Anda di halaman 1dari 13

28

BAB IV
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS
KAS DAN PIUTANG

1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Di dalam bab ini akan diberikan khusus pemeriksaan secara spesifik dari pos-pos Neraca, dan pemeriksaan ini
disebut juga/pengujian substantif terhadap masing-masing pos yang ada dalam Neraca maupun dalam Laba-Rugi. Di
dalam bab ini akan diberikan semua berbentuk kasus-kasus yang akan dibahas dan diselesaikan bersama-sama oleh
mahasiswa.
2. Pendekatan Untuk Pencapaian Tujuan Pengajaran (Isi)

Setelah meyelesaikan ban ini diharapkan kepada mahasiswa dapat :


 Memahami prinsip-prinsip Akuntansi Yang Lazim dalam penyajian Kas di Neraca
 Memahami tujuan pengujian substantif terhadap Kas
 Memhami prorgam pengujian substantif terhadap kas
 Memahami verifikasi eksistensi
 Mengetahui langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan verifikasi Eksistensi
 Memahami verifikasi pisah batas
 Pengujian Substantif Terhadap Piutang
 Memahami program pemeriksaan dalam auditing
 Memahami Permintaan Pengukuhan Saldo piutang

A. PrinsipAkuntansi yang Lazim Dalam Penyajian Kas di Neraca


1. Kas yang dicamtumkan dalam neraca adalah saldo Kas yang ada di tangan perusahaan pada tanggal
tersebut dan saldo rekening giro di Bank, yang pengambilannya tidak dibatasi oleh Bank atau perjanjian lain.
2. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan dalam neraca sebesar nilai kurs yang berlaku pada
tanggal neraca.
3. Unsur-unsur berikut ini harus disajikan secara terpisah dari unsur Kas di dalam neraca jika jumlahnya cukup
material, seperti :
4. Tabungan di Bank
5. Dana untuk keperluan pabrik, dana pelunasan utang, atau dana lain yang tidak digunakan untuk keperluan
modal kerja.
1. Saldo Bank minimum yang diisyaratkan oleh Bank dalam suatu perjanjian penarikan kredit
2. Saldo Bank di Luar Negeri yang tidak digunakan dalam hubungannya dengan kegiatan di Luar Negeri
dan tidak dapat segera diubah dalam mata uang rupiah, adanya suatu keterbatasan.
3. Persekot biaya perjalanan atau persekot lain kepada karyawan.

B. Pengujuan Pengujian Substantif Terhadap Kas


Adapun yang menjadi tujun pengujian substantif terhadap kas adalah untuk memberikan keyakinan kepada auditor
untuk.:

28
29

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang berhubungan dengan Kas, yaitu Akuntan
melakukan rekonsiliasi antara saldo kas yang dicantumkan dalam neraca dengan rekening kas yang ada
dalam buku besar dan selanjutnya kejurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas.
b. Membuktikan eksistensi kas yang tercantum dalam neraca. Ditujukkan untuk membuktikan apakah aktiva
yang tercantum dalam neraca sesuai dengan aktiva yang sesungguhnya ada dan dimiliki oleh klien. Untuk itu
Auditor (Akuntan) melakukan berbagai prosedur pemeriksaan kepastian pisah batas (cut-off) terhadap
transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tersebut, membuktikan kewajaran penyajian aktiva di dalam
laporan keuangan.
c. Membuktikan kewajaran penyajian kas dalam neraca, Penyajian unsur-unsur laporan keuangan harus
didasarkan pada Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (lazim).
d. Membuktikan kemungkinan terjadinya penggelapan terhadap uang kas yang ada di perusahaan

C. Program Pengujian Substantif Terhadap Kas


Fokus utama dalam pengujian subtantif terdapat kas, paling mendasar adalah :
1. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi sangat penting untuk dilakukan agar Auditor/Akuntan memperoleh keyakian yang memadai bahwa
informasi kas yang tercantum dalam neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya.
Akuntan dalam melakuakn pemeriksaan terhadap hal melakukan 3 Prosedur, seperti:
a. Usut saldo kas yang tercantum dalam neraca ke saldo rekening kas yang bersangkutan ke dalam rekening
buku besar. Saldo kas yang dicantumkan dalam Neraca diusut kerekening buku besar berikut ini :
- Kas merupakan rekening giro di Bank
- Kas dalam perjalanan, merupakan penerimaan yang pada tanggal pembuatan laporan Keuangan
belum disetor ke Bank.
- Dana Kas Kecil, berupa Sisa uang tunai yang berada ditangan pemegang Kas Kecil.
b. Hitung kembali saldo rekening kas dalam buku besar, yakni dengan menghitung kembali saldo rekening
tersebut, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebetan dan mengurangkan dengan
jumlah pengkreditan rekening tersebut.
c. Usut posting pendebetan dan pengkreditan rekening kas ke dalam jurnal penerimaan kas dan jurnal
pengeluaran kas. Tujuannya adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan
pengeluaran kas berasal dari jurnal.
2. Verifikasi Eksistensi
Eksistensi kas yang dicantumkan dalam neraca dibuktikan oleh Akuntan dengan menghitung kas yang ada
ditangan Klien pada tanggal neraca dan untuk kas klien di Bank dengan cara memeriksa rekonsiliasi Bank yang
dibuat oleh klien pada tanggal neraca dan mengirimkan surat konfirmasi Bank. Jika Akuntan tidak dapat
mengunjungi perusahaan klien, maka pada tanggal neraca perhitungan kas dapat dilakukan oleh Akuntan
tersebut pada tanggal tertentu setelah tanggal neraca (Misalnya tanggal 25 Februari 2012, dan kemudian
30

membuktikan eksistensi kas di tangan klien pada tanggal neraca, dengan cara menarik mundur dengan Work
Back Prosedure.
Contoh Work Back Prosedure untuk menentukan eksistensi Kas pada tanggal Neraca :
Saldo Kas pada tanggal perhitungan (Mis.tgl.25-2-2012) ………………...…. Rp. XXX
Di tambah: pengeluaran kas tgl. 1-1 s/d 25-2-2012 Rp.XXX
Jumlah …………………………………………………………………………. Rp.XXX
Dikurangi: Penerimaan Kas tgl 1-1. s.d.25 –2- 2012 … …………………… Rp.XXX
Saldo Kas di tangan perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 …………….. Rp.XXX

D. Langkah-langkah yang ditempuh Untuk Melakukan Verifikasi Eksistensi


a. Hitung Kas yang ada ditangan klien
Hal-hal yang perlu diperhatikan Akuntan dalam perhitungan Kas adalah :
a) Perhitungan Kas harus dilkukan oleh Akuntan dimuka pejabat yang bertanggung jawab atas
penyimpanan Kas (Kasir atau Pemegang Dana Kas Kecil)
b) Hasil Perhitungan Kas harus dicatat dalam Berita Acara Perhitungan Kas yang segera ditandatangani
oleh pejabat yang bertanggung jawab atas penyimpanan uang kas tersebut.
c) Unsur0unsur yang tidak dimasukkan dalam Kas pada saat perhitungan Kas adalah Cek mundur,
perangko, materai dan kas bon.
b. Rekonsiliasi catatan klien dengan rekening koran Bank yang bersangkutan, maka Akuntan harus
menempuh 2 (dua) cara, yaitu :

a) Membuat atau meminta klien untuk membuat rekonsiliasi Bank pada tangga Neraca.
b) Mengirim konfirmasi saldo Kas pada tanggal neraca.
c. Lakukan Konfirmasi Saldo Kas di Bank, yang terdiri dari :
a) Saldo setiap jenis rekening klien di Bank pada tanggal Neraca.
b) Saldo tiap jenis rekening klien di Bank pada tanggal Neraca berserta tanggal jatuh tempo, bunga dan
jenis jaminan yang behubungan dengan utang tersebut.
c) Batasan-batasan yang dikenakan terhadap rekening koran Bank Klien.
d. Periksa Cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening koran Bank.
E. Verifikasi Pisah Batas (Cut-Off)
Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalam
memperhitungkan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam tahun yang diperiksa,
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Contoh, adakalanya perusahaan penggunakan tanggal 24 Desember sebagai tanggal pisah batas untuk
transaksi penerimaan dan pengeluaran Kas, karena perusahaan tersebut menutup Kantornya sejak tanggal 24
Desember s.d.1 Januari tahun berikutnya. Hendaknya tanggal pisah batas ini digunakan secara konsisten.
Prosedur yang dilakukan dalam Verifikasi pisah batas ini adalah sebagai berikut :
31

a) Buatlah rekonsiliasi saldo kas menurut cut off Bank Statement dengan saldo Kas menurut catatan klien.
Dalam pemeriksaan rekonsiliasi Bank terdapat unsur-unsur yang masih belum diketahui secara pasti
statusnya. Unsur-unsur tersebut meliputi : Setoran dalam perjalanan, Cek yang masih beredar.
b) Usut setoran dalam perjalkanan (deposit in transit ) pada tanggal neraca ke dalam cut off Bank Statement.
c) Periksa tanggal yang tercantum dalam cek yang beredar pada tanggal neraca. Tujuannya adalah untuk
memperoleh keyakinan mengenai konsistensi pemakaian tanggal pisah batas dalam pencatatan transaksi
pengeluaran kas.
d) Periksa adanya cek kosong yang tercantum dalam Cut off Bank Startement.
e) Periksa semua cek yang tercantum dalam cut off Bank statement mengenai kemungkinan hilangnya cek
yang tercantum sebagai cek yang beredar pada tanggal neraca.
1. Verifikasi Penyajian Kas Dalam Neraca, dilakukan dengan cara sbb:
a) Periksa jawaban konfimasi dari Bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian tekening
tertentu klien di Bank.
b) Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien.
2. Pengujian Penggelapan, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Buatlah daftar transfer Bank dalam periode sebelum dan sesudah tanggal neraca, untuk menentukan
kemungkinan terjadinya check kitting. Check Kitting dilakukan untuk menutupi pemakian kas perusahaan
dengan cara melakukan transper rekening dari Bank satu ke Bank yang dananya digelapkan pada saat
Bank-bank menyiapkan pembuatan rekening koran.
b) Buatlah dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi Bank 4 kolom.
c) Periksa adanya kemungkinan penggelapan Kas dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran Kas.
Lapping dapat terjadi jika penyimpanan Kas merangkap fungsi sebagai pencatatan transaksi penerimaan
dan pengeluaran Kas.
Contoh: Berita Acara Kas Opname
Nama Perusahaan Lokasi Jenis Kas/Dana Tanggal
PT Sukses Samarinda Petty Cash 31-12-2012

Uang Tunai Satuan Banyaknya Jumlah

Uang Kertas Rp. 50.000,00 1 Rp. 50.000,00


Rp. 20.000,00 2 Rp. 40.000,00
Rp. 10.000,00 5 Rp. 50.000,00
Rp. 5.000,00 10 Rp. 50.000,00
Rp. 1.000,00 20 Rp. 10.000,00
Rp. 500,00 20 Rp. 10.000,00
Rp. 100,00 20 Rp. 2.000,00

Uang Logam Rp. 1.000,0 -- Rp. --


Rp. 500,00 10 Rp. 5.000,00
Rp. 100,00 -- Rp. --
Rp. 50 -- Rp. --
Jumlah Uang Tunai Rp. 217.000,00
Lain-lain: Rp.
- Check dan Wessel Pos harus disetor Rp. --
- Check Mundur Rp. 53.000,00
32

- Pengeluaran Kas yang belum direimburse Rp. 580.000,00


- Uang Muka Pegawai Rp. 150.000,00
Jumlah Lain-lain Rp. 783.000,00
Jumlah Uang Tunai dan lain-lain Rp. 1.000.000,00
Jumlah menurut Buku Rp. 1.000.000,00
Selisih Lebih/Kurang Rp. --NIHIL--
Λ
Dana di atas sebesar Rp.1.000.000,00 milik PT. SUKSES telah dihitung dihadapan saya oleh Sdr. Handoyo petugas
dari Kantor Akuntan Drs.Sudarno pada tanggal 31-12-2012 dari jam 08.00s/d jam 09.00 dan teleh dikembalikan
kepada saya dalam keadaan seperti yang diberikan semula.
Petugas Kantor Akuntan Pemegang Kas
( Handoyo ) ( Arbaniah)
Dana lain (Dihitung pada waktu yang sama)
Jenis Dana Jumlah

Λ: Check Footing

F. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG DAGANG


Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, dan jasa yang dapat diterima dalam jangak waktu
yang tidak terlalu lama, biasanya kalau sifanya piutang jangka paling lama satu tahun. Pada umumnya piutang dalam
Neraca dikategikan dalam dua kelompok, yaitu :
a) Piutang Dagang adalah piutang yang timbul sebagai akibat adanya transaksi penjualan barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit, dalam kegiatan normal perusahaan.
b) Piutang Non Dagang adalah timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa kepada pihak luar
perusahaan, seperti : piutang kepada karyawan, piutang atas penjualan surat-surat berharga, piutang atas
klaim asuransi, piutang pengembalian pajak lebih bayar, piutang dividen, piutang bunga, dan lain-lain.
1. Transaksi-Transaksi Yang Mempengaruhi Piutang Dagang, seperti berikut dibawah ini :
a) Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada langganan, dengan jurnal sbb:
Piutang dagang Rp.XXX
Penjualan Rp.XXX
b) Transaksi adanya Retur Penjualan, dengan Jurnal sbb:
Retur Penjualan Rp. XXX
Piutang Dagang Rp. XXX
c) Transaksi Penerimaan Kas dari Debitur, dengan jurnal sbb:
Kas Rp. XXX
Piutang dagang Rp. XXX
d) Transaksi Penghapusan Piutang, dengan jurnal sbb:
33

Cadangan Kerugian Piutang Rp. XXX


Piutang Dagang Rp. XXX

2.. Prinsip Akuntansi Yang Lazim Dalam Penyajian Piutang Di Neraca Adalah.
a. Piutang dagang harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah diperkirakan dapat ditagih dari
debitur pada tanggal neraca. Piutang Dagang disajikan di dalam Neraca dalam jumlah bruto
dikurangi dengan taksiran kerugian piutang yang kemungkinan tidak tertagih.
b. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang dagang, harus dicantumkan di
dalam Neraca, bahwa saldo piutang dagang tersebut adalah jumlah bersih (Neto).
c. Jika piutang dagang yang bersaldo material pada tanggal Neraca, harus disajikan rinciannya
di dalam neraca.
d. Piutang Dagang yang bersaldo kredit, (terdapat didalam kartu piutang) pada tanggal neraca
harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
e. Jika jumlahnya material, piutang non dagang harus disajikan secara terpisah dari piutang
dagang.
3. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Dagang adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang besangkutan dengan
piutang.
b. Membuktikan eksistensi piutang yang dicantumkan di dalam neraca.
c. Membuktikan hak pemilikan klien atas piutang yang dicantumkan dalam neraca.
d. Membuktikan ketepatan pisah batas (cut-off) transaksi yang bersangkutan dengan
piutang.
e. Membuktikan kewajaran penilaian piutang yang dicantumkan di dalam neraca.
f. Membuktikan kewajaran penyajian piutang di dalam Neraca.

G. PROGRAM PEMERIKSAN
1. Program Pemeriksaan Piutang Dagang Di akhir Tahun.
2. Mintah pada langganan neraca Percubaan Piutang
3. Lakukan footing dan crossfooting atas neraca percobaan piutang dagang diatas.
4. Cocokkan saldo-saldo debitur yang tercantum pada neraca percobaan tadi dengan saldo
menurut buku tambahan yang bersangkutan.
5. Cocokkan total saldo debitur dengan saldo menurut buku besar yang bersangkutan.
6. Pilih debitur-debitur yang akan dikirimi surat Permintaan Pengukuhan Saldo.
7. Periksa secara testing atau sampling pengelompokkan piutang menurut umurnya.
8. Hubungkan pemeriksaan piutang ini dengan pemeriksaan penjualan, yakni dengan jalan
menentukan cut-off yang tepat.
9. Pemeriksaan atas hasil tagihan setelah tanggal neraca (Subsequent Collection) yang harus
dilakukan.
10. Menentukan besarnya cadangan untuk menampung kemungkinan tidak tertagihnya
piutang dagang.
11. Periksa dengan teliti piutang-piutang yang bersaldo kredit.
34

12. Lihat apakah piutang dijadikan jaminan ke Bank yang memberikan kredit atau dijual
kepada Bank.
H.Permintaan Pengukuhan Saldo Piutang (PPSP).
Permintaan pengukuhan saldo piutang (Account Receivable Confirmation Request) merupakan permintaan dari
langganan kepada pihak ketiga (debitur) untuk memberitahukan secara langsung kepada akuntan publik yang
memeriksa ikhtisar keuangannya mengenai benar tidaknya saldo pada tanggal tertentu seperti yang tercantum
pada formulir tersebut. Kalau saldo itu tidak benar, maka ia harus memberitahukan mengapa ia berpendapat bahwa
saldo tersebut salah.
Tujuan Permintaan Pengukuhan Saldo Piutang Dagang adalah sebagai berikut :
a. Untuk menentukan bahwa piutang tersebut Valid, bonafide dan bukan piutang yang fiktif.
b. Untuk menentukan jumlah piutang yang benar artinya jumlah piutang yang destujui oleh langganan dan
debiturnya.
PPSP. Dapat Dilakukan Dalam 2 Cara, yaitu sebagai berikut :
a. PPSP Positif, yakni PPSP dimana debitur menjawab langsung kepda Akuntan Publik, baik jika ia setuju
maupun tidak setuju atas saldo dalam PPSP. tersebut.
b. PPSP Negatif, yakni PPSP, dimana Debitur hanya menjawab langsung kepada Akuntan Publik, jika ia tidak
setuju dengan jumlah yang tercantum dalam PPSP.tersebut. Bila Debitur setuju dengan PPSP yang diterima,
ia tidak perlu mengirimkan jawaban kepada Akuntan. Akuntan menganggap, bahwa debitur setuju atas
PPSP yang bersangkutan, jika tidak mengirimkan PPSPnya kembali.
Contoh
Permintaan Pengukuhan Saldo Piutang Dagang Yang - Positif
Samarinda, 31 Desember 2012
Kepda Yth.
PT.”XYZ”.
Di samarinda

Dengan hormat,
Sehubungan dengan pemeriksaan atas ikhtisar keuangan kami per 31 Desember 2012,
oleh Kantor Akuntan Publik kami, Drs. Hasriadi PO.BOX. 7516, Samarinda, sudilah kiranya
anda memeriksa kebenaran data di bawah ini. Setelah itu kirimkan kembali bagian bawah surat
ini, dengan tanggapan anda, jika anda tidak setuju dengan data di bawah ini. Amplop jawaban
kami lampirkan disini.

Atas kerja sama Anda, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Hasriyani, S.E
Samarinda, 31 Desember 2012
PT. “ABC”.
ini Bukan Permintaan Pembayaran
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepada Yth.
35

Drs. Hasriadi
P.O. BOX. 7516
Di Samarinda
PPSP. No.

Kami setuju/tidak setuju atas saldo utang kami sebesar Rp.1.5.00.000,- pada tanggal 31 Desember 2012, dengan
pengecualian tersebut dibawah

PT ”XYZ”

Ttd,

Pengecualian (harap berikan Perincian) ( )

Contoh
Permintaan Pengukuhan Saldo Piutang Dagang Yang - Negatif
Samarinda, 31 Desember 2012
Kepda Yth.
PT.”XYZ”.
Di samarinda

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pemeriksaan atas ikhtisar keuangan kami per 31 Desember 2012,
oleh Kantor Akuntan Publik kami, Drs. Hasriadi PO.BOX. 7516, Samarinda, kami mengirimkan
Ikhtisar Piutang kami pada anda per 31 Desember 2012, jika anda tidak setuju dengan saldo
tersebut berikan jawaban anda ( Amplop dengan perinciannya ) pada Akuntan Publik kami.
Jika anda setuju dengan saldo menurut ikhtisar Piutang terlampir, anda tidak perlu
menjawab. Pembayaran atas piutang kami jangan dilakukan pada Akuntan Publik kami
Atas kerja sama Anda, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Hasriyani, S.E
PT. “ABC”.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kepada Yth.
Drs. Hasriadi
P.O. BOX. 7516
Di Samarinda
PPSP. No.
36

Kami setuju/tidak setuju atas saldo utang kami sebesar Rp.15.00.000,- pada tanggal 31
Desember 2012, dengan pengecualian tersebut dibawah.

PT.”XYZ”

Ttd,

Pengecualian (harap berikan Perincian) ( )

PPSP – POSITIF dikirim apabila :


a. Jika tidak ada kepastian apkah mungkin akan ada kesalahan, ketidak beresan saldo yang ada dalam
pembukuan langganan.
b. Jika piutang merupakan hasil penjualan kredit kepada hanya beberapa debitur, tetapi masing-masing dalam
jumlah atau nilai penjualan yang besar.
c. Jika debitur merupakan perusahaan dan bukan orang pribadi
d. Jika jumlah saldo debitur sangat besar dibandingkan dengan total piutang.
Ppsp-Negatif Dapat Dikirimkan Dalam Hal-Hal Sebagai Berikut:
a. Jika sistem pengendalian intern atas piutang sangat baik
b. Jika debitur banyak, tetapi saldo masing-masing debitur jumlahnya relatif kecil
c. Jika debitur terdiri dari orang-orang peribadi.
Langkah-langkah Dalam Mengirimkan PPSP, adalah sebagai berikut :
a. Pilih terlebih dahulu debitur yang akan dikirimi PPSP.
b. Minta pada langganan untuk PPSP atau minta pedawai mengisi formulir PPSP.
c. Staf Akuntan harus memberi nomor pada PPSP yang bersangkutan dan menulis nomor tersebut dekat
dengan nama Debitur pada nerca percobaan piutang.
d. Staf Akuntan harus memposkan PPSP dan tidak boleh menugaskan pegawai langganan untuk
melakukannya.
e. Apabila PPSP dikembalikan oleh Kantor Pos, PPSP berikut amplop yang distempel oleh Kantor Pos
disimpan dalam map (Working paper file).
f. PPSP yang tidak dijawab (dalam hal ini PPSP-Positif ) harus dikirim untuk kedua kalinya. PPSP ini dapat
distempel PERMINTAAN KEDUA.
g. Buat ikhtisar hasil permintaan PPSP dan buat kesimpulan mengenai Validity tersebut secara keseluruhan.

LATIHAN SOAL KASUS PEMERIKSAAN


37

1. Saudara adalah Staf Kantor Akuntan Publik Hasriadi & Co, sedang melakukan pemeriksaan atas perkiraan kas
kecil dari PT Citra Mandiri. Dari Laporan yang terakhir tanggal 31 Desember 2012 dengan mengadakan Kas
Opname pada tanggal 4 Januari 2013 dari Jam 08.00 s.d. 09.00 Wita. PT Citra Mandiri dalam menyeleng-
garakan pengendalian intern kas dengan menggunakan sistem Imprest Fund. Sedangkan kasir dipegang oleh
Saudara Amin. Dari hasil pemeriksaan Kas opname saudara mendapatkan keadaan-keadaan sebagai berikut:
Satuan Lembar/Keping Jumlah
Uang Kertas Rp. 10..000,00 8 lembar Rp. 80.000,00
Rp. 5.000,00 7 lembar Rp. 35.000,00
Rp. 1.000,00 9 lembar Rp. 9.000,00
Rp. 500,00 5 lembar Rp. 2.500,00
Rp. 100,00 - - Rp. -
Uang Logam Rp. 100,00 95 keping Rp. 9.500,0
Rp. 50,00 70 keping Rp. 3.500,00
Rp. 25,00 140 keping Rp. 3.500,00
Selain keadaan tersebut di atas, dari catatan perusahaan diketahui bahwa replesment yang terakhir terhadap uang
kas dilakukan pada tanggal 29 Desember 2012. Adapun Petty Cash Voucher (PCV) terakhir adalah
nomor 120, dan selanjutnya PCV yang ada sampai dengan tanggal kas opname adalah sebagai
berikut :
NO PCV TANGGAL KAETERANGAN JUMLAH
PCV 121 Desember 30 Alat-alat Tulis Rp. 9.500,00
PCV 122 Desember 30 Perlengkapan Kantor Rp. 1.250.,00
PCV 123 Desember 31 Biaya Telpon Bulan Desember Rp. 15.410,00
PCV 124 Januari 1 Jamuan Pegawai Rp. 4.390,00
PCV 125 Januari 2 Biaya transport dan parkir Rp. 3.000,00
PCV 126 Januari 3 Biaya Alat-alat Tulis Rp. 750,00
Kesemua biaya tersebut dimasukkan ke dalam kelompok biaya administrasi penjualan. Selain dari PCV tersebut di
atas, di dalam Kas kecil terdapat pula bon-bon sementara sebagai berikut :
30 Desember. Bon tanda utang pegawai administrasi an. Ny. Marini Sebesar Rp.22.500,00
31 Desember. Daftar sumbangan para pegawai staf kepada Organisasi BALACK sebesar Rp.47.500,00
Dalam hal bukti-bukti tersebut di atas, saudara telah melakukan review sampai tanggal replesment berikutnya tanggal
6 Januari 2013, dan saudara mendapatkan bahwa semua PCV dan bon-bon tersebut telah dicatat dengan benar dan
bon-bon sementara telah diselesaikan pada tanggal 5 Januari 2013. Selain dana kas kecil, Kasir juga bertanggung
jawab terhadap penerimaan-penerimaan Check yang belum disetorkan ke Bank terdiri dari :
Tanggal No. Ckeck Bank Pembayar Jumlah
30 Desember 2012 XZ300981 BRI Tono Rp. 275.000,00
30 Desmber 2012 XX430018 BBD Denny Rp. 300.000,00
31 Desember 2012 AB555568 Bank Duta Suardi Rp. 412.500,00
31 Desember 2012 AA860002 Bank Mandiri Amin Wijaya Rp.1.517.500,00
Dan Check-check mundur dari langganan yang baru akan disetorkan ke Bank pada tanggal jatuh temponya, yaitu
terdiri dari :
38

Tanggal No. Check Bank Pembayar Jumlah


03 Januari 2013 XY332451 Bank Duta PT Citra Mandiri Rp.2.500.150,00
07 Januari 2013 BC213232 Bank Bali PT Sejahtera Rp.4.000.000,00
12 Januari 2013 BB332456 Bank Bali PT Utomo Rp.1.400.750,00
20 Februari 2013 CC222222 BRI PT Tempo Rp.5.125.100,00
28 Februari 2013 DD232323 BDN PT Bahagia Rp.5.850.000,00
29 Maret 2013 EE323232 Bank Mandiri PT Cahaya Rp.1.275.500,00
Selanjutnya, diketahui pula bahwa jumlah saldo kas menurut catatan perusahaan adalah Rp.247.300,00. Dari
semua keterangan tersebut di atas saudara diminta untuk menyiapkan berkas kertas kerja pemeriksaan secara
lengkap termasuk jurnal-jurnal koreksi yang saudara usulkan bila dianggap perlu.
Soal 2
KASUS PEMERIKSAAN PIUTANG DAGANG
Sehubungan dengan pemeriksaan Akuntan atas Ikhtisar Keuangan PT Citra Mandiri untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012, saudara sebagai Staf dari Kantor Akuntan Hasriadi & Co, mengadakan
pemeriksaan terhadap piutang-piutang perusahaan.
Buku Tambahan piutang perusahaan terlihat sebagai berikut :
PT Cemerlang
Tanggal Debet Kredit Saldo
01-01-2012 - - 2.000.000,00
01-02-2012 3.000.000,00 - 5.000.000,00
03-03-2012 8.000.000,00 1.000.000,00 12.000.000,00
01-08-2012 - 3.000.000,00 9.000.000,00
02-09-2012 5.000.000,00 6.000.000,00 8.000.000,00
04-11-2012 - 2.000.000,00 6.000.000,00
10-12-2012 4.000.000,00 - 10.000.000,00
PT Bahagia
Tanggal Debet Kredit Saldo
01-01-2012 - - -
15-03-2012 15.000.000,00 - 15.000.000,00
25-04-2012 30.000.000,00 - 45.000.000,00
10-05-2012 - 10.000.000,00 35.000.000,00
30-06-2012 25.000.000,00 - 60.000.000,00
15-08-2012 30.000.000,00 - 90.000.000,00
11-09-2012 - 25.000.000,00 65.000.000,00
11-11-2012 - 40.000.000,00 25.000.000,00
PT Unggul
Tanggal Debet Kredit Saldo
01-01-2012 - - 75.000.000,00
02-02-2012 15.000.000,00 - 90.000.000,00
39

04-03-2012 - 60.000.000,00 30.000.000,00


11-03-2012 - 25.000.000,00 5.000.000,00
05-06-2012 40.000.000,00 - 45.000.000,00
04-11-2012 10.000.000,00 35.000.000,00 20.000.000,00
29-12-2012 26.000.000,00 - 46.000.000,00
PT Tekun
Tanggal Debet Kredit Saldo
01-01-2012 - - 18.900.000,00
02-02-2012 25.000.000,00 - 43.900.000,00
06-04-2012 - 30.000.000,00 13.900.000,00
05-06-2012 15.000.000,00 - 28.900.000,00
01-09-2012 - 10.000.000,00 18.900.000,00
10-10-2012 10.000.000,00 5.000.000,00 23.900.000,00
11-12-2012 - 5.000.000,00 18.900.000,00
PT Sukses
Tanggal Debet Kredit Saldo
01-01-2012 - - 40.000.000,00
03-03-2012 10.000.000,00 - 50.000.000,00
02-04-2012 - 25.000.000,00 25.000.000,00
06-06-2012 20.000.000,00 - 45.000.000,00
02-08-2012 - 5.000.000,00 40.000.000,00
04-11-2012 17.000.000,00 - 57.000.000,00
15-12-2012 - 18.000.000,00 39.000.000,00
PT Rugi
Tanggal Debet Kredit Saldo
01-01-2012 - - -
22-06-2012 50.000.000,00 - 50.000.000,00
Kebijaksanaan perusahaan antara lain, pembayaran dilkukan 60 hari setelah barang dikirimkan dan diterima
oleh langganan. Adapun pembayaran yang dilakukan oleh langganan adalah untuk melunasi transaksi
sebelumnya kecuali ada ketentuan lain.
Saldo buku besar perusahaan sebelum dikurangi penyisihan kerugian piutang adalah sebesar
Rp188.900.000,00
Dalam pembukuan perusahaan penyisihan piutang ragu-ragu menunjukkan saldo kredit sebesar
Rp15.000.000,00 . Penentuan Penyisihan tersebut adalah berdasarkan ketentuan yang ditetapkan sebagai
berikut :
Piutang yang belum jatuh tempo 0%
Piutang 1 – 60 hari sesudah jatuh tempo 5%
Piutang 61-120 hari sesudah jatuh tempo 10 %
Piutang yang lebih dari 120 hari sesudah jatuh tempo 50 %
Selanjutnya dalam melakukan pemeriksaan tersebut saudara menemukan data sebagai berikut :
40

a. Atas permintaan dari PT Wiraswasta, perusahaan telah mengirimkan barang sejumlah Rp18.000.000,00.
PT Wiraswasta telah menerima barang tersebut pada tanggal 29 Desember 2012
b. Berdasarkan bukti penerimaan uang, diketahui bahwa pada tanggal 30 Desember 2012. PT Unggul telah
melakukan pembayaran atas utangnya terhadap perusahaan sebesar Rp10.000.000,00
c. Berdasarkan balasan atas perimintaan pengukuhan saldo piutang dari PT BIBIT jumlah utangnya pada
tanggal 31 Desember 2012 hanya sebesar Rp.20.000.000,00 Perbedaan ini terjadi karena barang yang
dikirim perusahaan pada tanggal 29 Desember, baru diterima PT BIBIT pada tanggal 5 Januari 2013.
d. Pada tanggal 30 Desember 2012 perusahaan menerima pengembalian barang (karena barang tidak
memenuhi syarat yang berlaku dari PT TEKUN sejumlah Rp.5.000.000,00. Retur penjualan ini disetujui oleh
perusahaan dan harus dikurangkan dari penjualan terakhir dalam tahun 2012 terhadap langganan tersebut.
e. Pada tanggal 5 Januari 2013 dirterima pembayaran dari PT Sukses sebesar Rp14.000.000,00
f. Berdasarkan surat perjanjian anatara perusahaan, PT RugiI dan PT Laba, telah disetujui, bahwa tagihan
perusahaan terhadap PT Rugi sebesar Rp50.000.000,00 sejak tanggal 30 Desember 2012 dialihkan
(dibebankan ) kepada perkiraan PT Laba.
Dari keterangan di atas saudara diminta untuk :
1. Membuat program pemeriksaan untuk piutang PT Citra Mandiri
2. Membuat jurnal koreksi yang mempunyai hubungan piutang PT Citra Mandiri, berikan alasan dan koreksi
yang saudra usulkan tersebut. Membuat kertas kerja pemeriksaan piutang PT Citra Mandiri (Aging Shedule)
Beserta Prosedur-P

Anda mungkin juga menyukai