Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI

“KRITIK KEYNESIAN TERHADAP PEMIKIRAN KLASIKAL“

DOSEN PENGAMPU : Agung Slamet Sukardi, S.E.,M.Si

Disusun Oleh :
Huda Einurohmah (B300170155)
Enri Difa Novanto (B300170170)
Mohamad Komarudin H (B300170172)
Ari Septia Ningrum (B300170187)

EKONOMI PEMANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
.DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pandangan Ahli Ekonomi Klasik.............................................................. 5

B. Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik........................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dengan judul “Kritik
Keynesian Terhadap Pemikiran Klasikal dan Debat Antar Pemikiran Ekonomi”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengamu kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

30 Novemer 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun 1960-an ahli-ahli ekonomi telah merasa puas dengan analisis


keseimbangan makro ekonomi yaitu analisi yang mengabaikan aplikasi perubahan harga
ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi dan menekankan segi permintaan dalam
analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan
ekonomi di berbagai negara dalam tahun 1970-an yang pada umumnya menghadapi
masalah inflasi serius dalam keadaan tingkat pengagguran yang cukup tinggi,
menimbulkan kesadaran bahwa analisis yang ada belum dapat memberikan gambaran
yang tepat mengenai peristiwa yang mungkin berlaku dalam perekonomian.

Kelemahan ini mendorong kepada perkembangan model penemuan keseimbangan


kegiatan ekonomi negara yang menunjukkan bagaimana perubahan harga akan
mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja. Analisis
ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih lengkap karena tidak saja
memberi gambaran tentang implikasi perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalam
suatu perekonomian tetapi juga menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas
penawaran agregat yaitu jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan
dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan ahli ekonomi klasik?
2. Bagaimana kritik Keynes terhadap pandangan klasik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan ahli ekonomi klasik.
2. Untuk mengetahui kritik Keynes terhadap pandangan klasik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan Ahli Ekonomi Klasik

Pendapat para ahli ekonomi Klasik yang didasarkan pada keyakinan bahwa di
dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan menyatakan dalam
suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu tercapai. Dalam perekonomian tidak akan pernah terjadi kekurangan
permintaan jika para produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan produk
baru. Jika barang diproduksi maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan
terhadap barang tersebut. Dapat dinyatakan bahwa penawaran yang bertambah akan
secara otomatis menciptakan pertambahan permintaan. Hal tersebut dilihat dari
pandangan Jean Baptiste Say (1767-1832), seorang ahli ekonomi Klasik bangsa Prancis.
Ia mengatakan “supply creates its own demand”. Menurut pendapatnya setiap
perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi, jika terjadi mka itu hanya
sementara.

Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya


jumlah produksi akan turun di sektor-sektor yang mengalami kelebihan produksi dan
akan naik di sektor-sektor di mana permintaan terhadap produksi yang berlebihan.
Berdasar pada pandangan seperti itu para ahli ekonomo Klasik berkeyakinan bahwa di
dalam suatu perekonomian sering sekali wujud keadaan di mana jumlah keseluruhan
penawaran barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan terhadap barang-
barang tersebut (permintaan agregat) yang sama besarnya. Karena itu, kekurangan
permintaan tidak akan berlaku.

1. Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten

Kebenaran pendapat bahwa dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sektor di
mana penerima-penerima pendapatan tidak menabung dan para pengusaha tidak
menanam modal, tidak dapat disangkal. Di mana nilai produksi yang diciptakan sektor
perusahaan akan selalu sama dengan nilai seluruh pengeluaran yang yang dilakukan
rumah tangga.

Dalam sirkulasi aliran pendapatan dalam ekonomi subsisten di bawah ini pada
aliran subsisten menyatakan bahwa seluruh faktor produksi perusahaan berasal dari
rumah tangga. Kemudian keseluruhan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi merupakan pendapatan sector rumah tangga. Sektor rumah tangga merupakan
konsumen dari barang dan jasa yang di produksikan oleh sektor perusahaan. Di dalam
prekonomian subsisten tidak terdapat penabungan. Ini berarti seluruh pendapatan sektor
rumah tangga akan dibelanjakan. Mereka akan selalu menggunakan seluruh pendapatan
yang mereka terima untuk memperoleh barang atau jasa yang mereka butuhkan.

2. Corak Kegiatan Perekonomian Modern

Perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan


sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Seperti halnya dalam sirkulasi aliran
pendapatan dalam ekonomi modern di atas, aliran 3 menyatakan tabungan di lembaga
keuangan yang berasal dari rumah tangga, akan dipinjamkan kepada pengusaha atau
penanam modal (aliran 4) akan digunakan untuk kegiatan investasi, yaitu melakukan
pembelian barang-barang modal. Investasi akan menambah jumlah barang modal yang
tersedia dan meninggikan kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang
kebutuhan masyarakat. Sebagai balas jasa kepada kesediaan para penerima pendapatan
untuk menabung sebagian dari pendapatan mereka, pengusaha akan membayar bunga
atas seluruh tabungan yang disediakan oleh sektor rumah tangga.

Para ahli ekonomi Klasik yakin bahwa walaupun rumah tangga akan menabung
sebagian pendapatan yang diperolehnya, kekurangan dalam permintaan tidak akan
terjadi. Keyakinan ini didasarkan pada pandangan yang mengatakan bahwa semua
tabungan sektor rumah tangga yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
akan digunakan oleh para pengusaha untuk investasi. Oleh karenanya jumlah seluruh
pengeluaran dalam perekonomian (pengeluaran agregat), yang meliputi konsumsi oleh
rumah tangga dan investasi oleh para pengusaha, akan selalu sama dengan nilai seluruh
produksi yang diciptakan oleh sektor perusahaan pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh. Dengan kata lain, pengeluaran agregat yang dicapai pada waktu tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan penawaran agregat pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh.

3. Penentuan Suku Bunga

Menurut pedapat para ahli ekonomi Klasik suku bunga menentukan besarnya
tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan
dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan pula dalam tabungan rumah tangga dan
permintaan dana untuk investasi perusahaan. Perubahan-perubahan dalam suku bunga
akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan di antara jumlah tabungan dengan
jumlah permintaan dana investasi tercapai.

4. Faktor yang Mnenetukan Suku Bunga

Menurut para ahli ekonomi Klasik, keadaan keseimbangan di antara tabungan dan
investasi adalah keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian. Sebab jumlah
tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga
kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat
pada penggunaan tenaga kerja penuh.

5. Penyesuaian dalam Pasar Modal

Apabila terdapat ketidaksmaan di antara penawaran tabungan oleh rumah tangga


dan permintaan tabungan oleh para pengusaha, akan terjadi perubahan-perubahan dalam
suku bunga. Berdasarkan kepada fleksibilitas, para ahli ekonomi Klasik yakin bahwa
perubahan dalam suku bunga ini pada akhirnnya akan menciptakan keadaan di mana
tabungan yang tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh adalah sama dengan
investasi oleh perusahaan-perusahaan.

6. Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan Ekonomi

Para ahli ekonomi Klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian akan selalu
tercapai tinggkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agregat dpat
mencapai tingkat penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh. Penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu wujud dalam perekonomian.

7. Fleksibilitas Upah dan Kegiatan Ekonomi

Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para penganggur akan


bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Di
dalam analisis mereka ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan:

a. Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum.


b. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama
dengan produksi fisik marjinal.

8. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian

Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat


tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan
ditentukan oleh:

a. Jumlah barang modal yang tersedia akan digunakan dalam perekonomian (K)
b. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
c. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R).
d. Tingkat teknologi yang digunakan (T).

Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut:

Y = f (K, L, R, T)

9. Kelemahan Pandangan Klasik

Dalam teori Keynes ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes yang sebaliknyalah
yang selalu berlaku, yaitu: perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan
penggunaan tenaga kerja penuh jarang berlaku.
Analisis-analisis yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi Klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai sebab-sebab pengangguran yang disebabkan oleh
kekurangan permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinan mereka bahwa di dalam
perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu
menjamin terwujudnya tingkat pengangguran tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka
mengabaikan analisis terhadap permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.

B. Kritik Keynes Terhadap Pandangan Klasik

Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik, yaitu
bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian.
Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dengan ahli-ahli ekonomi
Klasik bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua persoalan berikut:

Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku


bunga dalam prekonomian dan Sifat-sifat perkaitan di antara tingkat upah dengan
penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha :

1. Penentu Tabungan dan Investasi

a. Penentu tabungan
Menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumah
tangga (bukan suku bunga) yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan
yang akan dilakukan oleh rumah tangga.
b. Penentu Investasi
Keynes tetap mengakui bahwa suku bunga memegang peranan yang
cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi.
Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini adalah menggalakkan dan di
masa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh lebih cepat, maka walaupun
suku bunga adalah tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi.
c. Masalah Kekurangan Pengeluaran Agregat
Menurut pendapat Keynes pada umumnya investasi yang dilakukan oleh
para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah
tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh
karenanya perbelanjaan agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari
produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh.

2. Perbedaan Pendapat Mengenai Penentu Tabungan

Dalam pandangan Klasik menyatakan makin tinggi tingkat suku bunga maka
semakin banyak tabungan yang dilakukan oleh massyarakat. Sedangkan menurut
pandangan Keynes apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat
negatif. Keadaan ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk
membiayai hidupnya. Selain itu Keynes juga menyatakan bahwa semakin tinggi
pendapatan masyarakat, maka semakin banyak tabungan masyarakat.

3. Penentu Suku Bunga Menurut Pandangan Keynes

Menurut Keynes keseimbangan diantara permintaan dan penawaran uang, yaitu


MD=MS akan menentukan suku bunga. Dengan demikian, apabila pada mulanya
dimisalkan penawaran uang adalah MS0 maka keseimbangan MD=MS akan dicapai pada
titik E dan suku bunga adalah r. Kenikan penawaran uang dari MS0 menjadi MS1 akan
memindahkan keseimbangan permintaan dan penawaran uang ke E1 dan menyebabkan
suku bunga turun ke r1.

4. Tingkat Upah dan Kegiatan Ekonomi

Dibandingkan pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik dengan kenyataan yang


sebenarnya wujud dalam perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah
tidak mudah mengalami penurunan. Akibatnya pengangguran menjadi lebih sukar untuk
dihapuskan. Dalam perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang
selalu mempertahankan dan memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja. Keadaan
inilah yang menyebabkan tingkat upah tidak mudah untuk diturunkan.

5. Penentuan Kegiatan Ekonomi Menurut Pandangan Keynes

Pokok pandangan Keynes mengenai tingkat kegiatan suatu perekonomian adalah


sebagai berikut:
a. Peranan perbelanjaan agregat dalam menentukan kegiatan ekonomi.
b. Komponen utama dari perbelanjaan agregat.
c. Contoh angka dan gambaran secara grafik mengenai penentuan kegiatan suatu
perekonomian.

6. Peranan Permintaan Agregat dalam Kegiatan Ekonomi

Analisis Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan


oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk
membayar barang dan jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam perekonomian.
Makin besar permintaan efektif, makin kecil jurang di antara tingkat kegiatan ekonomi
yang tercapai dengan tingkat kegiatan ekonomi pada tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh. Akibatnya tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah.

7. Penentu-penentu Perbelanjaan Agregat

Dalam anaisis Keynes membagikan permintaan agregat kepada dua jenis


pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para
pengusaha. Pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen: konsumsi
rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.

8. Penentuan Kegiatan Ekonomi Suatu Negara

Untuk menentukan kegiatan ekonomi suatu negara hal yang perlu diperhatikan
adalah pendapatan nasional dengan pengeluaran agregat. Ketika pendapatan nasional
tinggi sedangkan pengeluaran agregat rendah, keadaan barang yang diproduksi  tidak
dapat dijual sehingga perusahaan harus mengurangi tingkat kegiatan produksi.
Sebaliknya apabila pendapatan nasional lebih rendah dari pengeluaran agregat maka yang
harus dilakukan adalah dengan menambah jumlah produksi atau perusahaan melakukan
ekspansi. Ekspansi ini akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Apabila pendapatan nasional turun maka pengangguran bertambah. Perekonomian
mencapai keseimbangan jika pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional.
Keseimbangan ini menentukan tingkat pendapatan nasional yang akan dihasilkan sektor
perusahaan dan tingkat kesempatan kerja yang akan dicapai.
9. Pendekatan Terkini Dalam Penentuan Kegiatan Perekonomian

Sejak penerbitan buku The general theory, analisis makro ekonomi semakin
berkembang. Terdapat pemikiran-pemikiran baru yang mengkritik dan menyokong
pandangan Keynes. Analisis yang berhubungan dengan makroekonomi sesudah Keynes
dapat dibedakan kepada empat pemikiran berikut: golongan monetaris, golongan
ekspekstasi nasional, golongan segi penawaran dan golongan Keynesian baru.

a. Golongan monetaris
Golongan ini dipelopori oleh Milton Fredman, yang lama mengembangkan karirnya
di universitas Chicago. Pada dasarnya friedman mengkritik pandangan Keynes dalam
hal-hal berikut:

1) Friedman yakin system pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan
ekonomi dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada
kesempatan kerja penuh, oleh karena itu Friedman tidak menyokong campur
tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi.
2) Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat
kegiatan ekonomi. Perubahan-perubahan penawaran uang sangat penting artinya
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga. dia mengkritik
pandangan Keynes yang sangat menekankan kapada peranan pengeluaran agregat
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.
3) Mengenai bentuk kebijaksanaan pemerintah, apabila diperlukan friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut
friedman kebijakan fiscal yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu
besar efeknya dalam mempengaruhi kegiatan perekonomian.

b. Ekspektasi Rasional (Klasik baru)


Pandangan golongan ekspektasi rasional didasarkan kepada dua pemisalan
penting, yang pertama teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi
bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai
informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. mereka juga
meramalkan keadaan-keadaan yang akan berlaku dimasa depan. Selanjutnya dengan
pemikiran yang rasional mereka dapat menentukan reaksi terbaik terhadap perubahan
yang diramalkan akan berlaku.

Yang kedua adalah sesuai dengan pendapat ahli ekonomi klasik, teori ekspektasi
rasional berpendapat bahwa semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan
cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku. Kekurangan
penawaran barang akan menaikan harga, dan kelebihan penawaran mengakibatkan harga
turun. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan
diketahui oleh semua pelaku pasar. Perekonomian selalu beroperasi pada tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan kebijakan diskresioner pemerintah (kebijakan fiscal
maupun moneter) tidak akan dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Golongan klasik
baru berkeyakinan pelaku kegiatan ekonomi jarang melakukan kesalahan dalam
ekspektasinya mengenai keadaan masa depan. Oleh sebab itu pada umumnya
perekonomian akan selaku beroperasi pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Pangangguran yang ada merupakan pengangguran yang bersifat sukarela.

c.nEkonomi segi penawaran

Pandangan yang mengembangkan pemikiran mengenai segi penawaran datangnya


bukan dari kalangan akademisi tetapi oleh penasihat-penasihat ekonomi dalam
pemerintahan Ronald Reagan (yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun
1980). Munculnya pemikiran ekonomi segi penawaran didorong oleh dua perkembangan
penting yang berlaku dalam tahun 1970an dan pemulaan tahun 1980an. Faktor yang
pertama adalah berlakunya stagflasi pada tahun 1970 diberbagai perekonomian negara
industri. Faktor yang kedua adalah terpilihnya Ronald Reagan sebagai presiden amerika
serikat.
Kedua factor tersebut menyebabkan penasehat dan perumus kebijakan ekonomi
dalam pemerintah Reagan menumpukkan perhatian yang lebih banyak kepada
mempengaruhi segi panawran dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi mereka.
Dalam kebijakan fiskal dan moneter yang selaku dijalankan ahli-ahli ekonomi golongan
Keynesian pengangguran dicoba diatasi dengan menjalankan kebijakan moneter dan
fiscal yang bersifat ekspansif. Dalam keadaan stagflsi kebijakan seperti itu untuk
menambahkan pengangguran tenaga kerja akan diikuti oleh inflasi yang semakin cepat
jalannya. Untuk menghindari berlakunya inflasi tersebut ahli-ahli ekonomi segi
penawaran mengusulkan beberapa kebijaksanaan yang hakekatnya akan mempengaruhi
efisiensi berbagai perusahaan. Tindakan seperti itu menurut pendapat mereka akan
meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan pendapatan nasional dan pada waktu yang
sama mengatasi inflasi. Untuk mencapai tujuan ini kebijakan ekonomi segi penawaran
berusaha mewujudkan keadaan sebagai berikut:
 Para pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien.
 Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi.
 Mengmbangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan.
Tujuan-tujuan diatas dapat dicapai dengan cara: mengurangi pengeluaran
pemerintah, menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan
masyarakat yang berpendapatan tinggi, penswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah
yang tidak penting peranannya kepada masyarakat dan mendorong persaingan yang lebih
sempurna di pasaran barang dan pasaran factor.

d.nKeynesian Baru

Pada dasarnya bereka belum dapat menerima kritik golongan ekspektasi rasional
yang berkeyakinan system pasaran adalah sempurna dan dapat dengan sendirinya
membuat penyesuaian sehingga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan
kerja penuh. Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan
pasaran factor yang mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari kesempatan
kerja penuh mungkin berlaku.
Pertama tama mereka berpendapat apabila berlaku pengangguran yang serius
dalam perkonomian, tingkat upah tidak akan dengan mudah mengalami penurunan untuk
mnyeimbangkan permintaan buruh dengan penawarannya. dengan demikian mekanisme
pasar di pasar tenaga kerja tidak sempurna, dan tidak dapat menjamin tercapainya
kesempatan kerja penuh. Berdasarkan keyakinan mengenai ketidaksempurnaan pasar
barang dan pasar factor, mereka tetap berkeyakinan kebijakan pemerintah masih cukup
diperlukan untuk menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengasahakan agar perkonomian
tetap mencapai kesempatan kerja penuh.
BAB III

KESIMPULAN

Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan di antara Keynes dengan ahli-ahli


ekonomi Klasik yaitu Penentu tabungan dan Investasi. Menurut pendapat Keynes pada
umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah
tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh. Dalam perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang
selalu mempertahankan dan memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja, menurut
pendapat ahli ekonomi klasik ,dalam suatu perekonomian yang di atur oleh mekanisme
pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini
didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat
kekurangan permintaan. Apabila pada produsen menaikkan produksi mereka atau
menciptakan jenis jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu
terdapat permintan terhadap barang barang itu. Maka dalam perekonomian pada
umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan. Keynes tidak menyetujui
pandangan yang paling pokok dalam teori klasik ,yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat penggunaan tenaga
kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi ,dalam hal itu disebabkan karena
kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono, Makroekonomi Teori Pengantar . Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.

Sukirno,Sadono. Makroekonomi Modern. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.

Rohlf , William D. 1999. Introduction to Economic Reasoning, 4th Edition. New Jersey :


Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai