Anda di halaman 1dari 33

Tahapan Penyusunan Indikator

dan Metode Penyusunan


Indikator Outcome
[Teknik Evaluasi Perencanaan] / PWK2326 [Genap 20.21]
Fahmyddin A T. ST, MArch, Ph.D. Email: fahmyddin@gmail.com Week #8
Tahapan Penyusunan Indikator

o Persiapan Penyusunan Indikator


o Penyusunan Daftar Indikator
o Pendefinisian Indikator
o Penentuan Indikator
o Validasi Indikator
Tahapan Penyusunan Indikator: Persiapan Penyusunan Indikator

o Persiapan penyusunan indikator bertujuan menyusun


berbagai pilihan data yang tersedia untuk dipastikan
kesesuaiannya sebagai indikator dari suatu materi
perencanaan.
o Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam rangka
persiapan penyusunan indikator, diperlukan
pemahaman tentang materi perencanaan yang
sedang dilakukan.
Tahapan Penyusunan Indikator: Persiapan Penyusunan Indikator

o Hal yang perlu mendapat perhatian dan dipersiapkan


dalam tahap ini adalah cara penyusunan sasaran dan
cara perkiraan pencapaian kemajuannya,
pengidentifikasian permasalahan yang menghambat
pencapaian sasaran dan hal-hal yang dibutuhkan
dalam evaluasi secara mendalam dan
berkesinambungan.
Tahapan Penyusunan Indikator: Penyusunan daftar indikator

o Penyusunan daftar indikator dilakukan dengan tujuan menentukan


suatu indikator berada dalam tingkatan (level) yang mana.
o Banyak indikator yang potensial untuk dipakai sebagai indikator
output atau indikator outcome saja.
o Namun ada juga beberapa indikator yang dapat dipakai sebagai
indikator output adan indikator outcome sekaligus. Namun demikian,
hanya beberapa indikator saja yang tepat dan bermanfaat.
o Oleh karena itu dalam penentuan indikator perlu pendekatan yang
ekstra hati-hati, sehingga tidak salah dalam penentuannya.
Tahapan Penyusunan Indikator: Penyusunan daftar indikator

 Pada saat penyusunan daftar indikator beberapa hal yang perlu


mendapat perhatian, antara lain:
 1. Langsung: Indikator yang disusun harus sedekat mungkin
dengan sasaran yang ingin dicapai
 2. Jelas maksud dan tujuan: Hal ini karena menyatakan hal
 apa yang akan diukur.
 3. Cukup: Indikator harus dapat menjawab pertanyaan yang muncul
dalam pengukuran hasil yang diharapkan

Tahapan Penyusunan Indikator: Penyusunan daftar indikator

 4. Kuantitatif. Dalam penentuan indikator dapat dinyatakan dalam


bentuk numerik
 5. Praktis. Indikator yang ditentukan datanya dapat diperoleh
 dengan mudah
 6. Dapat Diandalkan. Pertimbangan terakhir dalam penentuan
indikator adalah data yang tersedia merupakan data akurat dan
dapat diandalkan untuk penentuan kebijakan
Tahapan Penyusunan Indikator: Pendefinisian indikator

 Pendefinisian indikator dilakukan dengan tujuan memberikan batasan pada


suatu indikator yang akan dipakai sebagai ukuran dari suatu materi
perencanaan.
 Pendefinisian indikator perlu memperhatikan:
1. 1. Menghindari pernyataan umum
2. 2. Dapat menggambarkan perubahan yang diinginkan
3. 3. Secara jelas menggambarkan cakupan yang berubah,
4. 4. Mengidentifikasi target perubahan secara jelas, dan
5. 5. Mengidentifikasi pengaruh perubahan yang terjadi.
Tahapan Penyusunan Indikator: Penentuan Indikator

 Dalam penentuan indikator, maka indikator-indikator yang mempunyai bobot


yang rendah harus dihilangkan dan penentuan indikator dilakukan secara
selektif, serta penentuan indikator dilakukan hanya pada indikator yang dapat
mewakili secara langsung dengan sasaran yang akan dicapai.

 Pada saat penentuan indikator perlu diperhatikan dimensi yang melekat pada
data yang dipakai sebagai indikator.

Tahapan Penyusunan Indikator: Validasi Indikator

 Berdasarkan daftar indikator yang telah disusun tersebut, selanjutnya


dilakukan penilaian terhadap indikator-indikator yang telah ada.

 Penilaian terhadap suatu indikator dapat dilakukan melalui beberapa cara,


antara lain sensus, survey, penilaian ahli.
Metode Penyusunan Indikator
Outcome
Metode Penyusunan Indikator Outcome

• Menurut Kusek & Rits (2004), Funnel (2008); proses penyusunan


indikator dalam suatu proses perencanaan, harus selalu dimulai
dengan penentuan outcome indicator.

• Langkah ini merupakan faktor penentu kesuksesan perencanaan yang


dapat dievaluasi.

• Penentuan indikator outcome diawali dengan menyepakati statement


outcome atau pernyataan/kalimat outcome berdasarkan permasalahan
(Kalimat negatif) atau isu.

• Dari permasalahan/isu bisa diturunkan beberapa pernyataan tentang


outcome atau hasil akhir yang diharapkan (Kalimat positif).
Metode Penyusunan Indikator Outcome

• Dari permasalahan/isu bisa diturunkan beberapa pernyataan tentang


outcome atau hasil akhir yang diharapkan (Kalimat positif).

• Dengan kata lain, isu dan permasalahan yang ada perlu diubah
menjadi solusi.

• Sebagai contoh adalah permasalahan di bidang pendidikan, yaitu


“gedung sekolah yang tidak terpelihara dan dibangun dengan
menggunakan kualitas material yang rendah”. Kalimat negatif tersebut,
kemudian disusun menjadi kalimat outcome yang positif, yaitu
“meningkatkan kondisi struktur gedung sekolah sehingga sesuai
standar yang berlaku” .
Metode Penyusunan Indikator Outcome

• Perencana perlu memperhatikan bahwa dengan


menggunakan kalimat positif akan menimbulkan reaksi
dan respon yang lebih positif dari seluruh
pemangku yang berkepentingan/stakeholders,
karena penentuan indikator outcome merupakan juga
suatu proses politis yang membutuhkan konsensus
atau kesepakatan bersama dari semua pihak.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 1. Penentuan Indikator
Outcome diawali dengan penentuan statement indicator

Proses penentuan outcomes menurut Kusek and Rist (2004: 59-


66):

1. Menerjemahkan permasalahan yang ada menjadi beberapa


kemungkinan pernyataan outcome yang bernada positif sebagai
solusi dari permasalahan tersebut.
Berikut adalah tabel yang menerjemahkan permasalahan ke
dalam pernyataan outcome (lihat tabel pada slide berikutnya).
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 1. Penentuan Indikator
Outcome diawali dengan penentuan statement indicator

Penerjemahan Permasalahan menjadi Pernyataan Outcome


Metode Penyusunan Indikator Outcome: 2. Merinci atau menajamkan
outcome ke dalam komponen-komponen

• Merinci atau menajamkan outcome ke dalam komponen-komponen


yang lebih spesifik sehingga menjadi lebih detil dan terukur.
• Setiap pernyataan outcome diharapkan hanya untuk memotret satu
area peningkatan saja.
• Contoh peningkatan lapangan kerja, perlu diperjelas berdasarkan
target group, sektor, persentase perubahan dan kerangka waktu.
Setelah diperinci, pernyataan outcome semula yaitu “peningkatan
lapangan kerja” menjadi “meningkatkan lapangan kerja bagi pemuda di
sektor pedesaan sebesar 20% pada empat tahun ke depan”.
• Dengan adanya ukuran-ukuran yang lebih spesifik, maka keberhasilan
pencapaian dari suatu outcome menjadi lebih mudah diketahui.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 3. Menyusun rencana untuk
menilai kemungkinan keberhasilan dalam mencapai outcome

• Menyusun rencana untuk menilai kemungkinan keberhasilan dalam


mencapai outcome yang telah ditetapkan.
• Keberhasilan pencapaian suatu outcome bukan dinilai berdasarkan
keberhasilan dalam menyelesaikan suatu kegiatan sampai
menghasilkan suatu capaian dalam rentang waktu yang ditetapkan.
• Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belum tentu menjamin
pencapaian outcome yang ditetapkan. Dalam proses ini dibutuhkan
tindakan untuk mengelola dan mengimplementasi program,
menggunakan sumberdaya dan memastikan pemberian pelayanan
pemerintah.
Metode Penyusunan
Indikator Outcome: 3.
Menyusun rencana untuk
menilai kemungkinan
keberhasilan dalam
mencapai outcome

Contoh Penyusunan Outcome


Bidang Pendidikan (tabel
disamping):
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4. Menyusun pernyataan
outcome

• Setelah outcome ditentukan maka penentuan indikator, baseline dan


target akan merupakan kelanjutan dari proses ini.
• Tabel pada slide 22 merupakan contoh penyusunan outcome di
bidang pendidikan
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Salah satu cara pendekatan ketika menentukan indikator outcome adalah


dengan menggunakan Outcome Is It Working Analysis (OIIWA).
• Pendekatan ini merupakan suatu cara melakukan analisis outcomes secara
sistematis yang disusun berdasarkan teori yang diidentifikasikan dengan
menyusun lima building block yang dibutuhkan dalam seluruh sistem
outcomes.
• OIIWA dapat digunakan untuk menyediakan overview secara komprehensif
mengenai outcomes, strategi, hasil, monitoring, evaluasi dan akuntabilitas.
• Secara khusus, OIIWA memungkinkan kita untuk mengintegrasikan indikator
monitoring yang rutin dan sedang berjalan dengan satu level indikator yang
lebih tinggi yaitu outcome dalam suatu proses evaluasi.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA:

• 1. O – Outcomes hierarchy
Bulding block pertama adalah outcomes hierarchies, yaitu dengan
menggambarkan hirarki dari outcome untuk nantinya diintervensi.
Caranya, mulai dari outcome pada level tertinggi, kemudian turun ke
bawah, ke level outcome berikutnya.
Hirarki outcome menata outcome-outcome pada level yang lebih
rendah yang ingin dicapai untuk meningkatkan pencapaian dari
outcome di level yang lebih tinggi. Pada tiap level perlu diajukan
pertanyaan mengenai apakah hal ini yang akan menyebabkan suatu
outcome tercapai.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

Beberapa hal penting dalam membuat hirarki:

• Gunakan outcome bukan kegiatan. Sebagai contoh, kalimat “meningkatkan


kebijakan dan praktik institusi” (yang menunjukkan kegiatan) perlu diganti
menjadi “peningkatan kebijakan dan praktik institusi” (yang menunjukkan
outcome).
• Gambarkan outcome sebagai sekumpulan penyebab di dunia nyata, jangan
kuatir apakah outcome itu dapat diukur, attributable ataukah anda cukup
akuntabel untuk itu.
• Outcome pada level yang lebih rendah dapat berkontribusi pada beberapa
outcome di level yang lebih tinggi.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

Beberapa hal penting dalam membuat hirarki (sambungan):

• Jangan mengelompokkan outcome, pastikan bahwa di tiap kotak hanya terdiri


dari satu pernyataan outcome.
• Berlaku prosedur hirarki pada outcome, penempatan sebuah outcome pada
tempat yang lebih tinggi dibandingkan outcome lainnya, didasarkan pada
eksperimen dengan sedikit berimajinasi. Apabila outcome tersebut sudah
tercapai, kemudian ajukan pertanyaan untuk outcome di level bawahnya,
apakah outcome terdapat kesulitan untuk mencapainya. Apabila jawabannya
tidak, maka hirarki tersebut sudah benar.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

Beberapa hal penting dalam membuat hirarki (sambungan):

• Outcome yang lengkap. Suatu kumpulan outcome dikatakan lengkap apabila


secara absolut dibutuhkan untuk mencapai outcome di level atasnya.
• Jangan memasukkan pengukuran dalam pembuatan hirarki. Pengukuran baru
akan dimasukkan pada tahap berikutnya.
• Gunakan lebih dari satu hirarki outcome bila diperlukan.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

2. I – Not-necessarily attributable indicator


• Building block kedua adalah kumpulan indikator kemajuan yang
telah berhasil diraih dalam rangka meningkatkan outcome
(Pada hierarki outcome).
• Kumpulan indikator dalam bangunan kedua ini adalah ukuran-
ukuran rutin yang dikumpulkan baik oleh Anda sendiri
atau orang lain.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

2. I – Not-necessarily attributable indicator


• Tidak terlalu penting apakah berbagai perubahan pada
indikator- indikator ini dapat secara tepat diatribusikan
hanya pada pengaruh atas intervensi, organisasi,
program, atau kebijakan yang Anda lakukan sendiri.
• Tujuan dari indikator jenis ini hanya menunjukkan apakah
secara umum outcome meningkat. Indikator semacam ini
dikenal dengan not- necessarily attributable indicators.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

3. I – Attributable indicators
• Building Block ketiga adalah sekumpulan indikator dari outcome dalam
hierarki outcome yang dapat dengan mudah diatribusikan.
• Indikator-indikator ini adalah ukuran-ukuran rutin yang dikumpulkan
perencana atau orang lain yang dapat diatribusikan kepada apa yang benar-
benar dilakukan.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

3. I – Attributable indicators
• Indikator-indikator semacam ini disebut sebagai attributable indicators.
Termasuk di dalamnya adalah apa yang dikenal sebagai output
(tergantung pada seberapa luas definisi output yang digunakan).
• Indikator-indikator semacam ini dikenal sebagai alat namun tidak
dimaksudkan untuk berada pada hierarki outcome yang sama tinggi
dengan indikator- indikator yang termasuk dalam not-necessarily
attributable indicators atau sebagaimana dijelaskan di atas. Di
mana indikator-indikator ini muncul, mereka dapat pula berfungsi sebagai
indikator.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

4. W – Whole-intervention high level outcome attribution design

• Building block keempat adalah menjalankan langkah pembuktian bahwa


suatu hal dapat menyebabkan perbaikan outcome.
• Jelas dalam kasus ini ketika indikator attributable berada pada puncak
hirarki outcome maka tidak perlu lagi mencari cara lain untuk
membuktikan bahwa intervensi akan memperbaiki outcome oleh karena
hal ini sudah dilakukan sebagai aliran informasi indikator yang rutin.
• Pembuktian ini dilakukan dengan menggunakan high-level outcome
attribution evaluation design, yang menyatakan hal apa saja yang dapat
memperbaiki outcome dan mana saja yang tidak.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA

• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

5. A – Additional lower level formative, process and descriptive

• Building block kelima adalah menjawab kumpulan riset dan pertanyaan


evaluasi untuk membuat hirarki outcome yang disusun, menjadi lebih
baik.
• Dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan ini, akan membantu dalam
menjelaskan intervensi yang dilakukan dan menjadikannya lebih baik di
masa depan.
• Jawaban dari pertanyaan ini, secara progresif akan meningkatkan
keakuratan dari hirarki outcome sebagai peta dari kondisi nyata.
Metode Penyusunan Indikator Outcome: 4.1. Penentuan Indikator
Outcome dengan Pendekatan OIIWA
• Langkah langkah dalam melakukan pendekatan OIIWA (sambungan):

5. A – Additional lower level formative, process and descriptive

• Proses ini dilakukan dengan mengambil setiap outcome dari hirarkinya


dan memeriksanya untuk melihat pertanyaan-pertanyaan evaluasi apa
yang dapat diajukan untuk outcome tersebut. Pertanyaan yang dapat
diajukan adalah:
o Dari hasil evaluasi sebelumnya atau dari evaluasi yang direncanakan oleh
pihak lain, manakah yang dapat memberi pencerahan pada pertanyaan
evaluasi ini?
o Seberapa layakkah ini untuk menjawab pertanyaan evaluasi?
o Berapa besar biaya yang akan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan
evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai