Anda di halaman 1dari 39

EVALUASI & INDIKATOR KINERJA

KEBIJAKAN Bagian 2

[Teknik Evaluasi Perencanaan] / PWK2326 [Genap 20.21]


Fahmyddin A T. ST, MArch, Ph.D. Email: fahmyddin@gmail.com Week #6
Cara cara Evaluasi Kinerja

• Menurut Mayston (2003), cara evaluasi kinerja yang umum


dilakukan umumnya menggunakan metoda Multivariate Regression
Analysis atau Data Development Analysis.
• Dua cara ini biasa digunakan untuk educational evaluation karena
banyak kompleksitas dalam variabel- variabel pendidikan, namun
baik diguakan untuk kinerja audit yang kontinyu. Selain itu, cara
Iterative Generalised Least Square (IGLS) juga banyak dilakukan
meskipun tidak terlalu umum.
Cara cara Evaluasi Kinerja

• Untuk para pengambil keputusan yang biasa dilakukan adalah


menyelenggarakan evaluation research.
• Namun cara ini memerlukan daftar pertanyaan yang cukup dalam,
dan karenanya tidak flexibel, perlu waktu panjang dan seringkali
hasilnya kurang relevan
• Qualitative evaluation strategies sebenarnya lebih diperlukan
karena dapat menjelaskan secara flexibel.
• Prasyarat untuk hal ini adalah metodologinya harus sesuai dengan
permasalahan yang diteliti. Selanjutnya riset lanjutan dapat
dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi terdahulu.
Cara cara Evaluasi Kinerja

• Informal evaluation, juga sering dilakukan secara casual,


impressionistic, intuitive, dan subjective appraisal.
• Pada akhirnya dilakukan suatu formal evaluation, yaitu suatu
evaluasi yang terstruktur dengan memperhatikan ukuran-
ukuran inputs, outputs, outcomes, dan impacts atau dampak
dari hal yang diteliti.
Contoh Evaluasi Pemerintah

Untuk kejelasan aplikasi perkembangan implementasi evaluasi


dalam lingkup pemerintahan dijelaskan contoh Laporan Evaluasi
Pemerintah Australia Tahun 2008 (The Report on Government
Services):
• Hasil evaluasi Pemerintah Australia dituangkan dalam publikasi
yang berjudul The Report on Government Services 2008, dan
diterbitkan dalam 2 (dua) buku. Buku I antara lain mereview isu
tentang Early Childhood, Education and Training, Justice
dan Emergency Management. Buku 2 mencakup review
tentang Health, Community Services, dan Housing.
Contoh Evaluasi Pemerintah

Masing-masing isu dibahas dalam kerangka bahasan berikut:


• Profile
• Framework of performance indicators
• Key performance indicator results
• Future directions in performance reporting
• Jurisdictions‟ comments
• Definitions of key terms and indicators
Contoh Evaluasi Pemerintah

• Evaluasi serupa itu telah dilakukan sejak tahun 1993.


• Pada awalnya, disadari bahwa laporan itu berguna untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengeluaran anggaran
untuk pendidikan, kesehatan, dan layanan masyarakat.
• Namun kemudian banyak pendapat yang menyatakan
bahwa laporan itu juga berfungsi sebagai sumber informasi
kinerja dan juga berguna untuk bahan penyusunan kebijakan
selanjutnya.
Contoh Evaluasi Pemerintah

• Dalam rentang waktu 13 tahun, perbaikan dan perluasan


cakupan evaluasi dalam laporan terus menerus dilakukan.
• Baru pada beberapa tahun terakhir, review tentang cross-
cutting issues juga dibahas dalam laporan, seperti pada
bagian tentang Layanan Masyarakat (Community Services).
• Dalam buku tersebut juga dievaluasi keterkaitan antara
children‟s services dan education.
Contoh Indikator

• Salah satu contoh indicator impact yang digunakan Pemerintah


Australia dalam The Report on Government Services (2008) adalah
proportion of children enrolled in preschool sebagai indikator yang
memastikan bahwa semua keluarga di Australia mempunyai akses
yang sama/equitable untuk memperoleh layanan prasekolah/preschool
services.
• Definisi indikator yang digunakan adalah proporsi anak dalam
kelompok usia yang menjadi target preschool, yang memanfaatkan
layanan preschool.
• 2 ukuran digunakan: Persentase anak yang bersekolah di preschool
pada tahun sebelum dimulainya sekolah mainstream/ fulltime schooling
dan Persentase anak balita yang bersekolah di preschool.
Contoh Indikator

• Tingginya proporsi anak yang menggunakan layanan


preschool merupakan indikasi tingginya ketersediaan
layanan preschool.
• Indikator ini tidak memberikan informasi tentang preferensi
para orangtua dalam menggunakan layanan preschool, atau
faktor lain, seperti usia mulai masuk sekolah yang dapat
mempengaruhi partisipasi sekolah di tingkat preschool.
Generic Logic Model

• Pengertian Logic Model atau model logika adalah suatu


diagram/bagan bagaimana suatu kebijakan/program/kegiatan
diharapkan dapat bekerja baik.
• Logic Model atau model logika merupakan gambaran hubungan
antara aktivitas dan hasil.
• Menurut sebagian ahli, model logika hanya dipakai dalam proses
evaluasi, namun sebenarnya tidak sesempit itu, karena penggunaan
model logika penting dan menolong ketika diaplikasikan kedalam
proses perencanaan, formulasi dan penyusunan
kebijakan/program/kegiatan, manajemen pelaksanaan program dan
bahkan dalam komunikasi dan koordinasi.
Generic Logic Model

Model logika:

• Suatu gambaran sederhana dari


kebijakan/program/kegiatan, inisiatif, atau intervensi yang
merupakan respon dari suatu keadaan tertentu.
• Inti dari rangkaian perencanaan, evaluasi, manajemen,
komunikasi dan koordinasi.
• Sesuatu yang menunjukkan hubungan yang masuk akal
antar berbagai hal yang meliputi sumber yang diinvestasikan,
kegiatan yang dilakukan, dan manfaat atau perubahan yang
dihasilkan.
Generic Logic Model

• Logic Model atau Model Logika, juga sering disebut sebagai


program theory (Weiss, 1998), program's theory of action
(Patton, 1997), atau model yang masuk akal tentang
bagaimana seharusnya suatu program bekerja (Bickman,
1987).
• Selain itu, adapula yang mengartikannya sebagai refleksi
underlying rationale dari suatu program atau inisiatif (Chen,
Cato & Rainford, 1998-9; Renger & Titcomb, 2002).
Generic Logic Model

• Secara singkat model logika adalah suatu MAP atau PETA dari cara
berpikir, atau Road Map cara pikir dalam menyusun atau
memformulasikan kebijakan/program/inisiatif/kegiatan.
• Bentuk umum/standar suatu model logika disajikan pada Gambar
dibawah, yang secara sederhana menggambarkan urutan kejadian
yang diperkirakan akan terjadi sebagai manfaat atau perubahan atau
dampak.
Generic Logic Model

Kotak-kotak input, output, dan outcome menunjukkan hubungan logis


antar:

• Sumberdaya atau investasi untuk melaksanakan program

• Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam pelaksanaan program

• Perubahan atau manfaat yang merupakan hasil pelaksanaan program


Generic Logic Model
• Secara lebih detil, Gambar dibawah menyajikan tahapan perkembangan mulai dari
perencanaan, implementasi, dan evaluasi dari suatu program dan operasi hubungan yang
terjadi antar Input, Output, dan Outcome, dan Impact.
Generic Logic Model:

Berikut adalah berbagai pengertian tentang model logika dan manfaatnya


untuk berbagai keperluan atau tahapan:

• Perencanaan: Model Logika merupakan sebuah kerangka kerja dan


proses perencanaan untuk menjembatani kesenjangan antara kondisi
saat ini dan kondisi yang diinginkan. Model logika memberikan struktur
pemahaman terhadap situasi yang mengarahkan pada kebutuhan
inisiasi, hasil akhir yang diharapkan dan bagaimana investasi dikaitkan
dengan aktivitas orang-orang yang ditargetkan dengan maksud untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
Generic Logic Model:

• Manajemen Program: Model logika menggambarkan hubungan


antara sumber daya, aktivitas dan outcomes. Model logik
berperan sebagai dasar untuk membangun rencana manajemen
yang lebih detail. Dalam kurun waktu implementasi, model logika
digunakan untuk menjelaskan, merunut dan memonitor operasi,
proses dan fungsi.
Generic Logic Model:

• Evaluasi: Model logika adalah langkah pertama dalam melakukan


evaluasi. Model logika membantu dalam menentukan kapan dan hal apa
yang dievaluasi sehingga sumber daya evaluasi digunakan secara
efektif dan efisien. Melalui evaluasi, kita mengetes dan memverfikasi
kenyataan dari sebuah teori program. Modul logika membantu kita untuk
fokus pada proses dan pengukuran outcome yang tepat. Beberapa
orang berpikir bahwa model logika adalah sebuah model evaluasi,
karena begitu banyak evaluator yang menggunakannya.
• Namun, model logika bukanlah model evaluasi tetapi cara ini sangat
membantu dalam melakukan evaluasi.
Generic Logic Model:

• Komunikasi: Komunikasi adalah kunci kesuksesan dan


keberlanjutan. Secara sederhana, penggunaan grafik yang jelas akan
membantu dalam mengkomunikasikan program ataupun usulan, baik
itu kepada staf, pihak yang mendanai program ataupun stakeholder
lainnya. Bila ditelaah lebih jauh, program tidak mungkin hanya
memiliki hubungan linear saja, justru, hubungan antar program
biasanya tidak linear, seperti gambaran pada slide berikutnya:
Ketidaklinearan Program
Contoh aplikasi model logika

• SITUASI: Di suatu Pemerintah Daerah perlu dilakukan suatu Needs


Assessment. Ini disebabkan oleh sebagian besar orangtua murid
yang melaporkan bahwa mereka mengalami
• kesulitan dalam melakukan kewajibannya sebagai orang tua sehingga
akibatnya, mereka merasa sangat tertekan/stressed. Gambar setelah
slide berikut menjelaskan peta (Model logika sederhana) hubungan
antar tataran inputs, ouputs, dan outcomes, guna mengenali siapa
saja yang terlibat, apa yang harus dilakukan, siapa sasarannya, dan
berbagai tahap capaian yang diharapkan, yang pada akhirnya
mencapai hasil akhir berupa terbentuknya ketahanan keluarga.
Contoh aplikasi model logika

• Selain contoh di atas,gambaran model logika bisa beragam tergantung kompleksitas


permasalahannya.
• Gambaran tsb bisa saja secara sederhana linear, namun mungkin juga menjadi rumit apabila
kasusnya cukup ekstrim. Beberapa bentuk refleksi kompleksitas permasalahan itu
disajikan pada gambar berikut ini.
Berbagai Refleksi Model logika
Konsep dan Definisi Indikator Kinerja

• Tatanan input, output, outcome dan impact yang telah


diuraikan di atas, sebenarnya merupakan cermin
tingkatan/level/pembagian tahapan formulasi suatu rencana
mulai dari identifikasi permasalahan, cara mengatasinya,
mana yang perlu diintervensi segera, kebijakannya apa,
kegiatannya apa, hingga berapa biaya yang diperlukan.
Masing– masing tahapan yang direncanakan itu, dapat
diukur capaiannya.
Konsep dan Definisi Indikator Kinerja

• Ukuran untuk masing-masing tahapan adalah indikator


sesuai sasaran atau target yang disepakati bersama
oleh para pemangku kepentingan, sehingga capaian
atau kinerja masing-masing level dapat dievaluasi.

• Uraian tentang pengukuran kinerja, dan kriteria


penentuan indikator dibahas dalam beberapa bagian
berikut ini.
Pengukuran Kinerja

• Kata kinerja seringkali meliputi istilah-istilah seperti penyelesaian,


pencapaian, realisasi ataupun pemenuhan.
• Sebagian besar dari istilah tersebut menunjukkan hal yang bersifat
obyektif yaitu tercapainya suatu tujuan karena suatu tindakan publik,
tetapi ada juga yang bersifat lebih subyektif yang menunjukkan
tingkat kepuasan atas suatu tindakan.
• Umumnya, literatur-literatur ekonomi dan manajemen publik
menekankan pada hal yang bersifat obyektif, karena selain
mempunyai implikasi langsung terhadap masyarakat juga kepuasan
yang bersifat subyektif lebih sulit untuk diukur (Schiavo-Campo dan
Sundaram, 2000).
Pengukuran Kinerja

• Pengukuran kinerja merupakan upaya membandingkan tujuan yang


ingin dicapai pada waktu yang telah ditentukan dengan
perkembangan pencapaian yang sedang diamati pada suatu waktu
atas suatu materi perencanaan yang ditunjukkan oleh suatu indikator.
• Secara umum indikator adalah: Suatu alat ukur untuk
menggambarkan tingkatan capaian suatu sasaran atau target yang
telah ditetapkan ketika melakukan perencanaan awal, dan dapat
merupakan variabel kuantitatif atau kualitatif.
Pengukuran Kinerja

• Mackay (2008) menjelaskan indikator kinerja (Performance indicators)


sebagai ukuran mengenai masukan, kegiatan, keluaran, hasil dan
dampak dari kegiatan-kegiatan pemerintah.
• Level indikator dapat saja sangat tinggi yakni dalam arti mengukur
kinerja pemerintah terkait dengan SPM (Sasaran Pembangunan
Milenium) misalnya atau rencana pembangunan nasional, atau dalam
arti mengukur kegiatan dan keluaran kementerian/lembaga
pemerintah.
• Indikator berguna untuk menetapkan target kinerja, untuk menilai
kemajuan pencapaian target tersebut, serta untuk membandingkan
kinerja dari unit kerja/organisasi/kementerian/lembaga yang berbeda.
Pengukuran Kinerja

Berdasarkan materi perencanaan yang disusun, ukuran kinerja


merupakan suatu hirarki yang menurut kerangka logika, bisa dibedakan
menjadi beberapa tingkatan. Bila dimulai dari level terbawah yaitu
(Bappenas, 2004), urutannya adalah:

1. Indikator Masukan (Input). Indikator ini mengukur jumlah sumber daya


yang dipergunakan seperti anggaran (dana), SDM, peralatan,
material, dan masukan lain, yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan(Berlanjut pada slide berikutnya)
Pengukuran Kinerja

2. Indikator Keluaran (Output). Indikator ini digunakan untuk


mengukur keluaran yang langsung dihasilkan dari suatu
pelaksanaan kegiatan, baik berupa fisik maupun non fisik.

3. Indikator Hasil (Outcome). Indikator ini digunakan untuk


mengukur capaian dari berbagai kegiatan dalam suatu program
yang telah selesai dilaksanakan atau indikator yang
mencerminkan berfungsinya keluaran berbagai kegiatan pada
jangka menengah.
Pengukuran Kinerja

4. Indikator Dampak (Impacts). Indikator ini


menunjukkan pengaruh, baik positif maupun negatif, yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan/program/ kegiatan
dan asumsi yang telah digunakan.
Persyaratan Indikator

• Persyaratan indikator bisa bermacam-macam menurut


berbagai sumber dan keperluannya.
• Di bawah ini disajikan dua konsep persyaratan
indikator yang umum dipakai, diketahui dan harus
diperhatikan:
1. SMART
2. SPICED
Persyaratan Indikator: SMART

Menurut persyaratan SMART, penentuan suatu indikator harus


memperhatikan hal berikut:
• Simple - Sederhana: Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin
sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam penghitungan
untuk mendapatkannya.
• Measurable - Dapat diukur: Indikator yang ditetapkan harus
merepresentasikan informasi dan jelas ukurannya.
• Attributable - Bermanfaat: Indikator yang ditetapkan harus
bermanfaat untuk kepentingan pengambilan kebijakan.
Persyaratan Indikator

• Reliable - Dapat dipercaya: Indikator yang ditentukan harus


dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan
teliti.
• Timely - Tepat Waktu: Indikator yang ditentukan harus dapat
didukung oleh pengumpulan data dan pengolahan data serta
pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat
pengambilan keputusan yang dilakukan.
Persyaratan Indikator: SPICED

• Selain menggunakan kriteria SMART, alternatif lain


adalah menggunakan SPICED. dalam The State of
Queensland, Department of Natural Resources and
Water, 2007; Roche (1999) menjelaskan pilihan
kriteria SPICED sebagai penyaring untuk
memastikan agar indikator terpilih dapat memberikan
hasil yang maksimal.
Persyaratan Indikator: SPICED

Penyaring SPICED adalah sebagai berikut:


• Subjective, yaitu berdasarkan pendapat para ahli ataupun
pengalaman yang dapat menguatkan pemilihan atas indikator.
• Participatory, yaitu penyusunan indikator dilakukan bersama-
• sama dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten
dalam mengukur indikator tersebut.
• Interpreted and Communicable, yaitu perlu adanya
penjelasan lebih lanjut untuk indikator yang bersifat lokal dan
tidak berlaku umum.
Persyaratan Indikator: SPICED

• Cross-checked and compared, yaitu melakukan cross-


checked dengan cara membandingkan dengan indikator lain
yang menggunakan nara sumber, metode ataupun peneliti
yang berbeda.
• Empowering, yaitu memberdayakan kelompok masyarakat
dalam penyusunan dan penilaian indikator.
• Diverse and disaggregate, yaitu perlu kecermatan dalam
menentukan indikator yang bersifat pengelompokan seperti
pengelompokan berdasarkan jenis kelamin (pria dan wanita).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai