MINGGU
NO BULAN Tanggal JML
1 2 3 4 5
1 JANUARI 5 12 19 26 4
2 PEBRUARI 2 LTBI 16 23 3
3 MARET LHSG LHSK 15 22 LHJA 2
4 APRIL 5 12 19 26 4
5 MEI 3 10 17 24 PAS 4
6 JUNI - Isi Peneri Libur -
Rapor maan Semest
rapor er
Jumlah
4 3 5 5 17
3 Cadangan 8 JP 2 x PTM
Jumlah Tatap Muka / Pertemuam 68 JP 17 x PTM
Keterangan : LTBI = Libur Tahun Baru Imlek, LHSG = Libur Hari Suci Galungan,
LHSK = Libur Hari Suci Kuningan, PTS = Penilaian Tengah Semester, LHJA = Libur
Hari Jumat Agung, LKYK = Libur Kenaikan Yesus Kristus, LHSW = Libur Hari Suci
Waisak, PAS = Penilaian Akhir Semester.
A. Capaian Pembelajaran
Pada akhir Fase B peserta didik mampu mengetahui nilai-nilai dalam kitab Ramayana dan Purana yang
berwawasan kearifan lokal. Selanjutnya mengenal aspek panca sraddha dengan memahami ajaran Tri Murti
sebagai perwujudan Hyang Widhi Wasa sekaligus menunjukan kemahakuasaan Hyang Widhi sebagai cadhu
śakti. Selain itu pada aspek susila peserta didik memahami sad ripu sebagai perilaku yang harus dihindari,
memahami ajaran subha dan asubha karma. Hal lain terkait dengan penghormatan terhadap bentuk tempat suci
Agama Hindu yang ada di seluruh Indonesia sebagai bentuk penghayatan nilai-nilai kearifan lokal. Selain itu
juga dapat mengambil keteladanan dari tokoh yang ada dalam sejarah Hindu.
BULAN
MATERI POKOK AW JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pengertian Tempat Suci Hindu
12 19
7 x Pertemuan x 26 2
4 Jampel
16
23
Sumatif 15
Remedial
PROGRAM SEMESTERAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Tahun Pelajaran : 2023 /2024
Kelas/Semester : IV (Empat) / II (Dua)
BULAN
MATERI POKOK AW JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Perkembangan agama Hindu setelah
kemerdekaan Indonesia 22
5 Sejarah Pada fase ini, peserta dapat mengidentifikasi 1.1 Peserta didik mengetahui perjuangan pengakuan Tokoh Hindu 1. Beriman ,Bertakwa
peninggalan tokoh tokoh Hindu setelah agama Hindu di Indonesia Setelah kepada Tuhan YME,
4x 35
kemerdekaan Indonesia dan temotivasi untuk 1.2 Peserta didik mengetahui pembentukan lembaga Kemerdekaa dan Berakhlak mulia
menit
meneladani ketokohan beliau. Peserta didik dapat umat Hindu ( PHDB) DAN PHDI n Indonesia 2. Mandiri
menjabarkan dinamika yang terjadi dalam 3. Gotong royong
perkembangannya. Hal ini dilakukan sebagai 1.3 Peserta didik mengetahui tokoh hindu I Gusti Tokoh Hindu 1. Beriman ,Bertakwa
4 x 35
pedoman dalam kehidupan, menghargai sejarah dan Bagus Sugriwa Setelah kepada Tuhan YME,
menit
pelestarian agama dan budaya. 1.4 Peserta didik mengetahui tokoh hindu Ida Bagus Kemerdekaa dan Berakhlak mulia
Mantra n Indonesia 2. Mandiri
3. Gotong royong
1.5 Peserta didik mengetahui hasil karya I Gusti Tokoh Hindu 1. Beriman ,Bertakwa
Bagus Sugriwa Setelah kepada Tuhan YME,
4 x35
1.6 Peserta didik mengetahui hasil karya Ida Bagus Kemerdekaa dan Berakhlak mulia
menit
Mantra n Indonesia 2. Mandiri
3. Gotong royong
1. Beriman , Bertakwa
1.7 Peserta didik mengetahui hasil karya tokoh tokoh kepada Tuhan YME,
4 x 35
Hindu di bidang pendidikan dan Berakhlak mulia
mnit
2. Mandiri
1.8 Peserta didik mengetahui hasil karya tokoh tokoh 3. Gotong royong
Hindu di bidang kesusastraan
Interval
Deskripsi Capaian
No BAB Materi Pokok Perlu Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan ( ( 62-74 ) (75- 87 ) ( 88 - 100 )
0 - 61 )
I Nengah
PEKERTI 4
TOKOH-TOKOH HINDU SETELAH
KEMERDEKAAN INDONESIA
MODUL AJAR
PEMBELAJARAN KELAS IV
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Awal
Pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari Sejarah
Hindu tentang Tokoh Hindu Setelah Kemerdekaan Indonesia yaitu siswa mampu:
1. Mengetahui adanya cerita sejarah yang tertulis maupun secara lisan.
2. Mengetahui adanya nama-nama tokoh Hindu yang dihormati sebagai pahlawan
di Bali
E. Target Siswa
Siswa yang menjadi target adalah seluruh siswa yang:
Reguler/Tipikal
F. Moda Pembelajaran
- Tatap Muka (Luring)
- Blanded Learning
PERTEMUAN 1
I. KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Elemen Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Sejarah Pada fase, siswa mampu 5.1 Siswa dapat menjelaskan sejarah singkat
menceritakan kembali latar agama Hindu pada masa Kerajaan.
tokoh pada kerajaan tersebut
dan meneladaninya dalam
kehidupan baik di keluarga,
sekolah dan lingkungan
tempat tinggal.
B. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan siswa mengucapkan salam pembuka “Om 10
Swastyastu”. menit
2. Guru dan siswa melafalkan doa Dainika Upasana
(Gayatri, Saraswati Puja, Guru Puja) sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan mengenai materi dan kegiatan yang
akan mereka pelajari pada hari ini.
Inti 1. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi 80
dan memberi pertanyaan pemantik. menit
2. Apakah kalian sudah membaca materi pembelajaran hari
ini?
3. Pernahkah kalian tahu tokoh Hindu setelah kemerdekaan
di Indonesia?
4. Apakah kalian tahu siapa tokoh Hindu setelah
kemerdekaan di Indonesia?
5. Guru meminta siswa membaca buku teks tentang materi
sejarah singkat agama Hindu pada masa kerajaan.
6. Guru menampilkan gambar/slide/video tentang
peninggalan sejarah Hindu di Indonesia.
7. Guru menampilkan gambar ataupun menggambar peta
Indonesia di papan tulis secara sederhana dengan pokok
lima pulau besar dan beberapa pulau kecil seperti Bali,
Lombok, NTT, NTB. Guru meminta siswa untuk
membaca dan menemukan nama kerajaan agama Hindu
di luar Indonesia beserta lokasinya ditulis pada stikynote
dan ditempel pada peta yang tersedia sesuai dengan
tempatnya.
8. Guru memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok
memberikan kesempatan kepada siswa menemukan nama
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
kerajaan, wilayah dan peninggalannya dan siswa
menuliskan kembali hasil kesimpulan dalam buku catatan
masing-masing sebagai bahan belajar
9. Guru memberikan umpan balik dan pendalaman materi
tentang sejarah agama Hindu di Indonesia.
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan poin poin 15
penting dalam pembelajaran hari ini menit
2. Siswa dapat menyampaikan kesulitan atau hal yang
disukai dalam materi dan hal-hal yang perlu diperbaiki
(refleksi dari guru dan siswa)
3. Guru menginformasikan rencana belajar yang akan
diberikan pada pertemuan berikutnya
4. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan Parama
Shanti dipimpin oleh ketua kelas “ Om Shanti Shanti
Shanti Om”
C. Asesmen (Asesmen bisa diinovasikan oleh guru tergantung kebutuhan guru dan
materinya).
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyelesaikan tugas.
Pengetahuan : Dapat menunjukkan pengetahuan tentang sejarah dan Tokoh Hindu
setelah Kemerdekaan Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan bagian tugas yang diberikan guru
Penilaian Sikap
- Strategi : Observasi
- Alat : Catatan Anekdot
No. Nama Siswa Penilaian Sikap
Tanggal Catatan Sikap Tanggal Catatan Sikap
1. …
2. …
3.
Dst
Mengetahui Tegak,
Kepala SD Negeri 2 Tegak Guru PAH dan Budi Pekerti
B. Kegiatan Pembelajaran
C. Asesmen (Asesmen bisa diinovasikan oleh guru tergantung kebutuhan guru dan
materinya).
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyelesaikan tugas.
Pengetahuan : Dapat menunjukkan pengetahuan tentang sejarah dan Tokoh Hindu
setelah Kemerdekaan Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan bagian tugas yang diberikan guru
Penilaian Sikap
- Strategi : Observasi
- Alat : Catatan Anekdot
No. Nama Siswa Penilaian Sikap
Tanggal Catatan Sikap Tanggal Catatan Sikap
1. …
2. …
3.
Dst
Mengetahui Tegak,
Kepala SD Negeri 2 Tegak Guru PAH dan Budi Pekerti
B. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan siswa mengucapkan salam pembuka “Om 10
Swastyastu”. menit
2. Guru dan siswa melafalkan doa Dainika Upasana
(Gayatri, Saraswati Puja, Guru Puja) sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan mengenai materi dan kegiatan yang
akan mereka pelajari pada hari ini.
Inti 1. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi 80
dan memberi pertanyaan pemantik. menit
- Apakah kalian sudah membaca materi pembelajaran
hari ini?
- Apa nama kalian tahu siapa nama salah satu tokoh
Hindu di Bali?
2. Guru meminta siswa membaca buku teks tentang materi
tokoh Hindu setelah kemerdekaan Indonesia.
3. Guru bertanya ke siswa siapa saja nama tokoh-tokoh yang
dapat mereka temukan dalam bacaan.
4. Guru memberi contoh dengan meyangkan sebuah nama
jalan dan Universitas di Bali yang mereka sering lewati
sebagai salah satu contoh bentuk penghormatan kepada
tokoh Hindu dalam memperjuangkan agama Hindu.
5. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dapat
menemukan tanggal, kejadian yang terjadi pada tanggal
tersebut, nama tokoh-tokoh yang terlibat, lokasi terjadinya
peristiwa dalam bentuk tabel dengan materi bacaan di
buku paket.
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
6. Siswa menuliskan kembali hasil kesimpulan dalam buku
catatan masing-masing sebagai bahan belajar
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan poin poin 15
penting dalam pembelajaran hari ini menit
2. Siswa dapat menyampaikan kesulitan atau hal yang
disukai dalam materi dan hal-hal yang perlu diperbaiki
(refleksi dari guru dan siswa)
3. Guru menginformasikan rencana belajar yang akan
diberikan pada pertemuan berikutnya
4. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan Parama
Shanti dipimpin oleh ketua kelas “ Om Shanti Shanti
Shanti Om”
C. Asesmen (Asesmen bisa diinovasikan oleh guru tergantung kebutuhan guru dan
materinya).
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyelesaikan tugas.
Pengetahuan : Dapat menunjukkan pengetahuan tentang sejarah dan Tokoh Hindu
setelah Kemerdekaan Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan bagian tugas yang diberikan guru
Penilaian Sikap
- Strategi : Observasi
- Alat : Catatan Anekdot
No. Nama Siswa Penilaian Sikap
Tanggal Catatan Sikap Tanggal Catatan Sikap
1. …
2. …
3.
Dst
Mengetahui Tegak,
Kepala SD Negeri 2 Tegak Guru PAH dan Budi Pekerti
B. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan siswa mengucapkan salam pembuka “Om 10
Swastyastu”. menit
2. Guru dan siswa melafalkan doa Dainika Upasana
(Gayatri, Saraswati Puja, Guru Puja) sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru menjelaskan mengenai materi dan kegiatan yang
akan mereka pelajari pada hari ini.
Inti 1. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan 80
materi dan memberi pertanyaan pemantik. menit
- Apakah kalian sudah membaca materi pembelajaran
hari ini?
- Bisakah kalian menyebutkan satu contoh karya dari
tokoh Hindu terdahulu?
2. Guru meminta siswa membaca buku teks tentang materi
tokoh Hindu setelah kemerdekaan Indonesia.
3. Guru bertanya ke siswa siapa saja nama tokoh-tokoh
yang dapat mereka temukan dalam bacaan.
4. Guru mengajak siswa diskusi jasa-jasa tokoh Hindu yang
bermanfaat pada jaman sekarang.
5. Guru menampilkan gambar tokoh I Gusti Bagus Sugriwa
dan Prof. Ida Bagus Mantra dengan biografi singkatnya
sebagai contoh tokoh yang berjuang untuk Hindu di Bali
6. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
dan menemukan hasil karya dari dua tokoh tersebut yang
membawa kemajuan dan perubahan kepada agama
Hindu dan masyarakat Bali, ditulis pada buku tulis siswa.
7. Siswa mencatat tugas yang diberikan guru dan guru
memberikan penguatan materi inti.
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan poin poin 15
penting dalam pembelajaran hari ini menit
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
2. Siswa dapat menyampaikan kesulitan atau hal yang
disukai dalam materi dan hal-hal yang perlu diperbaiki
(refleksi dari guru dan siswa)
3. Guru menginformasikan rencana belajar yang akan
diberikan pada pertemuan berikutnya
4. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan Parama
Shanti dipimpin oleh ketua kelas “ Om Shanti Shanti
Shanti Om”
C. Asesmen (Asesmen bisa diinovasikan oleh guru tergantung kebutuhan guru dan
materinya).
Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyelesaikan tugas.
Pengetahuan : Dapat menunjukkan pengetahuan tentang sejarah dan Tokoh Hindu
setelah Kemerdekaan Indonesia
Keterampilan : Mempresentasikan bagian tugas yang diberikan guru
Penilaian Sikap
- Strategi : Observasi
- Alat : Catatan Anekdot
No. Nama Siswa Penilaian Sikap
Tanggal Catatan Sikap Tanggal Catatan Sikap
1. …
2. …
3.
Dst
Mengetahui Tegak,
Kepala SD Negeri 2 Tegak Guru PAH dan Budi Pekerti
3 dst
1. Apakah kegiatan belajar pada Bab 1. Apakah kegiatan belajar pada bab ini
ini berhasil? dapat dipahami oleh siswa?
2. Apa yang menurut guru berhasil 2. Kesulitan apa yang dialami siswa
dipahamai siswa pada bab ini? dalam pemahaman materi?
3. Kesulitan apa saja yang dialami 3. Model pembelajaran apa yang
siswa? menyenangkan dan mudah dipahami
4. Apa langkah yang perlu dilakukan siswa?
untuk memperbaiki 4. Apakah perserta didik sudah
proses pembelajaran selanjutnya? memahami materi dan wawasan
5. Apakah seluruh Peserta didik bertambah setelah belajar mengenal
mengikuti pelajaran dengan baik? sejarah dan tokoh Hindu setelah
Kemerdekaan Indonesia?
5. Bisakah siswa menyebutkan nama
tokoh Hindu setelah Kemerdekaan
Indonesia?
DIFERENSIASI
ASPEK Siswa dengan kemampuan Siswa dengan kemampuan
cepat lambat
Konten / materi - Pemadatan Materi - Pemilihan materi yang lebih
pembelajaran pembelajaran mudah dipahami
- Memberikan kajian mendalam - Pengulangan materi yang belum
dipahami dengan tanya jawab
secara personal atau siswa
dikelompokkan agar lebih
mudah dijelaskan Kembali
Praktik Menjodohkan
Benar salah
Sikap Observasi
Lembar Kegiatan Pembelajaran Murid (LKPM)
(LKPD dibuat menyesuaikan kebutuhan guru : PG, PG kompleks/isian/Uraian, benar
salah)
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Petunjuk Pengisian LKPM :
1. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan nomor absen.
2. Bacalah setiap butir soal dengan baik sebelum dijawab !
3. Kerjakan lebih dahulu soal yang dianggap mudah!
Pilihan Ganda Kompleks Berilah tanda centang pada jawaban yang benar (jawaban
dapat lebih dari 1).
1. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, umat Hindu belum
mendapatkan pengakuan secara resmi oleh Negara. Agama Hindu baru diakui secara
nasional oleh pemerintah Indonesia melalui beberapa keputusan di antaranya adalah ….
Keputusan Menteri Agama No. 100 tahun 1962
Tahun 1955 di Bali dibentuk Dinas Agama Otonomi Daerah Bali
Keputusan Menteri Agama Nomor 114 tahun 1969
Keputusan Menteri Agama No. 001 tahun 1963
2. Perjuangan tokoh-tokoh Hindu melalui lembaga PHDI telah menghasilkan pengakuan
resmi bahwa salah satu hari suci agama Hindu dinyatakan sebagai hari libur nasional.
Pengakuan ini berdasarkan Keputusan Pemerintah Republik Indonesia No. 3 tahun
1983 yang isinya adalah ….
Hari raya Galungan dinyatakan sebagai hari libur Nasional
Adanya kegiatan Dharma Santhi Nyepi secara Nasional
Hari raya Nyepi dinyatakan sebagai hari libur Nasional
Hari raya Manukapak dinyatakan sebagai hari libur Nasional
3. Perjuangan umat Hindu mulai menemukan titik terang ketika I Gusti Bagus Sugriwa
menjabat sebagai anggota Dewan Pemerintahan Daerah Bali yang mengusulkan agar
agama Hindu Bali dapat diakui dan disejajarkan sebagai sebuah agama yang sah di
Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 1955 di Bali dibentuk Dinas Agama Otonomi Daerah
Bali. Setelah dibentuk Dinas Agama Otonomi Daerah Bali, pada tanggal 29 Juni tahun
1958 lima orang utusan organisasi agama dan sosial menghadap Presiden Soekarno di
Tampaksiring, Bali.
Cermati pernyataan di atas, kemudian berilah tanda centang (√) jika sesuai dengan isi
bacaan!
Perjuangan umat Hindu belum menemukan titik terang
I Gusti Bagus Sugriwa menjabat sebagai anggota Dewan
Pemerintahan Daerah Bali Pada 1 Januari 1955 agama Hindu Bali diakui secara
nasional
Pada 1 Januari 1955 di Bali dibentuk Dinas Agama Otonomi Daerah Bali
4. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 114 Tahun 1969 dan instruksi Menteri
Agama Nomor 6 Tahun 1972, dibentuklah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Hindu dan Buddha. Sesuai dengan keputusan menteri agama tersebut, agama Hindu
mempunyai kedudukan yang sejajar dengan agama lain yang ada di Indonesia.
Perjuangan umat Hindu membuahkan hasil, pada tanggal 19 Januari tahun 1983
Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor 3 tahun 1983, yang
isinya menetapkan hari suci Nyepi sebagai hari libur nasional.
Cermati pernyataan di atas, kemudian berilah tanda centang (√) jika tidak sesuai dengan
isi bacaan!
Agama Hindu dapat diakui secara Nasional oleh pemerintah Indonesia
Pada tahun 1983 hari suci Nyepi belum ditetapkan sebagai hari libur nasional
Tahun 1972 dibentuk Dirjen Bimas Hindu dan Buddha
Hari suci Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional
MATERI BACAAN GURU DAN SISWA
Bahan bacaan Siswa dapat diakses pada buku atau link berikut ini:
• Edi Putra, Komang, 2021, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas IV.
Jakarta.Puskurbuk.
• Sumber internet
Tokoh agama dan budaya Bali "membedah" pemikiran I Gusti Bagus Sugriwa
https://www.antaranews.com/berita/1131312/tokoh-agama-dan-budaya- bali-
membedah-pemikiran-i-gusti-bagus-sugriwa
Kalian tentu masih ingat dengan pelajaran tentang tempat suci agama Hindu, bukan?
Salah satunya adalah candi. Candi merupakan salah satu bentuk peninggalan sejarah agama
Hindu pada masa kerajaan Majapahit. Sebelum Indonesia merdeka seperti saat ini, agama
Hindu telah berkembang sejak abad ke-4 yang dibuktikan dengan ditemukannya tujuh buah
Yupa di tepi sungai Mahakam, Kutai, Kalimantan Timur. Pada abad ke-5 agama Hindu
berkembang di Jawa Barat, yang ditandai dengan ditemukannya tujuh buah prasasti. Prasasti
tersebut antara lain Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir
Awi, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, dan Prasasti Lebak.
Selanjutnya pada abad ke-7, agama Hindu berkembang di Jawa Tengah yang
dibuktikan dengan peninggalan kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno. Pada
pertengahan abad ke-8, agama Hindu sampai ke Jawa Timur yang dibuktikan dengan
munculnya kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan yang memuja Dewa Siwa dengan rajanya
bernama Dewa Simha. Perkembangan agama Hindu di Jawa Timur sangat pesat, bahkan
mencapai puncak kejayaannya pada zaman kerajaan Majapahit. Selanjutnya pada abad ke-8,
agama Hindu juga berkembang di Bali yang dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti
Blanjong di wilayah Sanur dengan kerajaan yang berpusat di Singha Mandawa dengan rajanya
bergelar Warmadewa. Ringkasan sejarah di atas merupakan masa perkembangan agama Hindu
sebelum kemerdekaan Indonesia.
A. Perkembangan Agama Hindu Setelah Kemerdekaan Indonesia
1. Perjuangan Pengakuan Agama Hindu di Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, secara resmi Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta sebagai perwakilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Setelah secara resmi diproklamasikan, maka resmilah Indonesia menjadi
sebuah negara kesatuan yang berbentuk republik. Departemen Agama dibentuk oleh
pemerintah pada tanggal 3 Januari 1946. Departemen Agama dibentuk dengan tujuan
mengurus segala sesuatu yang bersangkutan dengan kehidupan beragama di Indonesia.
Pada saat Departemen Agama dibentuk, agama Hindu belum mendapatkan pengakuan
yang resmi oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan saat itu pemeluk agama Hindu hanya
terlihat di Pulau Bali saja.
Perjuangan umat Hindu mulai menemukan titik terang ketika I Gusti Bagus
Sugriwa menjabat sebagai anggota Dewan Pemerintah Daerah Bali. Beliau
mengusulkan agar agama Hindu Bali dapat diakui dan disejajarkan sebagai sebuah
agama yang sah di Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 1955 di Bali dibentuk Dinas
Agama Otonomi Daerah Bali. Setelah dibentuk Dinas Agama Otonomi Daerah Bali,
pada tanggal 29 Juni 1958 lima orang utusan organisasi agama dan sosial menghadap
Presiden Soekarno di Tampaksiring, Bali. Rombongan utusan tersebut antara lain Ida
Pedanda Made Kumenuh (sulinggih).
Akhirnya, pada tahun 1963 melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 100
tahun 1962, agama Hindu dapat diakui secara nasional oleh pemerintah Indonesia.
Sesuai dengan keputusan Menteri Agama Nomor 114 tahun 1969 dan intruksi Menteri
Agama Nomor 6 tahun 1972, dibentuklah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Hindu dan Buddha. Sesuai dengan keputusan menteri agama tersebut, agama Hindu
mempunyai kedudukan yang sejajar dengan agama lain yang ada di Indonesia.
2. Pembentukan Parisada Hindu Dharma Bali (PHDB)
Tokoh-tokoh umat Hindu berkumpul dan bersepakat untuk membentuk suatu majelis
yang diharapkan dapat menata dan mengatur kehidupan beragama Hindu. Hal ini
dikarenakan umat Hindu belum diakui secara nasional. Akhirnya pada tanggal 21–23
Februari 1959 tokoh-tokoh umat Hindu mengadakan pertemuan/pesamuhan di gedung
Fakultas Sastra UNUD Denpasar. Adapun tokoh-tokoh yang hadir pada saat itu antara
lain pejabat Pemerintah Daerah Tingkat I (satu) Bali, Dinas Agama Otonomi Daerah
Tingkat I Bali, pengurus yayasan-yayasan yang bernuansakan Hindu, dan Paruman
Pandita Singaraja. Dalam pesamuhan agung tersebut, akhirnya disepakati oleh semua
yang hadir untuk mendirikan suatu dewan yang bernama Parisada Hindu Dharma Bali
(PHDB). Kesepakatan lainnya adalah ditetapkannya susunan pengurus Parisada Hindu
Dharma Bali yang terdiri dari 11 sulinggih dan 22 orang Welaka. Atas keputusan
tersebut, dibuatlah akta pendirian Parisada Hindu Dharma Bali dengan akta notaris
Nomor 50 tanggal 4 September 1959. Pada tanggal 3 Oktober tahun 1959, pengurus
PHDB melaksanakan Pesamuhan Agung I yang diselenggarakan di SMP Dwijendra
Denpasar. Salah satu keputusannya adalah menerbitkan buku-buku agama Hindu untuk
sekolah-sekolah yang ada di Bali. Atas dukungan Yayasan Dwijendra Denpasar,
berdirilah sekolah Pendidikan Guru Atas Hindu Bali (PGAH) pada tanggal 4 Juli 1959,
kemudian pada tahun 1968 sekolah tersebut menjadi sekolah negeri. Pengurus Parisada
Hindu Dharma Bali (PHDB) terus mengadakan pertemuan-pertemuan. Pada tanggal 19
Maret 1960 diadakan pertemuan (Pesamuhan) Agung II di Balai Masyarakat Denpasar.
Kemudian dilanjutkan dengan Pesamuhan Agung III dan IV tahun
1960 dan Pesamuhan Agung V pada tanggal 21 Oktober 1961 yang bertempat di SMP
Dwijendra Denpasar. Adapun keputusan penting yang dihasilkan pada Pesamuhan
Agung tersebut adalah tentang rencana penyelenggaraan Karya Eka Dasa Rudra pada
tahun 1963. Pesamuhan Agung VI diselenggarakan dari tanggal 17-23 November 1961
yang diselenggarakan di Pura Gunung Lebah Campuan, Ubud, Gianyar yang kemudian
terkenal dengan nama Piagam Campuan Ubud. Hal yang dibicarakan pada pesamuhan
tersebut yaitu tentang pangasraman para pendeta Hindu yang disebut dengan Dharma
Asrama
3. Pembentukan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
Untuk menyamakan visi dan misi Parisada Hindu Dharma Bali (PHDI), maka
diselenggarakan paruman yang disebut dengan Mahasabha. Mahasabha I
diselenggarakan dari tanggal 7–10 Oktober 1964. Adapun hasil keputusannya yaitu
menetapkan anggaran dasar Parisada dengan perubahannya yakni mengganti nama
menjadi Parisada Hindu Dharma. Mahasabha II diselenggarakan pada tanggal 2–5
Desember 1968 di Denpasar, Bali dengan dihadiri oleh 31 utusan Parisada dari daerah.
Adapun hasil keputusannya yaitu penyempurnaan lembaga Hindu dari Parisada Hindu
Dharma Bali (PHDB) menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Selanjutnya
Pesamuan Agung diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 21–24 Februari 1971.
Adapun rumusan penting yang diperoleh yaitu pengajuan Hari Raya Nyepi
sebagai hari libur nasional kepada pemerintah pusat. Kemudian pada tanggal 27–29
Desember 1973 diselenggarakan Mahasabha III di Denpasar, dan Mahasabha IV
diselenggarakan pada tanggal 24-27 Desember 1980 di Denpasar. Namun, pengakuan
Hari Raya Nyepi sebagai hari libur nasional baru disetujui 12 tahun kemudian
semenjak pengajuan oleh lembaga Umat Hindu (Parisada Hindu Dharma Indonesia
Pusat). Penetapan ini berdasarkan Keputusan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983.
DAFTAR PUSTAKA