E. Personnel controls
Pengendalian personil dibangun dengan tujuan untuk membantu pegawai memahami tujuan organisasi,
memastikan mereka mampu bekerja dengan baik dan membuat pegawai dapat melakukan “self-monitoring”
(komitmen untuk memberikan yang terbaik. Pengendalian personil diimplementasikan melalui hal-hal berikut ini:
1. Selection and placement
Penting bagi manajemen untuk merekrut calon pegawai terbaik untuk bekerja di organisasi mereka dan
mengindari pegawai yang tidak kompeten, untuk itu mereka harus melakukan penyaringan atau seleksi calon
pegawai meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Selain itu mereka juga harus mencocokkan pekerjaan
yang tepat sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut agar mereka dapat memberikan dan mengeluarkan potensi
terbaik mereka.
2. Training
Pelatihan dapat memberikan informasi yang berguna tentang tindakan atau hasil apa yang diharapkan dari
pegawai dan bagaimanatugas yang diberikan dapat dilakukan dengan sangat baik.
3. Job design and provision of necessary resources
Cara lain untuk membantu pegawai bertindak dengan tepat adalah dengan memastikan bahwa pekerjaan
dirancang untuk memungkinkan pegawai menjadi termotivasi dan memiliki kemungkinan keberhasilan yang
tinggi. Contoh: pola karir yang jelas, tugas dan fungsi yang jelas dsb.
F. Cultural Control
Kontrol budaya dirancang untuk mendorong pengawasan bersama (suatu bentuk tekanan dari kelompok
terhadap individu yang menyimpang dari norma dan nilai dalam kelompok tersebut). Budaya dibangun berdasarkan
tradisi, norma, kepercayaan, nilai, ideologi, sikap, dan cara berperilaku. Norma budaya diwujudkan dalam aturan
tertulis dan tidak tertulis yang mengatur perilaku seluruh personil dalam organisasi. Beberapa bentuk kontrol budaya
adalah sebagai berikut:
1. Code of conduct
Dokumen formal dan tertulis yang berisi pernyataan umum tentang nilai-nilai organisasi, komitmen kepada
pemangku kepentingan, dan bagaimana organisasi berfungsi
2. Group rewards
Pemberian penghargaan atau insentif berdasarkan pencapaian kolektif juga mendorong implementasi kontrol
budaya. Contoh: bonus, pembagian laba, dsb.
3. Other approaches to shape organizational culture
Pendekatan umum lainnya untuk membentuk budaya organisasi meliputi transfer intraorganisasi, pengaturan tata
letak atau desain ruangan kerja, pengaturan dalam aktivitas sosial, dsb.