KPI Non-Financial
Berbeda dengan jenis KPI Finansial, untuk jenis KPI Non-Financial sejatinya tidak
secara langsung mempengaruhi keuangan suatu perusahaan.
Nah, biar gak bingung, berikut beberapa contoh KPI Non-Finansial:
Sehingga, sebelum memulai perusahaan sudah tahu tujuan pembentukan KPI itu
sendiri. Proses pembuatan KPI pun menjadi terarah dan terstruktur.
Berbeda lagi jika perusahaan belum menentukan tujuan yang harus dicapai. Jadi,
untuk apa membuat KPI perusahaan, sementara tidak ada hal yang diukur.
Intinya, pembuatan sebuah KPI tidak bisa tiba-tiba saja muncul, lalu digunakan
tanpa adanya keterkaitan dengan sebuah sasaran kinerja yang harus atau ingin
dicapai oleh perusahaan.
Dapat Terukur
Persyaratan pembuatan KPI yang kedua adalah sasarannya bisa diukur. Jadi,
tugas KPI ini harus bisa ada hal yang bisa terukur dan dapat dihitung, sehingga
ada hasil yang dapat dikuantifikasikan menjadi sumber sebagai pengambilan
keputusan pimpinan.
Tidak hanya pembanding, KPI perusahaan juga harus memiliki patokan agar
perusahaan tahu sudah sampai mana pencapaian telah digapai.
Adanya Bukti
Berikutnya, pemilik akan memperoleh bukti atau ukuran KPI, di mana hal tersebut
merupakan hasil dari menghitung dan membandingkan secara akurat.
Berperan penting, karena biasanya bukti atau ukuran KPI perusahaan besar
memiliki tujuan untuk mendatangkan investor baru agar bisa mencapai target
atau sasaran KPI tersebut.
Di mana hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan KPI bisa berjalan sesuai dengan
waktu yang sudah disepakati.
Bidang HRD/SDM
Bisa mengukur berapa persen perusahaan membutuhkan pegawai baru
yang dapat dipenuhi dengan tepat waktu (<45 hari).
Perusahaan bisa mengukur rata-rata skor evaluasi karyawan baru, setelah
melalui 3 bulan masa probation atau masa percobaan.
Mengukur rata-rata biaya kesehatan yang digunakan per karyawan dalam
periode per tahunnya.
Berapa persen absensi masuk kerja karyawan di kantor.
Berapa persen absensi cuti kerja karyawan di kantor.
Berapa jam training per karyawan (per kapita) dalam jangka waktu per
tahunnya.
Berapa persen jumlah karyawan level supervisor keatas yang sudah
menyusun KPI individu.
Bidang Marketing
Berapa persen nilai pertumbuhan penjualan jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Menghitung berapa skor kepuasan pelanggan, misalnya dalam skala 1-5,
dimana skala 5=sangat puas, 4=puas, 3=cukup puas, 2=tidak puas,
1=sangat tidak puas.
Berapa ROI of marketing program.
Berapa jumlah pengembangan produk baru di perusahaan.
Menghitung rata-rata jam ketika menyelesaikan komplain pelanggan
secara tuntas.
Menghitung berapa rata-rata jumlah penjualan per distribution center/key
outlet.
Menghitung berapa market share perusahaan pada setiap bulannya.
Menghitung berapa rata-rata produk availability in market, jika dilihat pada
setiap bulan.
Bidang Financial
Menghitung berapa rata-rata ketersediaan cash flow pada setiap bulan.
Berapa persen piutang perusahaan yang diproses dengan tepat waktu.
Berapa jumlah temuan audit internal dalam bidang finance.
Berapa persen laporan keuangan yang disajikan dengan akurat.
Berapa persen perusahaan membuat laporan keuangan yang disajikan
dengan tepat waktu.
Menghitung berapa rata-rata ROA (return on aset) pada setiap bulannya.
Menghitung berapa rata-rata cost of found pada setiap bulannya.
Bidang IT