Oleh:
931315718
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan merupakan salah satu pilar
ekonomi, selayaknya perlu mendapatkan perhatian serius dari pemrintah. Di sisi
lain, salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan
mengentas kemiskinan. Dengan demikian, melalui pemberdayaan koperasi ini
diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah tersebut.
METODE
A. Pengertian koperasi
1. Koperasi konvensional
Pengertian koperasi dalam (Handhikusuma, 2000:1) mengatakan
bahwa koperasi dilihat dari segi bahasa, secara umum koperasi berasal dari
kata-kata latin yaiyu cum yang berarti ringan dan aperari yang berarti
bekerja. Dari kata lain, dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah co dan
operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah cooperative
vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kata coopration kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi
sebagai koperasi yang dibakukan menjadi sebuah istilah KOPERASI, yang
berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaanya yang sifatnya sukarela.
Pengertian dari koperasi menurut Undang-Undang No. 25 tahun
1992 adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
kunpulan dari beberapa koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama.
Pada konsep koperasi adanya pemikiran bahwa dasarnya
perkembangan konsep yang ada berasal dari negara-negara barat dan
negara paham sosialis. Konsep koperasi barat menyatakan bahwa koperasi
merupakan organisasi swasta yang dibentuk seacara sukarela oleh orang-
orang yang mempunyai persamaan kepentingan. Konsep koperasi sosialis
menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh
pemerintah, dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk
menunjang perencanaan nasional.
2. Koperasi Syari’ah
Koperasi syari’ah juga memiliki pengertian yang sama yang
kegiatan uasahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan
simpanan sesuai pola bagi hasil atau lebih dikenal dengan jasa keuangan
syariah.
Pengertian koperasi jasa keuangan syariah menurut keputusan
Menteri Nomer 91/Kep/m.KUKM/IX/2004 adalah “Koperasi yang
kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan
sesuai pola bagi hasil (syariah)”. Koperasi itu sendiri adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syriah pada hakekatnya
merupakan solusi guna mengatasi keperluan dana bagi masyarakat
golongan lemah, khusunya kalangan usaha kecil dan mikro. Oleh karena
itu pemerintah berusaha mengembangkan iklim yang kondusif untuk
mendorong perkembangan kegiatan usaha pola syariah.
B. Produk dan layanan
1. Tabungan dan simpanan
Dalam koperasi jasa kauangan syariah banyak menyediakan
layanan dalam bentuk simpanan diantaranya:
a. Wadiah yadh Dhamananh, simpanan anggota pada koperasi
dengan akad wadiah namun dengan seijin penyimpan dapat
dgunakan oleh KJKS dan UJKS untuk kegiatan operasional
koperasi, dengan ketentuan penyimpan tidak mendapatkan
bagi-hasil ataus penyimpan dananya.
b. Mudharabah Al-Muthalaqah, yang diperlukan sebagai para
investasi anggota untuk dimanfaatkan secara produktif dalam
bentuk pembiayaan koperasi dengan ketentuan penyimpan
mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan dananyasesuai
nisbah yang telah disepakati
c. Mudharabah berjangka, yang penyetoran dilakukan sekali dan
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertenyu
menurut perjanjian.
Sedangkan pada tabungan konvensional adalah penyimpanan dan
penarikannya sesuia dengan persyaratan yang telah ditetapkan (Martono,
2002), ada dua metode yang diplikasikan yang pertama, penerapan sisem
bunga, baik seperti tabungan maupun produk pinjaman diberikan
berdasatkan tingkat bunga tertentu. Yang kedua, sistem biaya atau diebut
dengan “fee-based”.
2. Pembiayaan
Dalam koperasi jasa kauangan syariah banyak menyediakan
layanan pembiayaan diantaranya:
a. Pembiayaan Mudharabah, akad kerjasma permoalan usaha
dimana koperasi sebagai pemilik modal menyetorkan kepada
anggota untuk melakukan kegiatan usaha sesuia akad dengan
pembagian keuntungan dibagi bersama sesuai dengan
kesepakatan.
b. Pembiayaan Musyarakah, akad kerjasam permodalan usaha
antara koperasi dengan satu pihak atau beberapa pihak denga
pemilik modal pada usaha tertentu, untuk menggabungkan
modal dan melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan
dengan nisbah yang telah disepakati.
c. Piutang Murabahah, tagihan atas transaki penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang
telah disepakati pihak koperasi dan anggota atas transaksi
tersebut, yang mewajibkan anggota untuk melunasi
kewajibannya sesuai deng jangka waktu tertentu disertai
dengan pembayaran imbalan berupakeuntungan yang telah
disepati sesuai akad.
d. Piutang Salam, tagihan anggota terhadap koperasi atas
transaksi barang dengan cara pembayaran dimuka dan
pengiriman barang dilakukan kemudian dengan ketentuan
bahwa spesifikasi telah disepakati pada transaksi akad salam.
e. Piutang Istisna, tagihan atas transaksi dalam bentuk pemesanan
dengan kriteria dan persyaratan tertenu yang telah disepakati
dengan cara pembayarannya dapat dilakukan dimuka,
diangsur, atau di tangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
f. Piutang Ijarah, tagihan akad sewa menyewa antara penyewa
dengan yang menyewakan atas objek sewa untk mendapatkan
imbalan atas yang disewakan.
g. Qardh, kegiatan transaksi dengan akd pinjaman dana non
komersial dimana si peminjam mempunyai kewajiban untuk
membayar pokok dana yang dipinjam kepada koperasi yang
meminjamkan tanpa imbalan atau bagi hasil dalam waktu
tertentu sesuai kesepakatan.
Sedangkan pada pembiaayaan koperasi konvensional akan
diberikannya bunga pada setiap nasabah sebagai keuntungan koperasi
C. Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas tersebut (Munawir, 1997). Akuntansi merupakan alat
komunikasi antara para pelaku bisnis dan ekonomi. Informasi akuntansi
yang disajikan dalam laporan keuangan memberikan gambaran tentang
kondisi perusahaan , dan digunakan oleh manajemen sebagi alat untuk
mengkomunikasikan kinerja keuangan perusahaan kepada para pengguna
laporan keuangan yangmembutuhkan, sehingga dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.
Menurut Harahap (2004), laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari suatu sitem atau siklus proses akuntansi yang memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan
pada satu tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba
rugi perusahaan pada periode tertentu. Laba rugi menggambarkan
hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta
biaya-biaya yng dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta
labanya.
3. Laporan sumber penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dana dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dana bisa diartikan
kas, bisa juga modal kerja.
4. Laporan arus kas. Laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk
dan arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam
kelompok-kelompok kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan.
Dalam mengukur efisiensi modal kerja suatu koperasi dapat diukur
dengan menggunakan beberapa rasio diantaranya rasio likuiditas, aktivitas,
solvabilitas dan profitabilitas. Hasil dari perhitungan rasio tersebut dapat
memberikan gambaran tentang efisien dan tidak efisien keadaan suatu
koperasi apabila dibandingkan dengan angka rasio standar. Rasio
keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering
dipergunakan yaitu : Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan
Rasio Rentabilitas
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian financial
jangka pendek yang berupa hutang–hutang jangka pendek (short time
debt) Adapun yang tergabung dalam rasio ini adalah :
a. Current Ratio (Rasio Lancar) Merupakan Rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar
yang dimiliki.
b. Quick Ratio (Rasio Cepat) Merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid .
2. Ratio Solvabilitas disebut juga ratio leverage yaitu mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang
dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang
rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Ratio Leverage
adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap
Ekuitas)Merupakan Perbandingan antara hutang–hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total
Aktiva) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan
hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva yang diketahui.
3. Rasio Rentabilitas disebut juga sebagai Rasio Profitabilitas yaitu rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan, Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Merupakan perandingan
antar penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan
dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang
dapat dicapai dari jumlah penjualan.
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Merupakan rasio yang
digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
c. Earning Power of Total investment. Merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkankeuntungan netto.
d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas) Merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik
saham biasa maupun saham preferen.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA