Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016/2017

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI
Sekretariat : Jln. Kamboja No. 11 A Denpasar Telpn. 0361-262725
E-mail : fakultasekonomiunmas1@unmas.com

MATA KULIAH : BISNIS INTERNASIONAL


SEMESTER/KELAS : VII / GIANYAR A DAN B
HARI / TANGGAL : JUMAT, 20 NOVEMBER 2020
DOSEN : NI PUTU CEMPAKA DHARMADEWI ATMAJA, SE., MM

Soal

1. Mengapa Lokasi merupakan faktor penting untuk menerangkan politik dan hubungan
perdagangan sebuah bangsa yang secara langsung mempengaruhi operasi perusahaan?

2. Bagaimana suatu budaya dapat mempengaruhi fungsi bisnis seperti fungsi pemasaran,
Sumber Daya Manusia dan fungsi produksi?

3. Jelaskan keuntungan dari pengajuan perselisihan kontrak kepada abitrase dibandingkan


dengan litigasi di pengadilan?

4. Contoh-contoh konflik dan diskriminasi rasial dapat ditemukan di berbagai belahan di dunia.
Apakah diskriminasi rasial masih terjadi di Indonesia? Dan bagaimana hal tersebut dapat
mempengaruhi Indonesia sebagai salah satu negara yang berpartisipasi dalam perdagangan
dunia?

5. Apa yang dimaksud dengan pemalsuan dan pembajakan? Mengapa dua hal tersebut menjadi
suatu tantangan bisnis di seluruh dunia.

Jawaban UAS dibuat dalam bentuk PDF dan dikirimkan melalui Google Classroom pada kolom
Tugas paling lambat hari Jumat tanggal 20 November 2020 Pkl.19.30 wita.
Lembar jawaban ada pada lembar halaman berikutnya

Bila terjadi kecurangan seperti ada jawaban yang sama persis antara satu mahasiswa dengan
mahasiswa lainnya, maka UTS akan saya batalkan dan nilai yang diberikan adalah 0 atau tidak
mengikuti UAS.

“KEJUJURAN ADALAH HAL YANG UTAMA DALAM BEKERJA”

SELAMAT BEKERJA
UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2020/2021
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
FAKULTAS EKONOMI
Sekretariat : Jln. Kamboja No. 11 A Denpasar Telpn. 0361-262725
E-mail : fakultasekonomiunmas1@unmas.com

MATA KULIAH : BISNIS INTERNASIONAL


NAMA : I KADEK DWIPAYANA PUTRA
NO. ABSEN : 10
NIM : 1702612010901

1. Lokasi penting karena merupakan faktor untuk menerangkan politik dan hubungan
perdagangan sebuah bangsa, banyak diantaranya yang secara langsung mempengaruhi
operasi perusahaan.
a. Hubungan politik bisa menjadi jembatan perdagangan antara bangsa seperti Australia
yang memungkinkan untuk mengembangkan hubungan dagangan yang erat dengan
negara-negara Uni Eropa, terutama dengan dua negara yang ada diperbatasannya :
Jerman dan Italia.
b. Hubungan perdagangan antara bangsa-bangsa. Kedekatan geografis selalu merupakan
factor utama dalam pembentukan kelompok dagang, seperti Uni Eropa, AFTA, dan
NAFTA.
2. Budaya juga sangat mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran,
beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk menggunakan bauran
pemasaran yang sama semua di pasar. Begitu juga dalam manajemen sumber daya manusia,
budaya nasional merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer, serta dalam
produksi dan keungan faktor budaya sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi keuangan.
a. Nilai-nilai
Nilai-nilai diartikan sebagai ide-ide abstrak mengenai apakah suatu kelompok
mempercayai kebaikan, kebenaran, dan keinginan. Nilai-nilai tercermin pada system
politik dan ekonomi suatu masyarakat, sebagai contoh kapitalitasme pasar bebas
adalah cerminan dari filosofis yang menekankan kebebasan individu. Disalam
nilaiini terdapat sikap atau attitude.
b. Norma
Sedangkan norma-norma diartikan sebagai aturan-aturan sosial dan petunjuk-
petunjuk yang menentukan perilaku dalam keadaan tertentu.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Budaya
Nilai atau norma-norma suatu budaya tidak akan muncul darimanapun yang
terbentuk secara utuh. Namun semuanya berevolusi dengan sejumlah faktor yang
bekerja dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor ini meliputi filosofi politik dan
ekonomi, struktur sosial masyarakat, kelompok agama mayoritas, bahasa serta
pendidikan.
d. Struktur Sosial
Struktur sosial suatu masyarakat adalah organisasi sosial yang mendasar. Ada 2
dimensi utama penggerak ketika kita ingin menjelaskan perbedaan budaya -budaya
yaitu :
➢ Dimensi pertama, Tingkat dimana unit dasar dari struktur organisasi adalah
individu yang merupakan lawan dari kelompok dalam masyarakat
➢ Dimensi kedua, Tingkat dimana suatu masyarakat terbagi dalam kelas-kelas atau
kasta-kasta
e. Implikasi pada Bisnis
Bisnis Internasional berbeda dengan bisnis domestik karena Negara-negara dan
masyarakatnya berbeda. Masyarakat berbeda karena kebudayaan mereka berbeda.
Budaya mereka berbeda karena pemahaman yang berbeda didalam struktur sosial,
agama,bahasa,pendidikan, filosofi ekonomi dan filosofi politik. Ada 2 implikasi
penting dalam bisnis internasional yang muncul dari perbedaan-perbedaan ini yaitu:
➢ Pemahaman tentang Silang Budaya
➢ Budaya dan keunggulan Bersaing
f. Bahasa
Bahasa adalah cerminan utama kelompok-kelompok budaya karena Bahasa
merupakan sarana penting yang dipakai anggota-anggota masyarakat untuk
berkomunikasi satu sama lain.
3. Keuntungan dari pengajuan perselisihan kontrak kepada abitrase dibandingka n dengan
litigasi sebagai berikut :
a. Efisiensi Waktu
Waktu yang digunakan untuk proses arbitrase lebih efisien dan fleksibel. Kedua
belah pihak memilih arbiter, dan kemudian proses persidangan akan dipimpin oleh
arbiter, dimana dalam hal ini arbiter dapat bebas menentukan agenda persidangan
dengan menyesuaikan waktu para pihak yang berperkara. Sedangkan apabila
sengketa diselesaikan melalui pengadilan, suatu permasalahan baru bisa
diselesaikan jika pihak pengadilan telah memproses kasus tersebut, menunjuk
hakim, dan melakukan panggilan, sehingga penyelesaian kasus akan memakan
waktu cukup lama. Belum lagi jika salah satu pihak tidak puas kemudian
mengajukan banding atau kasasi.
b. Hemat Biaya
Biaya dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih murah karena waktu
yang digunakan lebih singkat dan prosesnya hanya di Lembaga arbitase itu saja.
Sedangkan dalam proses litigasi harus melewati proses yang cukup panjang, mulai
dari pendaftaran berkas ke pengadilan, pembayaran pengacara, dan biaya
pengadilan. Biaya tersebut akan terus bertambah seiring dengan pengajuan banding
dan kasasi. Sehigga, biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian masalah secara
litigasi akan lebih banyak, dimana dalam proses arbitrase umumnya tidak
menggunakan tempat dan tahapan yang panjang.
c. Bersifat Rahasia
Jika dalam metode litigasi penyelesaian sengketa dilakukan secara terbuka,
Arbritase diselenggarakan secara tertutup, arbritase hanya dihadiri oleh para pihak
yang berperkara. Selain itu, dalam proses arbritase tidak ada aturan mengenai
barang bukti, apabila ada barang bukti hanya akan dikendalikan oleh arbiter,
sehingga para pihak merasa lebih aman dan nyaman, karena kerahasiaan
perusahaan merupakan hal yang di utamakan dalam kegiatan bisnis.
d. Putusan Bersifat Mengikat dan Final
Putusan arbritase memiliki kekuatan hukum tetap, bersifat final dan mengikat para
pihak, yang artinya setelah sengketa diputus, maka tidak dapat diajukan banding,
kasasi maupun peninjauan kembali. Sehingga penyelesaian sengketanya lebih
cepat, dibandingan dengan litigasi yang dalam proses pengadilannya dapat
mengajukan banding dan kasasi.
e. Keahlian dan Kepekaan Para Arbiter
Para pihak yang berperkara dapat memillih arbiter sesuai dengan keahlian arbiter
dan sengketa yang sedang dihadapi, karena pada dasarnya seorang arbiter tidak
selalu berlatang belakang hukum, sehingga para perkara dapat menyesuaikan
dengan kebutuhannya.
f. Penggunaan dan Peran Pengacara
Dalam proses arbitrase, pihak-pihak yang berselisih diperbolehkan menggunakan
pengacara. Namun, peran pengacara dalam proses ini sangat terbatas, karena semua
keputusannya ada pada arbiter. Sementara itu, peran pengacara dalam proses
litigasi amat luas, mulai dari mengumpulkan bukti hingga menunjukkan hasil riset
dan kasus mereka ke jajaran hakim di pengadilan untuk melakukan pembelaan.
4. Masih, Di Indonesia, ras melayu merasa lebih tinggi dari ras Melanesia. Dari perbandingan
jumlah penduduk Indonesia, jumlah ras melayu lebih dominan dari ras Melanesia. Demikian
pula dari jumlah pemeluk agama, pemeluk agama Islam lebih mayoritas dari pada pemeluk
agama lain seperti Kristen dan Konghucu. Dominasi ras melayu di Indonesia inilah
menyebabkan orang ras melayu yang berkulit warna terang sawo matang melihat orang ras
Melanesia yang berkulit gelap rambut keriting sebagai manusia paling rendah, paling bodoh
dan paling tertinggal dari aspek kemajuan moderenisasi. Diskriminasi rasial terhadap suku
bangsa Papua ini terus berlangsung sepanjang tahun. Sejak perebutan wilayah Papua masuk
ke Indonesia sampai sekarang, pandangan diskriminasi rasial tersebut masih terbudaya bagi
suku bangsa melayu terhadap orang Papua suku bangsa Melanesia. Pandangan rasial ini
terus tumhuh dan berkembang secara terstruktur dalam keluarga suku bangsa melayu,
sehingga perlakuan diskriminasi dalam pergaulan keseharian antara ras melayu dengan
Papua yang ras Melanesia sangat terlihat jelas. Hal tersebut dapat mempengaruhi Indonesia
sebagai salah satu negara yang berpartisipasi dalam perdagangan dunia karena Indonesia
sebagai negara pluralis yang terdiri dari beragam suku bangsa, ras dan agama, tetapi
Indonesia tidak mampu menjaga serta memelihara bentuk pluralusme tersebut sebagai
modal dasar keutuhan bangsa. Indonesia hanya mampu beretorika di depan publik bahwa
Indonesia adalah negara berdasarkan Pancasila yang menghargai pluralisme, tetapi dalam
tataran prateknya tetap terpelihara pandangan rasialisme dari warga negaranya yang merasa
golongan mayoritas. Pemetintah sendiri seolah tidak mampu mengeliminir pandangan rasial
ini. Padahal undang – undang nomor 39 tahun 1999 tentang larangan perlakuan diskriminasi
terhadap warga negara sudah dijamin untuk pemerintah menegakan hukum bagi setiap orang
yang berperilaku rasis atau diskriminasi terhadap sesama warga negara.
5. Pemalsuan adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru atau benda, statistik, atau
dokumen-dokumen (lihat dokumen palsu), dengan maksud untuk menipu. Kejahatan yang
serupa dengan penipuan adalah kejahatan memperdaya yang lain, termasuk melalui
penggunaan benda yang diperoleh melalui pemalsuan. Pembajakan atau yang disebut Piracy
adalah penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas obyek ciptaan yang dilindungi
undang-undang. Obyek ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karena Tingginya
permintaan dari masyarakat dan keinginan para pengusaha mencari keuntungan besar
menjadi faktor banyaknya barang bajakan dan palsu beredar di masyarakat. Masyarakat
lebih mementingkan harga yang lebih murah dengan kualitas rendah dibandingkan
menghargai hak cipta dan kualitas yang lebih baik. Sebenarnya pemerintah telah mendukung
untuk menghilangkan barang palsu dan bajakan. Namun sebaik-baiknya sistem, apabila
masyarakat masih membandel target untuk bebas barang pembajakan dan palsu agak sulit
terwujud. Bila ingin bebas dari pembajakan dan pemalsuan, hal terpenting adalah kesadaran
dari masyarakat yang mulai mengurangi dan berhenti membeli barang bajakan.

Anda mungkin juga menyukai