Anda di halaman 1dari 14

5.

5 Teori klasik dan Keynes Mengenai Keseimbangan Pendapatan


Nasional
A. Pandangan Ahli Ekonomi Klasik

Pandangan ekonomi secara global dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama yaitu fase
ahli ekonomi klasik, lalu fase Keynes dan akhirnya fase pendekatan modern yang kita jalani
saat ini.

Menurut pandangan pera ahli ekonomi klasik yakni rentang abad 18 – 19 M antara
lain Adam Smith, Fransois Quesnay dan Jean Baptise Say, bahwa perekonomian pada
umumnya kan berada dalam tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Pengangguran tenaga
kerja adalah keadaan yang tidak selalu berlaku dalam perekonomian. Hal ini didasarkan pada
dua hal, yakni:

1. Fleksibilitas suku bunga dan tingkat harga akan menyebabkan keseimbangan di antara
penawaran agregat dan permintaan agregat tercapai pada penggunaan tenaga kerja
penuh. Sederhananya, apabila suku bunga diturunkan maka masyarakat akan banyak
mengambil uang yang mereka simpan di bank untuk kemudian di investasikan.
Namun, apabila suku bunga dinaikkan maka masyarakat akan menabung dan investasi
akan turun. Karena saat masyarakat memproduksi suatu benda dalam jumlah banyak,
maka akan tercipta pula permintaan yang besar atas benda itu. Ini terlihat jelas dari
pandangan Jean Baptise Say (1767-1832) yaitu “Supply creats its own demand”.
Apabila permintaan naik maka juga akan menyerap tenaga kerja yang banyak untuk
produksinya. Inilah yang menyebabkan ahli ekonomi klasik mengambil kesimpulan
demikian.
2. Fleksibilitas tingkat upah mewujudkan keadaan dimana permintaan dan penawaran
tenaga kerja mencapai keseimbangan pada penggunaan tenaga kerja penuh. Apabila
permintaan agregat naik maka penggunaan tenaga kerja juga naik, dengan begitu upah
juga akan dinaikkan. Saat upah dinaikkan maka konsumsi rumah tangga juga akan
naik. Karena pendapatan sama halnya dengan konsumsi.

Y=C
Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para pengaggur akan bersedia
bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini

menimbulkan kekuatan-kekuaran yang menurunkan tingkat upah, dan penurunan


dalam tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi, karena upah sama
dengan produksi fisik marjinal.

Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat


tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan
ditentukan oleh:

i. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian


(K/ Capital)
ii. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian
(L/ Labour)
iii. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R/ Resource)
iv. Tingkat teknologi yang digunakan (T/ Technology)

Y = f (K, L, R, T)
Namun dalam penerapanya, teori ahli ekonomi klasik masih belum dapat
terbukti. Terbukti pada 1929 The Great Depression di Amerika dan negara sekitarnya
mengalami kelumpuhan ekonomi akibat meledaknya angka kemiskinan oleh
pengangguran yang merajalela, inflasi melambung tinggi menambah daya beli
masyarakat mencapai titik nol. Hal ini dihadapi para ahli ekonomi dengan tetap
berpegang teguh pada teori ekonomi klasik yang mempercayai bahwa pengangguran
dapat terselesaikan sendiri secara alami oleh mekanisme pasar, yang merupakan titik
hasil dari pertemuan sisi penawaran dan sisi permintaan. Seperti yang telah disebutkan
diatas bahwa “Supply creats its own demand”, namun teori ini tidak terbukti dan
malah mengambil banyak korban dalam Depresi Besar yang melanda Amerika saat
itu.

B. Pandangan Ekonomi Keynes

J.M Keynes yang tidak sepakat dengan pandangan ahli ekonomi klasik dan
melihat dengan mata kepala sendiri keadaan yang dihasilkan oleh pandangan tersebut
akhirnya mengkritik pandangan itu. Menurut Keynes penggunaan tenaga kerja penuh
adalah keadaan yang jarang terjadi, dan disebabkan karena kekurangan permintaan
agregat yang ada dalam perekonomian. Perbedaan pendapat antara ahli ekonomi
klasik dan Keynes terdapat pada:

i. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku


bunga dalam perekonomian
ii. Sifat-sifat perkaitan di anatara tingkat upah dengan penggunaan tenaga para
pengusaha

Menurut Keynes, bukanlah suku bungan yang menentukan besarnya


tabungan, melainkan tinggi rendahnya pendapatan rumah tangga yang
menentukannya. Apabila rumah tangga mendapat upah tinggi, maka akan besar pula
jumlah yang ditabungkan.

Masih mengkritik pandangan ahli ekonomi klasik, Keynes tidak menyetujui


konsep jumlah investasi yang dikemukakan ahli ekonomi bahwa besarnya investasi
bergantung pula pada suku bunga. Kritik Keynes yang berhubungan dengan hal ini
adalah:
1. Keynes berpendapat tabungan bukan ditentukan oleh suku bunga tetapi oleh
tingkat pendapatan masyarakat. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula
tabungan. (gambar b)
2. Bahwa suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan dan
permintaan dana unutk investasi. Menurutnya suku bunga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran uang. (gambar a)

C. Penentu Suku Bunga: Pandangan Keynes

Menurut Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.
Seperti yang digambarkan pada kurva diatas.
D. Penentuan Kegiatan Ekonomi: Pandangan Keynes
1. Peranan Permintaan Agregat Dalam Kegiatan Ekonomi
Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi
negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai
oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut, yang wujud
dalam perekenomian. Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam
perekonomian bertambah besar pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor
perusahaan. Analisisnya memisalkan bahwa jumlah kemampuan dari faktor-faktor
produksi tidak mengalami pertambahan.
2. Penentu-penentu Perbelanjaan Agregat
Dalam analisisnya Keynes membagikan permintaan agregat kepada dua jenis
pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh
para pengusaha. Pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen:
a) Konsumsi rumah tangga (C= Consumption)
b) Investasi perusahaan (I= Investment)
c) Pengeluaran pemerintah (G= Government)
d) Ekspor (X= Export)

Y= C + I + G + ( X – I)

a) Konsumsi Rumah Tangga


Makin besar pendapatan mereka, makin besar pula pengeluaran mereka, dan
hanya sebagian saja dari pendapatan yang mereka terima yang akan digunakan
untuk pengeluaran konsumsi. Oleh Keynes perbandingan di antara pengeluaran
konsumsi suatu tingkat pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri
dinamakan kecondongan mengkonsumsi atau MPC (Marginal Prospensity o
Consume).
b) Investasi (Penanaman Modal)
Hal ini ditentukan oleh dua faktor, yaitu: marjinal modal dan suku bunga.
Efisiensi marjinal modal menggambarkan tingkat pengembalian modal yang akan
diperoleh dari kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan dalam perekonomian.
c) Pengeluaran Pemerintah
Kegiatan pemerintah melalui pemungutan pajak akan mengurangi
perbelanjaan agregat. Akan tetapi pajak tersebut akan dibelanjakan lagi oleh
pemerintah dan langkah tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat.
d) Ekspor ke Pasaran Dunia
Ahli ekonomi Klasik telah lama menunjukkan bahwa ekspor dapat memperluas
pasar dan memungkinkan negara yang mengekspor memperoleh dana untuk
mengimpor pasar lain, termasuk barang modal yang akan mengembangkan
perekonomian tersebut lebih lanjut.
E. Penentuan kegiatan Perekonomian Negara
Contoh hipotesis mengenai hal ini:

Pendapat nasional Pengeluaran agregat


Kegiatan Ekonomi
(trilliun rupiah)
100 127
200 250 EKSPANSI
300 325
400 400 SEIMBANG
500 475
KONTRAKSI
600 550

Melebihi pendapatan nasional


Kurang dari pendapatan nasional

Apabila pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional, maka yang


diproduksi sektor perusahaan tidak mencukupi, lebih banyak barang dan jasa harus
diproduksikan untuk memenuhi kelebihan pengeluaran agregat. Akibatnya
kegiatan ekonomi negara akan mengalami ekspansi.

Sebaliknya apabila pengeluaran agregat lebih rendah dari pendapatan


nasional, keadaan ini berarti sebagian barang yang diproduksi sektor perusahaan
tidak dapat dijual. Perusahaan akan mengurangi kegiatannya dan kontraksi dalam
kegiatan ekonomi akan berlaku.

Apabila pengeluaran agregat dan pendapatan nasional sama maka


perekonomian negara mencapai titik seimbang. Pada tingkat ini keinginan
perekonomian untuk membeli barang adalah sama dengan keinginan perusahaan
untuk memproduksi barang.
Dalam grafik ini digambarkan kegiatan ekonomi menurut Pengeluaran
Agregat.

F. Pendekatan Terkini Dalam Penentuan Kegiatan Perekonomian

Semenjak terbitnya buku Keynes (The General Theory) pada tahun 1936,
berlaku dua perubahan penting yang sangat mempengaruhi perkembangan analisis
makroekonomi. Perubahan yang pertama berlaku dalam ciri kegiatan ekonomi di
negara-negara maju. Sedangkan perubahan yang kedua berlaku dalam analisis
ekonomi yang berkembang sejak zaman Keynes.

a. Perkembangan Ekonomi di Negara Maju


Saat Perang Dunia Pertama, pengambilalihan pemerintah di Rusia oleh kaum
Komunis dan dampak The Great Depression menyebabkan pertumbuhan ekonomi
yang teguh tidak dapat diwujudkan dan tingkat pengangguran yang dihadapi sangat
serius. Hal ini baru dapat teratasi pada permulaan Perang Dunia Kedua yaitu 10 tahun
sesudah depresi itu bermula.
Semenjak permulaan tahun 1960-an masalah utama yang dihadapi
perekonomian negara-negara maju sudah sangat berubah coraknya, yaitu:dari
berbentuk masalah pengangguran yang serius kepada:
i. Mempertahankan tingkat kesempatan kerja penuh dan menghindari masalah
inflasi
ii. Menciptakan pertumbuhan ekonomi

b. Perkembangan Analisis Makroekonomi


Perkembangan analisis makroekonomi yang digunakan sesudah masa
golongan Keynesian dapat dibedakan kepada empat pemikiran: Monetaris, Klasik
Baru (atau golongan Ekspetasi Rasional), Segi Penawaran, dan Keynesian baru.
a) Golongan Monetaris
Dipelopori oleh Milton Friedman. Pada dasarnya Friedman mengkritik
pandangan Keynes dalam hal-hal berikut:
i. Friedman tidak menyokong campur tangan pemerintah yang
berlebihan dalam kegiatan ekonomi
ii. Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan
tingkat kegiatan ekonomi
iii. Friedman lebih menyukai kebijakan pemerintah berbentuk kebijakan
moneter
b) Golongan Ekspetasi Rasional (New Classical Economics)
Didasarkan dua pemisalan penting. Pertama, teori ini menganggap
bahwa semua pelaku ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk
beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang yang lengkap
mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Kedua, bahwa semua
jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat
penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku.
c) Ekonomi Segi Penawaran
Datang dari penasihat dan ahli ekonomi dalam pemerintaha Ronald
Reagan (Presiden Amerika Serikat tahun 1980). Didorong oleh adanya dua
faktor. Pertama, berlakunya stagflasi di dalam tahun 1970an di berbagai
perekonomian negara industri. Kedua, terpilihnya Ronald Reagan sebagai
Presiden Amerika Serikat. Yang mana terkenal konservatif dan tidak
menyukai campur tangan pemerintah yang berlebih-lebihan dalam
perekonomian.
Pada dasarnya kebijakan-kebijakan ekonomi Segi Penawaran bertujuan
untuk mempertinggi efesiensi kegiatan perusahaan sehingga kegiatan ekonomi
dapat ditingkatkan, pendapatan nasional riil dan kesempatan kerja beratambah
dan tingkat harga dapat distabilkan. Kebijakan Segi Penawaran berusaha
mewujudkan keadaan berikut:
i. Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien
ii. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi
dikurangi
iii. Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lbih banyak
persaingan
Tujuan tersebut dicapai dengan cara:
i. Mengurangi pengeluaran pemerintah
ii. Menurunkan pangkat pajak yang dipungut terutama pajak dari
golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi
iii. Penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah yang tidak penting
perannya kepada masyarakat
iv. Mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran barang dan
pasaran faktor
d) Golongan Keynesian Baru
Mereka menunjukkan kemungkinan berlakunya kekakuan yang akan
mempengaruhi efisiensi pasaran barang. Hal ini menyebabkan perubahan
harga tidak terlalu fleksibel sehinggaa timbul kemungkinan berlakunya
keadaan di mana terdapat kelebihan permintaan barang atau penawaran
barang.
Mereka berkeyakinan bahwa kebijakan pemerintah masih cukup
diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengusahakan agar
perekonomian tetap mencapai kesempatan kerja penuh

c. Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional


Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran
agregat dalam menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan
penting berikut:

i. Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga terhadapa


keseimbangan pendapatan nasional
ii. Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keyenesian tidak memperhatikan
penawaran agregat- yaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam
menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar.
Perkembangan analisis makroekonomi sesudah zamannya Keynes, disamping
mengkritik pandangan Keynes, telah mengembangkan pula analisis keseimbangan
pendapatan nasional yang memperbaiki kedua kelemahan tersebut. Dalam analisis
itu digunakan kurva permintaan agregat (aggregate demand) atau kurva AD, dan
kurva penawaran agregat (aggregate supply) atau kurva AS.
Ciri Kurva AD

1. Kurva permintaan agregat (AD) menerangkan bagaimana pengeluaran agregat


tersebut dipengaruhi oleh perubahan harga
2. Permintaan dan penawaran uang. Perubahan permintaan dan penawaran uang akan
mempengaruhi pengeluaran agregat melalui rangkaian peristiwa berikut: perubahan
MD dan MS - menimbulkan perubahan suku bunga  menimbulkan perubahan
investasi  menimbulkan perubahan pengeluaran agregat.

Dari gambar diatas kurva AD yang berbentuk menurun dari kiri ken kanan
bawah disebabkan oleh sifat hubungan di antara tingkat harga dengan keinginan
masyarakat untuk melakukan perbelanjaan yang berikut: Apabila tingkat harga
meningkat ( misalnya P0 menjadi P1) pendapatan nasional riil yang diminta menurun
(dari Y0 ke Y1). Sifat tersebut disebabkan faktor berikut:
i. Apabila tingkat harga meningkat pendapatan riil masyarakat akan mengalami
kemerosotan. Perubahan ini mengurangi permintaan agregat.
ii. Apabila harga naik (berarti inflasi berlaku), suku bunga cenderung akan
mengalami kenaikan. Permintaan agregat akan berkurang sebagai akibat
kenaikan harga. Kedua faktor ini menyebabkan investasi akan merosot.
iii. Apabila harga naik, ekspor akan berkurang (oleh karena harga barang ekspor
menjadi lebih mahal) dan impor akan meningkat (oleh karena harga impor
menjadi lebih murah). Perubahan ini akan mengurangi perbelanjaan ke atas
produksi nasional.
Ciri Kurva AS

Gambar diatas menunjukkan bentuk kurva AS yang menanjak ke atas dari kiri
ke kanan. Pada permulaanya, yaitu pada ketika pendapatan nasional rendah dan
pengangguran tinggi (digambarkan oleh bagian AB dari kurva tersebut), tingkat harga
relatif stabil, yaitu berubah dari P0 ke P1 saja. Setelah mendekati tingkat kesempatan
kerja penuh (lihat bagian BC) tingkat harga akan mengalami kenaikan yang lebih
pesat. Perubahan harga menjadi semakin pesat apabila tingkat kesempatan kerja
penuh telah dicapai dan kegiatan ekonomi masih berkembang dan meningkat lebih
lanjut (lihat bagian CD).
Kurva penawaran agregat (AD) dapat dibedakan menjadi dua bentuk :
pertama, kurva SRAS/AS (Short-run Aggregate Supply) dan kurva LRAS (Long-run
Aggregate Supply).

Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional

Dalam analisis penentuan keseimbangan pendapatan negara dimana


tingkat harga dapat mengalami perubahan, secara serentak akan ditunjukkan :

i. Tingkat pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan dalam


perekonomian
ii. Tingkat harga umum yang berlaku

Apabila harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan,


penawaran agregat dalam perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dua
faktor akan menentukan kedudukan kurva AD:
i. Magnitud dari komponen pengeluaran agregat (AE)
ii. Permintaan dan penawaran uang (MD dan MS)

iii. Kurva dibawah ini akan menunjukkan dalam jangka pendek—


yaitu dalam periode dimana tingkat harga saja yang dapat
berubah,tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oelh besarnya
agregat. Semakin besar permintaan agregat, semakin tinggi
pendapatan nasional riil yang diwujudkan dan tingkat kegiatan
ekonomi yang dicapai.

d. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam uraian mengenai teori Klasik telah ditunjukkan bahwa menurut
pendapat mereka tingkat kegiatan ekonomi (yang selalu mencapai tingkat
kesempatan kerja penuh) dan pendapatan nasional ditentukan oleh faktor-faktor
produksi yang tersedia. Dalam persamaan:

Y= f (K, L, R, T)
K= Kapital/ jumlah barang modal
L= Labour/ tenaga kerja
R= Resource/ kekayaan alam
T= Technology/ teknologi

Dalam tahun 1950-an beberapa studi empirikal, yang dipelopori oleh


Solow, telah menunjukkan peranan relatif berbagai faktor produksi dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Studi itu menyimpulkan: perkembangan
teknologi dan perkembangan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja sangat
penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Pandangan ini
dapat diterangkan dengan menggunakan kurva berikut:

Anda mungkin juga menyukai