Perbedaan saham dan obligasi yang pertama adalah batas masa berlakunya.
Antara saham dan obligasi memiliki batas waktu yang berbeda. Pemilik
saham, masih memiliki hak atas keuntungan dan suara selama perusahaan
itu berdiri dan pemilik saham masih memiliki surat bukti kepemilikan
sahamnya. Sedangkan perbedaan saham dan obligasi adalah, obligasi
memiliki masa berlaku yang jelas yang tertera di dalam surat. Sehingga
saham merupakan pilihan yang tepat jika Anda ingin berinvestasi jangka
panjang. Namun, yang harus Anda ingat bahwa saham juga termasuk high
risk high return investment yaitu, saham bisa mendatangkan keuntungan
banyak namun juga memiliki risiko yang tinggi.
2. Tingkat Keuntungan
Perbedaan saham dan obligasi yang ketiga adalah pajak yang dikenakan.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hasil yang diterima dari saham
adalah dividen atau keuntungan dari saham yang Anda miliki adalah jumlah
total setelah dipotong pajak. Sebaliknya perbedaan saham dan obligasi,
bunga obligasi lebih dulu dikeluarkan sebagai biaya, jadi bisa dianggap tidak
kena pajak.
perbedaan saham dan obligasi dari segi resikonya. Untuk Obligasi, Anda harus
memahami beberapa resikonya seperti:
Resiko Gagal Bayar, Perputaran uang yang tidak bagus dapat mengakibatkan
sebuah perusahaan gagal bayar surat obligasi yang sudah jatuh tempo. Resiko ini
besar terjadi pada perusahaan swasta. Karena membeli surat obligasi negara
dijamin oleh negara bahwa akan selalu dikembalikan menggunakan dana APBN.
Risiko Capital Loss – Capital loss adalah momen dimana investor merugi karena
harga obligasi di bandrol lebih rendah dari harga saat membeli. Perubahan suku
bunga, persoalan politik ekonomi, permasalah global dan kerusuhan dalam negeri
menyebabkan peristiwa capital loss.
Risiko Likuiditas – Surat obligasi cukup sulit dijual kembali dalam tempo singkat.
Investasi obligasi dinilai tidak cukup likuid. Jika terpaksa menjual kembali surat
obligasi sebelum jatuh tempo. Maka investor akan mengalami kerugian.