Kelompok I: 1. Aan Prabowo N F1313001 2. Aditya Wahyu D. F1313004 3. Ikhsan Pambudi F1313046 4. Rizal Pahlevi F1313088
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
1 Audit Forensik dan Audit Investigasi - S1 Akuntansi (Transfer) UNS
MENDETEKSI FRAUD
Mencegah fraud adalah bagian dari fraud audit yang bersifat proaktif, sedangkan mendeteksi fraud adalah bagian dari fraud audit yang bersifat investigatif. Orang awam mengharapkan suatu audit umum yang dapat mendeteksi segala macam fraud. Di sisi lain, akuntan publik berupaya memasang pagar-pagar yang membatasi tanggung jawabnya, khususnya mengenai penemuan atau pengungkapan fraud. Di antara keduanya terdapat kesenjangan. Davia menyarankan fraud-specific examination untuk akuntansi forensik.
KESENJANGAN ANTARA KENYATAAN DAN HARAPAN Sejak permulaan, profesi audit yang dijalankan akuntan publik menolak emngambil tanggung jawab dalam menemukan fraud. Dalam dasawarsa terakhir, perubahan lebih banyak dalam retorika ketimbang substansi. Tidak ada keraguan bahwa masih tetap ada kesenjangan komunikasi antara harapan pemakai laporan keuangan dan apa yang dipraktikkan auditor independen. Para auditor independen masih berkutat pada Statement on Auditing Procedure No. 1 (tahun 1939) yang hanya sedikit dimodifikasi dalam Codification of Statements on Auditing Procedure (1951) yang masih dihayati para auditor independen. Gagasan bahwa audit umum tidak dirancang untuk mengungkapkan kecurangan, sampai saat ini tercermin dari praktik audit yang peduli dengan kecurangan yang menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Yang tidak dipedulikan auditor independen adalah kategori fraud berupa pencurian atau kehilangan aset. Fraudulent financial reporting diartikan sebagai intentional or reckless conduct, wheteher act or omission, that result in materially misleading financial statement. (kesengajaan atau kecerobohan dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, yang menyebabkan laporan keuangan menjadi menyesatkan secara material). Penyebab fraudulent financial reporting: 2 Audit Forensik dan Audit Investigasi - S1 Akuntansi (Transfer) UNS
1. Keserakahan 2. Tekanan yang dirasakan oleh manajemen Dalam banyak konstruksi kejahatan korporasi dimana bentuk perseroan terbatas yang dipilih, direksinya malah menjadi boneka. Tidak jarang direksi terdiri dari mantan pejabat militer dan sipil yang KTP-nya dipinjam untuk membuat akte, padahal mereka tidak mengerti bisnis sama sekali. Fraudulent financial reporting ini dimanfaatkan untuk mengelola pinjaman bank.
MENGENALKAN STANDAR AUDIT UNTUK MENENTUKAN FRAUD Kalau auditor independen bekerja tanpa standar audit, ia menempatkan dirinya dalam posisi yang sangat lemah. Terutama ketika ia memberikan audit yang diharapkan menemukan fraud. Maka diperlukan fraud-spesific examination. Para praktisi harus tahu apa yang mereka harapkan dari standar untuk pemeriksaan yang secara spesifik ditujukan untuk menemukan fraud. Sekurang kurangnya para praktisi harus menyadari hal hal berikut: 1. Mereka tidak bisa memberikan jaminan bahwa mereka bisa menemukan fraud 2. Seluruh pekerjaan didasarkan atas standar audit 3. Jumlah fee bergantung pada luasnya upaya pemeriksaan yang ditetapkan klien 4. Praktisi bersedia untuk memperluas jasanya dari tahap proactive review ke tahap pendalaman apabila ada indikasi terjadinya fraud.
AUDIT UMUM DAN PEMERIKSAAN FRAUD Issue Auditing Fraud Examination Timing Recurring Non-recurring Scope General Spesific Objective Opinion Affix blame Relationship Non-adversarial Adversarial Methodology Audit techniques Fraud examination techniques 3 Audit Forensik dan Audit Investigasi - S1 Akuntansi (Transfer) UNS
Presumption Professional skepticism Proof
PELAJARAN DARI REPORT TO THE NATION 1. Rata rata (median) berlangsungnya fraud sebelum dideteksi adalah lebih dari satu tahun, yakni antara 17 sampai 30 bulan 2. Hampir separuh fraud (46,2% tahun 2008) diketahui karena ada yang membocorkan. 20% di 2008 terungkap secara kebetulan. 3. 51,7% fraud yang dilakukan oleh pemilik, terungkap karena bocoran. 57,7% bocoran datang dari karyawan.
TEKNIK PEMERIKSAAN FRAUD 1. Penggunaan teknik teknik audit yang dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal dalam audit laporan keuangan, namun lebih luas dan mendalam. 2. Pemanfaatan teknik audit investigatif dalam kejahatan terorganisir dan penyelundupan 3. Penelusuran jejak jejak arus uang 4. Penerapan teknik analisis dalam bidang hukum