Anda di halaman 1dari 20

OPERATION PLAN K3

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN K3

Oleh

IIN ASMAWATI
NIM. 19020033

PROGRAM STUDI D-III FIRE AND SAFETY


(KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN) INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM
BALONGAN INDRAMAYU
2023

1
OPERATION PLAN K3

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN K3

Oleh

IIN ASMAWATI
NIM. 19020033

PROGRAM STUDI D-III FIRE AND SAFETY


(KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN
KEBAKARAN) INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM
BALONGAN INDRAMAYU
2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
1.1 Regulatory Issues..........................................................................................4
1.2 Perencanaan Fasilitas Perusahaan..................................................................8
BAB II STUDI KASUS..........................................................................................17
2.1 Kasus yang Berkaitan dengan K3................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Regulatory Issues

A. Isu-isu Hukum Suatu Perusahaan

Permasalahan hukum (legal issue) disuatu perusahaan yang dihadapi

seorang Legal Officer adalah banyak sekali, meskipun demikian dapat dipetakan

menjadi dua kelompok yatu isu-isu hukum internal dan eksternal (internal and

external legal issuess). Internal Legal Issues Di dalam internal perusahaan

biasanya masalah- hukum berkaitan dengan:

1) Tenaga kerja. Di dalam ruang lingkup tenaga kerja ini beberapa

masalah tenaga kerja yang perlu dicermati adalah seperti perjanjian

kerja, peraturan perusahaan, dan semua peraturan perundang

undangan ketenaga kerjaan yang harus di laksanakan oleh perusahaan.

2) Masalah permodalan. Yang dimaksud masalah permodalan disini

adalah modal yang berupa keuangan perusahaan dimana terkadang

perusahaan akan meni ngkatkan modal yang berarti berkaitan dengan

perubahan akte pendirian dengan segala konsekwensinya. Belum lagi

kalau perusahaan di dalam menambah modal dengan meminjam pihak

tertentu yang akan berdampak pada pembuatan perjanjia. Selain itu

juga bila perusahaan akan menambah modal melalui go public atau

bila sudah go public akan dilanjutkan dengan right issue tentunya

banyak aspek legal yang harus dipersiapkan untuk hal tersebut.

4
3) Masalah pengadaan bahan baku. Untuk perusahaan industri yang

menghasilkan barang maka pengadaan bahan baku juga banyak

menbimbulkan permasalahan hukum misalnya pembelian bahan baku

(perjanjian pembelian), jika melakukan penambangan sendiri maka

aspek hukum penambangan yang sangat rumit merupakan tantangan

yang harus dibereskan. Dan lain lain. Untuk perusahaan jasa masalah

hukum tentang bahan baku tentunya tidak ada.

4) Masalah alat produksi. Perusahaan di dalam melakukan produksi

tentulah sangat memerlukan alat alat produksi seperti mesin ,

kendaraan dan lain lain. Masalah hukum yang biasanya muncul adalah

masalah pembelian perawatan dan penggantian mesin yang biasanya

akan berkaitan dengan perjanjian dengan pihak penyedia mesin

produksi.

5) Masalah restrukturisasi. Restrukturisasi bisa meliputi organisasi

perusahaan juga bisa menyangkut restrukturisasi modal .

restrukturisasi hutang piutang dan restrukturisasi lainnya yang rawan

akan munculnya permasalahan hukum.

External Legal IssuesMasalah di lingkungan eksternal, mencakup:

1) Compliance. Hal yang paling penting yang berkaitan dengan external

legal issues adalah permasalahan compliance yang artinya harus

mematuhi semua peraturan perundang undangamn yang dikeluarkan

oleh pemerintah. Hal yang sering di periksa oleh pemerintah adalah

berkaitan dengan pembayaran pajak. Pembayaran pajak disini walau

5
diurus oleh bagian keuangan namun seorang legal officer sebaiknya

tau pajak apa saja yang harus dibayar oleh perusahaan.

2) Masalah pencemaran lingkungan. Di samping pajak pemerintah sangat

concern kepada masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran

lingkungan tidak hanya masalah polusi namun juga masalah

lingkungan sosial dan lain lain yang aturan hukumnya harus diketahui

seorang legal officer.

3) Pengembangan perusahaan. Jika perusahaan sudah mulai berkembang

dia bisa menjadi perusahaan induk (holding) yang tentunya akan

mempunyai beberapa anak perusahaan. Termasuk perusahaan

melakukan akuisisi merger dan konsolidasi, ini semua akan

membutuhkan aspek hukum yang tidak sederhana dan rawan

menimbulkan permasalahn hukum.

B. Isu Ketenagakerjaan Di Perusahaan

1. Rekrutmen

Perusahaan multinasional (MNC) yang tergabung dalam The World’s

Most Admired Companies versi majalah Fortune selalu menjadi inspirasi bagi

banyak perusahaan lain dalam berbagai hal, termasuk rekrutmen. Sebelum

melakukan rekrutmen, manajemen perusahaan harus mengetahui benar apa yang

dibutuhkan organisasi. Selanjutnya, mereka harus mengetahui pula kandidat

aktual dibandingkan gambaran ideal yang dibutuhkan. Mereka terlibat penuh

dalam persiapan sebelum dan setelah bertemu dengan kandidat.

Komponen strategi rekrutmen yang sukses antara lain mencakup:

6
a. Secara hati-hati mengartikulasikan strategi bisnis perusahaan

b. Menyiapkan data komprehensif terbaru tentang tingkat ke luar-masuk

karyawan, data biaya rekrutmen, dan data keberhasilan retensi

c. Menyusun model kompetensi yang mendukung secara langsung

strategi bisnis

d. Mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kompetensi di jajaran

perusahaan, termasuk gap yang perlu diisi

e.  Menyusun deskripsi posisi yang relevan secara akurat, termasuk

deskripsi jalur pengembangan karir

f. Mengetahui secara dalam tentang situasi remunerasi di pasar

g. Memiliki proses evaluasi kandidat yang teruji

2. Pelatihan Di Lingkungan Internasional

Pelatihan adalah suatu proses memilih sikap dan perilaku tenaga kerja

untuk ditingkatkan menjadi lebih baik demi pencapaian tujuan. Pelatihan di

lingkungan internasional sangat berhubungan dengan seleksi personel/penugasan

internasional yang di lakukan kepada para manajer yang ditugaskan ke luar

negeri. Pada umumnya mereka kurang dapat memahami kebiasaan-kebiasaan,

budaya dan perilaku kerja orang-orang di negara dimana mereka ditugaskan

a.      Alasan Pelatihan

Pelatihan untuk mempersiapkan keahlian bagi orang yang akan

ditugaskan ke luar negeri memiliki beberapa alasan penting antara lain

alasan organisasi dan personel yaitu:

7
1. Alasan Organisasi

Salah satu alasan organisasi dalam melakukan pelatihan dalah agar

tugas-tugas dalam menjalankan operasi bisnis di luar negeri

berlangsung secara efektif. Alasan utama adalah untuk mengatasi

ethnosentrisme dimana pada paham ini mempercayai bahwa apapun

yang dilakukan orang dari kantor pusat adalah superior dari yang lain.

Ini terjadi pada perusahaan multinasional yang sangat besar dimana

para manajer percaya bahwa pendekatan kantor pusat untuk melakukan

bisnis dapat ditularkan ke negara lain karena pendekatan tersebut lebih

superior daripada yang ada di negara lokal.

2. Alasan Personal

Alasan dilakukan pelatihan bagi manajer luar negeri adalah untuk

memperbaiki kemampuan dalam berinteraksi secara efektif dengan para personel

yang berasal dari negara dimana kantor cabang beroperasi secara khusus dan

orang lain secara umum dalam negara tujuan. Program pelatihan yang efektif

diharapkan dapat mengatasi masalah personal seperti kesopanan, ketepatan

waktu,kebijaksanaan, ketertiban, sensitivitas, toleransi dan empati.

Masalah personal yang lain adalah arogansi. Banyak manajer dari

berbagai perusahaan  multinasional ketika berada di tempat tugas, di negara lain

berperilaku arogan karena kekuasaan dan prestise yang lebih besar pada pekerjaan

yang melebii di kantor pusat.

8
1.2 Perencanaan Fasilitas Perusahaan

A. Perencanaan Fasilitas

Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan

fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi.

Tata letak suatu pabrik ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan

mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik. Istilah tata letak

suatu pabrik dapat diartikan sebagai pengaturan peralatan/fasilitas

produksi yang sudah ada. Secara umum tata letak fasilitas dapat juga

didefinisikan sebagai tempat berkumpulnya orang, material, mesin, dan

sebagainya untuk mencapai tujuan dari suatu industri barang atau jasa.

Fasilitas harus dapat diatur dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan

untuk memproduksi produk atau menyediakan jasa dengan biaya rendah,

kulaitas tinggi, dan menggunakan sumber daya yang minimal.

Perencanaan fasilitas dalam industri digunakan untuk mengatur fasilitas

yang ada agar mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan fasilitas dibagi

atas dua bagian yaitu perencanaan penempatan fasilitas dan perancangan

fasilitas.

Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan

ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal akan juga menjaga

kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Peralatan

dan suatu desain produk yang bagus akan tidak ada artinya akibat

perencanaan tata letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi

suatu industri secara normalnya harus berlangsung lama dengan tata letak

9
yang tidak selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat

didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian

yang tidak kecil.

Tujuan utama didalam desain tata letak pabrik pada dasarnya

adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut

elemen-elemen biaya seperti biaya untuk kontruksi dan instalasi baik

untuk bangunan mesin, maupun fasilitas produksi lainnya. Selain itu

biaya pemindahan bahan, biaya produksi, perbaikan, keamanan, biaya

penyimpanan produk setengah jadi dan pengaturan tata letak pabrik yang

optimal akan dapat pula memberikan kemudahan di dalam proses

supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian

hari.

B. Tujuan Perancangan Fasilitas

Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada

produktifitas dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan

dengan faktor-faktor lainnya. Selain itu, material handling sangat

berpengaruh sebagai 50% penyebab kecelakaan yang terjadi dalam

industri dan merupakan 40% dari 80% seluruh biaya operasional. Dalam

pelaksanaanya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yang

tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Secara garis besar, tujuan utama dari perancangan tata letak adalah

mengatur area kerja beserta seluruh fasilitas produksi di dalamnya untuk

membentuk proses produksi yang paling ekonomis, aman, nyaman,

10
efektif, dan efisien. Selain itu, perancangan tata letak juga bertujuan

untuk mengembangkan material handling yang baik, penggunaan lahan

yang efisien, mempermudah perawatan, dan meningkatkan kemudahan

dan kenyamanan lingkungan kerja.

Terdapat beberapa keuntungan tata letak fasilitas yang baik, yaitu:

1) Menaikkan output produksi

Pada umumnya, tat letak yang baik akan memberikan output yang

lebih besar dengan ongkos kerja yang lebih kecil atau sama, dengan

jam kerja pegawai yang lebih kecil dan jam kerja mesin yang lebih

kecil.

2) Mengurangi delay

Mengatur keseimbangan antara waktu operasi dan beban dari tiap-

tiap departemen atau mesin adalah bagian dari tanggung jawab

perancang tata letak fasilitas. Pengaturan yang baik akan mengurangi

waktu tunggu atau delay yang berlebihan yang dapat disebabkan oleh

adanya gerakan balik (back-tracking), gerakan memotong (cross-

movement), dan kemacetan (congestion) yang menyebabkan proses

perpindahan terhambat.

3) Mengurangi jarak perpindahan barang

Dalam proses produksi, perpindahan barang atau material pasti

terjadi. Mulai dari bahan baku memasuki proses awal, pemindahan

barang setengah jadi, sampai barang jadi yang siap untuk dipasarkan

disimpan dalam gudang. Mengingat begitu banyaknya perpindahan

11
barang yang terjadi dan betapa besarnya peranan perpindahan barang,

terutama dalam proses produksi, maka perancangan tata letak yang

baik akan meminimalkan biaya perpindahan barang tersebut.

4) Penghematan pemanfaatan area

Perancangan tata letak yang baik akan mengatasi pemborosan

pemakaian ruang yang berlebihan.

5) Pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau fasilitas

produksi lainnya.

6) Proses manufaktur yang lebih singkat

Dengan memperpendek jarak antar proses produksi dan

mengurangi bottle neck, maka waktu yang diperlukan untuk

mengerjakan suatu produk akan lebih singkat sehingga total waktu

produksi pun dapat dipersingkat.

7) Mengurangi resiko kecelakaan kerja

Perancangan tata letak yang baik juga bertujuan untuk menciptakan

lingkungan kerja yang aman, dan nyaman bagi para pekerja yang

terkait di dalamnya.

8) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman

Dengan penataan lingkungan kerja yang baik, tertata rapi, tertib,

pencahayaan yang baik, sirkulasi udara yang baik , dsb, maka suasana

kerja yang baik akan tercipta sehingga moral dan kepuasan kerja para

pekerja akan meningkat. Hal ini berpengaruh pada kinerja karyawan

yang juga akan meningkat sehingga produktivitas kerja akan terjaga.

12
9) Mempermudah aktivitas supervisor

Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk

mengamati jalannya proses produksi.

C. Faktor-faktor dalam Pemilihan Lokasi

Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam

pemilihan lokasi masing-masing perusahaan berbeda. Bagi suatu

perusahaan mungkin faktor terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi

mungkin yang lebih penting bagi perusahaan lain adalah dekat dengan

sumber-sumber penyediaan dan komponen. Masih organisasi lainnya

mungkin menemukan bahwa faktor yang paling penting adalah memilih

lokasi di mana tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan organisasi,

ataupun biaya transportasi yang sangat tinggi bila produk berat dan besar.

Jadi, alasan utama adanya perbedaan dalam pemilihan lokasi

adalah adanya perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi

yang baik adalah suatu persoalan individual. Hal ini sering disebut

pendekatan “situasional” atau “contingency” untuk pembuatan keputusan

bila dinyatakan secara sederhana, “semuanya bergantung:. Secara umum

faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

a) Lingkungan masyarakat.

kesediaan masyarakat daerah menerima segala konsekuensi, baik

konsekuensi positif maupun negativ didirikannya suatu pabrik di

13
daerah tersebut merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu

memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi di mana perusahaan

akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah

dalamjn j berbagai bentuk. Di lain pihak, masyarakat membutuhkan

industri atau perusahaan karena menyediakan berbagaim lapangan

pekerjaan dan uang dibawa industri ke masyarakat.

b) Kedekatan dengan pasar.

Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan akan memberikan

pelayanan yang lebih baik ke pada pelanggan, dan sering mengurangi

biaya distribusi. Perlu dipertimbangkan juga apakah pasar perusahaan

tersebut luas ataukah hanya melayani sebagian kecil masyarakat,

produk mudah rusak atau tidak, berat produk dan proporsi biaya

ditribusi barang jadi pada total biaya. Perusahaan besar dengan

jangkauan pasar yang yang luas, dapat mendirikan pabriknya

dibanyak tempat yang tersebar untuk mendekati pasar. Dalam sektor

jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh waktu perjalanan para

elangganan ke fasilitas atau waktu perjalanan para pemberi pelayanan

ke para langganan.

c) Tenaga kerja.

Di manapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja,

karena itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang

mendasar. Bagi banyak perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap

calon pekerja di suatu daerah lebih penting dari keterampilan dan

14
pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga

kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat

bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga

perusahaan harus menyelenggarakan program pelatihan khusus bagi

tenaga kerja baru. Orang-orang dari suatu daerah dapat menjadi tenaga

kerja yang lebih baik dibanding dari daerah lain, seperti tingkat

absensi yang berbeda dan semangat kerja mereka. Di samping itu,

penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku,

serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja

yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan.

d) Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier.

Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses

produksi maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat bahan mentah.

Tetapi produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai rendah maka lokasi

dipilih sebaliknya. Begitu juga bila bahan mentah lekas rusak, lebih

baik dekat bahan mentah.

e) Fasilitas dan biaya transportasi.

Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara, dan air

akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran

produk perusahaan. Pentingnya pertimbangan biaya transportasi

tergantung sumbangannya terhadap total biaya. Untuk banyak

perusahaan perbedaan nbiaya transportasi tidak sepenting perbedaan

upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimana pun juga, biaya transportasi

15
tidak dapat dihilangkan di manapun perusahaan berada, karena produk

perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah ke pemakai

akhir. Jadi, fasilitas seharusnya berlokasi di antara sumber bahan

mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi.

f) Sumber daya lainnya.

Perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun,

pemrosesan makanan, alumunium, dan sebagainya sangat memerlukan

air dalam kuantitas yang besar

Secara garis besar tujuan utama dari perancangan tata letak perusahaan

adalah mengatur area kerja beserta seluruh produksi didalamnya untuk

membentuk proses produksi yang paling ekonomis, nyaman, aman, efektif dan

efesiensi. Selain itu juga, perencanaan perancangan tata letak juga bertujuan untuk

mengembangkan material handling yang baik penggunaan lahan yang efesien,

mempermudah perawatan dan meningkatkan kemudahan dan kenyamanan

lingkungan kerja sekitar.

16
BAB II

STUDI KASUS

2.1 Kasus yang Berkaitan dengan K3

Banyak isu-isu hukum yang terjadi di bidang usaha atau kewirausahawan

dan paling banyak terjadi di sebuah Perusahaan-perusahaan, isu-isu tersebut

terbagi atas dua yaitu isu internal dan eksternal. Adapun isu internal yang terjadi

di perusahaan yaitu berkaitan dengan tenaga kerja, masalah permodalan, masalah

pengadaan bahan baku, dan masalah restrukturisasi. Dan isu eksternal yaitu

mencakup masalah compliance, masalah pencemaran lingkungan dan

pengembangan perusahaan.

Selain kedua isu di atas bagi pelaku usaha dan perusahaan adapun isu

yang juga menjadi masalah bagi perusahaan yaitu isu tentang ketenagakerjaan di

perusahaan, hal ini bisa dilihat dari proses rekrutmen yang dilakukan perusahaan

dan pelatihan dilingkungan internasional yang dilakukan perusahaan. Dalam

proses rekrutmen, perusahaan harus mengetahui apa yang dibutuhkan organisasi

dan persiapan yang disiapkan sebelum dan sesudah bertemu kandidat requitmen.

Kemudian pada pelatihan dilingkungan internasional ada beberapa alasan yang

harus diperhatikan oleh para manajer yang ketika ditugaskan keluar negeri karena

ada beberapa kebiasaan, budaya dan perilaku kerja yang kurang mereka pahami

ditempat mereka ditugaskan, salah satu contohnya yaitu alasan pelatihan dimana

alasan pelatihan ini mencakup dua yaitu alasan organisasi dan alasan personel.

17
Pada perencanaan fasilitas perusahaan itu termasuk didalamnya ada

perencanaan fasilitas dan tujuan perencanaan. Dimana perencanaan fasilitas

mencakup tata letak perusahaan atau pabrik yang dimana perencanaan tata letak

ini tujuan utamanya yaitu dapat meminimalkan anggaran biaya dan efesiensi dan

dalam beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan

kerja suatu industri. Adapun tujuan perencanaan fasilitas membahas tentang tata

letak dan pemindahan bahan yang sangat berpengaruh besar pada produktivitas

dan keuntungan bagi perusahaan. Beberapa keuntungan yang didapatkan apabila

memiliki tata letak yang baik seperti keuntungan dalam menaikkan output

produksi, mengurangi delay, mengurangi jarak perpindahan barang, penghematan

pemanfaatan area, pemaksimalan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau

fasilitas produksi, proses manufaktur yang lebih singkat, mengurangi resiko

kecelakaan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang aman, serta

mempermudah aktivitas supervisor.

Dan yang terakhir yaitu pemilihan lokasi untuk perusahaan dan

perusahaan harus tahu ada beberapa faktor umum yang harus diperhatikan dalam

pemilihan lokasi yaitu lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, tenaga

kerja, kedekatan dengan bahan mentah dan supplier, fasilitas dan biaya

transportasi, dan terakhir sumber daya lainnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tus, Rachmawati.”Isu Regulasi Ketenagakerjaan di Perusahaan”. 12 Pebruari


2016.
http://www.hukumonline.com//2016/02/regulasi-ketenagakerjaan-di-
perusahaan.html

Setiadi Aljani.”kewirausahaan https://prezi.com/p/-_gq1krg44px/regulatory-issues-


perencanaan-fasilitas/

19
20

Anda mungkin juga menyukai