Anda di halaman 1dari 56

SAHAM DAN OBLIGASI

saham dan obligasi


saham adalah suatu bentuk surat dengan nilai yang berharga sebagai tanda bukti
kepemilikkan terhadap aset perusahaan dengan jumlah tertentu. Sedangkan
obligasi adalah suatu bentuk surat hutang sebagai tanda bukti bahwa suatu
perusahaan menerima dana modal dari pemilik modal dengan jumlah yang telah
ditetapkan. Penerbit obligasi disebut dengan debitur, sedangkan pemegang
obligasi disebut kreditur, dan koupon obligasi adalah besaran bunga pinjaman
yang harus dibayarkan beserta jumlah pokoknya.
Perbedaan saham dan obligasi
Perbedaan Saham Obligasi

Sebagai tanda bukti kepemilikkan Sebagai tanda bukti atas pengakuan


hutang suatu perusahaan terhadap
Fungsi suatu aset perusahaan yang memiliki pemberi modal dengan jumlah
besaran yang ditetapkan tertentu

Tidak memiliki keterbatasan waktu Memiliki waktu yang terbatas dengan


Jangka waktu dalam penggunaannya ketetapan tanggal jatuh tempo

Pemegang saham mendapatkan Pemegang obligasi mendapatkan


bagian pendapatan perusahaan
Asal penghasilan dengan jumlah yang tidak menentu bunga dengan jumlah yang
ditetapkan
(tergantung laba perusahaan)
Perbedaan saham dan obligasi
Perbedaan Saham Obligasi
Penghasilan tetap stabil dan
Besar keuntungan Tergantung besaran keuntungan sesuai yang ditetapkan tanpa
perusahaan terpengaruh oleh untung rugi
suatu perusahaan tersebut
Pembagian keuntungan kepada Tanpa pajak, bunga obligasi
Sisi perpajakan pemilik saham adalah setelah sudah bisa dibagikan kepada
terpotong pajak pemegang obligasi

Harga saham dipengaruhi oleh Harga obligasi cenderung


Fluktuasi harga kondisi Ekonomi mikro dan Makro stabil namun sensitive
 sehingga bersifat fluktuatif terhadap perubahan inflasi
dan bunga
Perbedaan saham dan obligasi

Perbedaan Saham Obligasi

Pemegang obligasi tidak


Pemegang saham mempunyai hak
Hak suara atas memberikan suara terhadap mempunyai hak memberikan
perusahaan kebijakan perusahaan suara terhadap kebijakan
perusahaan

Hak klaim inferior (hanya sisa aset


perusahaan saja setelah hutang
terlunasi) kepada pemegang saham Hak klaim kepada pemegang
Jika terjadi likuidasi diberikan saat terjadi likuidasi. Hal obligasi bisa dilakukan lebih
ini berisiko kepada pemegang dini dengan mendapatkan
(kebangkrutan) saham bahwa akan ada sebagian/seluruh aset
kemungkinan kehilangan seluruh perusahaan.
modal yang ditanamkan di
perusahaan.
 Saham adalah bukti keikutsertaan dalam kepemilikan suatu perusahaan
jika para pemodal membeli saham berarti mereka membeli prospek
perusahaan. Kalau prospek perusahaan baik, harga saham akan
meningkat

 Memiliki saham berarti memiliki perusahaan.


Proporsi saham yang dimilki menunjukkan proporsi
kepemilkikan terhadap perusahaan.

SAHAM
keuntungan investasi saham
Dua keuntungan berinvestasi saham yaitu dividen yang diterima oleh pemegang
saham dan capital gain.
jika perusahaan berkembang dengan baik maka nilai perusahaan akan
meningkat. Dalam keadaan tersebut harga saham menjadi lebih tinggi dari harga
pada waktu membeli. Dalam kondisi tersebut pemegang saham memperoleh
Capital gain. Capital gain adalah penghasilan yang diterima oleh pembeli saham
akibat kenaikan harga saham.
high risk-high return
• investasi saham mempunyai peluang keuntungan yang tinggi namun juga
1 memiliki potensi risiko yang besar.

• saham memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain)


2 dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

• namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga dapat


3 membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.
resiko investasi saham
Tidak ada dividen • RUPS memutuskan untuk tidak membagikan dividen

Capital Loss • Jika harga jual saham lebih rendah dari pada harga belinya

Resiko likuidasi Jika emiten bangkrut atau di likuidasi

Saham delisting • Karena alasan ttt, saham dapat dihapus di Bursa.


• INVESTOR MENILAI SAHAM
.

• Memperkirakan harga pasar saham yang akan datang,


dan menentukan harga saham yang ditawarkan apakah
1 wajar atau tidak.

• Menentukan keputusan beli dan jual saham sehubungan


dengan kegiatan investasi guna menghindari kerugian
2 dan optimalisasi return.
menilai saham
• Nilai buku (book value), adalah nilai saham yang didasar kan pada
1 pembukuan emiten.

• Nilai pasar, adalah harga saham berdasarkan harga pasar (Market Price)
2 dan tergantung permintaan dan penawaran.

• Nilai intrinsik saham adalah nilai nyata/seharusnya dari saham yang


3 ditentukan dari faktor fundamental perusahaan
NILAI BUKU (BOOK
VALUE
Nilai buku per) lembar saham adl nilai aktiva bersih (net assets) yg
dimiliki pemilik dg memiliki satu lembar saham.
 Dilihat dr laporan keuangan perusahaan yg bersangkutan.

Total Ekuitas
 Nilai Buku = ____________________________
Jumlah Saham Biasa Yang Beredar
NILAI PASAR (MARKET VALUE)

 Harga saham di bursa saham pada saat tertentu.


 Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan di pasar bursa
NILAI INSTRINSIK
Nilai sebenarnya/seharusnya dari suatu saham. Calon investor
menghitung nilai instrinsik saham utk memutuskan strategi
investasinya.
 Jika nilai pasar > nilai instrinsik maka dikatakan overvalued
sehingga seharusnya saham dijual.
 Jika nilai pasar < nilai instrinsik maka dikatakan
undervalued sehingga seharusnya saham dibeli.
• MENENTUKAN NILAI SAHAM.
• Analisis teknikal  menghitung nilai instrinsik dr data
1 perdagangan saham (harga dan volume penjualan) yg telah lalu

• Analisis fundamental  menghitung nilai instrinsik menggunakan


2 data keuangan perusahaan
• HARGA SAHAM

• Tinggi rendahnya harga saham merupakan salah satu indikator


keberhasilan atau kinerja suatu perusahaan. Harga saham tergantung pada
1 arus kas yang dibayarnya kepada pemegang saham, penentuan waktu arus
kas dan risiko.

• Sedangkan tingkat dan risiko arus kas dipengaruhi oleh lingkungan


keuangan, investasi, pembiayaan dan keputusan kebijakan dividen yang
2 dibuat oleh manajer keuangan.
• TEORI NILAI SAHAM

• faktor yang mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham dapat


digolongkan menurut faktor rasional maupun faktor tidak rasional. Faktor
rasional berkaitan dengan analisis terhadap aspek fundamental dari
1 perusahaan yang memasuki pasar modal.

• Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa setiap saham memiliki nilai


hakikinya, yaitu nilai yang dilihat dari fakta. aspek fundamental seperti
earning per share, dividen per saham, struktur permodalan, potensi
2 pertumbuhan dan prospek perusahaan.
• TEORI NILAI SAHAM

• Brigham & Houston (2000 : 27) beberapa tindakan manajer dapat


mempengaruhi nilai perusahaannya. Namun masih ada sejumlah faktor
lain yang mempengaruhi harga saham, diantaranya adalah kendala
1 eksternal, tingkat perekonomian pada umumnya, pajak, serta keadaan
bursa saham.

• Lorie dan Brealey; harga saham perusahaan dipengaruhi oleh


variabel-variabel berikut : dividen yang dibayarkan, nilai buku,
2 pertumbuhan earning per share, standard deviasi pada laba
masing-masing perusahaan serta harga penutupan saham.
Earning per share (EPS)
Earning per share (EPS) atau yang disebut juga sebagai laba per saham
merupakan rasio keuangan yang mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh
per lembar saham yang beredar. EPS ini merepresentasikan jumlah uang yang
akan diterima oleh para pemegang saham atas setiap lembar saham yang
dimilikinya saat pembagian keuntungan saham yang beredar pada akhir tahun.
Pengaruh EPS THD Kinerja Perusahaan
 Semakin banyak jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi tingkat atau besar
laba per lembarnya. Sebab, keuntungan perusahaan akan dibagikan ke seluruh
lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
 Jadi, tingginya laba per lembar saham pada suatu perusahaan tidak selalu
menunjukkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain.
 Sebab tinggi rendahnya tingkat laba per lembar saham dipengaruhi oleh jumlah
saham yang beredar.
 Namun, prinsip umumnya adalah semakin tinggi earning per share perusahaan, maka
semakin menguntungkan untuk berinvestasi di dalamnya
JENIS-JENIS PASAR SAHAM
• Pasar perdana (primary market), Adalah pasar dimana perusahaan
1 menerbitkan sekuritas baru untuk menambah modal perusahaan.

• Pasar sekunder (secondary market) adalah pasar dimana saham yang


telah beredar (used Stock) diperdagangkan sesudah saham-saham
2 tersebut diterbitkan oleh perusahaan.
• Bursa emisi baru (new issue market) adalah pasar yang terdiri dari saham
perusahaan yang baru saja going public (yakni manakala saham
3 perusahaan keluarga ditawarkan pada masyarakat yang pertama kali).
Saham Biasa (Common Stock)
sebuah sertifikat atau piagam yang mempunyai fungsi sebagai bukti atas kepemilikan
suatu perusahaan termasuk aspek-aspek penting dalam perusahaan. Pemilik saham
akan memperoleh hak untuk mendapatkan sebagaian keuntungan tetap atau disebut 
deviden dari perusahaan tersebut dan juga memiliki kewajiban menanggung resiko atas
kerugian yang kemungkinan akan dialami perusahaan tersebut. Saham biasa dapat
mewakili atas klaim kepemilikan suatu perusahaan pada pendapatan dan aktiva yang
dimiliki perusahaan tersebut.
Saham Preferen (Preffered Stock)

 Adalah saham dimana pemiliknya memiliki preferensi atau hak untuk


diistimewakan dan didahulukan pada saat : (1) Pembagian dividen dan
(2) Pembagian asset apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan)
 Saham preferen merupakan sekuritas hibrit dimana saham tersebut
memiliki karakter saham juga karakter hutang karena besarnya
penghasilan yang diterima (dividen) nya tetap atau tidak mengalami
perubahan dari waktu ke waktu.
KARAKTERISTIK SAHAM BIASA
• pemegang saham biasa memiliki hak ikut dalam RUPS
1
• Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo tertentu
2
• besarnya dividen yang dibayarkan berfluktuasi sesuai kinerja perusahaan
3
Apabilah pemegang saham biasa adalah pemilik suatu perusahaan,
karena itu mereka memiliki hak-hak tertentu :
• Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi perusahaan serta
memilih siapa yang akan mengelola perusahaan.
1
• pemegang saham biasa seringkali memiliki hak yang disebut hak preemtif (preemptive right)
yakni ketentuan dalam anggaran dasar atau dalam anggaran rumah tangga perusahaan
2 yang memberikan kepada pemegang saham biasa

• Hak untuk membeli saham biasa (atau surat berharga konvertibel) yang baru diterbitkan.
3
Jenis-jenis saham biasa
 Saham bertingkat (Classified stock), yakni saham biasa yang diberi
tanda khusus seperti kelas A, kelas B dan sebagainya untuk memenuhi
keperluan khusus perusahaan.
 Saham pendiri perusahaan (Founders shares) adalah saham yang
dimiliki oleh pendiri perusahaan yang mempunyai hak suara tunggal
tetapi memilki dividen yang terbatas untuk beberapa tahun tertentu
Penilaian Saham Biasa
 Saham biasa menggambarkan kepemilikan dalam perusahaan, tetapi bagi investor
biasa, satu lembar saham biasa hanyalah sepotong kertas yang memiliki dua
karakteristik, yaitu :
 Kertas tersebut menunjukkan kepemilikannya atas dividen, tetapi hanya jika perusahaan
memiliki kelebihan laba untuk membayar dividen, dan hanya jika manajemen memilih
untuk membayar dividen dari pada menahan atau mereinvestasi semua laba tersebut.
 saham dapat dijual pada beberapa tanggal di masa depan, dengan harapan tingkat
harganya lebih tinggi dari harga beli. Jika saham benar-benar dijual diatas harga beli,
maka investor akan menerima keuntungan modal (capital gain).
OBLIGASI
OBLIGASI
Pengertian Obligasi

 Obligasi adalah kontrak utang jangka panjang dimana peminjam


setuju untuk membayar bunga dan pokoknya kepada pemegang
obligasi pada waktu tertentu
 Penerbit obligasi disebut dengan debitur, sedangkan pemegang
obligasi disebut kreditur, dan kopun obligasi adalah besaran bunga
pinjaman yang harus dibayarkan beserta jumlah pokoknya.
 
Karakteristik Obligasi
1. Nilai par atau nilai nominal
Nilai yang tertera pada kertas obligasi dan mewakili jumlah uang yang dipinjam oleh
perusahaan dan akan dibayarkan pada saat jatuh tempo (maturity).

2. Kupon/ tingkat bunga ( coupon rate )


Jumlah bunga tetap yang harus dibayarkan setiap tahun oleh perusahaan yang
mengeluarkan obligasi.  Contoh: par value Rp 10.000 bayar kupon Rp 1000 per
tahun. Artinya kupon sebesar 10%.
3. Nilai Intrinsik
Merupakan nilai teoritis dari suatu obligasi. Nilai ini diperoleh dari hasil estimasi nilai
saat ini dari semua aliran kas obligasi di masa yang akan datang
4. Penerbit Obligasi
Umumnya diterbitkan oleh pemerintah (government bond), perusahaan (corporate
bond), perusahaan asing (foreign bond) Bond indentures
5. Bond indentures
Dokumen legal yang memuat perjanjian tertulis antara perusahaan penerbit
obligasi dan pemegangnya. Salah satu isi penting dari bond indenture adalah call
provisio
6. Call Provision
Call provision memberikan hak kepada perusahaan penerbitnya untuk membeli
kembali obligasi yang beredar dari para pemegangnya sebelum tanggal jatuh
tempo.
7. Maturity date (jatuh tempo)
Tanggal dimana nilai par harus dibayar, yaitu suatu tanggal yang ditetapkan dimana
pada saat tersebut penerbit wajib untuk melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang
pembayaran kembali / pelunasan tersebut telah dilakukan maka penerbit tidak lagi
memiliki kewajiban kepada pemegang obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo
obligasi tersebut. Pada pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo
obligasi yaitu : Jangka Pendek (1 tahun), menengah (s/d 10 tahun) dan jangka
panjang (diatas 10 tahun).
CONTOH CALL PROVISION
Sebuah obligasi mempunyai nilai nominal Rp1juta dengan jatuh tempo 10 tahun.
Obligasi ini dapat ditarik sebelum jatuh tempo (callable) dalam 5 tahun pada harga call
(call price) adalah 110. Harga call ini dipotong sebanyak 2 persen dari nilai nominalnya
tiap tahun sampai harga call sama dengan nilai parinya. Jika obligasi ini dihentikan
dalam 7 tahun. Berapa banyak yang akan diterima pemegangnya?
Dalam kasus ini, pemotongan adalah dua tahun. Maka harga call akan menjadi 110% - (2
tahun x 2%) = 106% dari nilai nominal atau Rp1.060.000.
JENIS OBLIGASI
1. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset
real. Sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang
obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.
2. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond)
Obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu.
3. Obligasi konversi
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi
tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan,
sehingga pemegang obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain.
4. Obligasi yang disertai warrant
Dengan adanya waran, maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli
saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan.
5. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond)
Obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini umumnya
ditawarkan pada harga dibawah nilai parnya (discount).
6. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond)
Obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan
fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku.
7. Putable bond
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan
obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh tempo.
8. Junk Bond
Obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi, tetapi juga
mengandung risiko yang sangat tinggi pula.
9. Jenis Obligasi abadi,
Obligasi ini tidak memiliki suatu masa jatuh tempo. Obligasi jenis ini yang terkenal
dalam pasar obligasi adalah "UK Consols" yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris,
atau juga dikenal dengan nama Treasury Annuities atau Undated Treasuries.
Beberapa dari obligasi ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1888 dan masih
diperdagangkan hingga hari ini. Beberapa obligasi jenis ini juga memiliki masa jatuh
tempo yang sangat panjang sekali seperti misalnya perusahaan West Shore Railroad
yang menerbitkan obligasi dengan masa jatuh tempo pada tahun 2361 (atau abad ke
24). Terkadang juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai obligasi
tersebut pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati nol.
10. Obligasi atas unjuk
adalah merupakan sertifikat resmi tanpa nama pemegang dimana siapapun yang
memegang obligasi tersebut dapat menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi
yang dipegangnya tersebut. Biasanya juga obligasi ini diberi nomer urut dan
didaftarkan guna menghindari pemalsuan namun dapat diperdagangkan seperti
layaknya uang tunai. Obligasi ini amat berisiko terhadap kehilangan dan kecurian.
Obligasi ini sering disalah gunakan untuk menghidari pengenaan pajak. Para
perusahaan di Amerika menghentikan penerbitan obligasi atas unjuk ini sejak tahun
1982 dan secara resmi dilarang oleh otoritas perpajakan pada tahun 1983.
11. Obligasi tercatat adalah obligasi yang kepemilikannya ataupun peralihannya
didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau oleh lembaga administrasi efek.
Pembayaran bunga dan pembayaran pokok utang akan dtransfer langsung kepada
pemegang obligasi yang namanya tercatat.
12. Obligasi daerah atau di Amerika dikenal sebagai (municipal bond) adalah obligasi
yang diterbitkan oleh negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat, ataupun
lembaga-lembaganya.
13. Obligasi tanpa warkat atau lebih dikenal sebagai Book-entry bond adalah suatu
obligasi yang tidak memiliki sertifikat. Obligasi ini menggunakan sistem elektronik
terpadu yang mendukung penyelesaian transaksi efek secara pemindah bukuan di
pasar modal.
14. Obligasi lotere atau juga disebut Lottery bond adalah obligasi yang
diterbitkan oleh suatu negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunganya
dibayar seperti tata cara pembayaran bunga pada obligasi suku bunga
tetap tetapi penerbit obligasi akan menebus obligasi yang diterbitkannya
secara acak pada waktu tertentu dimana penebusan atau pelunasan
obligasi yang beruntung terpilih akan dilakukan dengan harga yang lebih
tinggi daripada nilai yang tertera pada obligasi .
15. Obligasi perang atau War bond adalah suatu obligasi yang diterbitkan
oleh suatu negara guna membiayai perang
Obligasi Tanpa Bunga
seorang investor membeli obligasi ZC senilai US$ 5 miliar, maka dana yang harus
dipinjamkan kepada penerbit efek itu tidak sampai nilai par atau 100%.
Dengan asumsi diskon yang ditetapkan 10%, maka nilai yang disetorkan adalah US$ 4,5
miliar. Lalu, nantinya saat jatuh tempo, si penerbit harus melunasi 100% atau sesuai
dengan nilai nominal yang dibeli investor sebesar US$ 5 miliar.
Jenis obligasi di Indonesia
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan
dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu
obligasi rekap, SUN dan ORI:
Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program
Rekapitalisasi Perbankan;
1. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
2. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai
defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
3. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau
"obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN
namun berdasarkan prinsip syariah.
Pasar obligasi
Sebagai suatu efek, obligasi bersifat dapat diperdagangkan. 
Ada dua jenis pasar obligasi yaitu:
1. Pasar Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan.
Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa
efek untuk dapat ditawarkan kepada masyarakat.
2. Pasar Sekunder Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan
dan tercarat di BE, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada
saat ini, perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak
ada tempat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin
membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik.
Jenis obligasi dan tarifnya
Dari aspek perpajakan obligasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
 Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)
 Atas bunganya dikenakan Pajak Penghasilan dengan tarif 20% dari jumlah bruto
bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period).
 Atas diskontonya dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 20% dari selisih lebih
harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo di atas
harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest).
 Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
 Hanya atas diskontonya saja yang dikenakan Pajak Penghasilan, yaitu sebesar
20% dari selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh
tempo obligasi di atas harga perolehan obligasi.
Perubahan Nilai Obligasi Seiring dgn Berjalannya waktu

1. Biasanya pertama kali di issued harganya sama atau mendekati nilai par
2. Suku bunga berubah-rubah seiring berjalannya waktu tetapi kupon rate tetap setelah
bond dikeluarkan.
3. Setiap kali suku bunga (kd) naik diatas kupon rate, harga obligasi akan berada dibawah
nilai par value dari obligasi tersebut. Obligasi ini disebut discount bond.
4. Setiap kali suku bunga (kd) turun dibawah kupon rate, harga obligasi akan berada di atas
nilai par value dari obligasi tersebut. Obligasi ini disebut premium bond.
5. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga akan mengakibatkan harga obligasi turun dan
penurunan suku bunga akan mengakibatkan harga obligasi naik.
Yield Obligasi ( Bond Yield )

 Current Yield – Pembayaran kupon tahunan dibagi dengan harga


obligasi
 Yield To Maturity – tingkat bunga dimana present value ( nilai sekarang )
dari pembayaran2 obligasi sama dengan harga obligasi. Atau
 Rate of return yang diharapkan apabila pemilik obligasi memegang terus
sampai obligasi jatuh tempo
Yield Obligasi ( Bond Yield )
 Ada dua istilah yang terkait dengan karakteristik pendapatan suatu obligasi, yaitu yield
obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate).
 Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor, yang
cenderung bersifat tidak tetap.
 Yield obligasi tidak bersifat tetap, sebagaimana layaknya bunga (kupon) obligasi, karena
yield obligasi akan sangat terkait dengan tingkat return yang disyaratkan investor.
KEGUNAAN MASING-MASING YIELD

Ukuran yield Kegunaan Mengukur tingkat Kupon


Current yield Mengukur tingkat pendapatan sekarang Mengukur tingkat
return yang diharapkan jika obligasi disimpan sampai waktu
jatuh tempo
Yield to maturity Mengukur tingkat return yang diharapkan jika obligasi
(YTM) dilunasi (call) sebelum jatuh tempo
Yield to call (YTC) Mengukur tingkat return yang diharapkan untuk obligasi yang
akan dijual sebelum jatuh tempo.
Yield ini dihitung menggunakan asumsi tingkat reinvestasi dan
Realized (horizon) yield harga jual obligasi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HARGA OBLIGASI
 Jangka waktu sebelum obligasi jatuh tempo
 Risiko untuk bunga atau pokok pinjaman
 Status pajak dari pembeli obligasi
 Adanya provisi, sehingga penerbit obligasi memungkinkan untuk
melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo
 Jumlah kupon

Anda mungkin juga menyukai