Menurut ahli ekonomi, pengertian krisis ekonomi secara sederhana adalah suatu
keadaan dimana sebuah Negara yang pemerintahannya tidak dipercaya lagi oleh
rakyatnya. Khususnya masalah terhadap finansial yang ada di Negara. Rakyat nya tidak
mau lagi menyimpan uangnya di bank-bank yang ada. Sehingga bank-bank mengalami
kesulitan uang tunai. Jika itu terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya untuk
menalangi semua bank-bank itu. Setelah itu maka harga-harga akan naik seiring dengan
banyaknya uang tunai di masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai.
Tahun 1998 seolah menjadi momen kelam bagi negara Indonesia dan rakyatnya.
Di tahun tersebut Indonesia harus mengalami krisis moneter (krismon) yang kemudian
berdampak ke segala bidang. Di saat yang sama, kondisi semakin diperparah karena
tuntutan para mahasiswa yang meminta Presiden Soeharto mundur dari jabatannya
setelah berkuasa sebagai orang nomor satu Indonesia selama 32 tahun.
Indikasi akan terjadinya krisis moneter sebenarnya sudah tercium sejak 1997.
Tepatnya di bulan Agustus tahun 1997, mata uang rupiah terlihat merosot dan
mencapai titik terendahnya pada bulan September.
Jika bulan-bulan sebelumnya nilai rupiah berada di angka Rp2.380 per dolar,
hanya dalam kurun waktu satu tahun nilai rupiah babak belur dan mengalami depresiasi
mencapai 600%. Pada bulan Juli 1998, 1 dolar AS dihargai Rp16.650. Meski begitu,
tanggal 31 Desember 1998 nilai rupiah mulai menguat ke angka Rp8.000 per dolar.
b. Besarnya Angka Utang Luar Negeri Swasta
Tak berhenti sampai di situ, cadangan devisa saat itu tersisa 14,44 miliar dolar
AS sehingga tak cukup untuk membayar utang sekaligus bunganya. Inilah yang
kemudian membuat nilai tukar rupiah mendapat tekanan berat.
Efek bola salju krismon pun semakin terasa seiring rontoknya kepercayaan
pasar dan masyarakat akibat kebijakan pemerintah yang plin-plan dalam menangani
krismon. Di sisi lain, kesehatan Presiden Soeharto yang semakin memburuk membuat
suksesi mengalami ketidakpastian. Alhasil, investor asing pun enggan memberi bantuan
finansial secara cepat.
Kondisi ini membuat bank terbatas dalam memberikan pinjaman, sementara itu Bank
Indonesia harus menggelontorkan banyak dana untuk mencegah krisis bertambah
parah.
Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu factor politik.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim
Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto
sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan yang mengakibatkan
pemilik modal dan isventor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran karena
kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh
pertimbangan ekonomi semata. Penyebab lainnya adalah :
Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka
pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan” ekonomi Indonesia.
Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia.
Sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang
pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi,
dan pada akhirnya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.
1. Krisis Produksi
2. Krisis Perbankan
3. Krisis Nilai Tukar
4. Krisis Perdagangan
5. Krisis Modal
Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya
kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni
tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.
Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income Kemiskinan oleh gonlongan
dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok.
Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity Kemiskinan adalah karena
ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan
sosial meliputi :
Keterampilan yang memadai.
Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan
hidup.
Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
Organisasi-organisasi sosial dan politik.
Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan
pengembangan kehidupan.
Dilihat dari segi keadaan / kondisi Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan
yang bisa dicirikan dengan :
Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
Tingkat pendidikan yang rendah.
Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang pokok.
Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber Menurut golongan ini
kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang
tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of Resources), termasuk
didalamnya pendapatan / income.
1) Kemiskinan Absolut
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan
namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.
3) Kemiskinan Kultural
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
1) Kemiskinan alamiah.
2) Kemiskinan buatan.
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara
maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah
kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari
faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan. Dampak dari kemiskinan
terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :
Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan
beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.
Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena
seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika
tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan
hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau
menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.
Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau
dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang
sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya
tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan
yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan
atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita
alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan
perlindungan hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.
Kebijakan fiskal sangat erat hubungannya dengan ekonomi makro. Alasannya adalah
kebijakan fiskal mengelola perekonomian suatu negara dan juga pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa. Tujuan dari kebijakan fiskal itu sendiri adalah:
2. Kebijakan Moneter
Merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk mengurangi
atau menambah jumlah uang yang beredar di pasaran. Cara yang dilakukan adalah
dengan menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar
modal.
2) Kebijakan Diskonto
Kebijakan Cadangan Kas adalah kebijakan dimana Bank Sentral bisa menaikkan atau
mengurangi cadangan kas.
Kebijakan Kredit Ketat dilakukan oleh bank umum. Jadi bank umum bisa memberikan
kredit tetapi dengan syarat 5C yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan
Condition of Economy. Dengan adanya kebijakan ketat ini, peredaran uang bisa
diawasi.
1) Berdasarkan Teori
Dari segi teori, kebijakan fiskal dilihat dari segi non praktis. Beberapa macam
kebijakan fiskal berdasarkan teori adalah:
Jadi ada baiknya untuk para pemilik bisnis mulai berinvestasi pada sistem
pengelolaan akuntansi yang terpercaya. software akuntansi yang dilengkapi dengan
fitur akuntansi untuk membantu pemilik bisnis mengelola keuangan bisnis bisa menjadi
solusi yang tepat. Mulai dari laporan keuangan hingga catatan transaksi akan tercatat
dengan detail.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 telah membuat
utang luar negeri pemerintah meningkat drastis jika dihitung dalam mata uang rupiah.
Hal ini disebabkan nilai tukar rupiah terhadap US Dolar dan beberapa mata uang utama
dunia mengalami depresiasi yang sangat tajam. Kenaikan akumulasi utang luar negeri
menyebabkan pemerintah harus mengambil utang luar negeri yang baru untuk
membayar utang luar negeri yang jatuh tempo. Beban utang luar negeri berupa cicilan
pokok dan bunga utang bertambah besar dari tahun ke tahun sejalan dengan
peningkatan jumlah utang luar negeri pemerintah, sehingga membebani Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Utang luar negeri sering membuat
pemerintah kurang terpacu untuk meningkatkan pendapatan dalam negerinya. Hal ini
ditunjukkan dengan kekurangan dalam pembiayaan pengeluaran pemerintah dalam
APBN yang selalu ditutup dengan utang, terutama utang luar negeri. Utang luar
negeripun sering kurang fokus dan tidak jelas pemanfaatannya. Seperti program
pengentasan kemiskinan, kebijakan sejenis ini menimbulkan pertanyaan besar karena
Negara melepaskan tanggungjawab dalam konstitusi untuk mensejahterakan kaum
miskin dengan menjalankan program negara donor dan situasi ini menciptakan
ketergantungan antara negara dengan orang miskin. Hal yang seharusnya dilakukan
adalah kemandirian kaum miskin dalam mensejahterakan dirinya dengan membuka
lapangan pekerjaan yang luas dan mudah diakses kaum miskin tersebut serta
memberikan proteksi 3 terhadap produk yang mereka hasilkan (Sukarna dan Mamun,
2005).
SOAL DAN JAWABAN
KRISIS EKONOMI
1.