Anda di halaman 1dari 12

JURNAL BENEFIT VOL. 6 NO.

1 JULI 2019

Analisis Pengawasan Proses Produksi


Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk
(Studi Kasus pada UD. Bintang Antik Sejahtera di Tulungagung)

Production Process Supervision Analysis In Order To Improve Product Quality


(Case Study at UD. Bintang Antik Sejahtera in Tulungagung)

Sulistyarini
delisarena65@gmail.com
Egy Pebrianti
eminarni944@gmail.com

ABSTRAK

Proses produksi pada sebuah perusahaan manufaktur merupakan inti dari kegiatan
perusahaan itu sendiri. Proses produksi harus memiliki perencanaan dan pengawasan
yang tepat agar menghasilkan suatu produk yang mempunyai mutu/kualitas baik dan
bernilai jual tinggi sehingga dapat besaing di pasaran. Kelancaran pengawasan proses
produksi dari suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap mutu produk yang
dihasilkan, serta dengan pengawasan proses produksi ini diharapkan produk yang
dihasilkan dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengawasan proses
produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk pada UD. Bintang Antik
Sejahtera. Adapun rumusan masalahnya yaitu: “Apakah pengawasan proses produksi
dapat meningkatkan mutu atau kualitas produk pada UD. Bintang Antik Sejahtera?”
Penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, teknik
pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling, dengan sampel kerajinan
marmer yang ditemukan mengalami kerusakan selama tahun 2015-2017. Teknik
pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Dan dari
data yang diperoleh dilakukan analisis p-chart, standart deviasai, dan batas variasi
standar kerusakan. Sebagai variabel bebas (x) adalah pengawasan proses produksi
sedangkan variabel terikat (y) adalah mutu atau kualitas produk.
Hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Tahun 2015 masih kurang baik.
Karena, masih ada standar deviasi beberapa bulan (Januari, Maret, April, Mei,
Agustus, September, November, Desember) yang melebihi perhitungan mean
kerusakan tahun 2015 yaitu 2,3%. (2) Tahun 2016 masih kurang baik. Karena, masih
ada standart deviasi beberapa bulan (Januari, Maret, April, Juni, Agustus). yang
melebihi perhitungan mean kerusakan tahun 2016 yaitu 2,0%. (3) Tahun 2017 masih
kurang baik. Karena, masih ada standar deviasi beberapa bulan (Februari, Maret,Mei,
Juni, Juli, September, November) yang melebihi perhitungan mean kerusakan tahun
2017 yaitu 1,9%.
Kata Kunci : Pengawasan Proses Produksi, Mutu/Kualitas Produk

11
Analisis Pengawasan Proses Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk

ABSTRACT

The production process in a manufacturing company is the core of the company's


activities. The production process must have proper planning and supervision in
order to produce a product that has good quality and high selling value so that it can
compete in the market. The smooth supervision of the production process of a
company is very influential on the quality of the products produced, and with the
supervision of this production process, it is expected that the resulting products can
be completed in accordance with a predetermined schedule.
This study aims to determine and describe the supervision of the production process
in order to improve product quality at UD. Bintang Antik Sejahtera. The formulation
of the problem is: "Does the supervision of the production process can improve the
quality or the quality of the product at UD. Bintang Antik Sejahtera? "
The author uses a Quantitative Descriptive Method with a quantitative approach
research design, the sampling technique is purposive sampling technique, with
marble handicraft samples found to have been damaged during 2015-2017. Data
collection techniques of observation, interviews, documentation, and literature study.
And from the data obtained p-chart analysis, standard deviation, and damage
standard variation limits. As the independent variable (x) is the supervision of the
production process while the dependent variable (y) is product quality.
The results of the study can be described as follows: (1) 2015 is still not good.
Because, there is still a standard deviation of several months (January, March, April,
May, August, September, November, December) which exceeds the 2015 mean
damage calculation of 2.3%. (2) 2016 is still not good. Because, there is still a
standard deviation of several months (January, March, April, June, August). which
exceeds the 2016 mean damage calculation of 2.0%. (3) 2017 is still not good.
Because, there is still a standard deviation of several months (February, March,
May, June, July, September, November) that exceeds the calculation of the mean
damage in 2017 which is 1.9%.

Keywords : Production Process Supervision, Product Quality

PENDAHULUAN perusahaan manufaktur semakin kompetitif.


Proses produksi harus memiliki Apabila dalam proses produksi di suatu
perencanaan dan pengawasan yang tepat agar perusahaan terjadi kelalaian dalam proses
menghasilkan suatu produk yang mempunyai pengawasan hal itu dapat mengecewakan
mutu baik dan bernilai jual yang tinggi konsumen, para konsumen bisa saja beralih
sehingga dapat bersaing di pasaran. ke perusahaan lain yang lebih mampu
Kelancaran pengawasan proses produksi dari menghasilkan produk yang bermutu baik.
suatu perusahaan sangat berpengaruh Dalam kehidupan sehari-hari sering kita
terhadap mutu produk yang dihasilkan, serta jumpai perusahaan yang dalam hal
dengan pengawasan proses produksi ini memproduksi barang hanya mengutamakan
diharapkan produk yang dihasilkan dapat besarnya jumlah barang yang dihasilkan
selesai berdasarkan jadwal yang telah tanpa memperhatikan mutu produk tersebut.
ditetapkan. Pada saat ini, persaingan dibidang Hal ini merupakan tindakan ceroboh yang

12
JURNAL BENEFIT VOL. 6 NO. 1 JULI 2019

sering kali dilakukan oleh perusahaan. adanya penyimpangan produk dari bahan
Perusahaan perlu melakukan pengawasan baku?
dengan ketat sehingga produk yang 4. Apakah pengawasan produksi dapat
dihasilkan akan bermutu baik dan perusahaan meningkatkan mutu produk pada
akan mendapatkan kepercayaan dari perusahaan?
konsumen. Karena, membangun kepercayaan 5. Apakah dengan dihasilkannya produk
di kalangan konsumen sangatlah tidak yang mempunyai mutu baik perusahaan
mudah. Perusahaan yang telah menyadari akan mendapatkan kepercayaan dari
keadaan akan mulai melaksanakan kegiatan konsumen?
pengawasan proses produksi didalam Adapun tujuan dilakukannya penelitian
pembuatan produk yang akan dihasilkan, ini, penulis bermaksud menjelaskan terkait
dimana mereka akan memulai mengadakan pengawasan proses produksi pada UD.
pengawasan mutu terhadap komponen- Bintang Antik Sejahtera dalam meningkatkan
komponen, bahan baku, tenaga kerja, dan mutu produk yang di hasilkan.
biaya produksi sehingga akan menghasilkan
KAJIAN LITERATUR
produk-produk yang mempunyai mutu baik.
Pengawasan produksi merupakan
UD. Bintang Antik Sejahtera memiliki
prosedur yang dilakukan secara berurutan
daya saing terutama pada proses produksi
untuk mengkoordinasikan semua bagian-
yang dilakukan secara efisien dengan
bagian dalam proses produksi, manusia,
menggunakan teknologi tepat guna dan
ketrampilan tenaga kerja berinovasi dan mesin, alat-alat (tools) dan material untuk
berkreativitas dalam mendesain pola marmer dapat berjalan dengan lancar sehingga output
sesuai dengan minat konsumen pada saat ini, (product) dengan kemungkinan sedikit sekali
produk berkualitas tinggi serta service yang gangguan, dalam waktu yang singkat dan
memuaskan. Pengawasan proses produksi dengan biaya minimal.
merupakan salah satu fungsi manajemen Proses produksi merupakan suatu
yang yang digunakan UD. Bintang Antik rangkaian cara atau teknik bagaimana
Sejahtera agar mutu produk semakin baik, menambah manfaat atau penciptaan faedah
sehingga lebih siap dalam menghadapi baru dalam perusahaan atau dengan kata lain
persaingan produk di pasaran. menambah kegunaan suatu barang atau jasa
Dari latar belakang di atas, dengan menggunakan faktor-faktor yang ada
permasalahan diidentifikasi sebagai berikut: agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan
1. Apa saja upaya yang dilakukan manusia.
perusahaan untuk meningkatkan mutu Jenis proses produksi ditinjau dari segi
produk? arus proses produksi dapat dibedakan atas
2. Bagaimana cara perusahaan melaksana- dua jenis menurut Ahyari (2002:71-76),
kan pengawasan produksi untuk yaitu: proses produksi terus-menerus ini
meningkatkan mutu produk? sering pula disebut dengan proses produksi
3. Apakah perusahaan harus mengadakan kontinyu (continous process) dan proses
pengawasan mutu agar dapat mencegah produksi terputus-putus ini sering kali

13
Analisis Pengawasan Proses Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk

disebut pula sebagai proses produksi produksi mempunyai hubungan yang sangat
intermetten (intermittent process). serasi atau erat sekali dengan pengawasan
Tujuan pengawasan proses produksi mutu produk dalam menjaga kualitas produk.
menurut Harsono (2000: 56), ada tiga yaitu: Sehingga, nantinya dapat memperlancar
1) Accetable, pengawasan produksi usaha atau kelangsungan proses produksi
mengharapkan perusahaan agar dalam perusahaan sehingga menghasilkan
memproduksi produk yang dapat diterima barang-barang atau jasa dengan efektif dan
konsumen baik kualitas maupun kuantitas, efisien serta memenuhi sasaran-sasaran
sehingga selera konsumen benar-benar lainnya sesuai dengan tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
terpenuhi. 2) On time, pengawasan produksi
pabrik didalam melaksanakan aktifitas
METODE
produksinya dapat dilaksanakan sesuai waktu
Objek penelitian yang penulis akan
yang ditentukan secara praktis, sehingga
uraikan disini adalah mengenai pengawasan
tepat di serahkan ke konsumen. 3)
proses produksi pada UD. Bintang Antik
Economically, mengalokasikan biaya-biaya
Sejahtera beralamat di Jalan Kanigoro Gg. 4
produksinya secara efektif dan efisien.
No. 35, Dusun Blumbang, Desa
Mutu produk adalah keseluruhan ciri
Campurdarat, Kecamatan Campurdarat,
khas dari suatu produk yang memiliki
Kabupaten Tulungagung. Pemilihan lokasi
kemampuan dalam memuaskan kebutuhan
konsumen. Faktor umum yang penelitian dilakukan secara sengaja
mempengaruhi kualitas produk yaitu fasilitas (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa
operasi (kondisi fisik bangunan, peralatan UD. Bintang Antik Sejahtera adalah
dan perlengkapan, bahan baku atau material produsen kerajinan marmer yang saat ini
dan pekerja ataupun staf organisasi) dan mulai di kenal masyarakat dan berpeluang
faktor khususnya berupa pasar atau tingkat menjadi perusahaan yang menjanjikan di
persaingan, tujuan organisasi, testing produk, masa mendatang.
desain produk, proses produk, kualitas input, Metode penelitian yang digunakan
standar kualitas, perawatan perlengkapan, yakni Metode Deskriptif Kuantitatif.
dan umpan balik konsumen. Desain/rancangan penelitian merupakan
Suatu perusahaan apabila pengawasan suatu rancangan yang dapat menuntun
proses produksinya telah berjalan baik, tentu peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap
kualitas/mutu produknya akan jauh lebih
pertanyaan penelitian. Desain penelitian
baik. Pengawasan kualitas ini bertujuan agar
terdiri dari rumusan masalah, landasan teori,
spesifikasi produk yang telah ditetapkan
pengumpulan data, analisis data, dan
sebagai standar tercemin pada produk akhir.
kesimpulan serta saran.
Pengawasan proses produksi sangat
diperlukan untuk menjamin agar barang yang Populasi menggunakan semua data
hasil produksi jenis marmer yang mengalami
dihasilkan mutu atau kualitasnya dapat
kerusakan (cacat) selama proses produksi
dipertanggungjawabkan. Dengan mutu, pada UD. Bintang Antik Sejahtera dan
perusahaan dapat menampakkan menggunakan sampel data kerusakan hasil
keberhasilannya. Pengawasan proses produksi selama tahun 2015 sampai dengan

14
JURNAL BENEFIT VOL. 6 NO. 1 JULI 2019

tahun 2017 menggunakan teknik purposive n = Barang yang diobservasi


sampling. Adapun pertimbangan pengambil- c. Batas Variasi Standart Kerusakan
an sampel adalah kerajinan marmer yang
ditemukan mengalami broken (kerusakan/ Batas atas (UCL) = P+3p
cacat) selama tahun 2015 sampai 2017. Batas bawah (LCL) = P-3p
Penulis mengumpulkan data dengan teknik Proporsi rata-rata (P) = Total jumlah yang rusak
observasi, wawancara, dokumentasi dan studi Jumlah yang disampel
pustaka. Dimana:
Definisi operasional diantaranya: (1)
Pengawasan proses produksi dimulai sejak UCL = Batas garis kontrol atas,
penyediaan bahan mentah sampai barang jadi menunjukkan batas tertinggi
(bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, penyimpangan
mesin dan peralatan) dan (2) Mutu atau LCL = Batas garis kontrol bawah,
Kualitas Produk yang merupakan ciri dan menunjukkan batas
karakteristik dan jasa yang kemampuannya
penyimpangan yang rendah
dapat memuaskan kebutuhan, yang
dinyatakan dengan indikator hasil akhir P = Batas garis kontrol tengah atau
produksi atau output yang rusak/cacat yang Central Line
belum memenuhi standart produksi yang baik
dalam unit. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis data menggunakan
deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan Proses Produksi
dengan bahasa verbal mengenai angka yang 1) Bahan baku yang digunakan
diperoleh dari hasil perhitungan sesuai data Bahan baku utama yang digunakan oleh
hasil penelitian. Selain itu juga menggunakan UD. Bintang Antik Sejahtera untuk
analisis deskriptif kuantitatif yang dapat
dihitung (angka) dengan rumus sebagai memproduksi kerajinan adalah Batu
berikut : Marmer dan Batu Onix. Bahan baku
a. Analisis P-Chart diperoleh dari pertambangan batu yang
Menentukan hasil presentase dari ada di wilayah kabupaten Tulungagung,
kerusakan barang, rumusnya:
khususnya di wilayah desa Besole
kecamatan Besuki. Selain bahan utama
tersebut juga menggunakan bahan
Dimana:
P = Mean Kerusakan pembantu dalam proses produksinya
X = Banyaknya barang yang rusak yang terdiri dari lem batu (resin), katalis,
N = Banyaknya barang yang diobservasi dan serbuk batu atau yang sering disebut
b. Standar deviasi dengan mel.
2) Mesin dan peralatan yang digunakan
Mesin dan peralatan yang dimiliki oleh
UD. Bintang Antik Sejahtera dan
Dimana:
dipergunakan dalam menjalankan
Sp = Standar Deviasi
aktivitas proses produksinya adalah
p = Mean Kerusakan
sebagai berikut:
1 = Bilangan Konstanta

15
Analisis Pengawasan Proses Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk

Tabel 1: UD. Bintang Antik Sejahtera Mesin dan industri kerajinan marmer yang merubah atau
Peralatan menciptakan suatu jenis produksi yang
Nama mengunakan bahan-bahan dalam jumlah
No. Kegunaan
Peralatan
tertentu untuk memperoleh nilai tambah yang
1. Mesin Bubut Membuat bentuk
kerajinan marmer lebih besar dari nilai semula. Hasil produksi
2. Gerinda Membuat bentuk UD. Bintang Antik Sejahtera berupa
Besar kerajinan marmer kerajinan marmer yang pemasarannya adalah
3. Gerinda Membuat bentuk
Kecil kerajinan marmer kalangan penikmat seni kerajinan. Hasil
4. Amplas Menghaluskan marmer produksi dari usaha dagang kerajinan marner
dalam proses ini tidaklah selalu produk baik saja, pastinya
pembubutan
ada beberapa produk yang mengalami
5. Solder Service kerajinan
marmer seelum packing kerusakan/cacat.
6. Cutter Service kerajinan
marmer sebelum Standar Pengawasan Proses Produksi
packing Standar pengawasan proses produksi
7. Palu, Paku, Mengepak kerajinan adalah suatu ukuran yang menjadi bahan
Kayu marmer
patokan atau pegangan dalam melaksanakan
Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2018
kegiatan produksi. Adapun standar
Standar Kerusakan Barang yang pengawasan proses produksi yang
ditetapkan oleh Perusahaan dilakasanakan pada UD. Bintang Antik
UD. Bintang Antik Sejahtera memliki Sejahtera adalah sebagai berikut:
standar kerusakan barang yang telah 1) Teknik dan Cara Pengawasan
ditetapkan dari tahun 2015-2017 yaitu a. Observasi
sebesar 2,5%. Pimpinan secara periode perlu
Tabel 2 UD. Bintang Antik Sejahtera Tulungagung mengadakan observasi terhadap
Data Kerusakan Produksi tahun 2015-2017 bawahannya, yaitu tentang cara
Produk Produk Deviasi
bekerja, sistem kerja dan hasil
Tahun Pesanan Realisasi
Baik Rusak (%) pekerjaan yang baik.
2015 16.410 16.329 15.952 377 28,25 b. Pemberian Contoh
2016 18.990 18.939 18.550 389 25,19 Pemberian contoh dari atasan kepada
2017 22.356 22.290 21.861 429 23,63 bawahan yang natinya akan dijadikan
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2018. pedoman dalam pembuatan produk.
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa c. Sortir
selama kurun waktu 3 tahun deviasi Bentuk tindakan prefentif untuk
kerusakan produksi mengalami penurunan. mencegah hal-hal yang tidak
Mulai dari tahun 2015 yaitu 28,25%, tahun diinginkan.
2016 yaitu 25,19%, dan yang terakhir tahun 2) Waktu Pengawasan
2017 yaitu 23,63%. Setiap pekerjaan sebelum dimulai
haruslah direncanakan terlebih dahulu
Hasil Produksi agar hasil dari pekerjaannya baik.
Dalam aktivitasnya UD. Bintang Antik
Pelaksanaan dilakukan pada waktu
Sejahtera yang bergerak didalam bidang karyawan melakukan aktivitas. Dengan

16
JURNAL BENEFIT VOL. 6 NO. 1 JULI 2019

demikian karyawan dapat langsung 1) Pengawasan terhadap Bahan Baku


mengetahui secara langsung tentang Sebelum memulai proses produksi bahan
penyimpangan-penyimpangan yang baku harus dicek dahulu. Dengan adanya
dilakukan.
pengawasan atau pengecekan terhadap
3) Petugas Pengawasan
bahan baku yang digunakan diharapkan
Dalam memilih petugas pengawasan perlu
melihat kemampuan serta pendidikan tidak akan terjadi penyimpangan yang
yang sesuai dengan pengawasan yang dapat menghambat jalannya proses
telah dilakukan sehingga pengawas produksi.
mengetahui betul serta menguasai sistem 2) Pengawasan terhadap Tenaga Kerja
pengawasan yang dianut oleh perusahaan. Pada saat proses produksi petugas
Sistem pengawasan haruslah dikatakan pengawasan/pimpinan secara rutin
efektif apabila dapat segera melaporkan
mengecek atau mengawasi para pekerja
kesalahan dalam kegiatan proses produksi.
agar para pekerja tidak melakukan
Dengan demikian kesalahan akan dapat
segera diatasi dan menghasilkan produk kesalahan atau penyimpangan yang
yang bermutu baik. dapat menghambat jalannya proses
4) Biaya Pengawasan produksi.
Dengan mengeluarkan biaya berguna bagi 3) Pengawasan terhadap Mesin dan
perkembangan suatu perusahaan sebab Peralatan
dengan biaya yang cukup dan
Mesin dan peralatan yang digunakan
pengeloalaannya dilakukan dengan baik,
dalam proses produksi harus di cek dan
maka tujuan perusahaan akan dapat
diawasi penggunaannya secara berkala.
terlakasana dengan baik pula.
Agar pada saat digunakan dalam proses
5) Hasil Pengawasan
produksi tidak mengalami masalah
Dengan berbagai aktivitas pengawasan
sehingga dapat menghambat jalannya
proses produksi, dari mulai teknik/cara,
proses produksi.
waktu, serta biaya yang diperlukan dalam
4) Pengawasan terhadap Barang setengah
proses produksi akhirnya mendapatkan
jadi
hasil yaitu produk yang dapat memenuhi
Proses pengawasan terhadap barang
standar mutu yang ditentukan oleh
setengah jadi ini bertujuan untuk
perusahaan sehingga produk tersebut
memilah barang setengah jadi yang bisa
mampu bersaing di pasaran.
dilanjutkan dalam proses produksi
selanjutnya.
Pengawasan Proses Produksi
Pengawasan proses produksi didalam 5) Pengawasan terhadap Barang Jadi
suatu perusahaan sangat perlu dilakukan Proses sortir atau quality control pada
guna mengarah ke penyelesaian proses barang jadi ini bertujuan untuk memilah-
produksi dan menjamin agar barang yang milah barang yang layak untuk
dihasilkan mutu atau kualitasnya dapat dipasarkan dan barang yang rusak dari
dipertanggungjawabkan. proses produksi.

17
Analisis Pengawasan Proses Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk

Perhitungan Mean Kerusakan, Standart dalam perhitungan batas atas dan batas
Deviasi, dan Batas Variasi Standart. bawah.
c. Menetapkan Batas Variasi Standart
1) Tahun 2015
Batas Atas (UCL) = P + 3P
a. Menentukan Mean Kerusakan
= 0,023 + 0,00108
Rumus:
= 0,02408
= 2,408%
Diketahui: = 2,4%
X = 377
Batas Bawah (LCL) = P – 3P
N = 16.329
= 0,023 – 0,00108
= 0,02192
P = 0,023 = 2,192%
= 2,3% = 2,1%
Tingkat kerusakan pada tahun 2015
b. Menentukan Standart Deviasi Gambar 1 UD. Bintang Antik Sejahtera
Rumus: Tulungagung Proporsi Kerusakan
tahun 2015

Diketahui: Tahun 2015


n = 16.329
Proposi Kerusakan

3
2.65 2.562.42 2.442.67
p = 0,023 2 2.332.192.32 2.331.992.12 2.23
(1-p) = (1 – 0,023)
1
= 0,977
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan

-7 2) Tahun 2016
-8 a. Menentukan Mean Kerusakan
Rumus:
= 3,6 x 10 -4
= 0,00036
Diketahui:
= 0,036%
X = 389
Jadi, N = 18.939
3SP = 3 (0,00036)
= 0,00108
P = 0,020
= 1,08 x 10 -3 = 2,0%
Diperoleh nilai deviasi standar 1,08 x
-3 Tingkat kerusakan pada tahun 2016
10 = 0,00108 yang selanjutnya akan dipakai sebesar 2,0%

18
JURNAL BENEFIT VOL. 6 NO. 1 JULI 2019

Gambar 2 UD. Bintang Antik Sejahtera


b. Menentukan Standart Deviasi Tulungagung Proposi Kerusakan
Rumus: tahun 2016

Diketahui: Tahun 2016


N = 18.939 3

Proporsi Kerusakan
2.47 2.57 2.32
P = 0,020 2 2.25 2.22.04 2.04
2.01
1.89 1.7 1.88
1.82
(1-p) = (1 – 0,020)
1
= 0,98
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan

Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa


standar deviasi bulan Januari sebesar (2,47),
-7 bulan Maret (2,57), bulan April (2,25), bulan
-8 Juni (2,2), dan bulan Agustus sebesar (2,32)
masih kurang baik. Karena masih melebihi
= 3,1 x 10 -4
= 0,00031
perhitungan mean kerukasakan atau tingkat
= 0,031% kerusakan pada tahun 2016 yaitu 2,0%.

Jadi
3) Tahun 2017
3SP = 3 (0,00031)
= 0,00093 a. Menentukan Mean Kerusakan
= 0,93 x 10 -3 Rumus:
Diperoleh nilai deviasi standart 0,93 x
-3
10 = 0,00093. Selanjutnya akan dipakai Diketahui:
dalam perhitungan batas atas dan batas X = 429
bawah. N = 22.290

c. Menetapkan Batas Variasi Standar


Batas Atas (UCL) = P + 3P P = 0,019
= 0,020 + 0,00093 = 1,9%
= 0,02093 Tingkat kerusakan pada tahun 2017
= 2,093% sebesar 1,9%
= 2,0%
Batas Bawah (LCL) = P – 3P b. Menentukan Standar Deviasi
Rumus:
= 0,020 – 0,00093
= 0,01907
= 1,907%
Diketahui:
= 1,9%
N = 22.290

19
Analisis Pengawasan Proses Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk

P = 0,019 Gambar 3 UD. Bintang Antik Sejahtera


(1-p) = (1 – 0,019) Tulungagung Proposi Kerusakan
= 0,981 tahun 2017

Tahun 2017
3

Proporsi Kerusakan
2.5 2.62
2.16 2.28
2 1.85 2 .05
1.98 1.99
1.91 2.04
1.83
-7 1.5 1.54 1.38
1
-8 0.5
0
= 2,8 x 10 -4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
= 0,00028
= 0,028% Bulan
Jadi,
3SP = 3 (0,00028)
= 0,00084
= 0,84 x 10 -3 Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa
standar deviasi bulan Februari sebesar (1,98),
Diperoleh nilai deviasi standart 0,84 x bulan Maret (2,05), bulan Mei (2,16), bulan
10 -3 = 0,00084. Selanjutnya akan dipakai Juni (2,62), bulan Juli (2,28), September
dalam perhitungan batas atas dan batas (1,99) dan bulan November sebesar (2,04)
bawah. masih kurang baik. Karena masih melebihi
perhitngan mean kerusakan atau tingkat
c. Menetapkan Batas Variasi Standart kerusakan pada tahun 2017 yaitu 1,9%.
Batas Atas (UCL) = P + 3P
= 0,019 + 0,00084 SIMPULAN
= 0,01984 Berdasarkan hasil dan pembahasan
= 1,984% yang telah dilakukan di bab sebelumnya
= 1,9% maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Batas Bawah (LCL) = P – 3P
= 0,019 – 0,00084 1. Bahwa pengawasan proses produksi pada
= 0,01816 setiap perusahaan sangat perlu dilakukan
= 1,816 untuk menjamin kelancaran proses
= 1,8% produksi serta untuk meningkatkan
mutu/kualitas produk yang dihasilkan.
2. Dari hasil perhitungan mean kerusakan
atau tingkat kerusakan pada tahun 2015
masih ada beberapa bulan yang masih
kurang baik tingkat kerusakan produknya,
yaitu standar deviasi bulan Januari sebesar
(2,33), bulan Maret (2,32), bulan April
(2,65), bulan Mei (2,33), bulan Agustus
(2,56), bulan September (2,42), bulan

20
JURNAL BENEFIT VOL. 6 NO. 1 JULI 2019

November (2,44), dan bulan Desember selain melaksanakan pemeriksaan atau


sebesar (2,67). Karena standar deviasinya pengawasan terhadap produk juga:
masih melebihi perhitungan mean a) Mengontrol secara tepat bahan-
kerusakan pada tahun 2015 yaitu 2,3%. bahan yang akan digunakan dalam
3. Dari hasil perhitungan mean kerusakan proses produksi, sesuai dengan
atau tingkat kerusakan pada tahun 2016 standart mutu yang telah ditetapkan.
masih ada beberapa bulan yang masih b) Mengadakan penilaian-penilaian
kurang baik tingkat kerusakan produknya, terhadap hasil-hasil serta
yaitu standar deviasi bulan Januari sebesar kecermatan dari pemeriksaan.
(2,47), bulan Maret (2,57), bulan April 3. Pada umumnya, penyebab utama
(2,25), bulan Juni (2,2), dan bulan terjadinya kerusakan atau broken berasal
Agustus sebesar (2,32). Karena standar dari faktor man (manusia) dan machine
deviasinya masih melebihi perhitungan (mesin). Dengan demikian perlu adanya
mean kerusakan pada tahun 2016 yaitu usaha-usaha untuk mengatasi terjadi
2,0%. dengan cara sebagai berikut:
4. Dari hasil perhitungan mean kerusakan a) Mengadakan pengawasan yang lebih
atau tingkat kerusakan pada tahun 2017 ketat lagi selama proses produksi
masih ada beberapa bulan yang masih berlangsung.
kurang baik tingkat kerusakan produknya, b) Merencanakan pelaksanaan pengawas-
yaitu standar deviasi bulan Februari an yang terartur.
sebesar (1,98), bulan Maret (2,05), bulan c) Membuat sistem penilaian kerja.
Mei (2,16), bulan Juni (2,62), bulan Juli d) Mengecek kesiapan mesin pada saat
(2,28), September (1,99) dan bulan akan digunakan dan sesudahnya sesuai
November sebesar (2,04). Karena standar dengan standart operasional.
deviasinya masih melebihi perhitungan e) Perlu secara berkala untuk mengadakan
mean kerusakan pada tahun 2017 yaitu perawatan mesin, tidak hanya pada saat
1,9%. mesin rusak.

SARAN/IMPLIKASI DAFTAR PUSTAKA


Setelah mempelajari, menganalisis Ahyari, Agus. 2002. Manajemen Produksi
dan menyimpulkan dari hasil penelitian maka Perencanaan Sistem Produksi. Edisi
dapat diajukan beberapa saran yaitu sebagai keempat. Yogyakarta: BPFE
berikut:
Darsono. 2013. Analisis Pengendalian
1. Sebaiknya perusahaan tudak menetapkan
Kualitas Produksi Dalam Upaya
standart deviasi sebesar 2,5%. Karena, Mengendalikan Tingkat Kerusakan
penetapan 2,5% terlalu tinggi mengingat Produk. Jurnal Ekonomi Manajemen
masih banyak kerusakan produk pada Akuntansi. No. 35/Th. XX/Oktober
beberapa bulan. 2013.hal.
2. Diharapkan agar kegiatan pelaksanaan
Handoko, T Hani. 2012. Dasar-dasar
proses produksi berjalan dengan efektif Manajemen Produksi dan Operasi,
dan efisien, maka hendaknya perusahaan Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE.

21
Analisis Pengawasan Proses Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Produk

Irava. Melyana Frensiska. 2014. Analisis


Pengawasan Proses Produksi Dalam
Rangka Meningkatkan Mutu Produk
Studi Kasus Pada Perusahaan Snack
Lucky Olimpic Di Kediri.
Skripsi.UNITA. Tulungagung
Setiawati. Fitria. 2014. Analisis
Pengendalian Proses Produksi untuk
Meningkatkan Kualitas Produk pada
Perusahaan Batik dan Liris
Sukoharjo. Skripsi. UMS. Surakarta.
Syamsudin, dkk. 2011. Metodologi
Penelitian Pendidikan Bahasa..
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya

22

Anda mungkin juga menyukai