Anda di halaman 1dari 2

perbedaan saham dan obligasi:

1. Batas Masa Berlaku

Perbedaan saham dan obligasi yang pertama adalah batas masa berlakunya.
Antara saham dan obligasi memiliki batas waktu yang berbeda. Pemilik
saham, masih memiliki hak atas keuntungan dan suara selama perusahaan
itu berdiri dan pemilik saham masih memiliki surat bukti kepemilikan
sahamnya. Sedangkan perbedaan saham dan obligasi adalah, obligasi
memiliki masa berlaku yang jelas yang tertera di dalam surat. Sehingga
saham merupakan pilihan yang tepat jika Anda ingin berinvestasi jangka
panjang. Namun, yang harus Anda ingat bahwa saham juga termasuk high
risk high return investment yaitu, saham bisa mendatangkan keuntungan
banyak namun juga memiliki risiko yang tinggi.

Perbedaan saham dan obligasi, di lain sisi obligasi memiliki keuntungannya


sendiri karena jangka waktu yang sudah ditentukan. Karena Anda bisa
berpindah ke investasi lainnya apabila jangka waktu perjanjian telah habis.
Sehingga, jika perusahaan mengalami kerugian tetapi jangka waktu perjanjian
telah berakhir, Anda tidak terlibat apa-apa lagi.

2. Tingkat Keuntungan

Perbedaan saham dan obligasi lainnya adalah tingkat keuntungan yang


didapat. Keuntungan dari investasi bersifat fluktuatif, artinya tidak bisa
diperkirakan dan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung keuntungan
perusahaan.

Berbeda dengan obligasi, perbedaan saham dan obligasi keuntungan dan


kepemilikan obligasi, biasanya bisa didapatkan setiap bulan dengan jumlah
yang tetap stabil sampai masa berlaku surat perjanjian berakhir. Jika Anda
suka dan berani dalam mengambil resiko, mungkin saham menjadi pilihan
yang tepat. Tetapi, jika Anda ingin mendapatkan hasil yang stabil, obligasi
menjadi pilihan yang aman.

3. Pajak yang Dikenakan

Perbedaan saham dan obligasi yang ketiga adalah pajak yang dikenakan.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hasil yang diterima dari saham
adalah dividen atau keuntungan dari saham yang Anda miliki adalah jumlah
total setelah dipotong pajak. Sebaliknya perbedaan saham dan obligasi,
bunga obligasi lebih dulu dikeluarkan sebagai biaya, jadi bisa dianggap tidak
kena pajak.

perbedaan saham dan obligasi dari segi resikonya. Untuk Obligasi, Anda harus
memahami beberapa resikonya seperti:

 Resiko Gagal Bayar, Perputaran uang yang tidak bagus dapat mengakibatkan
sebuah perusahaan gagal bayar surat obligasi yang sudah jatuh tempo. Resiko ini
besar terjadi pada perusahaan swasta. Karena membeli surat obligasi negara
dijamin oleh negara bahwa akan selalu dikembalikan menggunakan dana APBN.
 Risiko Capital Loss – Capital loss adalah momen dimana investor merugi karena
harga obligasi di bandrol lebih rendah dari harga saat membeli. Perubahan suku
bunga, persoalan politik ekonomi, permasalah global dan kerusuhan dalam negeri
menyebabkan peristiwa capital loss.
 Risiko Likuiditas – Surat obligasi cukup sulit dijual kembali dalam tempo singkat.
Investasi obligasi dinilai tidak cukup likuid. Jika terpaksa menjual kembali surat
obligasi sebelum jatuh tempo. Maka investor akan mengalami kerugian.

Sedangkan risiko dari investasi saham adalah:

 Tidak Menerima Deviden – Deviden merupakan bagi hasil perusahaan kepada


investor. Namun bila perusahaan mengalami kerugian, maka investor tidak akan
menerima dividen.
 Suspend – Perusahaan diberhentikan baik untuk sementara maupun permanen oleh
BEI dan OJK karena bermain curang seperti menaikan harga saham dengan cara
yang fiktif. Hal tersebut dinilai tidak sportif dan menyalahi peraturan dalam pasar
modal.
 Delisting – Mirip dengan suspend, namun resiko perusahaan yang delisting adalah
tidak lagi diperbolehkan bermain dalam pasar modal. Alias BEI tidak mau menjual
saham perusahaan tersebut, karena selalu merugi dan memiliki banyak skandal
negatif seputar perusahaan.
 Perusahaan Pailit – Jika perusahaan tempat anda berinvestasi mendadak bangkrut
akan berimbas pada gagal bayar. Apabila terjadi gagal bayar maka bisa dipastikan
dana investasi anda akan turut melayang.
 Fluktuasi Pasar – Harga saham sangat bergantung pada sentimen pasar. Sehingga
harga saham terus berubah mengikuti situasi yang terjadi. Fakta ini bisa menjadi
resiko namun dapat pula disebut sebagai peluang. Masih ingat penjelasan mengenai
membeli saham saat kondisinya lemah.

Anda mungkin juga menyukai