Anda di halaman 1dari 4

9.

3 Menghitung Saham Preferen


a. Pengertian Saham Preferen

Saham Preferen adalah saham dengan kelas khusus yang memiliki beberapa
preferensi atau kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki oleh saham biasa. Saham preferan
biasanya diterbitkan dengan suatu nilai pari dan preferensi dividen dinyatakan sebagai
suatu persentase dari nilai pari. Jadi pemegang saham preferen 8% dengan nilai pari $100
memberikan hak dividen tahunan $8 per saham. Saham ini biasanya disebut saham
preferen 8%. Dalam kasus saham preferen tanpa nilai pari, preferensi dividen dinyatakan
sebagai jumlah dollar spesifik per saham, misalnya $7 per saham. Saham ini disebut
saham preferen 7$.
Preferensi untuk dividen tidak memastikan bahwa dividen akan dibayar, hal itu
hanya merupakan jaminan bahwa tingkat dividen yang ditetapkan atau jumlah yang dapat
ditetapkan pada saham preferen harus dibayar sebelum ada dividen yang dibayar untuk
saham biasa.
Sebuah perusahaan sering kali menerbitkan saham preferen (dan bukan
meminjam uang) karena menghindari tingginya rasio hutang terhadap ekuitas. Dalam
kasus lain, perusahaan menerbitkan saham preferen melaluiu private placement dengan
perusahaan lain pada tingkat dividen di bawah rata – rata pasar karena perusahaan itu
akan menerima dividen yang hampir bebas pajak (karena peraturan IRS yang
menyebutkan bahwa 70% atau 80% dividen mendapatkan pengurangan pajak).

b. Karakteristik paling umum yang melekat pada saham preferen :


1. Saham Preferen Kumulatif
Dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar dividen dalam satu
tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan
dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu disebut
sebagai " passed" (terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen
kumulatif merupakan dividen tertunggak (dividend in arrears). Karena tidak ada
kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan dividen, maka
dividen tertunggak tidak dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. Saham preteten nonkumulatif jarang diterbitkan
karena dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi pemegang saham
preferen dan akibatnya penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan
2. Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham preferen partisipasi (convertible preferred stock)
membagi rata dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba di luar
tingkat yang ditentukan. Jadi saham preferen 5%, jika berpartisipasi penuh akan
menerima tidak hanya pengembalian 5%, tetapi juga dividen pada tingkat yang
sama seperti yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa jika jumlah yang
melebihi nilai pari atau nilai ditetapkan dibayarkan kepada pemegang saham
biasa. Perhatikan bahwa, saham preferen partisipasi tidak selalu berpartisipasi
penuh, tetapi berpartisipasi sebagian.
3. Saham Preferen Konvertibel
Saham preferen konvertibel mengizinkan pemegam saham menurut
opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah
ditentukan sebelumnya. Pemegang saham preferen konvertibel tidak hanya
menikmati klaim preferen atas dividen tetapi juga memiliki opsi konversi ke
pemegang saham biasa dengan pasrtisipasi tak terbatas atas laba.
4. Saham Preferen yang Dapat Ditarik
Saham preferen yang dapat ditarik (callable preferred stock) mengizinkan
perusahaan penerbit saham untuk menarik atau menebus, pada isinya, saham
preferen beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang
ditentukan. Banyak penerbitan saham preferen bersifat dapat ditarik. Harga
penarikan atau penebusan biasanya ditetapkan sedikit di atas harga penerbitan
awal dan biasanya ditentukan pada satuan yang berkaitan dengan nilai pari.
Karakteristik dan ditarik memungkinkan perusahaan menggunakan modal yang
diperoleh melatui penerbitan saham semacam itu, sampai kebutuhan telah
terpenuhi atau saham tidak menguntungkan lagi. Keberadaan harga penarikan ini
cenderung menetapkan plafon nilai pasar saham preferen kecuali jika hal itu
bersifat konvertibel untuk saham biasa. Jika saham preferen ditarik untuk ditebus,
maka setiap dividen yang tertunggak harus dibayar.
5. Saham Preferen yang Dapat Ditebus
Baru-baru ini, semakin banyak terbitan saham preferen yang mempunyai
karakter yang membuat sekuritas itu bersifat seperti hutang (mempunyai
kewajiban hukum untuk membayat) dan bukan seperti instrumen ekuitas.
Misalnya, saham preferen yang dapat ditebus (redeemable preferred stock)
mempunyai periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat
dikontrol oleh perusahaan penerbit saham
Sebelumnya, perusahaan publik tidak diizinkan untuk melaporkan ekuitas
pretenen yang bersifat seperti hutang ini, tetapi mereka juga tidak diharuskan
untuk melaporkannya sebagai kewajiban. Ada keprihatinan menyangkut
klasifikasi sekuritas seperti hutang ini, yang dapat dilaporkan sebagai ekuitas atau
dalam kelompok “mezzanine” pada neraca antara hutang dan ekuitas. Dalam
praktiknya juga terdapat perbedaan pelaporan dividen dari sekuritas ini. Baru-baru
ini FASB melaporkan sebuah standar yang mempengaruhi perlakuan akuntansi
untuk instrumen hibrida tertentu dan mengharuskan sekuritas yang bersifat seperti
hutang, seperti saham preferen yang dapat ditebus agar dikelompokkan sebagai
kewajiban dan diukur dan diperlakukan seperti kewajiban.

c. Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen


Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi saham
biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds antara nilai pari saham preferen dan
tambahan modal disetor. Sebagai gambaran, misalkan Bishop Co. menerbitkan 10.000
saham preferen dengan nilai pari sebesar $10 seharga $12 per saham. Bishop mencatat
penerbitan ini sebagai berikut.
Kas 120.000
Saham Preferen 100.000
Modal disetor sebagai kelebihan dari nilai pari 20.000
Oleh karena itu, Bishop membuat akun terpisah antara dua jenis saham yang
berbeda ini. Berkebalikan dengan obligasi konvertibel (dicatat sebagai kewajiban pada
tanggal penerbitan), perusahaan memasukkan saham preferen konvertibel sebagai bagian
dari ekuitas pemegang saham. Di samping itu, ketika menerbitkan saham preferen
konvertibel, tidak ada justifikasi teoretis untuk mengakui keuntungan atau kerugian.
Perusahaan tidak mengakul keuntungan atau kerugian ketika berurusan dengan pemegang
saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik perusahaan. Namun, perusahaan
memakai metode nilai buku (book value method): mendebit Saham Preferen dan
Tambahan Modal Disetor yang terkait, mengkredit Saham Biasa dan Tambahan Modal
Disetor (jika terdapat kelebihan).
Saham preferen umumnya tidak mempunyai tanggal jatuh tempo. Sehingga, tidak
ada kewajiban hukum untuk membayar pemegang saham preferen Akibatnya, perusahaan
mengklasifikasikan saham preferen sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham. Saham
preferen biasanya dilaporkan pada nilai pari sebagai pos pertama dalam kelompok ekuitas
pemegang saham dari neraca perusahaan. Setiap kelebihan atas nilai pari dilaporkan
sebagai bagian dari tambahan modal disetor Dividen saham preferen diperlakukan
sebagai distribusi laba dan bukan sebagai beban perseroan. Perusahaan harus
mengungkapkan hak-hak yang berhubungan dengan saham preferen yang beredar.

d. Cara Menghitung Saham Preferen


Jika saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang dinyatakan, berikut
adalah rumus untuk menghitung biaya komponen saham preferen:

Biaya Saham Pilihan = Dividen pada Harga / Harga yang Disukai / 1-Flotasi yang
Disukai 
di mana Harga yang Diinginkan adalah nilai pasar saat ini dan biaya flotasi adalah
biaya penjaminan untuk penerbitan dari saham preferen dinyatakan sebagai persentase.

Biasanya, biaya saham preferen akan lebih tinggi daripada biaya hutang karena
hutang dipandang sebagai komponen biaya modal paling berisiko. Jika sebuah
perusahaan menggunakan saham preferen sebagai sumber pembiayaan, maka itu harus
mencakup biaya saham preferen dengan biaya rata-rata tertimbang formula modal.
Saham yang paling disukai dipegang oleh perusahaan lain dan bukan individu. Jika
sebuah perusahaan memegang saham preferen, maka diperbolehkan untuk menyisihkan
70% dividen dari yang disukai dari perpajakan, jadi ini benar-benar meningkatkan
pengembalian setelah pajak. untuk mengecualikan 70% dividen dari yang disukai dari
perpajakan, jadi ini benar-benar meningkatkan pengembalian setelah pajak.
11.1 Pengertian Laba Ditahan
Perlakuan akuntansi mengklasifikasikan laba ditahan sebagai ekuitas Perseroan
Terbatas (PT) yang diperoleh dari operasi perusahaan. Dari dalam perusahaan itu sendiri.
dengan mengamati struktur ekuitas suatu perusahaan, pengguna laporan keuangan
perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besar ekuitas perusahaan yang diperoleh dari
pemegang saham dan berapa besar ekuitas perusahaan yang diperoleh dari hasil operasi
perusahaan. Modal saham merupakan ekuitas perusahaan yang diperoleh dari pemegang
saham sedangkan laba ditahan menunjukkan ekuitas yang diperoleh oleh perusahaan
selama operasinya. Laba ditahan mencerminkan bagaimana kinerja selama operasinya ,
laba ditahan yang bersaldo kredit (surplus) dalam jumlah yang cukup signifikan akan
memberikan gambaran bahwa perusahaan telah dikelola secara efisien dan efektif,
sedangkan bila sebaliknya bersaldo debit (defisit) menunjukkan perusahaan telah dikelola
secara tidak efisien dan tidak efektif.
Helfert mendefinisikan laba ditahan sebagai jumlah kumulatif dari laba masa lalu
dan saat ini yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan, yang dapat
didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Namun ada juga laba
ditahan yang tidak diperoleh dari hasil operasi perusahaan, misalkan diperoleh setelah
perusahaan melakukan kuasa reorganisasi. Maka terhadap laba ditahan yang dilaporkan
di neraca perlu diberi tanda atau diberi catatan penjelasan (disclousure) dalam bentuk
laporan tambahan (subsidiary statement) atau dalam bentuk catatan kaki (footnote) kas
laporan keuangan. Begitu juga bila dilakukan pembatasan penggunaan (restriksi) laba
ditahan harus dilakukan pemisahan atau diberikan catatan penjelasan untuk dapat
menggambarkan tujuan-tujuan pencadangan dimaksudkan. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan informasi yang reliabel terhadap kebutuhan pengguna sehingga pengguna
tidak mengalami kesalahan dalam mengapresiasi laporan keuangan perusahaan yang
tentunya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai