Anda di halaman 1dari 21

KRISIS EKONOMI

Menurut ahli ekonomi, pengertian krisis ekonomi secara sederhana adalah suatu
keadaan dimana sebuah Negara yang pemerintahannya tidak dipercaya lagi oleh
rakyatnya. Khususnya masalah terhadap finansial yang ada di Negara. Rakyat nya tidak
mau lagi menyimpan uangnya di bank-bank yang ada. Sehingga bank-bank mengalami
kesulitan uang tunai. Jika itu terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya untuk
menalangi semua bank-bank itu. Setelah itu maka harga-harga akan naik seiring dengan
banyaknya uang tunai di masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai.

1. Kronologi Krisis Ekonomi 1997-1998

Tahun 1998 seolah menjadi momen kelam bagi negara Indonesia dan rakyatnya.
Di tahun tersebut Indonesia harus mengalami krisis moneter (krismon) yang kemudian
berdampak ke segala bidang. Di saat yang sama, kondisi semakin diperparah karena
tuntutan para mahasiswa yang meminta Presiden Soeharto mundur dari jabatannya
setelah berkuasa sebagai orang nomor satu Indonesia selama 32 tahun.

2. Alasan Kuat yang Memicu Krisis Moneter 1998

Timbulnya krismon 1998 di Indonesia sejatinya dipicu oleh beberapa faktor,


mulai dari sektor ekonomi, sosial, hingga politik.  

a. Anjloknya Nilai Rupiah Terhadap Dolar AS

Indikasi akan terjadinya krisis moneter sebenarnya sudah tercium sejak 1997.
Tepatnya di bulan Agustus tahun 1997, mata uang rupiah terlihat merosot dan
mencapai titik terendahnya pada bulan September. 

Jika bulan-bulan sebelumnya nilai rupiah berada di angka Rp2.380 per dolar,
hanya dalam kurun waktu satu tahun nilai rupiah babak belur dan mengalami depresiasi
mencapai 600%. Pada bulan Juli 1998, 1 dolar AS dihargai Rp16.650. Meski begitu,
tanggal 31 Desember 1998 nilai rupiah mulai menguat ke angka Rp8.000 per dolar. 
b. Besarnya Angka Utang Luar Negeri Swasta

Persoalan kedua yang menjadi akar terjadinya krisis moneter 1998 adalah


besarnya utang luar negeri swasta. Per Maret 1998, total utang luar negeri dikabarkan
tembus hingga 138 miliar dolar AS, sekitar 72,5 miliar dolar AS merupakan utang
swasta. Kabar buruknya lagi, dua pertiganya adalah utang jangka pendek dan jatuh
tempo pada tahun 1998. 

Tak berhenti sampai di situ, cadangan devisa saat itu tersisa 14,44 miliar dolar
AS sehingga tak cukup untuk membayar utang sekaligus bunganya. Inilah yang
kemudian membuat nilai tukar rupiah mendapat tekanan berat.  

c. Krisis Kepercayaan Pasar dan Masyarakat 

Efek bola salju krismon pun semakin terasa seiring rontoknya kepercayaan
pasar dan masyarakat akibat kebijakan pemerintah yang plin-plan dalam menangani
krismon. Di sisi lain, kesehatan Presiden Soeharto yang semakin memburuk membuat
suksesi mengalami ketidakpastian. Alhasil, investor asing pun enggan memberi bantuan
finansial secara cepat.

d. Paket Solusi IMF yang Berujung Kegagalan

Sebagai organisasi dana moneter internasional, IMF sempat memberikan


beberapa solusi untuk membantu Indonesia dalam menanggulangi krismon. Alih-alih
membawa dampak positif, paket reformasi keuangan yang diajukan IMF justru
membuat nasabah melakukan penarikan dana besar-besaran. 

Kondisi ini membuat bank terbatas dalam memberikan pinjaman, sementara itu Bank
Indonesia harus menggelontorkan banyak dana untuk mencegah krisis bertambah
parah. 

3. Penyebab Krisis Ekonomi

Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu factor politik.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat rezim
Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim Soeharto
sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan yang mengakibatkan
pemilik modal dan isventor kabur dari Indonesia. Pelarian modal besar-besaran karena
kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada pelarian modal yang dipicu oleh
pertimbangan ekonomi semata. Penyebab lainnya adalah :

 Stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka
pendek, telah menciptakan kondisi bagi “ketidakstabilan” ekonomi Indonesia.
 Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia.
 Sejalan dengan makin tidak jelasnya arah perubahan politik, maka isu tentang
pemerintahan otomatis berkembang menjadi persoalan ekonomi pula.
 Perkembangan situasi politik telah makin menghangat akibat krisis ekonomi,
dan pada akhirnya memperbesar dampak krisis ekonomi itu sendiri.

4. Dampak Krisis Ekonomi (Fudamental Indonesia)


 Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak
dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka
pengangguran di Indonesia.
 Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi
yang mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan
pokoknya.
 Hutang luar negeri jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah
mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk
membayar utang yang jauh tempi beserta bunganya, ditambah sistem perbankan
nasional yang melemah.
 Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
 Harga BBM naik, dan kemiskinan.

5. Macam-macam Krisis Ekonomi


Krisis-krisis ekonomi yang berasal dari sumber-sumber yang berbeda juga
mempunyai proses tau jalur transmisi dampak yang berbeda, dan sektor-sektor ekonomi
yang secara langsung terkena dampaknya juga berbeda. Berikut macam-macam krisis
ekonomi:

1. Krisis Produksi
2. Krisis Perbankan
3. Krisis Nilai Tukar
4. Krisis Perdagangan
5. Krisis Modal

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN


1. Kemiskinan

Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin


kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang
melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi ekonomi
melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan, pendidikan dan politik.
Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan.
Definisi dibuat tergantung dari latar belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut
mana definisi tersebut ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat.
Biasanya definisi-definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan
yang lainnya. Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa segi :

 Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan pokok.
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya
kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni
tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.
 Dilihat dari segi pendapatan/ penhasilan income Kemiskinan oleh gonlongan
dilukiskan sebagai kurangya pendapatan/penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang pokok.
 Dilihat dari segi kesempatan / Opportunity Kemiskinan adalah karena
ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan (meraih) basis kekuasaan
sosial meliputi :
 Keterampilan yang memadai.
 Informasi/pengetahuan – pengetahuan yang berguna bagi kemajuan
hidup.
 Jaringan-jaringan sosial ( Social Network ).
 Organisasi-organisasi sosial dan politik.
 Sumber-sumber modal yang diperlukan bagi peningkatan
pengembangan kehidupan.
 Dilihat dari segi keadaan / kondisi Kemiskinan sebagai suatu kondisi / keadaan
yang bisa dicirikan dengan :
 Kelaparan/kekurangan makan dan gizi.
 Pakaian dan perumahan yang tidak memadai.
 Tingkat pendidikan yang rendah.
 Sangat sedikitnya kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang pokok.
 Dilihat dari segi penguasaan terhadap sumber-sumber Menurut golongan ini
kemiskinan merupakan keterlantaran yang disebabkan oleh penyebaran yang
tidak merata dan sumber-sumber ( Malldistribution of Resources), termasuk
didalamnya pendapatan / income.

Kemiskinan menurut Drewnowski Drewnowski ( Epi Supiadi:2003) mencoba


menggunakan indikator-indikator sosial untuk mengukur tingka-tingkat kehidupan
( The Level of Living Index ). Menurutnya terdapat tiga tingkatan kebutuhan untuk
menentukan tingkat kehidupan seseorang :
 Kehidupan fisik dasar ( Basic Fisical Needs ), yang meliputi gizi/nutrisi,
perlindungan/perumahan ( Shelter/housing ) dan kesehatan.
 Kebutuhan budaya dasar ( Basic Cultural Needs), yang meliputi
pendidikan,penggunaan waktu luang dan rekreasi dan jaminan sosial (Social
Security).
 High income, yang meliputi pendapatan yang surplus atau melebihi takarannya.
Definisi kemiskinan dilihat dari beberapa konsep adalah :
 BAPPENAS
Tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
 BPS
Bilamana jumlah rupiah yang dikeluarkan atau dibelanjakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi kurang dari 2.100 kalori perkapita.
 Bank Dunia
Tidak tercapainya kehidupan yang layak dengan penghasilan 1,00 dolar AS
perhari .
 BKKBN keluarga miskin jika :
 Tidak dapat melaksanakan ibadah menurut keyakinannya.
 Tidak mampu makan sehari dua kali.
 Tidak memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,bekerja atau sekolah dan
berpergian.
 Tidak bagian terluas dari rumahnya berlantai tanah.
 Mampu membawa anggota keluarga sarana kesehatan.

Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada dasarnya


bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu :

1) Kemiskinan Absolut

Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan


sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
2) Kemiskinan Relatif

Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis kemiskinan
namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat disekitarnya.

3) Kemiskinan Kultural

Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok


masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada
usaha dari pihak lain yang membantunya.

2. Ketimpangan / Kesenjangan Pendapatan

Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari


istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini sangat
berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai subsidi modal
terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan ( ketrampilan ) tenaga
kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang terjadinya sesungguhnya
adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang kurang tepat dan bersifat
struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu menyokong sektor industri
dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi karena telah mendorong munculnya
ketimpangan sektoral yang berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari perspektif
ini agenda mendesak bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model
pembangunan ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara
serentak bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai
partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah
modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya.

Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi


pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu. Kaitan
kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :

 Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya tinggi.
 Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin) tetapi
ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
 Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
 Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
 Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
 Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.

Faktor - faktor Penyebab Kemiskinan Yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi,


yaitu :

1) Kemiskinan alamiah.

Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,penggunaan


teknologi yang rendah,dan bencana alam.

2) Kemiskinan buatan.

Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat


sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai
fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

3. Dampak Kemiskinan dan Cara Mengatasinya

Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara
maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah
kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari
faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan. Dampak dari kemiskinan
terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :

 Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan
beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat
pendapatan,nutrisi,dan tingakt pengeluaraan rata-rata.

 Kekerasan

Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari pengangguran. Karena
seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika
tidak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan
hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau
menipu ( dengan cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.

 Pendidikan

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini.
Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau
dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat menjangkau dunia pendidikan yang
sangat mahal itu. Sebab mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya
tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

 Kesehatan

Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan
yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

 Konflik sosial bernuasa SARA

Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan
atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita
alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan”keamanan” dan
perlindungan hukum dari negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjtektif.

KEBIJAKAN FISKAL, KEBIAJAKAN MONETER DAN UTANG LUAR


NEGERI
1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah


untuk mengelola dan mengarahkan kondisi ekonomi ke arah yang lebih baik atau yang
diinginkan. Caranya adalah dengan mengubah atau memperbaharui penerimaan atau
pengeluaran pemerintah. Pengendalian pengeluaran pemerintah bisa sangat membantu
kebijakan fiskal.

Kebijakan fiskal sangat erat hubungannya dengan ekonomi makro. Alasannya adalah
kebijakan fiskal mengelola perekonomian suatu negara dan juga pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa. Tujuan dari kebijakan fiskal itu sendiri adalah:

 Mencapai kestabilan perekonomian nasional.


 Memacu pertumbuhan ekonomi.
 Mendorong laju investasi.
 Membuka kesempatan kerja yang luas.
 Mewujudkan keadilan sosial.
 Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian pendapatan.
 Mengurangi pengangguran.
 Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi.

2. Komponen Penyusun Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal ditentukan oleh komponen-komponen yang berkaitan. Berikut ini
adalah komponen penyusun kebijakan fiskal:

1) Pajak atau Pendapatan Negara


Pajak merupakan sumber pendapatan negara. Pajak juga merupakan sumber
pembangunan dan bersifat memaksa serta tercantum dalam konstitusi.

2) Pengeluaran negara atau APBN

APBN terdiri dari pembangunan infrastruktur, pembangunan fasilitas umum, hingga


biaya operasional pemerintah.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan seperangkat kebijakan ekonomi yang dibuat


untuk mengatur ukuran serta tingkat pertumbuhan pasokan uang di dalam
perekonomian negara. Kebijakan moneter diatur sedemikian rupa untuk membantu
mengatur variabel ekonomi makro. Misalnya seperti inflasi dan juga pengangguran
dalam suatu negara.

Kebijakan moneter disepakati oleh Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai


mata uang di dalam dan di luar negeri. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan
suku bunga dan juga mengendalikan jumlah uang yang beredar di antara masyarakat.
Kebijakan moneter juga diambil oleh Bank Indonesia untuk mempengaruhi
pengeluaran dalam perekonomian.

Sebenarnya kebijakan moneter juga ditetapkan oleh masing-masing negara.


Tetapi kebijakan tersebut berbeda-beda satu sama lain tergantung kondisi negara
tersebut. Tetapi kebijakan moneter memiliki tujuan yang sama di setiap negara, yaitu:

 Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.


 Kesempatan kerja.
 Kestabilan harga.
 Keseimbangan neraca pembayaran

3. Kebijakan Moneter dan Fiskal di Indonesia


Penerapan kebijakan moneter dan fiskal tergantung dari bagaimana kondisi
perekonomian suatu negara. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk
itulah kebijakan fiskal dan moneter diperlukan agar bisa mengelola perekonomian
negara agar tetap terkondisikan. Kebijakan moneter yang diterapkan di Indonesia
diantaranya adalah:

1) Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk mengurangi
atau menambah jumlah uang yang beredar di pasaran. Cara yang dilakukan adalah
dengan menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar
modal.

2) Kebijakan Diskonto

Kebijakan diskonto merupakan penambahan atau pengurangan jumlah uang dengan


cara mengubah diskonto bank umum. Caranya adalah ketika inflasi mulai terasa
mendekati, Bank Sentral akan menaikkan suku bunga. Cara ini akan membuat
masyarakat untuk tertarik menabung.

3) Kebijakan Cadangan Kas

Kebijakan Cadangan Kas adalah kebijakan dimana Bank Sentral bisa menaikkan atau
mengurangi cadangan kas.

4) Kebijakan Kredit Ketat

Kebijakan Kredit Ketat dilakukan oleh bank umum. Jadi bank umum bisa memberikan
kredit tetapi dengan syarat 5C yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan
Condition of Economy. Dengan adanya kebijakan ketat ini, peredaran uang bisa
diawasi.

5) Kebijakan Dorongan Moral


Kebijakan dorongan moral dilakukan dengan Bank Sentral mengeluarkan surat, pidato,
pengumuman, dll yang berupa ajakan kepada bank umum atau pelaku moneter lainnya.
Isinya adalah ajakan atau larangan menahan pinjaman tabungan ataupun melepas
pinjaman tabungan.

Sedangkan untuk kebijakan Moneter, di Indonesia terbagi menjadi 2, yaitu menurut


segi teori dan menurut jumlah pengeluaran dan penerimaan. 

1) Berdasarkan Teori

Dari segi teori, kebijakan fiskal dilihat dari segi non praktis. Beberapa macam
kebijakan fiskal berdasarkan teori adalah:

a) Kebijakan Fungsional yang merupakan kebijakan untuk pertimbangan


pengeluaran anggaran dan penambahan kesempatan kerja yang merupakan
akibat tidak langsung dari pendapatan nasional.
b) Kebijakan disengaja merupakan cara memanipulasi anggaran belanja secara
sengaja untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi. 

2) Berdasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran

Berdasarkan jumlah penerimaan dan pengeluaran, kebijakan fiskal di Indonesia terbagi


menjadi beberapa bagian yaitu:

1) Kebijakan Fiskal Seimbang merupakan kebijakan fiskal yang membuat


penerimaan dan pengeluaran memiliki nilai yang sama. Dengan kebijakan fiskal
seimbang Negara tidak perlu meminjam dana dari pihak dalam negeri dan pihak
luar negeri. Tetapi perekonomian bisa terpuruk jika kondisi ekonomi negara
sedang buruk.
2) Kebijakan Fiskal Surplus merupakan kebijakan yang jumlah pendapatan harus
sedikit lebih tinggi dibanding jumlah pengeluaran. Kebijakan fiskal surplus
merupakan cara untuk menghindari inflasi.
3) Kebijakan Fiskal Defisit merupakan kebalikan dari kebijakan surplus yaitu
jumlah pendapatan lebih rendah dari jumlah pengeluaran. Kelebihan kebijakan
fiskal defisit adalah mengatasi kelesuan dan depresi perekonomian suatu negara.
Kekurangannya adalah anggaran negara selalu dalam keadaan kurang.
4) Kebijakan Fiskal Dinamis merupakan kebijakan yang mirip dengan kebijakan
fiskal seimbang. Tetapi dengan sedikit perubahan yaitu sama besar jumlahnya
tetapi dengan seiring berjalannya waktu penerimaan dan pengeluaran akan
menjadi sama-sama besar.

4. Kebijakan Moneter dan Fiskal bagi Dunia Usaha

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal diterapkan di Indonesia untuk


mengatasi permasalahan ekonomi yang sedang atau mungkin terjadi. Tentu saja
pengaruh ekonomi ini akan berdampak dalam dunia usaha juga. Perputaran ekonomi
berasal dari terjadinya transaksi bisnis baik UKM maupun korporasi. Jadi pemilik
usaha perlu menyadari perubahan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang terjadi.

Pengaruh yang dirasakan secara langsung adalah berkurangnya transaksi yang


terjadi. Contohnya saat pandemi berlangsung, penjualan bisnis baik UKM maupun
korporasi menurun drastis. Pemerintah yang berjuang untuk mengembalikan
perekonomian juga mulai kesulitan. Sehingga pemilik bisnis harus memutar otak agar
bisnis bisa bertahan selama pandemi.

Sebenarnya, kebijakan moneter atau fiskal seperti apapun yang diterapkan,


semua tergantung dari bagaimana pemilik bisnis mengelola bisnisnya. Karena bisnis
seharusnya bisa beradaptasi dengan situasi yang terjadi agar bisa tetap bertahan dan
tidak mengalami kebangkrutan yang bisa menimbulkan angka pengangguran
bertambah.

Jadi ada baiknya untuk para pemilik bisnis mulai berinvestasi pada sistem
pengelolaan akuntansi yang terpercaya. software akuntansi yang dilengkapi dengan
fitur akuntansi untuk membantu pemilik bisnis mengelola keuangan bisnis bisa menjadi
solusi yang tepat. Mulai dari laporan keuangan hingga catatan transaksi akan tercatat
dengan detail.

5. Utang Luar Negeri

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 telah membuat
utang luar negeri pemerintah meningkat drastis jika dihitung dalam mata uang rupiah.
Hal ini disebabkan nilai tukar rupiah terhadap US Dolar dan beberapa mata uang utama
dunia mengalami depresiasi yang sangat tajam. Kenaikan akumulasi utang luar negeri
menyebabkan pemerintah harus mengambil utang luar negeri yang baru untuk
membayar utang luar negeri yang jatuh tempo. Beban utang luar negeri berupa cicilan
pokok dan bunga utang bertambah besar dari tahun ke tahun sejalan dengan
peningkatan jumlah utang luar negeri pemerintah, sehingga membebani Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Utang luar negeri sering membuat
pemerintah kurang terpacu untuk meningkatkan pendapatan dalam negerinya. Hal ini
ditunjukkan dengan kekurangan dalam pembiayaan pengeluaran pemerintah dalam
APBN yang selalu ditutup dengan utang, terutama utang luar negeri. Utang luar
negeripun sering kurang fokus dan tidak jelas pemanfaatannya. Seperti program
pengentasan kemiskinan, kebijakan sejenis ini menimbulkan pertanyaan besar karena
Negara melepaskan tanggungjawab dalam konstitusi untuk mensejahterakan kaum
miskin dengan menjalankan program negara donor dan situasi ini menciptakan
ketergantungan antara negara dengan orang miskin. Hal yang seharusnya dilakukan
adalah kemandirian kaum miskin dalam mensejahterakan dirinya dengan membuka
lapangan pekerjaan yang luas dan mudah diakses kaum miskin tersebut serta
memberikan proteksi 3 terhadap produk yang mereka hasilkan (Sukarna dan Mamun,
2005).
SOAL DAN JAWABAN
KRISIS EKONOMI

1. Apa pengertian dari krisis ekonomi?


Pengertian krisis ekonomi secara sederhana adalah suatu keadaan dimana
sebuah Negara yang pemerintahannya tidak dipercaya lagi oleh rakyatnya.
Khususnya masalah terhadap finansial yang ada di Negara. Rakyat nya tidak
mau lagi menyimpan uangnya di bank-bank yang ada. Sehingga bank-bank
mengalami kesulitan uang tunai. Jika itu terjadi maka bank sentral akan
mencairkan asetnya untuk menalangi semua bank-bank itu. Setelah itu maka
hrga harga akan naik seiring dengan banyaknya uang tunai di masyarakat akibat
bank kelebihan uang tunai.
2. Apa saja alasan kuat yang memicu munculnya krisis moneter?
 Anjloknya Nilai Rupiah Terhadap Dolar AS
 Besarnya Angka Utang Luar Negeri Swasta
 Krisis Kepercayaan Pasar dan Masyarakat 
 Paket Solusi IMF yang Berujung Kegagalan
3. Jelaskan faktor utama penyebab terjadinya krisis ekonomi (moneter)?
Faktor utama yang menyebabkan krisis moneter tahun 1998 yaitu factor politik.
Pada tahun 1998 krisis ekonomi bercampur kepanikan politik luar biasa saat
rezim Soeharto hendak tumbang. Begitu sulitnya merobohkan bangunan rezim
Soeharto sehingga harus disertai pengorbanan besar berupa kekacauan yang
mengakibatkan pemilik modal dan isventor kabur dari Indonesia. Pelarian
modal besar-besaran karena kepanikan politik ini praktis lebih dahsyat daripada
pelarian modal yang dipicu oleh pertimbangan ekonomi semata.
4. Coba jelaskan kenapa paket solusi IMF yang berujung kegagalan menjadi
salah satu alasan kuat terjadinya krisis moneter?
Karena, Sebagai organisasi dana moneter internasional, IMF sempat
memberikan beberapa solusi untuk membantu Indonesia dalam menanggulangi
krismon. Alih-alih membawa dampak positif, paket reformasi keuangan yang
diajukan IMF justru membuat nasabah melakukan penarikan dana besar-
besaran. Kondisi ini membuat bank terbatas dalam memberikan pinjaman,
sementara itu Bank Indonesia harus menggelontorkan banyak dana untuk
mencegah krisis bertambah parah. 
5. Apa dampak dari krisis ekonomi ?
 Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan
tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka
pengangguran di Indonesia.
 Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi
yang mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapat barang-barang
kebutuhan pokoknya.
 Hutang luar negeri jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah
mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk
membayar utang yang jauh tempi beserta bunganya, ditambah sistem
perbankan nasional yang melemah.
 Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam.
 Harga BBM naik, dan kemiskinan.
6. Apa saja yang termasuk kedalam macam-macam krisis ekonomi yang ada
di Indonesia?
 Krisis Produksi
 Krisis Perbankan
 Krisis Nilai Tukar
 Krisis Perdagangan
 Krisis Modal

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN

1. Jelaskan definisi dari kemiskinan!


Definisi tentang kemiskinan telah mengalami perluasan, seiring dengan semakin
kompleksnya faktor penyebab, indikator maupun permasalahan lain yang
melingkupinya. Kemiskinan tidak lagi hanya dianggap sebagai dimensi
ekonomi melainkan telah meluas hingga kedimensi sosial, kesehatan,
pendidikan dan politik. Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah
ketidakmampuan memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi
kebutuhan makan maupun non makan. Definisi dibuat tergantung dari latar
belakang dan tujuan, juga tergantung dari sudut mana definisi tersebut
ditinjaunya, untuk kepentingan apa definisi tersebut dibuat. Biasanya definisi-
definisi tersebut akan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya.
2. Dilihat dari standar kebutuhan hidup yang layak / pemenuhan kebutuhan
pokok, definisi kemiskinan adalah….
Golongan ini mengatakan bahwa kemiskinan itu adalah tidak terpenuhnya
kebutuhan-kebutuhan pokok/dasar disebabkan karena adanya kekurangan
barang-barang dan pelayanan –pelayanannya yang dibutuhkan untuk memenuhi
standar kebutuhan yang layak. Ini merupakan kemiskinan absolut/mutlak yakni
tidak terpenuhinya standar kebutuhan pokok/dasar.
3. Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan ,pada
dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga
pengertian, yaitu…
 Kemiskinan Absolut
Kemiskinan Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu
mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
 Kemiskinan Relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup diatas garis
kemiskinan namun masih berada dibawah kemampuan masyarakat
disekitarnya.
 Kemiskinan Kultural
Kemiskinan Kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
4. Bagaimana ketimpangan/kesenjangan pendapatan yang terjadi di
Indonesia?
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas, dari
istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini
sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai
subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan
( ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang
terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang
kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang
begitu menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut
direvisi karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang
berujung kepada kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak
bagi Indonesia adalah memikirkan kembali secara serius model pembangunan
ekonomi yang secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serentak
bisa memajukan semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai
partisipan. Sebagian besar ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu
adalah modernisasi pertanian dengan melibatkan sektor industri sebagai unit
pengolahnya.
5. Yang dimaksud ketimpangan/kesenjangan pendapatan dan kaitannya
dengan kemiskinan adalah…
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan distribusi
pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu.
Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola yaitu :
 Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
 Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
 Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
 Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
 Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
 Tingkat income masyarakat bervariasi (sebagian miskin, sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
6. Sebutkan dan jelaskan dampak dari kemiskinan!
Kemiskinan merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara
maju atau pun di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah
kemiskinan di Indonesia itu tentunya disebabkan oleh beberapa faktor pemicu.
Dari faktor pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan. Dampak dari
kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks yaitu :
 Pengangguran
Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mererka tidak mampu
memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga,akan memberikan
dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan,nutrisi,dan tingakt
pengeluaraan rata-rata.
 Kekerasan
Sesungguhnya kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini efek dari
pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui
jalan yang benar dan halal. Ketika tidak ada lagi jaminan bagi seseorang
dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas
pun dilakukan,seperti merampok,menodong,mencuri atau menipu ( dengan
cara mengintimidasi orang lain) didalam kendaraan umum.
 Pendidikan
Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa
ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat
lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Mereka tidak dapat
menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab mereka begitu
miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahnya tingkat
pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan
seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.
 Kesehatan
Seperti kita ketahui,biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap
klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau
ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga ,biayanya tak
terjangkau oleh kalangan miskin.
 Konflik sosial bernuasa SARA
Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan
kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari
kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan
jaminan keadilan”keamanan” dan perlindungan hukum dari
negara,persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam
bentrokan identitas yang subjtektif.

KEBIJAKAN FISKAL, KEBIAJAKAN MONETER DAN UTANG LUAR


NEGERI

1.

Anda mungkin juga menyukai