Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MAKROEKONOMI LANJUTAN

ALAT ANALISIS MAKROEKONOMI

Dosen Pengampu: Dr. H. Abd Wahab, SE., M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 2

Ainur Ghiraran (90300122013)


Eky Murdiani (90300122014)
Rezky Wahyuni Leko (90300122015)

ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Makalah ini disusun dengan tujuan utama untuk menyelesaikan mata


kuliah Makroekonomi Lanjutan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki


masih terbatas dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Namun kami tetap bersyukur karena dengan bimbingan
dan bantuan semuah pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun guna mencapai hasil yang lebih baik.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Samata, 27 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

A. Perpotongan Keynes.............................................................................3-5

B. Two Gap Model....................................................................................5

C. IS – LM Model.....................................................................................6-8

D. AD – AS Model....................................................................................9-12

BAB III PENUTUP.........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial lengkap dengan elemen kualitatif
dan kuantitatif. Ilmu ini berfokus pada manufaktur, distribusi, dan konsumsi
terhadap barang dan jas juga bagaimana orang , organisasi, pemerintah, dan
negara mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dan jasa ini.
Ekonomi sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu ekonomi mikro dan ekonomi
makro. Ekonomi makro adalah studi holistic mengenai kinerja, perilaku, struktur,
dan proses penentuan keputusan ekonomi dalam skala nasional. Kebijakan
ekonomi makro sendiri dilakukan negara dan dilaksanakan oleh pemerintah serta
pihak swasta untuk mengatasi masalah yang timbul. Tujuan ekonomi makro
adalah memahami peristiwa-peristiwa ekonomi di tingkat agregat dan memahami
perubahan keseimbangan perekonomian baik di dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Perekonomian makro mengalami dinamika yang sangat pesat
sejalan dengan peristiwa makroekonmi yang melahirkan ide dan teori baru.
Adapun alat-alat analisis makroekonomi yang digunakan dalam ilmu
makroekonomi antara lain perpotongan Keynesian, Two Gap Model, IS-LM
Model, dan ad-as Model. Perpotongan Keynes merupakan usaha untuk
memodelkan keseimbangan dalam makroekonomi. Selanutnya Two Gap Model
dimana model pembangunan dua celah disusun dalam model pertumbuhan pasca
Keynesian untuk ekonomi tertutup seperti yang dirancang oleh Harrod (1939) dan
Domar (1946). Model dua celah tersebut mengemukakan bahwa ekonomi
berkembang menghadapi kesenjangan ekonomi mereka yang harus mereka isi.
Selanjutnya IS-LM Model, kurva IS menggambarkan keseimbangan di pasar
barang dan kurva LM menggambarkan keseimbanagn di pasar uang. Dan Alat
analisis yang terakhir yaitu AD-AS Model, kurva AD merupakan kurva yang
menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga serta kurva AS merupakan
kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan atau di
produkssi oleh produsen pada setiap tingkat harga.
1
B. Rumusan Permasalahan
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan analisis perpotongan Keynes?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis Two Gap Model?
3. Apa yang dimaksud dengan analisis IS-LM Model?
4. Apa yang dimaksud dengan analisis AD-AS Model?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu analisis perpotongan Keynes
2. Untuk mengetahui apa itu analisis Two Gap Model
3. Untuk mengetahui apa itu analisis IS-LM Model
4. Untuk mengetahui apa itu analisis AD-AS Model

2
BAB II
PEMBAHASA
N

1. Perpotongan Keynes
Perpotongan Keynes (Keynesian Cross Analysis) adalah usaha untuk
memodelkan keseimbangan dalam makroekonomi. Perpotongan Keynes
menunjukkan bagaimana pendapatan Y ditentukan untuk tingkat tertentu investasi
terencana I dan kebijakan fiskal G dan T. Model ini dapat digunakan untuk
menunjukkan bagaimana pendapatan berubah ketika salah satu variabel eksogen
berubah. Pengeluaran aktual (actual expenditure) adalah jumlah yang rumah
tangga, perusahaan dan pemerintah belanjakan untuk barang dan jasa (PDB).
Pengeluaran yang direncanakan (planned expenditure) adalah jumlah yang rumah
tangga, perusahaan dan pemerintah ingin belanjakan untuk barang dan jasa.

Gambar kurva diatas merupakan kurva pengeluaran yang direncanakan


sebagai fungsi pendapatan, yaitu E = C(Y-T) + I + G. Ini menunjukkan bahwa
kenaikan pada pendapatan menyebabkan kenaikan pada konsumsi sehingga
pengeluaran yang direncanakan menjadi lebih tinggi. Kemiringan kurva ini
menunjukkan berapa besar pengeluaran yang direncanakan meningkat ketika
pendapatan meningkat, atau disebut dengan kecenderungan konsumsi
marginal/marginal propensity to consume (MPC). Dengan demikian, suatu
perekonomian berada pada kondisi equilibrium ketika pengeluaran aktual sama
dengan pengeluaran yang direncanakan, Y = E. Apabila kondisi tersebut tidak
terpenuhi, maka tingkat produksi akan berubah sehingga memengaruhi total
pengeluaran dan pendapatan menuju kondisi equilibrium.

3
Gambar kurva diatas merupakan kurva perpotongan Keynes yang
menggambarkan perpotongan antara pengeluaran actual (PDB) dengan
pengeluaran yang direncanakan oleh rumah tangga, konsumen, perusahaan dan
pemerintah. Pada Perpotongan Keynes, kebijakan fiskal berupa belanja
pemerintah dan pajak akan meningkatkan atau menurunkan pengeluaran yang
direncanakan untuk semua tingkat pendapatan. Peningkatan belanja pemerintah
atau pengurangan pajak menggeser kurva pengeluaran yang direncanakan ke atas
sehingga tercipta kondisi ekuilibrium baru dengan pendapatan Y yang lebih besar.
Sementara pengurangan belanja pemerintah atau peningkatan pajak menggeser
kurva pengeluaran yang direncanakan ke bawah sehingga tercipta kondisi
ekuilibrium baru dengan pendapatan Y yang lebih kecil.
Dalam bukunya Keynes "The General Theory" menyatakan bahwa
pendapatan total perekonomian dalam jangka pendek sangat ditentukan oleh
keinginan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah dalam membelanjakan
pendapatannya. Semakin banyak orang mengeluarkan pendapatannya, semakin
banyak perusahaan dalam menjual barang dan jasa, maka output yang diproduksi
oleh perusahaan juga menjadi bertambah banyak, sehingga membutukan pekerja
yang lebih banyak. Dapat disimpulkan, masalah selama masa resesi dan depresi,
menurut Keynes yaitu adalah Pengeluaran yang tidak cukup. Perpotongan Keynes
adalah sebuah model dari pandangan ini. Dalam M. Gregory Mankiw: model
Keynesian adalah interpretasi paling mudah dari teori pendapatan nasional Keynes
dan merupakan krangka untuk model IS- LM yang lebih kompleks dan realistis.
Perpotongan Keynes berguna karena menunjukkan bagaimana rencana
4
pengeluaran rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah menentukan pendapatan
perekonomian. Tetapi, perpotongan Keynes membuat asumsi yang
menyederhanakan bahwa tingkat investasi yang direncanakan I adalah tetap.

2. Two Gap Model


Model pembangunan dua celah disusun dalam model pertumbuhan pasca-
Keynesian untuk ekonomi tertutup seperti yang dirancang oleh Harrod (1939) dan
Domar (1946). Mereka mencoba untuk mengidentifikasi prasyarat untuk
pertumbuhan ekonomi pasar. Kedua prasyarat ini pada dasarnya berakar pada
ekonomi Indonesia, pertama, secara internal, yaitu penghematan yang tidak
memadai pasti akan diterjemahkan ke investasi. Kesenjangan/gap di antara
keduanya disebut kendala penghematan (saving gap). Penutup gap ini
membutuhkan investasi asing langsung/foreign direct investment (FDI). Kedua,
secara eksternal, yaitu devisa yang tidak memadai yang timbul dari
ketidakmampuan untuk ekspor juga konten impor tinggi, maka penghematan tidak
cukup untuk menjamin pertumbuhan, karena tabungan tidak dapat ditukarkan
dengan valuta asing yang digunakan untuk memperoleh impor. Hal tersebut akan
menyebabkan jatuhnya devisa yang pendek. Kesenjangan antara dua masalah ini
disebut kendala devisa (trade gap) yang bisa jadi dikoreksi oleh bantuan luar
negeri.
Model ini menentukan kebutuhan modal/capital requirement (Cr) suatu
perekonomian untuk mencapai target tingkat pertumbuhannya. Persamaan
dasarnya adalah G C = s, di mana G adalah pertumbuhan selama satu unit waktu
Y/Y, C adalah formasi modal/capital formation pada suatu periode dibagi dengan
kenaikan output pada periode yang sama I/Y, dan s adalah kecenderungan
menabung rata-rata, S/Y. Dalam model ini dikemukakan bahwa tabungan s tidak
sama dengan investasi, sehingga ekonomi berkembang menghadapi dua
kesenjangan dalam ekonomi mereka yang harus mereka isi. Kesenjangan pertama
adalah antara penghematan dan investasi dalam perekonomian. Sebuah n
berkembang memulai dengan penghematan yang sangat rendah, namun harus
melakukan dorongan besar dengan melakukan investasi besar- besaran. negara

5
3. IS-LM Model
Model IS-LM adalah model yang digunakan untuk melakukan analisis
hubungan antara perubahan tingkat bunga i dengan pendapatan nasional Y. Model
IS-LM mengambil tingkat harga yang ada dan menunjukkan apa yang
menyebabkan pendapatan berubah dan menyebabkan AD bergeser.
a.) Kurva IS
Kurva IS ditunjukkan oleh grafik (kurva) yang mencangkup titik-
titik dimana investasi berada pada suku bunga tertentu, setara dengan
tabungan, berdasarkan keluaran. Kurva IS melandai kebawah karena
keluaran dan suku bunga memiliki hubungan berbanding terbalik di pasar
barang. Apabila keluaran meningkat maka akan lebih banyak uang yang
ditabung, yang artinya suku bunga haruslah diturunkan untuk mendorong
investasi yang cukup sehinggga sama dengan tabungan. Kurva IS
menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
muncul di pasar barang dan jasa. Dapat dikatakan bahwa kurva IS adalah
kurva yang dapat memungkinkan pasar barang dan jasa berada dalam
keseimbangan

Titik-titik pada kurva IS merupakan gambaran keseimbangan pasar barang


dan jasa, di mana tingkat pendapatan tergantung pada tingkat bunga.
Kurva IS miring ke bawah mencerminkan bahwa kenaikan tingkat bunga
6
menyebabkab investasi yang direncanakan turun sehingga pendapatan
ekuilibrium turun. Pergerakan kurva IS disebabkan oleh perubahan tingkat
bunga maupun pendapatan. Sedangkan pergeseran kurva IS hanya
disebabkan oleh perubahan kebijakan fiskal-belanja pemerintah G dan
pajak T. Oleh karena itu, ketika terjadi perubahan kebijakan fiskal, kurva
IS bergeser. Kebijakan fiskal ekspansif yang dapat meningkatkan
permintaan barang dan jasa, seperti peningkatan belanja pemerintah dan
pengurangan pajak, akan menggeser kurva IS ke kanan. Kebijakan fiskal
kontraktif yang mengurangi permintaan barang dan jasa, seperti
pengurangan belanja pemerintah dan peningkatan pajak, akan menggeser
kurva IS ke kiri.
b.) Kurva LM
Kurva LM merupakan garis yang memperlihatkan berbagai
kombinasi suku bunga dan arus pendapatan yang menciptakan
keseimbangan pasar uang. Keseimbangan pasar uang dan pasar modal
dikaitkan dengan nilai money demand = money supply (L=Ms). Kurva LM
dibangun dari teori Preferensi Likuiditas Keynes. Teori ini menjelaskan
bagaimana tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan
terhadap keseimbangan uang riil. Di mana fungsi penawaran
keseimbangan uang riil yaitu
(M / P)S = 𝑀̅ / 𝑃̅
M: Jumlah uang beredar
P: Tingkat harga
Selanjutnya, tingkat bunga adalah penentu dari permintaan uang dalam
teori ini. Di mana fungsi permintaan keseimbangan uang riil yaitu
(M / P)d = L (r)
L(r): Jumlah uang yang ingin dipegang masyarakat tergantung
pada tingkat bunga i

Kurva LM diderivasi dari kurva pasar keseimbangan uang riil tersebut.


Pada pasar kesembangan uang riil, kenaikan pendapatan Y meningkatkan

7
permintaan uang sehingga meningkatkan tingkat bungai. Kurva LM
merangkum hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan, di mana
kenaikan tingkat bunga i, meningkatkan pendapatan Y (sehingga
perubahan kedua variabel tersebut dapat menggerakkan kurva LM).

Titik-titik sepanjang kurva LM menggambarkan keseimbang pasar uang.


Pergeseran kurva LM ini hanya disebabkan oleh perubahan kebijakan
moneter-jumlah uang beredar M. Kebijakan moneter ekspansif,
meningkatkan jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat bunga dan
menggeser kurva LM ke bawah. Kebijakan moneter kontraktif,
menurunkan jumlah uang beredar akan meningkatkan tingkat bunga dan
menggeser kurva LM ke atas.nPada akhirnya, dapat ditulis dua persamaan
berikut
Y = C (Y-T) + I (i) + G, IS
M / P = L(I, Y),

LM
Jika kurva keseimbangan pasar barang dan jasa (IS) berpotongan dengan
kurva keseimbangan pasar uang (LM), maka akan terbentuk kurva
keseimbangan pasar barang dan jasa dan pasar uang (IS-LM) sebagai
berikut.

8
9
4. AD- AS Model
a.) Permintaan Agregat
Permintaan Agregat/Aggregate Demand (AD) adalah hubungan
antara jumlah output yang diminta dan tingkat harga agregat.
Terbentuknya kurva permintaan agregat diperoleh dengan menurunkannya
dari kurva keseimbangan pasar barang dan jasa dan kurva keseimbangan
pasar uang. Kenaikan tingkat harga P menurunkan keseimbangan uang riil
dan menggeser kurva LM ke atas. Pergeseran tersebut menurunkan
pendapatan Y. Kurva AD merangkum hubungan tersebut di mana
kenaikan tingkat harga, menurunkan tingkat pendapatan.

Kurva AD dapat bergeser ke kanan atau ke kiri apabila terjadi perubahan


pada variabel-variabel pembentuk kurva IS dan kurva LM. Kebijakan
moneter ekspansif-peningkatan jumlah uang beredar untuk setiap tingkat
harga, meningkatkan keseimbangan uang riil, lalu kurva LM bergeser ke
bawah dan pendapatan meningkat. Dengan demikian, ekspansi moneter
dengan meningkatkan jumlah uang beredar menggeser kurva AD ke
kanan. Begitu pun kebijakan fiskal ekspansif-peningkatan belanja
pemerintah dan penurunan pajak menggeser kurva IS ke atas dan
pendapatan meningkat untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian,
ekspansi fiskal dengan instrumen belanja pemerintah dan pajak menggeser
kurva AD ke kanan. Sebaliknya jika diterapkan kebijakan moneter atau
fiskal kontraktif.

10
 Multiplier Effect
Efek pengganda/Multiplier effect adalah pergeseran tambahan
dalam permintaan agregat (AD) yang dihasilkan ketika kebijakan
ekspansi fiskal meningkatkan pendapatan dan meningkatkan
pengeluaran konsumen.

Gambar di atas menjelaskan efek pengganda ini terhadap


permintaan agregat. Di mana A adalah besarnya pengeluaran
pemerintah yang menggeser kurva AD1 ke AD2 ketika terjadi
ekspansi fiskal dan B adalah besarnya respon atas ekspansi fiskal
yang menggeser kurva AD2 ke AD3
Multiplier = (1+ MPC + MPC2+ MPC3+ ... + MPCn)
1
Multiplier =
1−𝑀𝑃𝐶

Persamaan di atas memperlihatkan bahwa besarnya multiplier


bergantung pada besarnya marginal propensity to consume (MPC).
Semakin besar MPC maka akan semakin besar pula efek
penggandanya, dan begitu pula sebaliknya. Efek pengganda juga
banyak dipergunakan ketika terjadi perubahan pada semua
komponen GDP seperti konsumsi, investasi, dan net ekspor.
Berdasarkan contoh di atas, diketahui bahwa MPC = 1/4, maka
besarnya multiplier adalah 1/(1 - 1/4) = 1.333 2 = dan pertambahan

11
konsumsi barang dan jasa total menjadi 2 x 28 miliar = 56 miliar
rupiah.
 The Crowding-out Effect
Crowding-out effect adalah kondisi di mana yang terjadi
merupakan kebalikan dari multiplier effect. Crowding-out effect
terjadi ketika ekspansi fiskal menyebabkan suku bunga meningkat
dan investasi menurun, yang kemudian menggeser keseimbangan
dalam kurva AD.

Gambar diatas menunjukkan bahwa peningkatan pada pendapatan


rumah tangga akan mendorong peningkatan konsumsi, sehingga
kurva AD1 bergeser ke AD2. Apabila konsumen ingin membeli
barang dan jasa lebih banyak mereka membutuhkan uang tunai
labih banyak pula, sehingga menggeser kurva permintaan uang
Md1ke Md2. Pergeseran kurva permintaan uang ke kanan akan
mendorong peningkatan suku bunga i1 ke i2. Meningkatnya suku
bunga menyebabkan biaya pinjaman dan pendapatan bunga pada
tabungan meningkat. Hal ini mendorong masyarakat untuk
menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan daripada membeli
barang konsumsi atau membeli barang investasi, begitu juga
dengan perusahaan.
b.) Penawaran Agregat
Penawaran Agregat/Aggregate Supply (AS) adalah hubungan
antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Model
penawaran agregat secara klasik dibentuk dari fungsi faktor produksi.
umum fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal/ capital dan
tenaga kerja/labor. Oleh karena jumlah output Y yang diproduksi

12
tergantung pada jumlah modal K dan tenaga kerja L, maka model
penawaran klasik yang terbentuk adalah Y = f(K,L).
Dalam jangka panjang perusahaan biasanya menawarkan barang dan jasa
dengan harga yang fleksibel dan dalam jangka pendek tingkat harga
umumnya bersifat kaku, sehingga penawaran agregat sangat bergantung
pada horison waktu. Hal ini juga menyebabkan perbedaan antara
penawaran agregat jangka pendek/short-run aggregate supply (SRAS) dan
penawaran agregat jangka panjang/long-run aggregate supply (LRAS).
Pada jangka pendek, tingkat harga bersifat kaku dan pergeseran
permintaan agregat akan menyebabkan fluktuasi pada output, sehingga
kurva penawaran agregat berbentuk horizontal. Pada jangka panjang,
kurva penawaran agregat berbentuk vertikal karena tingkat harga adalah
fleksibel dan pergeseran dalam permintaan agregat akan memengaruhi
tingkat harga, tetapi output perekonomian tetap pada tingkat alamiah.

 Dalam jangka pendek tingkat harga tidak bergerak tetapi pada P1,
equilibrium perekonomian jangka pendek adalah titik K.
 Dalam jangka panjang, tingkat harga disesuaikan seharga
perekonomian berada pada titik alamiah, dan equilibrium jangka
panjang adalah titik C.
Kurva penawaran agregat merupakan kurva yang menyatakan kuantitas
barang dan jasa yang dihasilkan seluruh perusahaan pada berbagai tingkat
harga. Kemiringan slope kurva penawaran agregat tergantung pada periode
waktu, dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berbentuk vertikal,
sedangkan dalam jangka pendek memiliki slope positif.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perpotongan Keynesian menunjukkan suatu tingkat pendapatan nasional


saat pengeluaran aktual sama dengan pengeluaran yang direncanakan. Pada Two
Gap Model, pembangunan negara berkembang dibatasi oleh dua kesenjangan,
karena tabungan tidak sama dengan investasi sehingga kesenjangan tersebut harus
diisi. Kesenjangan dapat dikoreksi dengan investasi langsung ataupun bantuan
luar negeri. Pada jangka pendek, kurva penawaran agregat berbentuk horizontal,
karena adanya kekakuan harga dan upah. Pada jangka panjang. kurva penawaran
agregat berbentuk vertikal, karena output tidak ditentukan oleh harga, melainkan
oleh teknologi, jumlah tenaga kerja, dan modal. Perbedaan mendasar antara
kondisi jangka pendek dan jangka panjang adalah adanya kekakuan harga. Pada
jangka pendek harga kaku, sedangkan pada jangka panjang harga fleksibel. Kurva
IS menunjukkan hubungan negatif antara tingkat bunga dan pendapatan, yang
merupakan titik-titik keseimbangan pasar barang dan jasa. Kurva LM
menunjukkan hubungan positif antara tingkat

14
DAFTAR PUSTAKA

(2022). Retrieved 9 Rabu, 2023, from Binus University Online:


https://onlinelearning.binus.ac.id/2022/01/24/pengertian-tujuan-dan-
pengaruh-ekonomi-makro-terhadap-bisnis-dan-kehidupan/

Dr. Telisa Aulia Falianty, S. M. (2019). Teori Ekonomi Makro dan Penerapannya
Di Indonesia. Depok: Rajawali Pers.

Febyola, K. M. (2016). Analisis Keseimbanagn IS-LM. Retrieved from Academia.

15

Anda mungkin juga menyukai