Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM MONEV PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SMK TEKNOLOGI PLUS PADANG


TAHUN PELAJARAN2021/2022

SMK TEKNOLOGI PLUS PADANG


KOTA PADANG
SUMATERA BARAT 2021/2022
1. Monitoring dan evaluasi
a. Monitoring
Monitoring merupakan sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara reguler mengenai suatu kegiatan tertentu apakah
kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan perancanaan dan prosedur yang
telah disepakati.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, disebutkan
bahwa monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama
suatu keadaan atau kondisi termasuk perilaku atau kegiatan tertentu,
dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh
dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil
keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan monitoring merupakan
sesuatu yang lebih berfokus kepada kegiatan yang tengah berlangsung.
Memberikan pengamatan terhadap kegiatan tersebut, dan memastikan
bahwa tidak ada sesuatu yang bertentangan atau melenceng dari ketentuan
yang telah ditetapkan / direncanakan. Dan apabila terdapat suatu
permasalah yang muncul, diharapkan bisa lebih cepat untuk diketahui dan
dicarikan suatu pemecahan masalah yang sesuai.

Berikut merupakan fungsi dari pelaksanaan monitoring yang dikemukakan


oleh Dunn (2003):

a. Kepatuhan (compliance). Pemantauan bermanfaat untuk


menentukan apakah tindakan dari para administrator program, staf,
dan pelaku lain sesuai dengan standar dan prosedur yang dibuat
oleh para legislator, instansi pemerintah, dan lembaga professional.
b. Pemeriksaan (auditing). Pemantauan membantu menentukan
apakah sumberdaya dan pelayanan yang dimaksudkan untuk
kelompok sasaran maupun konsumen tertentu (individu, keluarga,
kota, negara bagian, wilayah) memang telah sampai kepada
mereka.
c. Akuntansi. Monitoring menghasilkan informasi yang bermanfaat
untuk melakukan akuntansi atas perubahan sosial dan ekonomi
yang terjadi setelah dilaksanakannya sejumlah kebijakan public
dari waktu ke waktu.
d. Eksplanasi. Pemantauan juga menghimpun informasi yang dapat
menjelaskan mengapa hasil-hasil kebijakna publik dan program
berbeda.
Selanjutnya adalah teknik dari pelaksanaan suatu kegiatan
monitoring yang diungkapkan oleh Suryana (2010). Teknik
monitoring tersebut adalah:
1. Observasi, ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung,
sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang
ada diobservasi dan dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang
ada serta kondisi penunjang yang ada mendapat perhatian secara
langsung.
2. Wawancara dan angket, wawancara adalah cara yang dilakukan
bila monitoring ditujukan pada seseorang. Instrument wawancara
adalah pedoman wawancara. Wawancara itu ada dua macam, yaitu
wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
3. Forum Group Discution (FGD), adalah proses menyamakan
persepsi melalui urun rembug terhadap sebuah permasalahan atau
substansi tertentu sehingga diperoleh satu kesamaan (frame) dalam
melihat dan mensikapi hal-hal yang dimaksud.

b. Evaluasi
Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran,
pemberian angka dan penilaian, kata-kata yang menyatakan usaha
untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam
arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Dunn (2003)
mengungkapkan tentang sifat-sifat yang ada dalam pelaksanaan
evaluasi. Sifat-sifat tersebut yaitu meliputi:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan
pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu
kebijakan dan program. Evaluasi terutama merupakan usaha
untuk menentukan manfaat atau kegunaan sosial kebijakan atau
program, dan bukan sekedar usaha untuk mengumpulkan
informasi mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi
dan
tidak terantisipasi. Karena ketepatan tujuan dan sasaran
kebijakan dapat selalu dipertanyakan, evaluasi mencakup
prosedur untuk mengevaluasi tujuan-tujuan dan sasaran itu
sendiri.
2. Independensi fakta-fakta. Tuntutan evaluasi tergantung baik
“fakta” maupun “nilai”. Untuk menyatakan bahwa kebijakan
kebijakan atau program tertentu telah mencapai tingkat kinerja
yang tertinggi (atau rendah) diperlukan tidak hanya bahwa hasil-
hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau
seluruh masyarakat. Untuk menyatakan demikian, harus
didukung oleh bukti bahwa hasil-hasil kebijakan secara actual
merupakan konsekuensi dari aksi-aksi yang dilakukan untuk
memecahkan masalah tertentu. Oleh karena itu, pemantauan
merupakan prasyarat bagi evaluasi.
3. Orientasi masa kini dan masa lampau. Tuntutan evaluasi,
berbeda dengan tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil
sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.
Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah aksi-aksi dilakukan (ex
post). Rekomendasi yang juga mencakup premis-premis nilai,
bersifat prospektif dan sebelum aksi-aksi dilakukan (ex ante).
4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi
mempunyai kualitas ganda, evaluasi sama dengan rekomendasi
sejauh berkenaan dengan nilai yang ada (misalnya, kesehatan)
dapat dianggap sebagai intrinsic (diperlukan bagi dirinya) atau
pun ekstrinsik (diperlukan karena hal itu mempengaruhi
pencapaian tujuan-tujuan lain). Nilai-nilai sering ditata di dalam
suatu hierarki yang merefleksikan kepentingan relative dan
saling ketergantungan antar tujuan dan sasaran.
Selanjutnya tentang bagaimana teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam evaluasi,
Elfindri (2010) berpendapat bahwa terdapat dua jenis teknik , yaitu:
1. Kualitatif, esensinya adalah pada cara evaluasi kuantitatif sering digunakan untuk
menemukan proses dan fenomena yang kita pelajari. Hasil evaluasi lebih banyak
digunakan untuk mendalami seluk beluk proses, sebab dan konsekuensi yang dihasilkan.
Melalui untaian kata dan deskripsi yang memberikan makna.
2. Kuantitatif. Teknik kuantitatif mencoba menemukan besaran kuantitatif dari hubungan-
hubungan relasional dari fenomena yang dipelajari. Dimulai dengan membangun model,
kemudian model tersebut mampu memberikan gambaran apakah pertanyaan penelitian
telah mampu diungkap dengan metode yang digunakan.

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN


SMK TEKNOLOGI PLUS PADANG

Berikut ini daftar struktur organisasi perpustakaan serta fungsi tugasnya dalam perpustakaan.
Dalam rangka mencapai hasil yang optimal diperlukan sinergitas dari semua pihak yang
mempunyai peran, tugas, dan fungsi masing-masing.

STRUKTUR ORGANISASI PERPUSTAKAAN


SMK TEKNOLOGI PLUS PADANG

Kepala SMK Teknologi Plus Padang

Ir. Hj. Allismawita, MS

GURU KepalaPerpustakaan

Dwika Sulistia Ningrum, S.Pd UNIT TATA


USAHA

Unit Pelayanan Teknis Unit Pelayanan Pembaca

Selviana Rosma Yanti, S.Pd Serli Yuliarsih, S.Pd


Keterangan :

Garis Koordinasi

Garis Komando
2. Program Monitoring dan Evaluasi (Monev) Perpustakaan
Desa di Kabupaten Blora
Program monitoring evaluasi terhadap keberjalanan
perpustakaan SMK Teknologi Plus Padang sepanjang tahunnya.
Dilakukan secara beriringan dengan keberjalanan program
monitoring evaluasi terhadap perpustakaan-perpustakaan
sekolah. Terhitung dalam satu tahun, program monitoring
evaluasi berjalan selama enam bulan, dengan ketentuan jadwal
yang harus bergantian setiap bulannya.
Awal mula dari diadakannya kegiatan monitoring
perpustakaan, yaitu bertujuan untuk mengidentifikasi dan
melakukan pendataan tentang perpustakaan-perpustakaan yang
ada di sekolah. Setelah diperoleh data mengenai perpustakaan
yang ada di sekolah selaku pihak yang berwenang melakukan
pembinaan, menjalankan tugasnya dalam membina perpustakaan
tersebut.
Pembinaan yang dilakukan dapat berupa penyelenggaraan
kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) terhadap pengelola
perpustakaan yang ada di sekolah. Kemudian sebagai tindak
lanjut dari kegiatan pembinaan perpustakaan, dilaksanakan
monitoring terhadap perpustakaan-perpustakaan yang menjadi
perpustakaan binaan. Bertujuan untuk memantau keberjalan dari
perpustakaan binaan yang ada di sekolah . Terakhir, untuk
mengetahui bagaimana perkembangan dari program yang telah
berjalan maka dilakukanlah suatu tindakan evaluasi.

3. Proses Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Berikut penulis jabarkan proses dari pelaksanaan program
monitoring dan evaluasi terhadap perpustakaan yang ada di SMK
Teknologi Plus:
a. Persiapan/ perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal yang perlu dilakukan sebelum
menjalankan suatu program atau kegiatan. Dengan adanya perencanaan,
diharapkan alur pelaksanaan dari program tersebut bisa tersusun dan
terlaksana dengan baik.

b. Proses Pelaksanaan
Dalam proses pelaksanaan kegiatan monitoring evaluasi
perpustakaan yang ada di SMK Teknologi Plus, sesuai dengan
namanya, program tersebut terdiri dari dua hal utama, yaitu
proses monitoring dan proses evaluasi.

4. Aksi tindak lanjut terhadap hasil evaluasi pustaka

Mengisi kekurangan buku serta memperbanyak koleksi buku,


mengajukan penambahan buku melalui kepala perpustakaan.
Menyusun administrasi perpustakaan lebih lengkap agar pencarian
buku bagi siswa bisa efektiv dan efisien.Memfasilitasi pelatihan dan
pendidikan untuk kepala perpustakaaan.

Anda mungkin juga menyukai