Dalam pengukuran kinerja tentu saja perlu ada indicator-indikator kunci atau
indicator utama. Sebab tidak semua indicator punya pengaruh terhadap kinerja
individu, departemen ataupun organisasi secara keseluruhan. Indikator utama
tersebut biasanya disebut dengan istilah Key Performance Indicator (KPI).
KPI merupakan suatu performance metric yang secara nyata dan jelas terkait
Penulis adalah Master Terapi Bisnis, Konsultan dan Trainer Manajemen1
dengan sasaran strategis organisasi yang mampu mendorong organisasi
menerjemahkan strateginya ke dalam terminologi yang bisa dikuantifikasi. KPI bukan
hanya mengukur suatu panjang, suatu waktu proses, suatu umur alat tetapi lebih
tepat ukuran dari suatu performance atau kinerja. KPI merupakan ukuran kunci (key)
terhadap bisnis atau kesuksesan, bukan hanya ukuran seadanya/sambil lalu dari
suatu bisnis proses. KPI sangat erat berhubungan dengan obyektif dari proses yang
akan diukur. Rancangan KPI yang baik memberikan informasi yang dalam, jelas dan
tajam mengenai kecenderungan suatu kinerja, juga didukung oleh ketersediaan
metric yang rinci. KPI yang tepat juga membantu apakah organisasi sudah
melakukan hal yang benar dan mengetahui apa yang perlu perbaikan (improvement)
atau penyesuaian.
Pendek kata, KPI adalah ukuran-ukuran yang sangat penting terhadap bisnis
atau organisasi yang biasanya berdampak terhadap peningkatan kesuksesan
perusahaan. Salah satu contoh KPI untuk level individu seperti Presiden Direktur
adalah: harga saham, besarnya deviden per saham, profitability: ROI & ROE ,
pertumbuhan (growth), produktivitas keseluruhan, banyaknya kritikan masyarakat
dan banyaknya perselisihan dan pemogokan karyawan. Sementara contoh untuk
tingkat departemen adalah: Output per jam (kuantitas), output per orang (kuantitas) ,
down time dalam unit kerja perjam, ratio reject produk per hari (kualitas) , jumlah
kejadian berhenti bekerja per bulan (loss time incidence) dan jumlah berhenti bekerja
karena kecelakaan per bulan (loss time due to accident). Selamat mencoba!!!