yang dibuat :
Investasi dalam saham prioritas Rp 600.960
Investasi dalam saham biasa Rp 649.040
Kas Rp 1.250.000

b) Harga pasar yang hanya diketahui salah satunya.


Misalnya harga saham prioritas Rp 12.500,00 per lembar, sedangkan harga saham biasa tidak
diketahui, maka harga pokok saham dihitung sebagai berikut:

Harga beli saham prioritas dan saham biasa Rp 1.250.000

Harga pasar saham prioritas = 50 × Rp 12.500 Rp (625.000)

Harga pokok saham biasa Rp 625.000

Maka jurnal yang dibuat :

Investasi dalam saham prioritas Rp 625.000


Investasi dalam saham biasa Rp 625.000
Kas Rp 1.250.000

c) Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui


Karena harga pasar masing-masing saham tidak ada yang diketahui maka tidak ada dasar yang
dapatdigunakan untuk mengalokasikan harga beli saham-saham tersebut.
Jurnal yang dibuat adalah:

15
Investasi dalam saham biasa dan prioritas Rp 1.250.000
Kas Rp 1.250.000

1.2 Dividen
Pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham disebut pembagian dividen.
Dividen yang dibagi dapat berbentuk (1) uang tunai, (2) aktiva (selain kas dan saham itu
sendiri), dan (3) saham baru.
1) Dividen yang berbentuk uang
Pembagian dividen dalam bentuk uang tunai bentuk pencatatannya dalam jurnal sebagai
berikut:

Kas Rp xxx
Penghasilan dividen Rp xxx

2) Dividen yang berbentuk aktiva


Dividen yang dibagikan kadang-kadang dapat berupa aktiva seperti saham perusahaan
lain atau barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagi dividen tersebut.

Contoh kasus:

Nona Risa menerima pembagian dividen dari PT. Extra berbentuk saham dari PT.
Matahari sebanyak 20 lelmbar. Pada saat pembagian dividen tersebut harga pasar per
lembar PT. Matahari sebesar Rp 11.000,00. Penerimaan ini dicatat oleh nona Risa dengan
jurnal sebagai berikut:

Investasi dalam saham PT. Matahari Rp 220.000


Penghasilan dividen Rp 220.000

3) Dividen saham (stock dividen)

Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham tersebut
disebut dividen saham. Bagi pemegang saham, dividen seperti ini berarti penambahan
jumlah lembar saham tanpa adanya pengeluaran baru. Jadi jumlah lembarnya bertambah
tetapi harga perolehannya tetap sama.

16
Contoh kasus:

Tuan Iwan pada bulan Agustus 2005 membeli 100 lembar saham biasa dari PT. Bermuda
dengan harga Rp 900.000,00. Pada bulan Desember 2005 diterima dividen saham biasa
50%. Pada bulan Januari 2006, dijual 20 lembar saham dengan harga Rp 170.000,00.

Transaksi diatas dicatat dalam buku tuan Iwan sebagai berikut:

Agustus 2005:

Investasi dalam saham biasa Rp 900.000


Kas Rp 900.000

Desember 2005:

Memo: diterima 50 lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah saham dan harga
pokoknya menjadi :

100 lembar + 50 lembar = 150 lembar

Harga pokok per lembar = Rp 900.000 : 150 = Rp 6.000

Januari 2006:

Kas Rp 170.000
Investasi dalam saham biasa Rp 120.000
Laba penjualan saham Rp 50.000
Perhitungan:

Harga jual saham Rp 170.000

Harga pokok = 20 lembar × Rp 6.000 (Rp 120.000)

Laba penjualan saham Rp 50.000

1.3 penyesuaian akhir tahun

Setiap periode, apabila nilai wajar saham yang dimiliki oleh investor berbeda dengan
harga perolehannya, maka perbedaan akan dicatat dalam rekening laba atau rugi

17
belum direalisasi. Dalam hal nilai wajar lebih tinggi dari harga perolehannya, maka
selisihnya dicatat sebagai laba dengan jurnal sebagai berikut:

Investasi dalam saham Rp xxx


Laba belum direalisasi Rp xxx
Sebaliknya nilai wajar lebih rendah dari harga perolehannya, maka selisihnya dicatat
sebagai berikut:

Rugi belum direalisasi Rp xxx


Investasi dalam saham Rp xxx

2. Persentase pemilikan 20% - 50%

Pemilikan saham dengan jumlah 20% - 50% akan mencatat investasinya dengan metode
ekuitas (equity method). PSAK no.15 menyarakan bahwa metode equitas akuntansi yang
mencatat investasi saham sebesar harga perolehannya (cost) dan selanjutnya
menyesuaikannya dengan perubahan dalam bagian kepemilikan investor atas aktiva
bersih perusahaan yang terjadi setelah peolehan. Laporan laba rugi investor
merefleksikan bagian laba atau rugi investor atas hasil usaha perusahaan (investee).
Dengan demikian , setiap periode akuntansi harga pokok surat berharga harus disesuaikan
dengan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan investee sebanding dengan persentase
pemilikannya.

2.1 Perolehan saham

Perolehan saham dapat dilakukan dengan cara pembelian tunai, tukar menukar atau
dibeli secara lumpsum.

Berikut ini jurnal untuk mencatat pembelian saham secara tunai:

Investasi saham Rp xxx


Kas Rp xxx

2.2 Laba atau rugi yang dilaporkan oleh perusahaan investee

18
Laba yang dilaporkan oleh perusahaan investee akan menambah saldo rekening investasi
saham yang besarnya sebanding (proporsional) dengan persentase pemilikan saham.
Sebaliknya jika investee menderita kerugian, maka investor akan mencatatnya dengan
mengkredit rekening investasi saham yang besarnya juga sebanding dengan persentase
pemilikan saham.
Jurnal yang dibuat oleh investor sebagai berikut:
Apabila investor memperoleh laba

Investasi saham Rp xxx


Pendapatan investasi Rp xxx

Apabila investor memperoleh rugi

Rugi investasi saham Rp xxx


Investasi saham Rp xxx

3. Presentase pemilikan lebih dari 50%

Jika pemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham yang beredar,
maka perusahaan investor disebut induk perusahaan. Laporan keuangan induk
perusahaan (parent company) harus dikonsolidasikan dengan laporan keuangan investee
(anak perusahaan/subsidiary company).

Pemecahan saham (stock spilt-up)

Perusahaan dapat memperbanyak sahamnya yang beredar dengan cara mengurangi


nilai nominal sahamnya. Hal ini dilakukan dengan memecahkan setiap satu lembar saham
menjadi dua lembar dengan menurunkan harga pokok saham tersebut setengah dari
harga sahamsebelumnya.

Hak beli saham

Hak beli saham ialah hak yang diberikan kepada para pemegang saham untuk membeli
saham baru dari perusahaan dengan tertentu dlam batas waktu tertentu. Setiap
lembar saham yang beredar akan menerima satu lembar hak beli saham, apabila
seseorang memiliki 100 lembar saham, maka ia akan menerima 100 lembar hak

19
beli saham. Jumlah saham yang dapt dibeli dengan menggunakan hak beli saham
tidak selalu sama dengan jumlah hak beli saham, tetapi tergantung pada ketentuan-
ketentuan yang ada. Misalnya dikeluarkan hak beli saham yang setiap lembarnya
dapat digunakan untuk membeli ¼ lembar saham baru, ini berarti bahwa satu lembar
saham baru dapat dibeli dengan menggunakan empat lembar hak beli saham.

Harga beli saham baru dengan menggunakan hak beli saham biasanya lebih rendah dari
pada harga saham dibursa, perbedaan ini menyebabkan adanya nilai untuk hak beli
saham.Karena hak beli saham itu mempunyai nilai maka penerimaannya dicatat sebagai
suatu investasi hak beli saham.Hak beli saham ini diterima karena pemilikan saham, oleh
karena itu harga pokok saham dialokasikan sebagian sebagai harga pokok hak beli
saham. Contoh perhitungan dan pencatatan hak beli saham sebagai brikut :

Tuan Peter memiliki 100 lembar saham PT. Asoki, nominal 10.000,00 per lembar, dibeli
pada tahun 2005 dengan harga Rp. 1.000.000,00. Pada bulan September 2006
diterima hak beli saham yang dapat digunakan untuk membeli ¼ lembar saham baru
dengan harga 10.000,00 per lembar. Pada saat penerimaan hak beli saham, diketahui
harga pasar sebagai berikut :

Saham tanpa hak beli = Rp 12.000

Hak beli saham = Rp 500

Harga pokok saham akan dibagikan kepada saham dan hak beli saham dengan cara
sebagai berikut :

Rp 500
Harga pokok hak beli saham = ×Rp1.000.000
Rp 12.000+ Rp 500

= Rp40.000

Rp 12.000
Harga pokok baru untuk saham = ×Rp1.000.000
Rp 12.000+ Rp 500

= Rp960.000

20
Maka penerimaan hak beli saham sebesar 100 lembar dicatat dengan jurnal sebagai
berikut :

Investasi dalam hak beli saham Rp40.000


Investasi dalam saham Rp40.000

Dengan adanya jurnal di atas, rekening investasi hak beli sahammenunjukan saldo sebesar
Rp. 40.000,00 dan investasi dalam saham menunjukan saldo sebesar Rp. 960.000,00. Hak beli
saham sebanyak 100 lembar ini dapat digunakan untuk membeli 25 lembar saham baru.

Penjualan atau pelunasan kembali saham

Pada waktu penjualan saham atau pelunasan kembali, investor mencatat transaksi
tersebut dengan mendebit kas dan mengkredit penanaman modal dalam saham.
Sedangkan selisih uang yang diterima, kaliu rugi dicatat dengan mendebit rekening
rugi penjualan atau pelunasan kembali saham dan kalau selisihnya laba akan
mengkredit rekening rekening laba penjualan atau pelunasan saham.

Contoh kasus :

Misalnya 100 lembar saham nominal @Rp. 10.000,00 dulu dibeli dengan hargaperolehan Rp.
975.000,00.Pada waktu ini saham-saham tersebut ditarik untuk dilunasi kembali dengan kurs
102.

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Kas Rp 1.020.000
Penanaman modal dalam saham Rp 975.000
Laba pelunasan kembali saham Rp 45.000

Perhitungan :

Harga pelunasan kembali saham ( 102/100 × 1.000.000) Rp1.020.000

Harga perolehan (Rp 975.000)

Laba pelunasan kembali saham Rp 45.000

21
PENCATATAN INVESTASI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM

Dalam akuntansi dikenal dua metode pencatatan investasi, yaitu metode biaya (cost
method) dan metode ekuitas (equity method), adalah sebagai berikut :
a. Metode Biaya (Cost Method)
Berdasarkan metode biaya investasi dalam saham biasa di catat pada biayanya, dan
deviden dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan deviden. Ada suatu
pengecualian deviden yang diterima melebihi bagian laba investor setelah saham
diperoleh, dianggap sebagai pengembalian modal (lekuidasi deviden)dan dicatat seebagai
pengurang terhadap akun investasi.
Metode biaya (cost method) yaitu metode pencatatan dan pelaporan investasi jangka
panjang dimana investasi dicatat pada harga perolehannya (harga pokoknya), tanpa
adanya penyesuaian untuk bagian dicatat laba atau rugi yang diperoleh perusahaan anak.
Pendapatan dari investasi ini dan diakui pada saat deviden telah dikeluarkan.
b. Metode Equitas (Method Equity)
Metode Equitas adalah metode pencatatan dan pelapoan investasi jangka panjang
dimana investasi mula-mula dicatat pada harga pokoknya, kemudian secara berkala saldo
ini disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan kekayaan persahaan anak yang menjadi
bagiannya. Dalam metode bagiankekayaan laba (rugi) yang dihasilkan (diderita) oleh
perusahaan anak dicatat sebagai penambahan (pengurangan) terhadap saldo akun
investasi. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang akun ini.
Akuntansi metode equitas pada dasarnya adalah akuntansi aktual untuk akuntansi
equitas yang memungkinkan perusahaan investor menggunakan pengaruh yang signifikan
terhadap perusahaan investasi.
PROSEDUR AKUNTANSI BERDASARKAN METODE BIAYA DAN EQUITAS
Prosedur dasar akutansi untuk metode biaya dan equitas dapat diilustarasikan dengan
mengasumsikan bahwa PT Pardi memperoleh 2.000 lembar saham dari 10.000 lembar saham
beredar PT Suti dengan nilai nomial Rp50.000 per saham dengan tanggal 1 juli, sama dengan
nilai buku dan nilai wajar aktiva bersih PT Suti. Laba bersih PT Suti untuk PT Suti seluruh
tahun  Rp50.000.000dan deviden sebesar Rp20.000.000 dibayar pada tanggal 1 November.

22
Jika ada bukti ketidakmampuan menggunakan pengaruh yang signifikan, PT Pardi
seharusnya menggunakan metode biaya. Jika sebaliknya maka metode equitaslah yang
digunakan. Akuntansi oleh PT Padri berdasarkan kedua metode adalah sebagai berikut :

·         Ayat jurnal tanggal 1 juli untuk mencatat investasi (dalam 000):


Ø Metode biaya:
D K
Investasi pada PT Suti Rp100.000
            Kas                                                       Rp100.000

Ø Metode equitas:                                                                    


D K
Investasi pada PT Suti Rp100.000
            Kas                                                       Rp100.000
   

- Ayat jurnal tanggal 1 November untuk mencatat deviden (dalam 000):


Ø Metode Biaya:

D K
Kas Rp 4.000
Pendapatan Deviden Rp 4.000
Ø Metode Equitas:

D K
Kas Rp 4.000
Pendapatan Deviden Rp 4.000

·         Ayat jurnal tanggal 31 Desember untuk mengakui laba (dalam 000):


Ø Metode Equitas:
Tidak ada (asumsi bahwa saham tidak dapat diperjualbelikan atau mempunyai harga
pasar >=Rp50.000 per saham)
D K
Investasi pada PT Suti Rp 5.000
Pendapatan dari PT Suti(Rp50.000 × 1/2 tahun × 20 %) Rp 5.000

Pencatatan Dengan Metode Biaya (Cost Method)


1.    Laba perusahaan anak
Tidak dijurnal
23
2.    Rugi perusahaan anak
Tidak dijurnal
3.     Dividen perusahaan anak
Piutang dividen/kas xxx 
Pendapatan dividen xxx
(kepemilikan x dividen perusahaan anak)

Pencatatan Dengan Metode Ekuitas (Equity Method)


1.      Laba perusahaan anak
Investasi saham perusahaan anak xxx 
Laba-rugi xxx
(% kepemilikan x laba perusahaan anak)

2.      Rugi perusahaan anak


 Laba-rugi xxx 
Investasi saham perusahaan anak xxx
(% kepemilikan × rugi perusahaan anak)

3.      Dividen perusahaan anak     


Piutang dividen/kas xxx 
Investasi saham perusahaan anak xxx
(% kepemilikan × dividen perusahaan anak)

Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas


Untuk memudahkan pemahaman tentang metode biaya dan metode ekuitas diatas, maka
dibawah ini diberikan ilustrasi sebagai berikut :
1.      Metode Biaya (Cost Method)
PT. Ani (investor) membeli Rp. 250.000.000,- untuk 25.000 lembar saham (15%) saham
berhak suara PT. Budi (investee). Pada tanggal pelaporan keuangan, PT. Budi memperoleh
laba Rp. 60.000.000.- dan PT. Budi membagikan dividen sebesar Rp. 50.000.000,-.
Dengan kepemilikan 15% (kurang dari 20%), maka secara akuntansi PT. Ani wajib
menggunakan metode biaya untuk mempertanggungjawabkan investasinya, jurnal yang
dibuat investor (PT.Ani) adalah sebagai berikut :
a.        Pada saat perolehan investasi
D K

24
Investasi pada PT.Budi Rp250.000.000
Kas/bank Rp250.000.000
(jurnal untuk mencatat investasi 15% saham PT.Budi)

b.      Pada saat PT.Budi memperoleh laba


tidak ada jurnal

c.       Pada saat PT. Budi membagikan dividen


D K
Kas/Bank Rp7.500.000
Penghasilan Dividen Rp7.500.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.Budi(15% × Rp.50.000.000 ) )
PT.Ani harus mengakui penghasilan dividen dari PT.Budi sebesar Rp. 7.500.000,- dalam
laporan laba rugi, Untuk investasi dilaporkan dalam neraca dan disajikan sebagai aktiva
lancar atau aktiva tidak lancar tergantung dari jenis investasinya, juga perlu diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan tentang investasi yang dilakukan pada PT.Budi.

2. Metode Ekuitas (Equity Method)


PT.Ani (investor) membeli Rp. 400.000.000,- untuk 40.000 lembar saham (40%) saham
berhak suara PT. Budi (investee). Pada tanggal pelaporan keuangan, PT.B memperoleh laba
Rp. 60.000.000.- dan PT.B membagikan dividen sebesar Rp. 50.000.000,-.
Dengan kepemilikan 30% (lebih dari 20%), maka secara akuntansi PT. Ani wajib
menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggungjawabkan investasinya. Jurnal yang
dibuat oleh investor (PT.Ani) adalah sebagai berikut:

a.        Pada saat perolehan investasi


D K
Investasi pada PT.Budi Rp400.000.000
Kas/bank Rp400.000.000
(jurnal untuk mencatat investasi 40% saham PT.Budi)

b.      Pada saat PT.B memperoleh laba


D K
Investasi pada PT.Budi Rp24.000.000
Penghasilan Investasi dari PT.Budi Rp24.000.000

25
(jurnal untuk mengakui bagian PT.A atas laba PT.Budi(40% × Rp 60.000.000))

c.        Pada saat PT. Budi membagikan dividen


D K
Kas/Bank Rp20.000.000
Investasi pada PT.Budi Rp20.000.000
(jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.Budi (40% × Rp50.000.000))
PT. Ani harus mengakui penghasilan dari PT. Budi sebesar Rp. 24.000.000,- dalam
laporan laba rugi, dalam neraca untuk investasi dengan metode ekuitas harus disajikan
sebagai aktiva jangka panjang dan diungkapkan dalam pos terpisah dalam neraca. Dan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan untuk daftar perusahaan investasi.

5.2 PENYAJIAN DAN ANALISIS INVESTASI JANGKA PANJANG

Investasi dalam obligasi atau sekuritas  utang lainnya yang ingin dipegang manajemen
hingga tanggal jatuh tempo dinamakan dengan sekuritas yang dipegang hingga jatuh
tempo (held-to-maturity securities). Sekuritas semacam ini diklasifikasikan sebagai investasi
jangka panjang dengan judul investasi. Investasi ini dilaporkan pada harga pokok atau
biayanya, dikurangi premi yang telah diamortisasi atau ditambah diskonto yang telah
diamortisasi. Selain itu, nilai pasar (wajar) obligasi harus diungkapkan, baik dalam bagian
utama neraca maupun dalam catatan yang menyertainya.
Contoh jurnal :
Tanggal Keterangan D K
1 Oktober 2010 Investasi-obligasi $100
Kas $100
31 Desember 2010 (dalam laporan keuangan)
Saat untung : investasi-obligasi                    $5
(mis : $105)
   keuntungan yang belum direalisasi            $5
(selisih)
Saat rugi : kerugian yang belum direalisasi   $5
(mis : $95) investasi-obligasi                  
 $5         (selisih)
DAFTAR PUSTAKA
26
Jerry J. Weygandt. (2015). Financial accounting.IFRS edition. 03. John Wiley & Sons,
Inc. Hoboken. ISBN: 9781118978085.

Anonim. 2011. Materi Investasi Jangka Panjang. Tersedia


pada :https://heheoye.wordpress.com/2011/05/12/materi-investasi-jangka-panjang/
diakses pada tanggal 17 Oktober 2020.
Fahmi, Meayu. 2015. Makalah: Investasi Jangka Panjang. Tersedia
pada :http://meayufahmi.blogspot.com/2015/05/makalah-investasi-jangka-panjang.html
diakses pada tanggal 17 Oktober 2020.

27

Anda mungkin juga menyukai