Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS TRISKTI

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


TAHUN AKADEMIK 2021

MATA KULIAH : MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN


DOSEN : DR. BILMAR PARHUSIP
HARI/TGL UJIAN : 1 MEI 2021
NAMA : MUHAMMAD DAYAT
TNIM : 121011911021

1. Jelaskan secara luas peran Monev dalam kebijakan publik dan contoh-contoh
penerapan sistem Monev dalam implementasinya, dan jelaskan perbedaan
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Jawaban :
Pemantauan adalah fungsi berkelanjutan yang menggunakan pengumpulan data
sistematis tentang indikator tertentu untuk memberikan manajemen dan pemangku
kepentingan utama dari intervensi pembangunan yang sedang berlangsung dengan
indikasi sejauh mana kemajuan dan pencapaian tujuan dan kemajuan dalam
penggunaan dana yang dialokasikan. Sedangkan Evaluasi adalah penilaian sistematis
dan obyektif dari proyek, program, atau kebijakan yang sedang atau selesai,
termasuk desain, implementasi, dan hasilnya. Tujuannya adalah untuk menentukan
relevansi dan pemenuhan tujuan, efisiensi pembangunan, efektivitas, dampak, dan
keberlanjutan. Evaluasi harus memberikan informasi yang kredibel dan berguna,
memungkinkan penggabungan pelajaran ke dalam proses pengambilan keputusan
baik dari penerima maupun donor. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi dilakukan
untuk mengkaji relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak suatu kebijakan atau
program atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun peran
Monev dalam kebijakan public, diantaranya :
Monitoring
• Memperjelas tujuan program
• Mengaitkan kegiatan dan sumber dayanya dengan tujuan
• Menerjemahkan tujuan menjadi indikator kinerja dan menetapkan target
• Mengumpulkan data secara rutin tentang indikator ini, membandingkan hasil
aktual dengan target
• Melaporkan kemajuan kepada manajer dan mengingatkan mereka tentang
masalah

Evaluasi
• Menganalisis mengapa hasil yang diinginkan tercapai atau dicapai
• Menilai kontribusi kausal spesifik dari kegiatan terhadap hasil
• Memeriksa proses implementasi
• Menjelajahi hasil yang tidak diinginkan
• Memberikan pelajaran, menyoroti pencapaian signifikan atau potensi program,
dan menawarkan rekomendasi untuk perbaikan

2. Apakah kriteria yang harus dipenuhi dalam suatu monitoring dan evaluasi
kebijakan? Prinsip – prinsip apa yang perlu diterapkan agar suatu aktivitas
monitoring dan evaluasi dapat terlaksana dengan baik!
Jawaban :
Dalam proses monitoring dan evaluasi dapat dikatakan memiliki kriteria atau tahap
keberhasilan dalam kebijakan, diantaranya :
• Memilih evaluator yang terspesialisasi, yang berada di luar pemerintah atau
lembaga pelaksana. Ini pada umumnya lebih baik untuk menjamin objektivitas dan
independensi.
• Metode kuantifikasi untuk memperkirakan dampak program.
• Metode kualitatif dapat memperkaya informasi dan membuat analisa menjadi
lebih mendalam. Metode ini memberikan pengertian yang mendalam dari proses
program, kondisi eksternal, serta perilaku individu.
• Ketersedian dan kualitas data adalah faktor terpenting yang mempengaruhi
kualitas dari analisa. Sering kali, survei baru harus dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang memadai dari program, termasuk survei awal dan survei lanjutan.

Adapun dalam penerapan suatu aktivitas monitoring dan evaluasi diperlukan prinsip
agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Prinsip dalam monitoring dan evaluasi
adalah :
• Objektif dan Profesional, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara
profesional berdasarkan analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan
penilaian secara obyektif dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan.
Objektif dan profesional berarti :
o Akurat dalam mengidentifikasi informasi
o Tepat dalam menyimpulkan perolehan informasi/data
o Akurat dalam melakukan intervensi. Untuk itu proses monev harus ditopang
dengan manajemen, strategi, dan instrumentasi yang baik.
• Transparan, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara terbuka dan
dilaporkan secara luas melalui berbagai media yang ada agar masyarakat dapat
mengakses dengan mudah Tentang informasi dan hasil kegiatan monitoring dan
evaluasi. Pertanyaan yang diajukan:
o Adakah media informasi dan komunikasi;
o Apakah informasi yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan
perkembangan program (selalu diperbaharui); o Adakah musyawarah
dilakukan dan sosialisasi hasil kegiatan disampaikan Keterbukaan dalam
penyusunan anggaran; dan o Keterbukaan dalam pelaporan keuangan.
• Partisipatif, Pelaksanaan kegiatan montoring dan evaluasi dilakukan dengan
melibatkan secara aktif dan interaktif para pelaku. Aspek2-aspek yang diperhatikan:
o Masyarakat yang hadir dan ikut berbicara dalam pertemuan
o Masyarakat yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan
o Masyarakat yang peduli dengan masalah yang muncul
o Masyarakat yang terlibat dalam mengatasi permasalahan
o Masyarakat yang meminjamkan memberikan sumbangan material, sumber dana,
sumberdaya, peralatan
• Akuntabel dan Tepat Waktu
o Akuntabel, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus dapat
dipertanggungjawabkan secara internal maupun eksternal.
o Tepat waktu, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi harus dilakukan sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan.
• Berkesinambungan dan Berbasis Indikator Kinerja o Berkesinambungan,
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkesinambungan agar dapat
dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi penyempurnaan kebijakan. o Berbasis
indicator kinerja, Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan
kriteria atau indicator kinerja, baik indicator masukan, proses, luaran, manfaat
maupun dampak.
3.

Gambar ditas menjelaskan kerangka hubungan berpikir logis dari


imput/sumberdaya dengan outcome dan impact sesuai kerangka logic model
Jelaskan makna dari kerangka hubungan berpikir logis dari imput/sumberdaya
dengan outcome dan impact tersebut pada gambar diatas secara tuntas dan
berikan 2 contoh diluar yang telah dibahas di kelas.

Jawaban :
Pengertian Logic model adalah suatu diagram/bagan bagaimana suatu kebijakan
/program/kegiatan diharapkan dapat bekerja dengan baik. Dengan kata lain, juga
merupakan gambaran hubungan antara aktivitas dan hasil. Menurut sebagian
orang, model logika hanya dipakai dalam proses evaluasi, namun sebenarnya
tidak sesempit, karena penggunaan model logika penting dan menolong ketika
diaplikasikan dalam proses perencanaan, formulasi dan penyusunan
kebijakan/program/kegiatan, manajemen pelaksanaan program dan bahkandalam
komunikasi dan koordinasi. Jadi model logika adalah suatu gambaran sederhanan
dari kebijakan/program/kegaiatan, inisiatif, atau intervensi.

Berdasarkan model logika pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ;
Result chain Indicative example
Input Pengeluaran uintuk
(Sumber daya yang memberikan kontribusi dalam pendidikan dasar
menghasilkan output)
 Alokasi Pembiayaan
Activities Pembangunan
(Proses/Kegiatan Menggunakan input
untuk menghasilkan output yang sekolah, distribusui buku,
diinginkan) dll
 Membangun Sekolah
 Melakukan diklat terhadap tenaga pendidik
 Membeli bahan pustaka dan fasilitas sekolah
Outputs Jumlah sekolah
(Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan) yang dibangun,
 Terbangunnya sekolah buku teks, dll
 Tenaga pendidik yang kompeten
 Ketersediaan bahan ajar dan
kondusifitas pembelajaran
Outcomes Tingkat
(manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah
untuk beneficieries tertentu sebagai hasil dari output) pendaftaran sekolah
 Meningkatnya pendaftar peserta didik
 Meningkatnya kualitas pendidikan
 Meningkatnya aksesbilitas pendidikan
Impact Meningkatkan
(Hasil pembangunan uang diperoleh dari pencapaian
outcome) literasi dalam
Meningkatnya kualitas pembangunan manusia
seutuhnnya melalu peningkatan pendidikan
yang berkualitas dan menjamin dalam
perwujudan kesejahteraan masyarakat

Contoh 1 :
Membangun jaringan telekomunikasi di daerah
Result chain Assumsi
Input  Tidak
(Sumber daya yang memberikan kontribusi dalam ada perubahan
menghasilkan output) strategi/kebijakan
 Alokasi APBN pemerintah
Activities  Stabilitas politik
(Proses/Kegiatan Menggunakan input untuk
menghasilkan output yang diinginkan)  Kerangka
 Membangun hubs dan pusat IT di daerah kerja institusi yang
 Membangun kabel fiber optik sesuai
 Membangun sambungan telephone  Stabilitas peraturan
dan sambungan internet  Cukup
menguntungkan
Outputs untuk menarik
(Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan) minat investor
 Terbangunnya hubs dan pusat IT di daerah swasta
 Terbangunnya kabel fiber optik
 Terbangunnya sambungan telephone
dan sambungan internet

Outcomes
(manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah
untuk beneficieries tertentu sebagai hasil dari output)
 Meningkatnya produktifitas dan akses ke/dari
pusat
 Menurunya biaya transaksi bagi dunia usaha
 Meningkatnya usaha baru/pemula di daerah
yang diabngun teknolgi IT
 Meningkatnya penggunaan telpon dan internet
Impact
(Hasil pembangunan uang diperoleh dari pencapaian
outcome)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
penggunaan teknologi informasi dan
telekomunikasi

Contoh 2
Mewujudkan kepatuhan ber-masker bagi masayarakat selama pandemic covid 19
Result chain Assumsi
Input  Tidak
(Sumber daya yang memberikan kontribusi dalam ada perubahan
menghasilkan output) strategi/kebijakan
 Alokasi pengamanan rutin di titik public pemerintah
 Alokasi pembelian masker  Stabilitas politik
Activities  Kerangka
(Proses/Kegiatan Menggunakan input kerja institusi yang
untuk menghasilkan output yang sesuai
diinginkan)  Stabilitas peraturan
 Membangun Posko penanganan yang konsisten
di tiap titik publik  Cukup
 Membeli penyedian masker bagi masyarakat menguntungkan
untuk menarik
Outputs minat investor
(Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan) swasta
 Terbangunnya Posko penanganan
yang konsisten di tiap titik publik
 Tersedianya masker bagi masyarakat

Outcomes
(manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah
untuk beneficieries tertentu sebagai hasil dari output)
 Meningkatnya kepatuhan masyarakat
dalam pengunaan masker
 Meningkatnya penggunaan masker
yang merupakan bagian memutus penyebaran
virus
Impact
(Hasil pembangunan uang diperoleh dari pencapaian
outcome)
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
partisipasi menjaga penyebaran virus covid 19
untuk meminimalisir korban/pasien yang
terjangkit

4. Kriteria indicator kinerja adalah sebagaimana dibawah ini

Pada akhirny a harus bisa mengu kur damp


rdasarka n tujuan
Mengukudanr sasaran
apa yang(visi
dituangka
misi organisasi)
n dalam Indikator Kinerja
Bersifat SMART Konsisten

Jelaskan apa yang dimaksud dengan SMART (specific, measurable, attainable,


relevant , timely) dan menurut saudara bagaimana aplikasinya di Indonesia dari sisi
pemenuhan aspek SMART diatas, apakah telah konsisten dilakukan. Berikan alasan
jika telah konsisten dan sebaliknya beri alasan jika belum konsisten dilakukan.

Jawaban :
Menurut persyaratan smart, penentuan suatu indicator harus memperhatikan hal
berikut :
1. Simple = sederhana
Indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sedrhana dalam pengumpulan data
maupun dalam penghitungan untuk mendapatkannya.
2. Measurable = Dapat diukur
Indikator yang ditetapkan harus merepresentasikan informasi dan jelas
ukurannya.
3. Attributable = Bermanfaat
Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat bagi kepentingan pengambilan
kebijakan.
4. Reliable = Dapat dipercaya
Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang
baik, benar dan teliti.
5. Timely = Tepat waktu
Indikator yang ditentukan harus dapat didukung oleh pengumpulan data dan
pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai saat
pengambilan keputusan yang dilakukan.

Pada penerapan di Indonesia persyaratan SMART terkesan belum begitun


konsisten hal ini terlihat dari beberapa hasil review RPJMN dan RKP masih saja
terjadi ketidaksinambungan dalam perumusan sasaran, tingkat variasui
kedalaman dari bab-bab yang tinggi, serta program yang tidak terkait secara
langsung dengan kegiatan-kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai