Anda di halaman 1dari 66

Member of Group 4

202150003 Stanley Angkasa Sukendra


202150052 Lica Natalica Putri
202150065 Yuliana Senjaya
202150067 Irene Febrianti
202150173 Gisela Anindita Carolin
202150181 Florencia Fransisca
202150230 Tan Oliviany Vanessa
202150233 Djuwita Fina Anggraeni
Penyusunan Penganggaran pada
Organisasi Sektor Publik
A Chapter 5
Pendekatan Penyusunan Anggaran

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam proses


penyusunan anggaran di suatu organisasi.

Pendekatan ini merupakan hasil dari perkembangan yang menandakan


adanya penyempurnaan atas kelemahan pada pendekatan yang
berkembang disebelumnya.
Karakteristik

Jenis-jenis Pendekatan Penyusunan


Anggaran.
PENDEKATAN
TRADISIONAL

Pendekatan ini sering disebut dengan pendekatan/metode object of


expenditures, incremental, atau line item, pendekatan ini
menggunakan paradigma sederhana yang berorientasi pada
pengendalian setiap jenis biaya.
Dengan demikian, pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa
setiap jenis biaya akan dinaikkan jumlahnya pada tingkat kenaikan
yang relatif sama tanpa perlu memperhatikan kebutuhan.

Cara membuat anggaran dengan menggunakan pendekatan


tradisional adalah mengidentifikasi jenis belanja yang akan
dilakukan oleh organisasi.
Jenis-jenis kelompok yang biasa diterapkan, misalnya
• Biaya pegawai
• Biaya perjalanan
• Biaya pemeliharaan
• Biaya administrasi kantor, dll

Jenis-jenis biaya juga bisa diperinci, misal


• Biaya ATK
• Biaya listrik
• Biaya telepon.
Ciri-Ciri
• Disusun berdasarkan daftar belanja yang akan dilakukan oleh
organisasi sehingga berbentuk seperti daftar pos-pos belanja
organisasi.
• Bertujuan membatasi pengeluaran/mengendalikan suatu
organisasi.
• Umumnya bersifat inkremental
Contoh
Contoh
Keuntungan dan kelemahan

Penyusunan anggaran dengan menggunakan pendekatan tradisional memiliki


keuntungan yaitu mudah dipersiapkan dan bentuknya sederhana.

Akan tetapi pendekatan ini juga memiliki kelemahan yaitu


1. Terlalu terpaku pada sumber daya yang ada di sebelumnya.
2. Akuntabilitas dipusatkan pada suatu konsep yang hanya mengacu pada
nilai uang dan bukan pada hasil/manfaat program tersebut.
3. Tidak mampu memberikan informasi yang cukup untuk menilai efisiensi
dan efektivitas kegiatan organisasi.

4. Kebanyakan pos-pos anggaran yang tidak diharuskan.

5. Apabila program telah ditetapkan dalam anggaran, maka program


tersebut akan dicantumkan dalam anggaran periode-periode berikutnya.

6. Menyediakan data biaya historis yang terpisah-pisah sehingga tidak


bermanfaat dalam evaluasi program.

7. Laporan anggaran yang dihasilkan tidak banyak memuat data keuangan


yang berguna.
8. Perencanaan input disusun pada tingkat yang rendah dan dinaikan sedikit
demi sedikit.

9. Tujuan dan sasaran organisasi disusun dengan dasar jumlah uang yang
dialokasikan pada berbagai kegiatan.

10. Tidak menyediakan Informasi yang memungkinkan mengalokasikan


sumber daya dengan bijaksana.

11. Mendorong pengambilan keputusan yang salah.

12. Gagal menampung masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan


atau pengelolaan organisasi.

13. Mendorong pengeluaran daripada penghematan.


Pendekatan Kinerja

Pendekatan kinerja adalah cara atau metodologi yang digunakan oleh


organisasi atau individu untuk mengukur, mengelola, dan meningkatkan
kinerja dalam konteks tertentu.

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa individu, tim, atau organisasi


mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan efektif dan
efisien.
Karakteristik
1. Mengelompokkan anggaran berdasarkan program & aktivitas
2. Setup program atas aktivitas dilengkapi dengan indikator kinerja
yang menjadi tolak ukur keberhasilan
3. Pada tingkat yang lebih maju, pendekatan ini dicirikan dengan
diterapkannya unit costing untuk setiap aktivitas
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dapat didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif
dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu
sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan
memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs),
hasil (outcomes), manfaat (benefits), dan dampak (impacts)
Indikator Masukan
(Inputs) PAGE 04

Indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar


pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, material, waktu,
teknologi, kebijakan, dan lain-lain yang digunakan untuk melaksanakan
program atau kegiatan.
Indikator Keluaran
(Outputs)
Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang diharapkan
langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik
dan/atau non-fisik, sedangkan indikator hasil (outcomes) adalah
segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
Indikator Manfaat (Benefits)
PAGE 04

Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan


tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan, sedangkan indikator
dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif
maupun negatif terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan
asumsi yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja yang baik harus mencerminkan beberapa kriteria tertentu.
Salah satu kriteria adalah CREAM (Clear, Relevant, Economic, Adequate, Monitorable)

1. Clear: indikator kinerja harus jelas dan tidak ambigu sehingga tidak menimbulkan
multiinterpretasi.
2. Relevant: indikator kinerja harus memiliki kesesuaian atau keterkaitan dengan sasaran atau
tujuan yang ada.
3. Economic: data-data mengenai indikator yang dibutuhkan harus berada pada harga yang wajar
(tidak mahal biayanya).
4. Adequate (cukup): indikator yang ditetapkan harus dapat menilai kinerja.
5. Monitorable: indikator harus selalu dapat disempurnakan jika penyempurna memang
dibutuhkan.
Indikator yang baik juga dapat dinilai dari kriteria SMART( Specific, Measureable,
Achievable/ Attainable, Relevance, dan Time bound)

1. Specific: jelas dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi


2. Measurable: indikator yang dibuat dapat diukur secara objektif, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih yang mengukur indikator kinerja
mempunyai kesimpulan yang sama
3. Achievable: indikator tersebut dapat dicapai secara rasional tanpa mengurangi tingkat
tantangan yang seharusnya
4. Relevance berarti indikator kinerja harus terkait aspek yang relevan
5. Timebound: indikator yang ditetapkan memungkinkan perspektif waktu tertentu yang
telah ditetapkan
Pendekatan Sistem Perencanaan, Program,
dan Anggaran Terpadu-PPBS

Upaya sistematis yang memperhatikan integrasi dari perencanaan,


pembuatan program, dan penganggaran sehingga program secara
strategis yang berorientasi pada hasil yang dapat di identifikasi dan
membantu pengalokasian sumber daya yang efektif
Karakteristik
01 satu ke satuan dengan tahap perencanaan

dirumuskan dalam bentuk program / aktivitas yang diderifikasikan


dari visi misi 02
03 indikator kinerja disusun dan dikembangkan secara terintegrasi dengan sasaran
strategis yang ada ada di dokumen perencanaan

Memperhitungkan kebutuhan biaya jangka menengah 04


Kelebihan
• Menenkankan perencanaan Jangka Panjang yang mana tujuan utama
dan tujuan jangka menengah dinyatakan secara eksplisit.
• Mengasumsikan bahwa semua program akan di evaluasi secara
tahunan.
• Keputusan mengenai program dibuat pada tingkat manajemen
puncak guna harmonisasi dan kesesuaian dengan rencana strategis.
Keterbatasan
• Cukup sulit untuk menyelaraskan pernyataan yang bermakna mengenai tujuan
dan sasaran tanpa memperdulikan nilai nya.
• Pejabat yang dipilih khusus sehingga menghalangi mereka untuk mengubah
posisi ketika diharuskan oleh pihak politik.
• Fokus pada biaya jangka pendek dari pada jangka panjang.
• Keterbatasan data program yang canggih dan staf analisis yang ahli
• pengukuran yang bersifat objektif.
• Berfokus pada program dan kegiatan yang selaras dengan perencanaan strategis.
Tahapan
dalam PPBS
Logical Framework
Logical Framework Approach (IFA)
Teknik ini merupakan suatu metode yang membantu dalam
mendesain program atau kegiatan yang berorientasi kepada
hasil/kinerja.
-- Leon I Rosenberga, 1969 --
Langkah-langkah logical framework
mendesain program & kegiatan
1. Tentukan sudut pandang (point of view)
2. Tentukan project development objective
3. Tentukan output yang dihasilkan dalam proyek yang dilaksanakan
4. Tentukan aktivitas yang akan dijalankan yang mengarah impact.
5. Tentukan input yang akan digunakan dalam proyek
6. Tentukan indikator kinerja
7. Tentukan asumsi dan resiko
8. Monitoring dan evaluasi
9. Means of verification
Pendekatan ZERO BASED
Pendekatan dimana setiap aktivitas atau program yang telah
diadakan di tahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat
dilanjutkan. Setiap aktivitas harus dievaluas setiap tahun untuk
menentukan apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini dengan
meliha kontribusi yang diberikannya kepada tujuan organisasi.
Proses Zero Based Budgeting
(ZBB)
1. Pemilahan Keputusan
Organisasi dibagi ke dalam unit keputusan seperti program atau aktivitas.

2. Dasar Pembagian
Berdasarkan aktivitas, jasa, atau alternatif yang spesifik.

3. Analisis Optimalitas
Pilih cara penyediaan jasa dengan analisis biaya-manfaat atau pertimbangan lain.

4. Penentuan Keputusan
Tentukan jumlah jasa yang akan disediakan untuk setiap unit organisasi, bisa sama,
tambah, atau kurang dari tahun sebelumnya.
Keuntungan ZBB
• Tidak tercipta asumsi bahwa alokasi surnber daya periode yang lalu akan diterapkan
sama pada periode sekarang atau berikutiya.
• Menghemat biaya dengan mengidentifikasi dan menghilangkan program yang tidak
diperlukan
• Memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat darijasa yang diberikan.
• Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan jasa dan mencapai tuju
organisasi.
• Meningkatkan kemampuan manajemen Suna merencanakan dan mengevaluasi
• Memberikan justifikasi yang lebih baik untuk penyediaan anggaran.
Kekurangan ZBB
• Memerlukan banyak sumber daya seperti dokumen-dokumen menyita
banyak waktu dari staf dan merepotkan karena harus mengidentifikasikan
dan memhuat ranking dari unit unit keputusan.
• Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk nenghitung biaya dari
aktivitas alternatif untuk mencapai tujuan.
• Faktor-faktor lain.
Komponen-komponen
ZBB

Tujuan akivitas Konsekuensi

Input, kuantitas,
Aktivitas / alat
Unit pelayanan
Contoh Anggaran Program
Contoh Anggaran Program
Contoh Anggaran Program
Alternatif Keputusan 1 (Tidak Lebih dari 80% Anggaran Sekarang)
Total Biaya: Rp75.500.000
Mengurangi jumlah kelas menjadi 2 kelas/thn, dan 40 peserta/thn. Karyawan hanya akan
bekerja selama 34 minggu/thn. Hal ini tidak hanya mengurangi tingkat pencapaian misi, tetapi
juga menambah resiko kehilangan beberapa karyawan. Namun, organisasi akan menghemat
biaya instruktur sebesar Rp10.500.000 dan biaya asisten sebesar Rp10.000.000. Selain itu, juga
menghemat biaya lain-lain Rp500.000. estimasi biaya per outcome yang berhasil adalah
Rp75.500.000/29 = Rp2.603.000.

Alternatif Keputusan 2 (Sama dengan Anggaran Sekarang)


Lihat anggaran tahun berjalan
Biaya: Rp 96.200.000
Contoh Anggaran Program

Alternatif Keputusan 3 (Tidak Lebih dari 5% di Atas Anggaran Sekarang)


Biaya Tambahan: Rp 4.200.000
Total Biaya: Rp 100.400.000
Meningkatkan gaji karyawan sebesar 5% (Rp 3.600.000) dan meningkatkan biaya software
sebesar Rp 600.000. Penambahan biaya software akan memungkinkan instruktur untuk
memberikan pelatihan mengenai program word processing kepada peserta. Dengan demikian,
menambah kualifikasi peserta dan meningkatkan gaji potensial mereka di dunia kerja nanti.
Estimasi biaya per outcome yang berhasil adalah Rp 100.400.000/44 = Rp 2.281.000
Contoh Anggaran Program

Alternatif Keputusan 4 (Tidak Lebih dari 20% di Atas Anggaran Sekarang)


Biaya Tambahan: Rp 4.600.000
Total Biaya: Rp 115.000.000
Menambah 4 unit komputer (Rp 3.000.000 per unit), dan 1 printer seharga Rp 1.000.000. Jadi,
jumlah peserta per kelas bertambah menjadi 24 orang. Hal ini akan meningkatkan jumlah
peserta program menjadi 72 orang, dan jumlah yang akan berhasil mendapatkan pekerjaan
meningkat menjadi 53 orang. Ruang kelas dibuka pada hari Minggu selama 4 jam sehingga
peserta mendapatkan latihan tambahan. Hal ini memerlukan penambahan gaji asisten sebesar
Rp 1.600.000. Estimasi biaya per outcome yang berhasil adalah Rp 115.000.000 / 53 = Rp
2.169.000
Contoh Anggaran Program

Kegiatan Alternatif
Mengadakan kerja sama dengan Comptrunics, sebuah sekolah swasta, yang menawarkan untuk
mengadakan pelatihan serupa dengan biaya Rp 3.500.000 per peserta. Alternatif ini ditolak
karena biaya pelatihan yang jauh lebih mahal.

Konsekuensi Tidak Melakukan Kegiatan


Misi utama organisasi adalah meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan
membantu penduduk berpenghasilan rendah dalam mendapatkan pekerjaan. Jika kegiatan ini
tidak dilakukan, maka akan menghambat pencapaian misi.
Contoh Anggaran Program
B chapter 3
ANGGARAN SEBAGAI
OBJEK AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
Pendahuluan
• Anggaran --> pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.
• Anggaran dalam sektor publik juga disebut dengan anggaran publik yang
merujuk pada anggaran pemerintah.
• Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk
rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam saran moneter.
• Anggaran publik terwujud dalam APBN dan APBD.
KETERKAITAN KEUANGAN NEGARA DAN
DAERAH DENGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Keuangan negara dan daerah


• Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang.
• Ruang lingkup keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi yang
dikelola langsung oleh pemerintah dan yang dipisahkan pengurusannya.
• Anggaran negara (APBN dan APBD) merupakan inti dari keuangan
(akuntansi) pemerintahan.
KETERKAITAN KEUANGAN NEGARA DAN
DAERAH DENGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Keterkaitan dengan akuntansi sektor publik


• Akuntansi sektor publik merupakan alat yang digunakan untuk
mencatat, meringkas, dan menyajikan informasi keuangan pemerintah.
• Akuntansi sektor publik diperlukan untuk mendukung pengelolaan
keuangan negara dan daerah.
SISTEM AKUNTANSI
KEUANGAN SEBAGAI
BAGIAN DARI
PENGANGGARAN SEKTOR
PUBLIK
Akuntansi
proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan atas transaksi keuangan suatu entitas yang
digunakan sebagai informasi pengambilan keputusan
ekonomi untuk pihak eksternal atau internal
Akuntansi
Input Akuntansi Output Akuntansi

transaksi keuangan yang berupa laporan keuangan yang


tercermin dalam bukti berisi tentang informasi
transaksi pada sebuah entitas, akuntansi yang digunakan untuk
menghasilkan output berupa membantu pengambilan
laporan keuangan keputusan ekonomis
Pengguna Eksternal • DPR
Laporan Keuangan • DPRD
• BPK
Pemerintah • Investor
• Kreditur
• Donatur
• Analisis ekonomi & akademisi
• Rakyat
• LSM
• Pemerintah pusat (daerah) dan
lainnya
Akuntansi Manajemen
Pemerintah
Akuntansi pemerintahan yang ditujukan untuk
menghasilkan informasi bagi pengguna internal
dalam pemerintah
Output laporan keuangan baik untuk pihak

Akuntansi eksternal maupun internal

Laporan Keuangan melalui sebuah proses yang tidak sederhana, untuk


menjamin proses melalui proses yang baik dan benar hingga pelaporan akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan memerlukan sebuah sistem dan prosedur.

Sistem dan prosedur yg dimaksud dalam bidang akuntansi disebut dengan


sistem akuntansi atau sistem informasi akuntansi.
Balance Scorecard (BSC)
Contoh keterkaitan hubungan strategi dengan kinerja organisasi
dirumuskan dengan baik oleh konsep balanced scorecard. Awalnya BSC
merupakan alat untuk mengukur kinerja yang memasukkan tidak hanya
kinerja keuangan melainkan juga kinerja nonkeuangan

Namun, dalam perkembangannya BSC dapat dijadikan sarana untuk


merumuskan dan menerapkan strategi organisasi
Bagaimana dengan anggaran?
Bukankah anggaran merupakan
termasuk dalam bidang
akuntansi manajemen?
Anggaran dalam akuntansi sektor publik tidak hanya masuk dalam
bidang akuntansi manajemen, melainkan juga akuntansi keuangan
karena adanya Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang
merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah untuk pihak
eksternal. Oleh karena itu, akuntansi keuangan berada pada
tahapan pelaksanaan dalam penganggaran sektor publik.
B chapter 12
Public Sector Accounting dan
Budgetary Accounting:
Memahami Posisi Anggaran
Dalam Akuntansi Sektor Publik
Introduction PAGE 04

Saat ini Pemerintah diminta untuk:


• Bertanggung jawab penuh kepada masyarakat untuk sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka
• Bekerja lebih baik dan biaya lebih sedikit
• Meningkatkan kebijakan fiskal
• Berbuat lebih banyak dengan biaya lebih sedikit
• Menyadari bahwa kredit tidak berkelanjutan untuk itu
• Tidak meninggalkan beban yang besar pada periode yang akan
datang
• Untuk mengungkapkan posisi keuangan sesungguhnya dari
pemerintah secara keseluruhan
Introduction PAGE 04

Perubahan radikal di sektor publik merupakan konsekuensi


dari beberapa alasan.
• Tantangan yang timbul dari integrasi ekonomi global
• Tekanan yang diberikan oleh lembaga keuangan
internasional, seperti IMF dan WB
Situasi Internasional atas
Penggunaan Basis Akrual
Pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah di Indonesia
Pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara ditinjau dari sisi keilmuan
ekonomi dan manajemen disebut sebagai manajemen keuangan publik (public
finance or public financial management). Berdasarkan literatur tentang public
financial management, masalah utama dalam pengelolaan keuangan negara
mencakup masalah, antara lain:
• Akuntansi (Accounting)
• Anggaran (Budgeting)
• Pengendalian/Pengadaan (Controlling/Purchasing)
• Audit/Pemeriksaan/Pengawasan (Auditing)
Anggaran Sektor Publik
Menurut Freeman (2003) dalam
Nordiawan (2006), anggaran adalah
sebuah proses yang dilakukan oleh
organisasi sektor publik untuk
mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya ke dalam kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terbatas.
Dalam pengertian lain, anggaran dapat dikatakan sebagai sebuah
rencana finansial yang menyatakan

01 rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang


dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan;

estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikan rencana


02 tersebut;

03 perkiraan sumber-sumber mana saja yang akan menghasilkan pemasukan serta


seberapa besar pemasukan tersebut.
Prinsip
• Otorisasi oleh legislatif
• Komprehensif/menyeluruh
• Keutuhan
• Nondiscretionary apropriasi
• Periodik
• Akurat
• Jelas
• Transparan
Konsep Anggaran Sektor Publik
(Pemerintahan)
Penganggaran sektor publik terkait
dengan proses penentuan jumlah
alokasi dana untuk setiap program dan Aspek
aktivitas dalam satuan moneter. Proses
penganggaran organisasi sektor publik 1. Aspek perencanaan:
(pemerintahan) dimulai ketika 2. Aspek pengendalian;
perumusan strategi dan perencanaan 3. Aspek akuntabilitas publik.
strategi telah selesai dilakukan.
Alasan Anggaran Sektor Publik Penting

01 Mengarahkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan


meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

02 Kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak terbatas dan terus


berkembang, sedangkan sumber daya ada terbatas.

03 Meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab


terhadap rakyat.
Akuntansi Anggaran
Bagian dari ASP
Akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang
banyak digunakan dan paling berkembang di organisasi
sektor publik, terutama pemerintah. Akuntansi anggaran
mencatat dan menyajikan akun realisasi kegiatan dalam
format yang sama dan sejajar dengan anggarannya.
THANK
ANY QUESTION?
YOU

Anda mungkin juga menyukai