Anda di halaman 1dari 16

KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Ekonomi Makro
Dosen Pengampu:
Siti Nur Mahmudah S.EI, M. SEI

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Dea Amelia Mutiya (931322018)


2. Elok Izza Magfiroh (931315718)
3. Fahmi Royani (931318318)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYAR’IAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI (IAIN)

KEDIRI

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “KONSUMSI, TABUNGAN, DAN
INVESTASI” dengan lancar. Juga kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Ekonomi Makro Ibu Siti Nur Mahmudah S.EI, M. SEI yang telah
membimbing dan memberi kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyajian makalah kami selanjutnya.
Kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan yang ada dalam makalah ini.

Serta dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kediri, 24 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................3

BAB I PENDAHULUA

A. Latar Belakang .....................................................................................4


B. Rumusan Masalah ................................................................................4
C. Tujuan Rumusan Masalah ...................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5

A. Konsep Permintaan Agregat ...............................................................5


B. Konsep Penawaran Agregat .................................................................9

BAB III PENUTUP.........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran. Inti dari masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang hanya terbatas dengan alat pemuas
kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan
untuk membeli barang yang bersangkutan. Setiap orang boleh saja ingin kepada apapun
yang diinginkannya, tetapi jika keinginan itu tidak tertunjang oleh kesediaan serta
kemampuan untuk membeli keinginannya itu pun hanya akan tinggal keinginan saja.
Di sisi lain permintaan ada penawaran, dalam hal ini penawaran dan permintaan
sama-sama menentukan harga. Ketetntuannya adalah bahwa harga terjadi di sesuatu
tingkat ketika penawaran sama dengan permintaan. Dalam makalah ini, kami akan
membahas tentang konsep-konsep permintaan dan penawaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. bagaimana konsep permintaan agregat?
2. Bagaimana konsep penawaran agregat?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Agar mengetahui dan memahami konsep permintaan agregat.
2. Agar mengetahui dan memahami konsep penawarann agregat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Permintaan Agregat


1. Pengertian Konsep Permintaan Agregat
Permintaan Agregat dapat didefinisikan sebagai tingkat pengeluaran yang
akan dilakukan dalam ekonomi pada tingkat harga. Ada juga definisi lain terkait
permintaan agregat adalah kuantitas barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga dalam suatu periode
tertentu tingkat harga.
Sedangkan kurva permintaan agregat adalah garis (lurus/lengkung) sebagai
tempat kedudukan berbagi titik kombinasi antara kuantitas dan tingkat harga barang
dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga. Perusahaan, dan pemerintah.
2. Cara Menerbitkan Kurva Permintaan Agregat (Aggregate Demand/AD)
Misalkan pada mulanya tercapai suatu keseimbangan Y=AE. Seterusnya
misalkan tingkat harga adalah P₀. Apakah yang dapat diramalkan akan berlaku pada
keseimbangan itu apabila harga meningkat dari P₀ menjadi P₁ ? Untuk memperoleh
jawabannya perlu terlebih dahulu dijawab pertanyaan berikut: (a) apakah efek
kenaikan harga kepada pendapatan riil, dan (b) apakah efek kenaikan harga kepada
suku bunga? Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil masyarakat menurun dan
seterusnya menyebabkan nilai riil konsumsi rumah tangga juga merosot. Lalu inflasi
akan menaikkan suku bunga dan kenaikan ini akan mengurangi investasi. Dari
jawaban ini dapat disimpulkan: kenaikan harga menyebakan nilai riil pengeluaran
agregat merosot dan menurunkan pendapatan nasional riil pada keseimbangan.
Berdasarkan pada peristiwa ini secara grafik sekarang dapat ditunjukkan dua
hal berikut:1
a. Efek kenaikan harga ke atas keseimbangan pendapatan nasional
b. Cara mewujudkan kurva permintaan agregat.
Perhatikan gambar 7.3. Gambar (a) menunjukkan perubahan keseimbangan
sebagai akibat dari kenaikan harga dan gambar (b) menunjukkan kurva AD yang

1
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2015). 236.

5
dibentuk berdasarkan perubahan keeimbangan dalam bagian (a). Dimisalkan pada
mulanya tingkat harga adalah P₀ pengeluaran agregat pada tingkat harga ini adalah
AE(Pₒ). Dengan demikian keseimbagan dicapai di E₀ dan pendapatan nasional adalah
Y₀. Kenaikan harga dari P₀ menjadi P₁ menyebabkan pengeluaran agregat riil merosot
dari AE(P₀) menjadi AE(P₁). Perubahan ini menyebabkan keseimbangan baru dicapai
di E₁ dan pendapatan nasional pada keseimbangan merosot menjadi Y₁.
Dari perubahan keseimbangan di atas sekarang dapatlah ditunjukkan cara
untuk membentuk kurva AD. Pada gambar (a) keseimbangan asal, yaitu pada harga
P₀, adalah di titik E₀ dan pendapatan nasional adalah Y₀. Titik A pada gambar (b)
menunjukkan keadaan keseimbangan yang asal ini, yaitu pada harga P₀ pendapatan
nasional Y₀. Kenaikan P₀ menjadi P₁ memindahkan keseimbagan ke E₁ dan
pendapatan nasional adalah Y₁. Dalam bagian (b) titik B menunjukkan keadaan
keseimbangan yang baru ini, yaitu tingkat harga adalah P₁ dan pendapatan nasional
Y₁. Dengan menarik garis melalui titik A dan B akan terbentuk kurva permintaan
agregat (AD). Daripada sifat tersebut, kurva AD dapat didefinisikan sebagai suatu
fungsi (kurva) yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
pengeluaran agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian.
Gambar 7.3 (a) Efek perubahan harga (b) Membentuk kurva AD

3. Sifat Utama Kurva AD


Kurva AD selalu merupakan garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-
bawah. Artinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar permintaan agregat

2
Ibid., 237

6
yang wujud dalam perekonomian. Sifat kurva AD yang menurun ke bawah ini
disebabkan oleh beberapa factor yang diterangkan dibawah ini.
a. Tingkat Harga dan Pengeluaran Rumah Tangga
Tingkat gaji dan upah serta jumlah kesempatan kerja akan menentukan
jumlah pendapatan yang diterima masyarakat pada suatu waktu tertentu. Apabila
tingkat harga berbeda, daya beli pendapatan yang diperoleh itu adalah berbeda.
Semakin rendah tingkat harga, semakin banyak barang dan jasa yang dapat dibeli.
Dengan kata lain: nilai riil pengeluaran agregat akan semakin meningkat apabila
tingkat harga semakin rendah.
b. Tingkat Harga, Suku Bunga dan Investasi
Dapat disimpulkan bahwa perkaitan antara tingkat harga, suku bunga dan
investasi sebagai berikut:
1) Apabila tingkat harga naik, maka menyebabkan suku bunga naik;
2) Jika suku bunga naik menyebabkan investasi turun;
3) Dan kemudian jika invstasi merosot menyebabkan pengeluaran agregat dan
pendapataan nasional riil ikut merosot.
c. Tingkat Harga, Ekspor dan Impor
Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:
1) Apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif murah, ekspor akan
meningkat, dan impor akan berkurang. Sebaliknya,
2) Apabila barang-barang dalam suatu negara adalah relatif lebih mahal, maka
ekspor akan menurun dan impor akan meningkat. Berdasarkan sifat ini dapat
disimpulkan: (a) kenaikan harga akan menurunkan ekspor neto (ekspor
dikurangi impor) dan (b) pengurangan ekspor neto akan menurunkan
pengeluaran agregat dan pendapatan nasional riil.3
4. Perpindahan Kurva Permintaan Agregat AD
Dari uraian diatas, maka dapat dibuat dua rumusan yaitu:
a. Pertambahan dalam komponen pengeluaran agregat (kecuali impor), yaitu
pertambahan C, I, G dan X, akan menambah pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional.

3
ibid., 238-239

7
b. Pertambahan dalam bocoran, yaitu pertambahan S, T dan M, akan mengurangi
pengeluaran agregat.
5. Efek Pertambahan Bocoran

Untuk menunjukan efek pertambahan bocoran terhadap kurva permintaan agregat


AD digunakan Gambar 7.5. Bagian (a) menunjukan kesimbangan pendapatan
nasional dengan menggunakan pendekatan Y = AE. Pengeluaran agregat yang asal
adalah AE(P0), dan pada keseimbangan ini tingkat harga adalah P 0 dan pendapatan
nasional Y0, Dalam gambar (b) titik A menggambarkan keseimbangan ini dan berarti
AD0 adalah permintaan agregat yang asal dan titik A menunjukan bahwa tingkat
harga adalah P0 dan pendapatan nasional Y0,

a) efek kenaikan pajak keatas


pengeluaran agregat.

b) Perpindahan AD efek
kenaikan pajak
pendapatan

Misalkan pemerintah
menaikkan pajak. Pajak yang bertambah mengurangi pendapatan diposebel dan pada
akhirnya konsumsi rumah tangga menurunkan pengeluaran agregat dari AE(P 0)
menjadi AE1(P0). Sebagai akibatnya keseimbangannya bergeser dari E0 ke E1 dan
pendapatan nasional riil merosot menjadi Y1.

8
Dalam gambar (b) keseimbangan pada E1 digambarkan oleh titik B- yang
menunjukan tingkat harga adalah P0 dan pendapatan nasional Y1. Dengan demikian
kenaikan pajak menyebabkan (a) pengeluaran agregat merosot dari AE(P 0) menjadi
AE1 (P0), dan (b) kemerosotan itu menyebabkan kurva AD0 bergerak ke kiri menjadi
AD1. 4

B. Konsep Penawaran Agregat


1. Pengertian Konsep Penawaran Agregat
Kurva AS atau kurva aggregate supply atau kurva penawaran agregat adalah kurva
yang menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam
ekonomi dan nilai produksi riil atau output (pendapatan nasional riil) yang akan
ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian. Karena
perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka
panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, maka hubungan penawaran agregat
penting untuk dibedakan, antara kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run
aggregate supply atau LRAS) dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply atau SRAS)5
Penawaran agregat (aggregate supply) yang sering disingkat dengan AS adalah
suatu teori atau pendapat yang berakaitan dengan jumlah barang dan jasa akhir
perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada
berbagai tingkat harga yang berbeda. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
penawaran agregat merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang
dihasilkan dalam perekonomian. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
agregat, yaitu:
1. Tingkat harga
2. Kapasitas produksi suatu perekonomian
3. Biaya produksi.,
Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar
tenaga kerja dan fungsi produksi. Kesimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan
jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan

4
Ibid., 242
5
Ardiansyah, Teori Makro Ekonomi (Bandung: Graha Cipta, 2007), 167

9
kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada
fungsi produksi yng menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-
faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.6

2. Macam konsep penawaran agregat


a. Konsep klasik
Dalam sebuah buku, “The general theory of employment, interest, and
money” oleh John Maynard, ia mengkritik pandangan ahli ekonomi klasik yang
mengatakan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja
penuh. Menurut para ahli eonomi klasik, seperti dicontohkan oleh Hukum Say
atau pandangan Jean Baptish Say yang merupakan ahli ekonomi klasik
berkebangsaan Perancis. Say mengatakan bawah Supplay creats its own demand .
dalam terjemahnya ialah penawaraan mebentuk atau menentukan tingkat
penawarannya sendiri. Dalam hal ini dapat dijabarkan bahwa pandangan klasik
ialah dalam setiap kondisi ekonomi akan dapat mencapai kesempatan kerja
penuh. Dimana hal ini juga berpatokan juga pada pengaruh Negara yang mampu
atau tidaknya dalam mengoptimalkan factor-faktor produksi yang dapat dikelola
dan dapat berpotensi menimbulkan produksi barang dan jasa. Dengan kata lain,
penentuan produksi nasional dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
Y = f (K,L, Q, T)
Dimana :
Y adalah pendapatan nasional
K adalah jumlah barang modal yang tersedia
L adalah jumlah tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja yang tersedia
Q adalah jumlah kekayaan alam yang telah dikembangkan dan digunakan
T adalah tingkat teknologi yang digunakan dalam berbagai kegiatan
produksi
Dari pandangan ini selanjutnya dapat pula disimpulkan bahwa ahli-ahli ekonomi
klasik berkeyakinan bahwa : Segi penawaran sangatlah penting peranannya
dalam menentukan kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional suatu Negara.7
6
Muana Nanga, Makroekonomi: Teori, Masalah, Dan Kebijakan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), 134
7
Tommy Suhartono, Teori-Teori Ekonomi (Jakarta, Rajawali Press, 2009), 312

10
b. Konsep Keynes
Sedangkan berkaitan dengan penawaran agregat, Keynes dan pengikut-
pengikutnya (Keynesian) mengatakan bahwa kurva penawaran agregat jangka
pendek (SRAS) adalah horizontal (perfectly elastic), yang berarti bahwa suatu
jumlah output riil akan ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan
perkataan lain, perusahaan akan menawarkan berapapun jumlah barang yang
diminta pada tingkat harga yang berlaku. Pemikiran yang melandasi kurva
penawaran agregat Keynes dan pengikutnya disebabkan oleh terdapatnya
penganguran, perusahaan dapat memperoleh sebanyak mungkin tenaga kerja
tingkat upah yang berlaku. Biaya produksi rata-rata mereka karenanya
diasumsikan tidak berubah walau terjaddi perubahan dalam tingkat outputnya.
Mereka menawarkan berapapun yang diminta pada tingkat harga yang berlaku.
Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply curve)
menurut Keynes hanya akan bergeser secara perlahan apabila suatu
perekonomian berada di luar tingkat pengangguran alamiah (natural rate of
unemployment). Pergeseran yang lamban dari kurva penawaran agregat jangka
pendek menurut Keynes terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan upah dan
harga yang lamban (ingat asumsi ‘sticky prices and wages’). Menurut model
Keynes, kalau jumlah pengangguran besar (berada di atas natural rate), akan
menyebabkan atau mendorong penyesuain yang sangat lambat di dalam upah
relative terhadap harga-harga. Hal yang sama terjadi apabila jumlah
pengangguran berada dibawah tingkat alamiah dimana tekanan bagi upah untuk
meningkatkan lebih cepat kecil sekali.
Keynes percaya bahwa instabilitas di dalam permintaaan investasi
merupakan penyebab utama dari fluktuasi siklis di dalam tingkat pendapatan.
Perubahan otonom didalam permintaan investasi yang di sebabkan oleh
perubahan di dalam ekspektasi menyebabkan pergeseran di dalam fungsi
permintaan agregat, yang pada giliranya juga mempengaruhi instabilitas di dalam
tingkat harga dan output. Oleh karena itu, kebijakan fiscal menurut Keynes harus

11
digunakan untuk menciptakan stabilitas dalam permintaan agregat, meskipun
permintaan investasi tidak stabil.8
3. Ciri-ciri kurva AS
a. Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva penawaran agreta AS relatif
landai, maksudnya penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-
perusahaan pada harga yang relatif tetap karena, tingkat penggunaan modal
barang belum mencapai kapasitas yang optimum dan upah masih relatif tetap
tahap dicapai pada bagian AB dari kurva AS.
b. Dari titik B hingga C yaitu titik hingga garis tegak pada tingkat kesempatan kerja,
kurva AS bertambah peningkatanya karena jumlah pengangguran sudah semakin
merosot dan kapasitas pabrik sudah mulai optimum.
c. Sesudah tingkat kerja penuh keadaan kurva semakin tegak.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva AS
Terdapat dua faktor yang dapat dipandang sebagai penyebab dari bentuk kurva
AS yang melengkung ke atas yaitu ciri-ciri dan fungsi produksi, dan ciri-ciri pasaran
tenaga kerja. Untuk memproduksi barang dan jasa perusahaan-perusahaan
memerlukan beberapa faktor diantaranya, faktor produksi yaitu, tenaga kerja, modal
dan kemampuan keusahawan dalam jangka pendek, modal, teknologi dan keahlian
usahawan dianggap tetap dan faktor yang dapat berubah adalah tenaga kerja. Dengan
demikian dalam jangka pendek fungsi produksi dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut, Q = f(L).
Maksudnya jumlah output atau jumlah produksi ditentukan oleh tenaga kerja
yang telah digunakan. Fungsi produksi jangka pendek tersebut dipengaruhi oleh
bukan hasil tambahan yang semakin berkurang, yaitu apabila jumlah tenaga kerja
ditambah, produksi marjinal yang diciptakan oleh pertambahan tenaga kerja tersebut
lebih rendah dari tenaga kerja sebelumnya.9
a. Efek hukum hasil tambahan semakin berkurang
Sebagai contoh tenaga kerja ke-4 memproduksi 10 unit output. Efek dari pada
hukum hasil tambahan yang semakin berkurang, tenaga kerja ke 5 akan
memproduksi 8 unit adalah lebih mahal dari memprodusi 10 unit. Sehingga
8
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Raja Grafindo, 1994), 231
9
Nursalam, Buku Ajar Makro Ekonomi (Sleman, CV. Budi Utama, 2019), 156

12
dapat disimpulkan bahwa efek dari berlakunya hukum tambahan yang semakin
berkurang apabila semakin banyak tenaga kerja yang digunakan perusahaan dan
biaya per unit akan semakin meningkat. Oleh sebab itu perusahaan akan
menambah produksi dan penawaran hanya pada keadaan dimana harga semakin
meningkat, apabila output ditambah kecenderungan ini merupakan salah satu
faktor mengapa kurva penawaran agreta AS melengkung ke atas.
Kurva AS melengkung ke atas menggambarkan ciri perhubungan berikut,
semakin tinggi harga,
semakin besar jumlah
barang yang di produksi dan
ditawarkan pada
pengusaha.
Dalam teori mikronomi dengan
jelas dijelaskan efek hukum
hasil tambahan yang
semakin berkurang ke atas biaya produksi dan kurva penawaran perusahaan
dalam persaingan sempurna.
b. Pasaran tenaga kerja dan kurva penawaran agreta
Dalam penawaran agreta efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang ke
atas ciri kurva penawaran agreta, misalkan tingkat upah adalah tetap pada
berbagai tingkat penggunaan tenaga kerja. Hal ini benar dalam perusahaan yang
menggunakan persaingan pasar sempurna. Dalam pasaran tenaga kerja yang
bersifat persaingan sempurna tingkat upah ditentukan oleh permintaan tenaga
kerja. Semakin tinggi kesempatan kerja, semakin tinggi pula tingkat upah yang
diterima para pekerja. Upah yang semakin tinggi dapat meningkatkan biaya
produksi. Maka dari itu untuk
tetap memperoleh
keuntungan dan dapat
meneruskan operasinya,
penawaran agreta dalam
ekonomi hanya akan

13
ditingkatkan oleh perusahaan-perusahaan apabila tingkat harga semakin tinggi.
Dengan kata lain semakin tinggi tingkat harga, semakin banyak pendapatn
nasional ril (output pada harga tetap) yang ditawarkan perusahaan-perusahaan
dalam perekonomian. 10

BAB III
10
Ibid., 160

14
PENUTUP

KESIMPULAN

Permintaan agregat adalah kuantitas barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga,
perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga dalam suatu periode tertentu tingkat harga.
Sedangkan kurva permintaan agregat adalah garis (lurus/lengkung) sebagai tempat kedudukan
berbagi titik kombinasi antara kuantitas dan tingkat harga barang dan jasa yang ingin dibeli oleh
rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.

Sedangkan, Penawaran agregat (aggregate supply) yang sering disingkat dengan AS


adalah suatu teori atau pendapat yang berakaitan dengan jumlah barang dan jasa akhir
perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai
tingkat harga yang berbeda. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa penawaran agregat
merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.
Dan kurva AS atau kurva aggregate supply atau kurva penawaran agregat adalah kurva yang
menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai
produksi riil atau output (pendapatan nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh
semua perusahaan dalam suatu perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ardiansyah. 2017. Teori Makro Ekonomi. Graha Cipta. Bandung

Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi: Teori, Masalah, Dan Kebijakan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta

Nursalam. 2019. Buku Ajar Makro Ekonomi. CV Budi Utama. Sleman

Suhartono, Tommy. 2009. Teori-Teori Ekonomi. Rajawali Pers. Jakarta

Sukimo, Sadono. 1994. Makro Ekonomi Teori Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai