Anda di halaman 1dari 4

Menggunakan informasi biaya mutu

Skenario A: Penetapan Harga Strategis


Informaasi biaya mutu dan implementasi program pengendalian mutu berguna untuk
pengambilan keputusan strategis.
Misalkan manager pemasaran suatu perusahaan ingin menurunkan nilai $3 karena
tekanan pasar, sehingga harga produk harus dturunkan agar produk bisa bersaing dengan
produk lain dan merebut kembali pangsa pasar yang hilang. Kepala teknisi menyatakan
bahwa proses mendesign ulang menawarkan sekitar setengah dari pengurangan biaya yang
dibutuhkan. Manager pemasaran menyarankan agar perusahaan mengadopsi posisi kendali
mutu total dan berupaya mengurangi biaya instrumen tingkat rendah dengan mengurangi
biaya kualitas Untuk menentukan besarnya potensi pengurangan biaya, ia bertanya kepada
pengawas untuk mengetahui berapa biaya kualitas untuk instrumen tingkat rendah,
kemudian manager pemasaran memperoleh laporan sebagai berikut:
Quality cost (estimated) Amount
Inspection of raw materials 200.000
Scrap 800.000
Reject 500.000
Rework 400.000
Product inspection 300.000
Warranty work 1.000.000
Total estimate 3.200.000
Setelah memperoleh data tersebut manager pemasaran menghubungi manajer
kendali mutu. Manajer kendali mutu mulai merencanakan implementasi program kualitas
baru yang ia yakini akan mengurangi biaya kualitas sebesar 50 persen dalam 18 bulan.
Dengan informasi ini dan menggunakan volume 1.000.000 unit, manager pemasaran
menghitung bahwa pengurangan 50 persen dalam biaya kualitas yang terkait dengan
instrumen tingkat rendah akan mengurangi biaya sekitar $ 1,60 per unit ($ 1.600.000 /
1.000.000). pengurangan ini hanya sedikit diatas setengah dari pengurangan harga yang
dibutuhkan yaitu $3. Berdasarkan hal ini, manager pemasaran memutuskan untuk
menerapkan pengurangan harga dalam tiga fase: pengurangan $ 1 dengan segera,
pengurangan $ 1 dalam enam bulan, dan pengurangan akhir $ 1 dalam 12 bulan.
Pengurangan bertahap ini akan mengurangi eerosi dari penurunan marke share lebih lanjut
dan memberikan waktu pada departemen kualitas control untuk mrngurangi biaya sehingga
dapat mengurangi kerugian yang lebih besar. Skenario A menggambarkan bahwa informasi
biaya kualitas dan pelaksanaan program kontrol kualitas total berkontribusi pada keputusan
strategis yang signifikan.
Skenario B: Analisis Produk baru
Manajer pemasaran dan teknisi desain yakin bahwa pengajuan proposal produk baru
mereka disetujui, tetapi proposal mereka ditolak setelah mereka menerima lapooran
penolakan sebagai berikut:
Dari perhitungan tersebut diketahui dengan pennjualan sebesar 50.000 unit dengan
harga satuan $60 akan menghasilkan $3.000.000. setelah dikurangi input maka akan
menghasilkan keuntungan sebesar 300.000. sehingga apabila dihitung tingkat
pengembalian penjualan (ROS) sebesar 10%. Karena nilai ROS lebiih kecil dari ROS
minimal perusahaan sebesar 18% maka proposal produk baru tersebut ditolak. Tetapi
manajer pemasaran dan teknisi desain tidak setuu dengan penolakan tersebut, mereka
beranggapan bahwa proposal produk baru yang mereka ajukan tidak memiliki sisa bahan
baku (scrap), tidak ada biaya reparasi dan biaya pemeriksaan (inspection) yang
dicantumkan terlalu tinggi. Sehingga apabila dihitung ulang akan menghasilkan laba sebagai
berikut:

Setelah mennghilangkan biaya sisa bahan baku, mengurangi biaya inspeksi sebesar
$300.000 yang semula $350.000 enjadi hanya $50.000 maka dengan penjualan sebesar
$3.000.000 akan menghsilkan laba sebesar $950.000. sehingga apabila dihitung tinggal
pengembalian penjualan (ROS) akan bernilai 3.667%. nilai ini lebih besar dari erhitungan
sebelumnya dan lebbih besar dari nilai ROS minimal yang di tetapkan perusahaan sehingga
proposal proyek baru ini diterima. Jadi analisis dan identifikasi biaya mutu sssangat penting
untuk dilakukan untuk menentukan proyeksi laba perusahaan.
Produktivitas: Pengukuran dan pengendalian
Produktivitas merupakan proses pemanfaatan input untuk menghasilkan output secara
efisien. Secara spesiifk menghubungkan hubungan antara input yang digunakan untuk
menghasilkan output. Biasanya campuran atau kombinasi input yang berbeda dapat
digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Total productive efficiency terjadi
apabila terpenuhinya dua kondisi yaitu (1) pada tiap kombinasi input untuk memproduksi
output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk
menghasilkan output. Hal ini disebut dengan Efisiensi Teknis. (2) atas kombinasi yang
memenuhi kondisi pertama, dipilih kombinasi dengan biaya terendah. Hal ini disebut dengan
Efisiensi Trade-Off Input. Contonya adalah sebagai berikut:
Pada gambar disamping
terdapat berbagai macam kombinasi
input untuk menghasilkan output.
Kombinasi pertama akan memerlukan
empat labor dan empat capital untuk
menghasilkan enam output.
Kombinasi ke dua membutuhkan tiga
labor dan tiga capital untuk
menghasilkan enam output,
kombinasi ketiga membutuhkan
empat labor dan empat capital untuk
menghasilkan delapan output dan
kombinasi keempat membutuhkan
tiga labor dan tiga capital untuk
menghasilkan delapan output.
Kemudian atas keempat kombinasi
tersebut dipilih dipilih kombinasi
dengan biaya terendah dan
menghasilkan output maksimal, yaitu
kombinasi pada pilihan keempat.
Kemudian kombinasi tersebut dapat
menghasilkan output yang sama
apabila dilakukan trade off input
dengan mengurangi jumlah labor
menjadi dua dan menambah capital
menjadi empat, perbandingannya bias
dilihat pada gambar lima dan enam.
Tetapi biaya pada kombinasi 5 lebih
kecil yaitu $20.000 bila dibandingkan
dengan kombinasi enam yang
biayanya $25.000. maka kita
mengambil kombinasi yang memunyai
biaya paling rendah.
Produktivitas Parsial (Parsial Productivity Measuremment)
Produktivitas Parsial mengukur produktivitas untuk satu input pada satu waktu.
Produktivitas single input biasanya diukur menggunakan rasio ouput terhadap input dengan
menggunakan rumus: Output/input
output
Rasio Produktivitas=
input
Karena yang diukur hanya produktivitas dari satu input, makanya disebut produktivitas
parsial. Apabila output dan input keduanya diukur dalam jumlah fisik maka itu merupakan
ukuran produktivitas operational (operational productivity measure). Jika input dan output
dinyatakan dalam dollar maka disebut ukuran productivitas keuangan (financial productivity
measure). Misalkan terdapat contoh sebagai berikut: Perusahaan memproduksi lapu
ssebesar 120.000 unit dengan harga jual $50 per unit, yang membutuhkan 40.000 jam
tenaga kerja, dan biaya tenaga kerja $12 per jam. Dengan begitu kita dapat mengukur
ukuran produktivitas sebagai berikut:
Operational Productiivity measure:
120.000
Kuantitas fisik = =3 Lampu per tenaaga kerja
40.000
Financial Productivity Measure:
$ 6.000 .000
Nominal = =$ 12,5 pendapatan per dollar Tenagakerja
$ 480.000
Partial productivity ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu mudah untuk diterapkan,
tetapi peningkatan produktivitas bisa terjadi dengan menurunkan produktivitas input lain.
Total Productivity Measurement
Total productivity measurement mengukur produktivitas semua input secara sekaligus. Pada
prakteknya mungkin tidak perlu memngukur semua input sekaligus, banyak perusahaan
mengukur hanya pada faktor-faktor yang dianggap relevan untuk keberhasilan dan kinerja
organisasi. Total prooductivity measurement dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu
dengan pengukuran profil (profile measuement) dan pengukuran produktivitas terkait laba
(profit-linked productivity measurement).

Anda mungkin juga menyukai