Fahmyddin A T. ST, MArch, Ph.D. Email: fahmyddin@gmail.com Week #7 Pengantar • Sejak dilangsungkannya otonomi daerah di Indonesia, maka pemerintah daerah kabupaten/ kota diberikan keleluasaan untuk melaksanakan pembangunan di daerahnya masing–masing. • Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia menjadikan setiap daerah kabupaten/ kota untuk melaksanakan pembangunan di daerahnya masing– masing. • Pembangunan pada setiap wilayah salah satunya diwujudkan dengan pelaksanakan suatu program/ kegiatan pada masing-masing instansi/ lembaga/ dinas. • Terkait dengan hal tersebut tentu saja dalam pelaksanaan masing masing program/ kegiatan tiap instansi/ lembaga/ dinas memberikan dampak dan manfaat yang berbeda-beda terhadap berbagai pihak, selain itu mungkin juga muncul berbagai permasalahan sebelum, selama maupun setelah pelaksanakan program/ kegiatan tersebut. • Berdasarkan hal di atas maka perlu dilaksanakan kegiatan evaluasi terhadap masing-masing program/ kegiatan tersebut Pengantar
• Oleh karena itu untuk mendorong sistem evaluasi yang efektif
terhadap program/kegiatan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah setiap wilayah perlu disusun instrumen evaluasi manfaat program pembangunan • Adanya instrumen tersebut diharapkan dapat membantu semua pihak guna memperoleh informasi terkait dampak/ manfaat yang dihasilkan dari program pembangunan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Penyusunan indikator kinerja
• Salah satu elemen penting dalam melakukan evaluasi
adalah menyusun indikator kinerja. • Indikator kinerja merupakan uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan. Penyusunan indikator kinerja
• Indikator kuantitatif digunakan untuk mengukur sesuatu yang sifatnya
terukur (measurable) dan obyektif. • Indikator kuantitatif biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai absolut (jumlah), prosentase, rasio dan tingkatan. • Sementara indikator kualitatif lebih bersifat subyektif karena biasanya menyangkut sikap, perilaku, penilaian dan perasaan seorang individu akan sesuatu hal. • Untuk mendapatkan data indikator kualitatif dilakukan melalui interview terstruktur terhadap masyarakat. • Indikator kinerja juga merupakan petunjuk (guideline) dalam rangka pencapaian tujuan atau sasaran, visi dan misi organisasi. Pengantar • Konsep Evaluasi yang diformulasikan dengan baik dan dapat dengan mudah dimengerti oleh penggunanya akan mampu memperkuat kualitas kinerja serta memperbaiki proses dan atau tahapan perencanaan dan penyusunan anggaran dan integritas evalusi itu sendiri. • Namun hal itu tidak akan tercapai apabila tidak ada kesepahaman tentang bahasa yang digunakan, pengertian akan pemanfaatannya, dan penggunaan konsep dan sarana yang ada. • Khususnya konsep, telah dibuktikan dalam berbagai kasus, merupakan hambatan yang cukup mengganggu dalam membangun kegiatan evaluasi yang berkualitas dan permanen. Pengantar • Evaluasi membutuhkan definisi yang jelas untuk setiap variabel ataupun indikator yang digunakan berikut baseline data yang digunakan untuk setiap indikatornya dengan maksud agar kinerja dapat dievaluasi dengan baik. • Akuntabilitas (salah satu unsur Good Governance) merupakan suatu aspek penting dalam perencanaan, artinya apapun rencananya baik kebijakan, program ataupun kegiatan; harus terukur. • Mengukur progress dan capaian, memerlukan suatu alat ukur atau ukuran, yang direfleksikan dalam pengertian “Apakah tujuan dapat tercapai?”, atau “Apakah sasaran sudah ditentukan?”, sehingga sukses atau kegagalan dapat diketahui dari tercapai tidaknya sasaran tersebut. Pengantar • Adapun sasaran itu berbeda-beda tingkatannya, namun hirarki yang umum : input sama dengan investasi untuk kebijakan/program/kegiatan yang disusun, output sama dengan hasil yang dicapai dalam konteks pelaksanaan, dan outcome atau hasil dalam konteks dampak pelaksanaan kegiatan (Berakibat lebih luas dari hanya sekedar konsekuensi dari pelaksanaan kegiatan). • Menurut Osborne and Gaebler 1992; Mayston, 2003; Castro, 2007 bahwa apapun yang dapat diukur atau terukur, biasanya dapat diselesaikan dengan baik. • Sehingga apabila capaian atau hasil tidak dapat diukur, kita sama sekali tidak akan mampu memastikan apakah yang kita laksanakan (Kebijakan/program/kegiatan/strategi dll.) berhasil/sukses, ataukah gagal, artinya tujuan tidak tercapai. Pengantar • Bila Perencana tidak mampu memastikan dan mengenali kesusksesan tercapainya perencanaan, maka bagaimana para perencana dapat memastikan bahwa yang kita lakukan benar membawa dampak yang baik dan perlu diberi reward. • Bila demikian faktanya, maka kemungkinan yang diberi reward itu justru sebenarnya suatu kegagalan tercapainya kebijakan/ program. • Sehingga suatu ketidakberhasilan tidak akan mampu memberikan Refleksi/pengalaman apapun. • Kalaupun kegagalan itu tidak juga dapat dikenali, lalu bagaimana perencana dapat mengkoreksinya? Pengantar
• Sehingga guna memastikan ukuran kinerja yang digunakan
benar-benar solid dan dapat dipertanggungjawabkan, maka suatu alat bantu untuk memetakan pola pikir awal hingga ekspektasi capaian beserta ukuran-ukurannnya (untuk berbagai tingkatan) ketika perencana memformulasikan apapun, termasuk kebijakan, strategi, program, intervensi, kegiatan dan sebagainya; atau suatu cara berfikir yang runtut, sungguh diperlukan. • Cara pendekatan seperti ini secara umum disebut sebagai Model Logika. Penyusunan Indikator Kinerja
• Dengan modal Model Logika, indikator kinerja dari suatu
rencana/plan dapat dengan mudah disusun dan ditentukan. • Sesuai tingkatannya, indikator kinerja jelas posisinya sebagai alat ukur yang sahih di level kebijakan, program, ataukah kegiatan, mungkin juga input atau anggarannya • Definisi dan konsep tataran tsb dapat dilihat dan direview dari contoh kasus yang akan dijelaskan pada materi perkuliahn berikutnya (Contoh kasus barikutnya RPJMN dan dokumen RKP tahunan) • Para perenacana dan pemangku kepentingan lainnya harus dipastikan memiliki kesamaan pandang atau persepsi masing- masing sasaran. • Dengan kesamaan tersebut dapat disepakati macam indikator yang digunakan. Penyusunan Indikator Kinerja
• Selain itu, harus disepakati pula arti dan maksud pemilihan
kata-kata yang digunakan dan istilah dalam masing-masing tatanan. • Misalnya, definisi anak usia sekolah, konsep tumbuh kembang anak, definisi pekerja keluarga yang tidak dibayar, pengertian ibu rumah tangga yang pernah mengikuti pelatihan KUB. Penyusunan Indikator Kinerja
Untuk menentukan indikator kinerja perlu disepakati berbagai
konsep dan definisi tentang indikator yang akan disepakati bersama, misalnya apa yang dimaksud dengan:
• Tujuan/Goal. Apakah ini berada pada level impact?
• Apakah impact juga merupakan dampak yang dicapai oleh outcome dalam waktu panjang/lama? • Apakah tujuan/objectives difokuskan pada pemanfaat hasil kegiatan pembangunan atau bagaimana? Apakah itu sama dengan outcomes? • Apakah kegiatan/activities pasti merupakan indikator output. Apakah output juga merupakan hasil pengukuran beberapa kegiatan? Penyusunan Indikator Kinerja
Apabila Indikator Evalusai Kinerja sudah ditentukan,konsekuensi
dari kesepakatan atas indikator akan menunjukkan hal berikut: • Indikator yang disepakati merupakan bahasa yang dimengerti semua orang. • Penentuan outcome, menunjukkan kemampuan untuk membedakan „apa yang dikerjakan” dengan “hasil/capaian”. • Indikator yang disepakati akan meningkatkan pengertian para pemangku kepentingan akan kebijakan/program/kegiatan yang dievaluasi. • Indikator yang disepakati menjadi acuan dan petunjuk dalam monitoring dan evaluasi serta membantu evaluator agar tetap fokus pada apa yang dievaluasinya. • (Berlanjut dislide berikutnya) Penyusunan Indikator Kinerja
• Membantu menuju perbaikan dalam perencanaan dan
manajemen. • Memantapkan maksud dan tujuan yang ingin dicapai. • Menjaga keterkaitan dan kesesuaian antar berbagai kebijakan/program/kegiatan di berbagai kondisi dan situasi serta level yang berbeda. • Koordinasi kerja terjaga karena alur pikir berada dalam tataran yang sama. • Mampu memantapkan penentuan urutan prioritas dan alokasi pendanaan. • Memudahkan dan membangun iklim kerja yang baik bagi para evaluator. Penyusunan Indikator Kinerja
• Indikator kinerja juga merupakan petunjuk (guideline) dalam
rangka pencapaian tujuan atau sasaran, visi dan misi organisasi. • Indikator kinerja dapat diterapkan untuk : (a) Input/Masukan; (b) Output/Keluaran; (c) Outcome; (d) Manfaat/benefit; (e) Dampak. • Silde berikut akan menjelaskan penyusunan Indikator Kinerja pada setiap tahap: (a) Input/Masukan; (b) Output/Keluaran; (c) Outcome; (d) Manfaat/benefit; (e) Dampak. a. Indikator Input/masukan
• Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan
dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dari: sumber dana (APBN/APBD, swasta, masyarakat), dukungan pemikiran (tenaga ahli, pendapat masyarakat), dukungan kebijakan (kebijakan pusat, kebijakan daerah). • Ukuran masukan ini berguna dalam rangka memonitor jumlah sumber daya yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan mendistribusikan produk, kegiatan dan atau pelayanan. • Contoh: Rupiah yang dibelanjakan untuk peralatan; Jumlah jam kerja pegawai yang dibebankan dll b. Indikator Output/keluaran • Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik maupun nonfisik, misalnya: rencana, kebijakan, program, tersosialisasi. • Indikator keluaran dapat menjadi landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila target kinerjanya (tolok ukur) dikaitkan dengan sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur. • Karenanya, indikator keluaran harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi yang bersangkutan. Indikator keluaran (ouput) digunakan untuk memonitor seberapa banyak yang dapat dihasilkan atau disediakan. • Contoh : Jumlah izin yang dikeluarkan; Jumlah orang yang dilatih; Jumlah dokumen yang diproses; c. Indikator Outcome Outcome
• Indikator Outcome Outcome menggambarkan tingkat
pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. • Dengan indikator tersebut dapat diketahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan besar bagi masyarakat. • Contoh: Jumlah hasil langsung dari kegiatan(Jumlah peserta yang paham dan mempraktekan pelatihan); Peningkatan langsung hal-hal positif (Peningkatan daya tahan bangunan; % Penambahan daya tampung siswa); Penurunan langsung hal- hal negative (Penurunan tingkat kemacetan; % Penurunan pelanggaran lalu lintas dll) d. Indikator Outcome
• Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk
dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal. Manfaat sebuah program baru tampak setelah beberapa waktu kemudian khususnya dalam jangka menengah dan panjang. • Contoh: Peningkatan hal yang positif dalam jangka menengah/panjang (% Peningkatan kesempatan kerja, Peningkatan kegiatan ekonomi), Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah/panjang (Jumlah Penurunan penyakit TBC; % Penurunan tingkat kriminalitas) e. Indikator Dampak
• Indikator Dampak Indikator memperlihatkan pengaruh
yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. • Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak baru dapat diketahui dalam jangka menengah dan panjang. • Contoh-contoh : Peningkatan hal yang positif dalam jangka menengah/panjang (% Peningkatan pendapatan/kapita, Jumlah peningkatan PDRB); Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah/panjang (Jumlah Penurunan tingkat kemiskinan, % Penurunan tingkat kematian) Terima Kasih