KELAS: EM-G
Di Susun oleh:
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan ahli ekonomi klasik?
2. Bagaimana kritik Keynes terhadap pandangan klasik?
3. Bagaimana pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan ahli ekonomi klasik.
2. Untuk mengetahui kritik Keynes terhadap pandangan klasik.
3. Untuk mengetahui pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pandangan Ahli-Ahli Ekonomi Klasik mengenai Penentuan Tingkat Kebijakan
Ekonomi.
Menurut pendapat ahli ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang
diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai.
Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak
akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila pada produsen menaikkan produksi
mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan
selalu terdapat permintan terhadap barang-barang itu. Maka dalam perekonomian pada
umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan. Dengan perkataan lain,
penawaran yang bertambah akan secara otomatis menciptakan pertambahan permintaan.
Keyakinan ahli ahli ekonomi klasik tersebut dilihat dari pandangan Jean Baptiste
Say (1967-1832), seorang ahli ekonomi klasik dari Prancis. Ia mengatakan: “penawaran
menciptakan sendiri permintaan terhadapnya” atau “supply creates its own
demand”. Menurut pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi
masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila terjadi adalah masalah
sementara. Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian sehingga akhirnya jumlah
produksi akan turun disektor sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik
disektor sektor dimana permintaan terhadap produksi mereka sangat berlebihan.
1. Corak kegiatan ekonomi subsisten.
Yang mana untuk menghasilkan barang dan jasa sektor perusahaan harus
menggunakan faktor produksi (upah,sewa,bunga dan untung). Dan dimana sebagai
penyedia faktor-faktor produksi sektor rumah tangga merupakan pula konsumen dari
barang dan jasa yang di produksi oleh sektor perusahaan.
2. Corak kegiatan ekonomi modern.
Yang mana penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan pendapatan mereka
untuk ditabung, tabungan ini akan di pinjamkan kepada pengusaha dan mereka akan
menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-
barang modal. Investasi akan menambah jumlah barang- barang modal yang tersedia
dan meninggikan kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang
kebutuhan masyarakat.
Y = f (K,L,R,T)
Ciri Kurva AS
Gambar menunjukkan bentuk kurva AS, yang menanjak ke atas dari kiri ke kanan.
Pada permulaannya, yaitu pada ketika pendapatan nasional rendah dan pengangguran
tinggi (digambarkan oleh bagian AB dari kurva tersebut), tingkat harga relatif stabil,
yaitu berubah dari Po ke Pi saja. Setelah mendekati tingkat kesempatan kerja penuh
(BC) tingkat harga akan mengalami kenaikan yang lebih pesat. Perubahan harga
menjadi semakin pesat apabila tingkat kesempatan kerja penuh telah dicapai dan
kegiatan ekonomi masih berkembang dan meningkat lebih lanjut. (lihat bagian CD).
Kurva penawaran agregat AS perlu dibedakan menjadi dua bentuk: kurva SRAS (atau
AS saja) dan kurva LRAS (atau kurva pendapatan nasional pada kesempatan kerja
penuh). Kurva LRAS adalah kurva penawaran agregat dalam jangka panjang, yaitu
pada periode di mana harga barang mau pun haraga faktor-faktor produksi mengalami
perubahan. Kurva LRAS tegak lurus pada pendapatan nasional yang akan diwujudkan
pada tingkat kesempatan kerjaa penuh.
Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam analisis penentuan keseimbangan pendapatan negara di mana tingkat harga
dapat mengalami perubahan, secara serentak akan ditunjukkan : (i) tingkat pendapatan
nasional riil yang akan diwujudkan dalam perekonomian, dan (ii) tingkat harga umum
yang berlaku.
Apabila harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan, penawaran agregat
dalam perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dalam jangka pendek tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai tergantung kepaada permintaan agregat (AD) yang
terwujud dalam perekonomian. Seperti yang telah diterangkan, dua faktor akan
menentukan kedudukan kurva AD : (i) magnitud dari komponen pengeluaran agregat
(AE), dan (ii) permintaan agregat dalam perekonomian adalah ADo.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Perhatian yang lebih besar mengenai pertumbuhan ekonomi mulai berlaku semenjak
tahun 1950-an. Teori-teori yang berkembang merupakan lanjutan dan pendalaman
terhadap pandangan Klasik mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam uraian
mengenai teori Klasik telah ditunjukkan bahwa menurut pendapat mereka tingkat
kegiatan ekonomi (yang selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh) dan
pendapatan nasional ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Dalam
persamaan:
Y = F (K,L,R,T)
Seperti yang telah diterangkan K adalah jumlah barang modal, L adalah jumlah
tenaga kerja, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut pendapat ahli ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang di
atur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai.
Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan
terdapat kekurangan permintaan. Apabila pada produsen menaikkan produksi mereka
atau menciptakan jenis jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu
terdapat permintaan terhadap barang barang itu. Maka dalam perekonomian pada
umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan. Keynes tidak menyetujui
pandangan yang paling pokok dalam teori klasik , yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat penggunaan tenaga
kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dalam hal itu disebabkan karena
kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Besarnya tabungan
yang di lakukan oleh rumah tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku
bunga, tetapi tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu.
Investasi akan menambah jumlah barang- barang modal yang tersedia dan meninggikan
kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat.
Supporting Article
JAKARTA - Langkah berani Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-7
Days Repo Rate dari 4,5% ke 4,25% dinilai sebagai upaya mengakomodir kondisi makro
ekonomi RI. Padahal di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat berpeluang menaikkan suku
bunga pada akhir tahun ini.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengemukakan, turunnya suku bunga
BI guna memberikan stimulus moneter. Sehingga, laju perekonomian bisa terjaga dengan
meningkatnya konsumsi masyarakat.
Penurunan suku bunga ini diharapkan Reza bisa menjadi sentimen positif di pasar ekuitas
meski tidak membuat pasar valas ikut serta mengalami penguatan.
"Suku bunga BI mengalami penurunan dari 4,5% ke 4,25%. Adanya penurunan ini
diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar ekuitas meskipun di sisi lain pergerakan
pasar valas terutama rupiah belum tentu akan ikut menguat," katanya.
Menurut Reza, langkah BI ini bisa saja dilakukan karena The Fed masih belum menurunkan
suku bunga. Namun, yang paling berasa ada di pertumbuhan ekonomi seperti peningkatan
penyaluran kredit.
"Sekarang tergantung BI dia turunin suku bunga apakah semata-mata karena The Fed atau
lebih melihat ke kondisi makro kita terutama supaya lending credit dan consumer
spending meningkat," pungkasn
Daftar Pustaka
Sukirno, Sadono. (2015). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.