Anda di halaman 1dari 15

PERMINTAAN AGREGAT

Disusun Oleh:

RIGA
ARI
ARGO
RIKA
SINTA
SUCI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAMBI


JAMBI 2019/2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 4
C. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 5
A.PENGERTIAN PERMINTAAN AGREGAT ............................................................................ 5
B. MODEL PERMINTAAN AGREGAT ...................................................................................... 5
C. INVESTASI ............................................................................................................................ 7
D. MULTIPLIER ATAU FAKTOR PELIPAT ........................................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................................. 13
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 13
BAB IV ............................................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................................ 14
REFERENSI ..................................................................................................................................... 15
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“Permintaan Agregat “.

Di dalam pembuatan makalah ini, kami berusaha menguraikan dan menjelaskan


tentang model permintaan agregat. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Mainita,S.E, M.E selaku dosen Ekonomi Mikro
1 yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk
dari berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.

Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan
informasi pada masa yang akan datang, khususnya bagi Mahasiswa/I Universitas
Muhammadiyah Jambi. Terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Depresi Besar (Great Depression) menyebabkan banyak ekonom mempertanyakan


keabsahan teori ekonomi klasik. Mereka percaya mereka perlu model baru untuk menjelaskan
kemerosotan ekonomi yang dahsyat itu dan untuk menyarankan kebijakan pemerintah yang
bisa mengurangi kesulitan ekonomi yang masyarakat alami.

Pada 1936, John Maynard Keynes menulis The General Theory of Employment,
Interest and Money. Di dalamnya, ia mengusulkan cara baru untuk menganalisis
perekonomian, yang ia hadirkan sebagai alternatif dari teori klasik.

Keynes menyatakan permintaan agregat rendah bertanggung jawab atas rendahnya


pendapatan dan tingginya pengangguran yang mencirikan kemerosotan ekonomi. Ia
mengkritik teori bahwa hanya penawaran agregat yang menentukan pendapatan nasional.

Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk
memikirkan modelKeynes buku teks dasar sebagai perincian dan perluasan dari “teori
klasik”. Perputaran uang variabel dan harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes
bahwa kelemahan model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran
konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel.

B. RUMUSAN MASALAH

Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
kelebihan produksi terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun,
atau keduanya terjadi bersama-sama. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme
permintaan agregat dalam menentukan output atau income tersebut?

C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan model-model permintaan agregat serta


memberikan solusi grafik dan membahas perubahan dalam investasi dalam kegiatan
ekonomi.
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PERMINTAAN AGREGAT

Permintaan agregat adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi
dalam suatu perekonomian, baik dari dalam maupun dari luar negri.

Dalam menganalisis permintaan agregat, dua ekonom terkenal yaitu Keynes dan
Pigou mempunyai pendapat yang berbeda.

Menurut Keynes, apabila terjadi perubahan harga, maka jumlah yang beredar riil
(Ms/P) akan berubah, akibatnya terjadi perubahan pada tingkat bunga (i). Selanjutnya
perubahan tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi investasi (I) yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pendapat nasional.

Sedangkan menurut Pigou, apabila terjadi perubahan harga dalam perekonomian


masyarakat akan merasa saldo kas rill (real cash balance) meraka berubah, yang yang
selanjutnya akan mempengruhi konsumsimasyarakat tersebut. Perubahan konsumsi akan
mengakibatkan perubahan pada pendapatan nasional.

Jadi pada intinya, perbedaan pendapat kedua ekonom tersebut terletak pada perubahan
variabel-variabel ekonomi akibat adanya perubahan harga. Keynes menitik beratkan pada
perubahan tingkat bunga, sedangkan Pigou menitik beratkan perubahan konsumsi ketika
terjadi perubahan harga.

B. MODEL PERMINTAAN AGREGAT

Model Keynes menunjukan apa yang menyebabkan kurva permintaan agregat


bergeser. Dalam jangka pendek, ketika tingkat harga tetap, pergeseran kurva permintaan
agregat mengarah pada perubahan pendapatan nasional,Y. Model permintaan agregat yang
dikembangkan di makalah ini disebut IS-LM merupakan interpretasi utama dari kerja
Keynes. Model IS-LM mengambil tingkat harga yang ada dan menunjukan apa yang
menyebabkan pendapatan berubah. Ini menunjukan apa yang menyebabkan AD bergeser.
Pasar barang dan kurva IS (singkatan dari investasi dan saving/tabungan) memplot
hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar dan jasa.

Pasar uang dan Kurva LM (singkatan dari likuiditas dan money/uang) memplot
hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang.

Karena tingkat bunga mempengaruhi baik investasi dan permintaan uang, ia adalah
variabel yang menghubungkan dua bagian model IS-LM. Model menunjukan bagaimana
interaksi antara pasar-pasar ini menentukan posisi dan kemiringan kurva permintaan agregat,
dan karenanya, tingkat pendapatan nasional dalam jangka pendek. Dalam General Theory of
Money, Interest and Employment (1936), Keynes menyatakan pendapatan total
perekonomian, dalam jangka pendek, ditentukan sebagaian besar oleh keinginan belanja
rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Semakin orang ingin belanja, semakin banyak
barang dan jasa yang perusahaan dapat jual. Semakin banyak yang perusahaan jual, semakin
banyak output yang mereka akan pilih untuk diproduksi dan semakin banyak yang mereka
akan pilih untuk dipekerjakan. Jadi, masalah selama resesi dan depresi,menurut Keynes,
adalah belanja yang tidak cukup. Perpotongan Keynes adalah usaha untuk memodelkan
wawasan ini.

Perpotongan Keynes menunjukkan bagaimana pendapatan Y ditentukan untuk tingkat


tertentu investasi terencana I dan kebijakan fiskal G dan T. Kita dapat menggunakan model
ini untuk menunjukkan bagaimana pen-dapatan berubah ketika salah satu variabel eksogen
berubah. Pengeluaran aktual (actual expenditure) adalah jumlah yang rumah tangga,
perusahaan dan pemerintah belanjakan untuk barang dan jasa (GDP). Pengeluaran yang
direncanakan (planned expenditure) adalah jumlah yang rumah tangga, perusahaan dan
pemerintah ingin belanjakan untuk barang dan jasa. Perekonomian ada di ekuilibrium bila :
Pengeluaran aktual = Penge-luaran yang direncanakan atau Y = E
C. INVESTASI

Investasi adalah pengeluaran oleh swasta untuk pembelian barang-barang dan jasa yang
akan dipakai dalam proses produksi atau dengan kata lain sama dengan permintaan oleh
swasta terhadap barang dan jasa (input) yang diperlukan untuk investasi produktif. Faktor
yang menentukan pengeluaran investasi berbeda dengan konsumsi.Perbedaanya terletak
dalam hal tujuan membeli barang, yaitu untuk invesatasi dengan harapan untuk mendapatkan
keuntungan sedangkan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Perbedaan lain adalah sumber pembiayaan untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber
pembiayaan dan keuangan dimana jumlahnya tidak tergantung dari kondisi keuangan
sekarang tetapi pada harapan kondisi keuangan dimasa mendatang. Pembiayaan konsumsi
rumah tangga berasal berasal dari pendapatan sekarang.Jadi pengeluaran investasi jumlahnya
bisa jauh melebihi jumlah pendapatan sekarang, jadi tidak tergantung dengan income.Apa
yang menentukan besarnya investasi dalam masyarakat?

Faktor yang menentukan pengeluaran investasi ada dua yaitu harapan keuntungan
(expectation of future profit) yang akan diperoleh dimasa mendatang dan biaya dari uang
yang harus ditanggung akibat pengeluaran uang tersebut. Harapan keuntungan tersebut
biasanya dinyatakan dalam persentase keuntungan per satuan waktu dan biaya penggunaan
dana dinyatakan dalam persentase atau disebut tingkat bunga. Sebuah investasi akan
dilakukan apabila harapan keuntungan lebih besar dari biaya penggunaan dana atau tingkat
bunga (interest rate). Semakin besar selisih kedua faktor ini maka semakin besar pula
investasi yang akan dilakukan. Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan
Marginal Efficiency of Capital (MEC). Semakin besar selisih antara MEC dengan tingakat
bunga yang berlaku maka akan semakin besar pula volume investasi yang akan dilakukan.
Secara grafik dapat dilihat seperti pada Gambar 5.2.Grafik MEC adalah negatif, berbanding
terbalik dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku maka
semakin besar pula harapan keuntungan sehingga investasi juga semakin besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tersebut dapat juga dinyatakan secara


matematis sebagai berikut:

I = K – bi b > 0 (5.8)

Gambar 5.2
Gambar 5.2.Marginal Efficiensy of Capital atau harapan keuntungan dari investasi yang
dikeluarkan, dapat dinyatakan dengan hubungan investasi kumulatif dengan tingkat bunga
yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku berarti semakin tinggi harapan untuk
meraih keuntungan dimasa mendatang sehingga investasi semakin naik.

K adalah investasi yang otonom atau exogenous, i adalah tingkat bunga dan b adalah
koefisien yang menunjukkan seberapa sensitive investasi tersebut terhadap perubahan tingkat
bunga.Sesuai dengan grafik 5.2 diatas maka koefisien b adalah bertanda negatif yang berarti
semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi karena semakin
banyak proyek investasi yang layak untuk dilaksanakan.

Selain dari faktor bunga, dalam kenyataan sehari-hari investasi bukan hanya
ditentukan oleh bunga tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi yang lain dan bahkan
juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik. Misalnya keamanan, kestabilan politik,
kepastian hukum di suatu Negara berpengaruh sangat besar terhadap masuknya investor dari
luar negeri.

D. MULTIPLIER ATAU FAKTOR PELIPAT

Setelah diketahui faktor yang mempengaruhi komponen aggregate demand maka


pertanyaan selanjutnya adalah bagaiman mekanisme komponen AD tersebut mempengaruhi
output atau pendapatan.Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep multiplier. Sebelum
diterangkan lebih lanjut maka ada beberapa asumsi yang harus dibuat, yaitu,

Pertama, pengeluaran pemerintah (G) adalah exogenous, artinya besarnya tidak


ditentukan didalam sistem atau ditentukan oleh faktor-faktor tertentu yang tidak dapat
diprediksi.Faktor yang menentukan besarnya anggaran pemerintah lebih banyak ditentukan
oleh kemauan politik pemerintah, bukan variable ekonomi.

Kedua, pengeluaran investasi juga diasumsikan exogenous, hal ini semat-mata untuk
memudahkan dalam analisis.Sebetulnya investasi, seperti diuraikan diatas, ditentukan oleh
tingkat bunga (i), tetapi dalam uraian berikut ini sementara dainggap exogenous.

Ketiga, analisis dilakukan dalam ekonomi tertutup, artinya tidak ada export dan
import dalam pengeluaran agregat (AD).Ketiga asumsi ini tidak mengurangi atau merubah
validitas analisis yang dilakukan. Bila ketiga asumsi ini dimasukkan dalam analisis maka
hasilnya akan tetap sama.
Sekarang kita mulai analisis dengan sebuah contoh berikut.Misalnya, bila pengeluaran
aggregate dinaikan sebesar D maka berapa besar dampaknya terhadap output? Bila ada
tambahan pengeluaran aggregate atau permintaan agregat sebesar D maka akan terjadi
tambahan produksi sebesar D dan kenaikan output atau income sebesar D juga. Selanjutnya
pengeluaran sebesar D tadi akan menjadi pendapatan bagi penjual yang menerima
pengeluaran D. Oleh penjual ini uang sebesar D akan dibelanjakan lagi untuk memenuhi
kebutuhannya tetapi tidak sebesar D. Besarnya pengeluaran pada putaran kedua ini adalah z∆
D yaitu sesuai dengan kecenderungan berbelanja mereka atau Marginal Propencity to
Consume (MPC). Tambahan income yang tercipta adalah sebesar ∆D + z∆D atau (1+z) ∆D.
Demikianlah seterusnya akan terjadi pelipatan dampak secara berantai melalui putaran
pengeluaran antara konsumen dan penjual atau produsen. Dampak akhir dari tambahan
pengeluaran sebesar ∆D adalah sebesar 1/(1-z) kali ∆D yang merupakan penjumlahan dari
semua tambahan income pada setiap putaran (Tabel 5.1).

Tambahan pengeluaran ∆ D dapat berupa konsumsi, investasi atau pengeluaran


pemerintah dan dampak akhirnya hampir sama bila pengeluaran tersebut diasumsikan sebagai
pengeluaran independent, atau disebut dengan pengeluaran autonomous, artinya tidak
tergantung dengan faktor lain.

Dari uraian diatas dapat ditulis bahwa total tambahan income adalah sebagai berikut:

∆ AD = = ∆ Y0 (5.8)

Dimana = α = multiplier. Atau dapat juga ditulis :

Bila pengeluaran naik sebesar 100 juta dan MPC adalah 0.8, berapa tambahan
pendapatan akibat tambahan pengeluaran tersebut? Dengan memasukkan angka diatas maka
didapat tambahan pendapatan ∆Y = 1/(1-0,8) kali 100 = 500 juta. Berarti multipliernya
adalah sebesar 5 kali lipat. Multiplier didefinisikan sebagai besarnya kelipatan perubahan
output akibat perubahan satu unit pengeluaran (C, I, G).
Formula multiplier ini dapat diturunkan dengan cara lain. Besarnya setiap perubahan
output yang terjadi harus sama dengan besarnya perubahan aggregate demand sehingga,

∆ Y0 = ∆ AD. (5.9)

Tambahan pengeluaran (∆AD) sama dengan tambahan pengeluaran putaran pertama


∆D ditambah dengan pengeluaran yang disebabkan oleh pelipatan (multiplier), c∆Y0
sehingga

∆ AD = ∆ D + c∆Y0 (5.10)

Gabungan persamaan (5.9) dengan (5.10) didapatkan persamaan,

∆ Y0 = ∆ D + c∆Y0

c∆ Y0 = (5.11)

Atau multiplier dapat juga diturunkan dari persamaan konsumsi dan agregat demand seperti
dibawah ini.

Y = AD = C + I + G

Substitusikan fungsi konsumsi kedalam persamaan diatas.

Y = a + I + G + cY (5.12)

Kumpulkan faktor Y dan autonomous spending sehingga:

Y – cY = D

Y=D

Proses dari pelipatan income atau multiplier ini dapat digambarkan secara grafis pada
Gambar 5.3.

Pada awalnya titik keseimbangan adalah pada titik E0 dengan pendapatan OY0 dan
pengeluaran agregat OAD0. Kemudian sektor bisnis melihat ada prospek untuk meraih
keuntungan dimasa yang akan datang sehingga mereka menambah investasi sebesar ∆D
(dapat berupa ∆I). Misalkan tambahan investasi ini meningkatkan AD pada putaran pertama
sebesar AE0. Penambahan AD ini langsung menjadi tambahan pendapatan bagi penjual
barang input yang dibeli oleh investor, yaitu sebesar AB dan selanjutnya direspon oleh
produsen dengan manaikan output dengan jumlah yang sama. Pada putaran kedua tambahan
output atau pendapatan kembali dibelanjakan sesuai dengan MPC yaitu sebesar cAB = BC.
Pengeluaran tambahan AD ini kembali menaikan pendapatan dan direspon oleh produsen
dengan menaikan output sehingga akhirnya proses ini berhenti pada titik E1 dengan tingkat
pengeluaran yang lebih tinggi dari semula yaitu, yaitu AD0 AD1.dan pendapatan juga lebih
tinggi yaitu sebesar 1/(1-c) kali lipat dari ∆D atau Y0Y1.
Secara geometric MPC adalah slope atau kemiringan dari kurva kosumsi. Karena kurva
Consumsi menurut persamaan (5.4) adalah C = a + cY, maka MPC adalah koefisien c, yaitu
sama dengan = .

Gambar 5.4.Penurunan Multiplier secara garfik. Pada titik keseimbangan E0, Y0 = AD0 = cY
+ D. Ketika terjadi penambahan pengeluaran ∆D (dapat berupa I atau G) maka titik
keseimbangan berubah. Mula-mula tambahan permintaan menjadi E0A, tambahan
permintaan ini merupakan tambahan income sebesar AB bagi penjual (E0A=AB). Melalui
proses multiplier tambahan income ini mendorong permintaan lanjutan (BC) yang kemudian
kembali direspon oleh produsen dengan menaikan output. Demikian seterusnya sampai
proses ini berhenti pada titik keseimbangan baru E1 sehingga tambahan AD atau output
menjadi 1/(1-c) kali ∆D yang tidak lain adalah sama dengan Y0Y1= AD0 AD1.

Dari uraian diatasa ternyata besaran multiplier tergantung dengan besaran MPC atau
koefisien c, yaitu proporsi dari income yang dibelanjakan oleh konsumen untuk keperluan
konsumsi.Semakin besar proporsi income yang dibelanjakan maka semakin besar pula
multiplier dan semakin besar pula dampaknya terhadap kenaikan income atau output. Tetapi
harus diingat bahwa proses ini hanya bisa berlangsung dalam waktu pendek. Dalam jangka
panjang hal ini tidak bisa berlanjut karena income tidak bisa ditopang oleh konsumsi yang
tinggi saja karena konsumsi juga teragantung dari income, sedangkan income / output juga
ditentukan oleh faktor ril seperti investasi disamping konsumsi, pengeluaran pemerintah dan
net export.

Secara empiris hal tersebut diatas adalah benar bahwa konsumsi dalam jangka pendek
bisa mendorong pertumbuhan ekonomi karena ekonomi belum mencapai full
employement.Misalnya masih banyak pabrik yang belum bekerja penuh, tenaga kerja banyak
yang menganggur, dan seterusnya sehingga output masih bisa didorong tumbuh tanpa
investasi baru.Tetapi untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, artinya setelah ekonomi
mencapai full employement, maka diperlukan investasi baru untuk berlanjutnya pertumbuhan
ekonomi.
BAB III

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam sistem standar kertas, tidak ada
proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya
peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan
kebutuhan transaksi masyarakat.

Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan
harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang
beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat.

Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan


melalui:

 Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau


 Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas.
 Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.

Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi
dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran
agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi
“kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau
keduanya terjadi bersama-sama.

Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
“kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan
turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
BAB IV

PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami susun, semoga dapat bermanfaat dan bisa
dijadikan salah satu rujukan bagi teman-teman yang sedang bergelut dalam membahas
tentang ekonomi makro.
REFERENSI
 Karim, Andriawan. Ekonomi Makro Islam. Jakarta, 2007, edisi ketiga
 Khan, Fahim. Essays in islamic economics, Leicester : Islamic Fundation, 1995
 http://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai