Anda di halaman 1dari 11

Setiap perusahaan pasti punya peraturannya sendiri.

Peraturan perusahaan sendiri

dibuat tentu bukan tanpa alasan. Mendisipilnkan karyawan, serta untuk mencapai

target perusahaan adalah alasan dibuatnya suatu peraturan perusahaan.

Peraturan perusahaan tidak bisa dibuat sembarangan. Perlu sejumlah langkah agar

peraturan tersebut dibuat dengan baik. Di artikel ini, akan dipaparkan beberapa

langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun peraturan sebuah perusahaan.

Langkah-langkah tersebut bisa disimak sebagaimana di bawah ini!

Baca Juga: 6 Cara Membangun Kultur Perusahaan yang Lebih Kuat

1. Mempelajari undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku

© Freepik.com
Sebisa mungkin, peraturan perusahaan yang disusun harus sesuai dengan undang-

undang, utamanya undang-undang ketenagakerjaan. Itu sebabnya, mengapa

mempelajari undang-undang ketenagakerjaan mesti dilakukan.

Untuk mempelajari undang-undang tersebut, sebaiknya bentuklah sebuah tim

khusus. Tim tersebut haruslah berisi orang-orang yang paham soal undang-undang

ketenagakerjaan. Nantinya, tim tersebut akan mempelajari seperti apa undang-

undang ketenagakerjaan yang berlaku, kemudian mengimplementasikannya ke

dalam peraturan perusahaan yang akan dibuat.

2. Melakukan pengkajian terhadap peraturan perusahaan


sebelumnya

© Freepik.com
Jika sebelumnya perusahaan Anda pernah membuat peraturan, maka peraturan

perusahaan tersebut mestilah dikaji. Sebab, bisa jadi di dalam peraturan lama

tersebut, terdapat beberapa poin peraturan yang masih dapat diterapkan di

peraturan perusahaan yang baru.

Mengkaji peraturan lama sendiri bisa dilakukan oleh tim pengkaji UU

ketenagakerjaan yang telah disusun sebelumnya. Bila tidak, Anda bisa menyusun

tim sendiri yang secara khusus mengkaji peraturan lama perusahaan Anda tersebut.

Salah satu hal yang dikaji adalah efektivitas penerapan peraturan tersebut. Kajilah

sejauh mana peraturan perusahaan tersebut dijalankan karyawan di masa lalu,

apakah efektif atau malah sebaliknya. Pelajarilah faktor-faktor mengapa peraturan

lama tersebut bisa efektif atau tidak saat dijalankan. Hasil kajian tersebut tentu

akan menjadi bahan pertimbangan saat membuat peraturan baru nanti.

3. Memperkirakan konsekuensi peraturan yang akan muncul


© Freepik.com

Setiap peraturan pasti mengandung konsekuensi di dalamnya. Hal itu berlaku juga

untuk peraturan suatu perusahaan. Saat membuat peraturan perusahaan,

perkirakanlah apa saja konsekuensi bila peraturan tersebut diterapkan, entah itu

konsekuensi positif maupun negatif. Bila konsekuensi yang mungkin muncul

adalah konsekuensi positif, maka peraturan tersebut bisa diimplementasikan oleh

perusahaan Anda. Sebaliknya, bila konsekuensi negatif diperkirakan akan banyak

bermunculan di peraturan tersebut, Anda dan tim sebaiknya merimbak kembali

peraturan tersebut agar tidak menimbulkan konsekuensi negatif.

4. Memahami hak dan kewajiban karyawan serta perusahaan


© Rawpixel.com

Salah satu isi peraturan perusahaan adalah adanya hak dan kewajiban pihak-pihak

tertentu. Adapun pihak-pihak tersebut tentu saja pihak karyawan dan perusahaan

itu sendiri. Hak dan kewajiban kedua belah pihak harus dipahami oleh kedua pihak

tersebut. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir konflik, baik saat peraturan

perusahaan dibuat atau saat peraturan perusahaan tengah diterapkan.

5. Menentukan masa berlakunya peraturan perusahaan


© Freepik.com

Masa berlakunya peraturan suatu perusahaan penting untuk ditentukan. Hal ini

dilakukan agar perusahaan tahu sampai kapan peraturan tersebut diberlakukan,

serta kapan waktunya peraturan tersebut mesti diperbarui. Idealnya, sebuah

peraturan perusahaan harus dijalankan selama 2 tahun atau lebih, tergantung

kebijakan perusahaan sendiri.

Setelah masa berlaku peraturan habis, segeralah perbarui peraturan tersebut. Dalam

melakukan pembaruan peraturan, perusahaan mesti melibatkan serikat pekerja. Hal

ini dilakukan agar peraturan perusahaan yang telah diperbarui sesuai dengan hak

dan kesanggupan karyawan. Tak lupa, pembaruan peraturan juga harus dilakukan

di Departemen Ketenagakerjaan, serta harus diketahui oleh kementerian tersebut.


6. Memperhatikan redaksional yang digunakan

© Freepik.com

Ada sejumlah aspek redaksional yang perlu diperhatikan saat menulis peraturan

perusahan nanti. Adapun beberapa aspek tersebut adalah: pemilihan kata/kalimat,

serta bahasa. Sebisa mungkin kata atau kalimat yang dipakai adalah kata/kalimat

yang dapat dipahami setiap elemen perusahaan. Dengan begitu, peraturan pun bisa

dengan mudah dipahami oleh tiap elemen di perusahaan Anda.

Dari segi bahasa, hindarilah gaya bahasa yang ambigu atau terlalu banyak majas.

Hal itu dilakukan agar peraturan perusahaan tidak mengandung makna ganda, serta

menghindari salah tafsir yang akan dialami oleh tiap elemen perusahaan.
Karena peraturan perusahaan bersifat baku, maka hindarilah penggunaan bahasa

gaul atau nonformal. Sebagai gantinya, gunakanlah bahasa Indonesia yang baku

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

7. Menyusun draft peraturan perusahaan

© Freepik.com

Setelah kesemua poin di atas telah dilakukan, kini tiba saatnya untuk ke tahap

pembuatan draft. Draft yang dibuat haruslah berisi poin-poin penting mengenai

peraturan yang akan diberlakukan nanti. Jika draft telah selesai, usahakan untuk

menyerahkan draft itu ke perwakilan karyawan perusahaan Anda. Jika di

perusahaan Anda terdapat serikat pekerja, draft tersebut bisa Anda serahkan

kepada mereka untuk dipelajari.


Draft tersebut nantinya akan dipelajari wakil karyawan atau serikat pekerja di

perusahaan Anda. Setelah itu, berikan mereka kesempatan untuk memberi saran

terakit draft peraturan perusahaan tersebut. Saran sendiri harus disampaikan

mereka ke perusahaan selambat-lambatnya 14 hari setelah draft diserahkan kepada

mereka.

8. Menyerahkan draft ke menteri ketenagakerjaan untuk disetujui

© Freepik.com

Bila saran tersebut telah sampai ke pihak perusahaan, segeralah benahi draft

tersebut sesuai dengan saran dari mereka. Dengan begitu, draft peraturan tersebut

bisa sesuai dengan apa yang telah mereka sarankan. Setelah itu, barulah serahkan

draft tersebut ke Menteri Ketenagakerjaan untuk disetujui.


Jika sampai 14 hari mereka tak kunjung memberi saran, maka serahkan saja draft

peraturan perusahaan yang Anda buat tersebut ke Dinas Ketenagakerjaan. Dalam

draft tersebut, sertakan keterangan yang menjelaskan bahwa pihak karyawan atau

serikat pekerja tak kunjung memberi saran untuk draft tersebut.

Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi saat menyerahkan draft ke Menteri

Ketenagakerjaan. Syarat-syarat tersebut adalah:

 Draft peraturan perusahaan yang diserahkan harus rangkap 3 dan telah

ditandatangani pimpinan perusahaan.

 Menyerahkan bukti bahwa dalam penyususnan draft tersebut, perusahaan telah

meminta saran kepada pihak karyawan atau serikat pekerja (terlepas nantinya

mereka memberikan saran yang diminta atau tidak)

 Menyertakan permohonan tertulis yang memuat keterangan seputar perusahaan.

Draft yang telah diserahkan–beserta sejumlah syarat lainnya–akan dipelajari oleh

pihak kementerian terkait. Jika draft disetujui dan disahkan kementerian, pihak

kementerian akan menerbitkan Surat Keputusan selambat-lambatnya 30 hari

setelah draft dikirim.

Jika belum memenuhi kriteria, kementerian akan mengembalikan draft peraturan

perusahaan tersebut seminggu setelah draft dikirm. Draft yang dikembalikan

tersebut nantinya akan berisi catatan-catatan mengenai bagian mana saja yang

harus direvisi.
Dengan menerapkan sejumlah langkah di atas, diharapkan Anda dan perusahaan

bisa menyusun peraturan perusahaan yang baik. Dengan begitu, peraturan

perusahaan yang dibuat tersebut bisa dipahami dan dijalankan dengan baik oleh

seluruh pihak di dalam perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai