Anda di halaman 1dari 5

Materi : Kebijaksanaan Moneter dan Fiskal Dalam Model IS-LM

Dosen : Dr.Hj Uus Manzilatusifa Dra.Msi

Hari/Tanggal : Senin/ 14 Maret 2022


Waktu : 10.00 – 12.30

KEBIJAKSANAAN MONETER

DAN FISKAL DALAM MODEL IS-LM

1. Definisi dan Pengertian

Kebijaksanaan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan

perekonomian makro ke kondisis yang diinginkan (lebih baik) dengan mengatur

jumlah uang beredar dengan meningkatnya output keseimbangan dan

terpelihara stabilitas harga (inflasi terkontrol)

Jika dilakukan menambah jumlah uang beredar, maka pemerintah menempuh

kebijaksanaan moneter ekspansif, sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi,

pemerintah menempuh kebijakan moneter kontraktif yaitu, kebijakan uang ketat

(Tight Money Policy)

2. Instrumen Kebijakan Moneter

Terdapat tiga instrument yang digunakan untuk mengatur jumlah uang beredar :

a. Operasi pasar terbuka. Artinya pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar

dengan cara membeli atau menjual surat-surat berhargamilik pemerintah

(Government Securities)
b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Dalam hal ini tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan

pemerintah atas bank-bank umum yang meminjam ke Bank Sentral. Dalam

kondisi tertentu, bank-bank meminjam karena kekurangan uang sehingga harus

meminjam ke Bank Sentral, kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah

untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara menurunkan

atau menaikan bunga pinjaman.

c. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Penetapan rasio cadangan wajib dapat mengubah jumlah uang beredar. Jika rasio

cadangan wajib diperbesar maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih

kecil dari sebelumnya dan sbaliknya.

Disamping ketiga instrumen di atas ada juga himbauan moral misalnya, Gubernur

Bank Indonesia dapat memberi saran agar perbankan berhati-hati dengan kredit

atau membatasi keinginan meminjam uang dari bank sentral.

Kebijakan Moneter dalam IS-


LM LM2

LM0
r6 r6

r2 LM1

r2
r5 r5
r4 r4

r1
r1

r3 r3

0 Y2Y0 Y1 Y0 Y1
KEBIJAKSANAAN FISKAL

Kebijaksanaan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah

untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau

diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Jadi, kebijakan fiscal mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan

moneter, perbedaannya terjadi pada kebijakan instrument.

Pengaruh pajak terhadap pendapatan dan konsumsi di dalam pembahasan ini

dibatasi dengan pajak nominal dan pajak proporsional

a. Pajak Nominal

Pajak nominal pertama kali mempengaruhi pendapatan disposibel. Jika

pendapatan Yd = Y – T. fungsi konsumsi menurut Keyness adalah :

C = C0 + byd

= C0 + b ( Y – T)

= C0 + bY – bT

= C0 – bY + bT

Dari persamaan diatas terlihat bahwa pajak nominal tidak merubah MPC.

Artinya, pajak nominal tidak merubah sensitifitas konsumsi akibat perubahan

pendapatan, yang berubah adalah konsumsi otonomus.

Untuk lebih jelasnya lihat contoh kuantitatif sebagai berikut :

Misalkan C1 = 100 + 0,8 Yd dan pajak nominal sebesar 25, maka

pengaruhnya adalah :

C2 = 100 + 0,8 ( Y – 25)

= 100 – 20 + 0,8Y

= 80 + 0,8Y
Pajak nominal tidak mengubah MPC, melainkan menggeser kurva konsumsi

sebesar 20 unit (sebesar b x T atau 0,80 x 25)

Lihat kurvanya

C1 = 100 + 0,8Y

100
C2 = 80 + 0,8Y

80 Penurunan konsumsi otomus dari 100 menjadi 80 akibat pajak nominal sebesar 25

b. Pajak Proporsional

Pada pajak proporsional, tarif pajak persentasenya tetap misalnya, pajak

penghasilan dikatakan proprsional bila berapapun besarnya penghasilan pajak 20%.

Jika oajak penghasilan dikenakan proporsional (t) maka pendapatan disposibel

menjadi

Yd = Y – tY = Y (1-t)

Akibat fungsi konsumsi berubah menjadi

C = C0 + byd = C0 + b {Y(1-t)}

= C0 + bY- btY = C0 + (b-bt) Y

Ternyata pajak proporsional menyebabkan MPC menjadi (b-bt) atau lebih

kecil sebesar bt sedangkan konsumsi otomus tetap.


Contoh kasus :

Fungsi konsumsi awal 100-0,8Yd, bila pajak pendapatan sebesar 25% maka

Yd = ( 1 – t) Y. konsumsi baru menjadi :

C2 = 100 + 0,8(1-0,25)Y

= 100 + 0,8 (0,75) Y

= 100 + 0,6 Y

Dampak pajak pendapatan proporsional terhadap perilaku konsumsi (fungsi konsumsi)


C1 = 100 + 0,8Y

C2 = 100 + 0,6Y

100 Pajak pendapatan 25% mengubah

MPC dari 0,8 menjadi 0,6

Selamat Belajar dan Jaga Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai