Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 2

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sistem Informasi Manajemen (EKMA5102.02B)

Tutor : Dr. Zainal Abidin, M.Sc

DISUSUN OLEH :

IRMA YUSNITA
NIM : 530050047
(No. Absen : 9)

MAGISTER MANAJEMEN
BIDANG MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
Tugas 2

EntIS merupakan pengembangan dari sistem informasi akuntansi. Adapun EntIS itu
terdiri atas beberapa bagian, terutama yang menyangkut penjualan dan pengeluaran
penggajian. Dalam suatu perusahaan, terdapat sejumlah karyawan yang bertugas di
bagian pemasaran. Salah satu cara penentuan bonus dan kinerja tenaga pemasaran itu
adalah dengan menghitung hasil penjualan yang dilakukan oleh mereka.

Anda ditugaskan untuk membuat rancangan sistem informasi yang dapat mengkaitkan
antara hasil penjualan masing-masing karyawan bagian pemasaran itu, dengan sistem
pemberian bonus. Harap dilengkapi dengan gambar/bagan.
Sistem Informasi untuk Menghitung Hasil
Penjualan Karyawan dengan Pemberian Bonus
Perusahaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem informasi merupakan hal yang sangat diperlukan di saat sekarang,
mengingat sistem informasi dapat membantu penyediaan informasi yang akurat, cepat
dan tepat waktu. Hal tersebut menjadikan sistem informasi diperlukan oleh sebuah
perusahaan, sebagai penunjang dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan
sejenis.
Penggunaan sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam pengolahan
data yang dapat dipergunakan untuk memudahkan kebutuhan perusahaan. Sistem
informasi juga diharapkan dapat memberi dukungan agar perusahaan berhasil dalam
memperoleh informasi yang tepat dan akurat untuk kemajuan perusahaan.
Untuk perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan maka penjualan yang
tinggi tentu dapat meningkatkan pendapatan perusahaan sedangkan penurunan
penjualan bisa berakibat pada kerugian. Penjualan yang tinggi juga dapat berdampak
pada tingginya frekuensi pekerjaan seperti pencatatan dan perhitungan sehingga
memerlukan waktu yang lama untuk penyelesaiannya, sehingga untuk membantu
pekerjaannya tersebut maka diperlukan adanya sistem informasi yang tepat, efektif dan
efisien.
Peningkatan penjualan perusahaan perlu ditingkatkan dengan pemberian
insentif atau bonus kepada para karyawan yang berprestasi terutama di bidang
pemasaran. Perhitungan pemberian bonus ini biasanya diberikan seiring dengan
tingkat penjualan para karyawan sehingga harapannya dapat memberikan motivasi
agar mereka mau meningkatkan penjualan mereka. Maka untuk menunjang hal
tersebut maka perlu merancang sistem informasi yang dapat dimanfaatkan perusahaan
untuk perhitungan antara penjualan setiap karyawan dengan pemberian bonus atau
insentif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu
bagaimana merancang sistem informasi untuk menghitung hasil penjualan karyawan
dengan pemberian bonus perusahaan.

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan tugas ini adalah untuk mengetahui,
menganalisis dan membuat rancangan sistem informasi yang dapat mengkaitkan
antara hasil penjualan karyawan dengan sistem pemberian bonus atau insentif dari
perusahaan.

BAB II
ANALISIS

A. LANDASAN TEORI
1. Pemasaran
Berikut beberapa pengertian pemasaran menurut para ahli:
Menurut Stanton (1998) : “Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari berbagai
kegiatan bisnis atau usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga
barang atau jasa, mempromosikannya dan mendistribusikannya kepada konsumen dan
bisa memuaskan konsumen”.
Menurut Kotler dan Amstrong : “Pemasaran merupakan sebuah proses managerial
yang orang-orang di dalamnya mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan
melalui penciptaan dan pertukaran produk-produk yang ditawarkan dan nilai
produknya kepada orang lain”.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) (2008): “Pemasaran ialah proses atau
perbuatan dalam memasarkan barang dagangan dengan menyebarluaskan di tengah-
tengah masyarakat pada umumnya”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pemasaran adalah suatu proses kegiatan usaha untuk memindahkan barang atau
jasa dari tangan produsen ke konsumen sebagai pembeli, sehingga konsumen akan
memperoleh layanan dan kepuasan karena kebutuhan dan keinginannya terpenuhi,
yang hal ini dilakukan melalui proses pertukaran. Sehingga dapat terlihat bahwa antara
konsep penjualan dan pemasaran terdapat perbedaan. Perusahaan yang berorientasi
pada penjualan dalam mencapai tujuannya akan berusaha agar produk yang dihasilkan
dapat terjual habis tanpa memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Namun
perusahaan yang berorientasi pada pemasaran dalam mencapai tujuannya akan
memperhatikan keinginan konsumen.

2. Insentif atau Bonus


Berikut beberapa pengertian bonus atau insentif, yaitu sebagai berikut:
Menurut Harsono (2004:21): insentif adalah setiap sistem kompensasi dimana jumlah
yang diberikan tergantung pada hasil yang dicapai, yang berarti menawarkan sesuatu
insentif kepada pekerja untuk mencapai hasil yang baik.
Menurut Gorda (2004: 141): insentif adalah suatu sarana memotivasi berupa materi,
yang diberikan sebagai suatu perangsang ataupun pendorong dengan sengaja kepada
para pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang besar untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya dalam organisasi.
Menurut Siagian (2001, hal. 268) menerangkan kegunaan insentif adalah untuk lebih
mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak organisasi yang menganut
sistem insentif sebagai bagian dari sistem imbalan yang berlaku bagi para karyawan
organisasi.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian
insentif adalah sesuatu yang fleksibel, insentif dapat diberikan kapan dan dalam bentuk
apa saja sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dari pemberian insentif
tersebut. Insentif dapat ditujukan langsung kepada karyawan yang dinilai berkinerja
baik secara perorangan maupun per bagian. Insentif akan diberikan kepada karyawan
dalam jumlah tertentu apabila dianggap berhasil melaksanakan suatu proyek.
Sedangkan insentif per bagian dapat dilaksanakan misalnya target produksi bulanan
yang diinginkan dapat tercapai, maka kepada seluruh staf bagian produksi akan
diberikan insentif tertentu.

3. Metode Pemberian Insentif atau Bonus


Perlunya memberikan insentif atau bonus kepada karyawan yang dinilai
berhasil mencapai target yang ditetapkan agar dapat meningkatkan semangat kerja,
memacu untuk lebih bekerja keras sehingga tetap loyal terhadap perusahaan. Berikut
metode yang bisa digunakan perusahaan dalam pemberian insentif atau bonus untuk
para karyawan.
Berikut ini merupakan contoh pemberian insentif dengan metode berjenjang :
3.1. Penjualan individu yang memenuhi target penjualan (setelah Pajak Pertambahan
Nilai atau dari netto penjualan yang dibagi dengan 1,1 );
3.2. Penjualan kelompok atau penjualan sesuai dengan target yang diperoleh oleh
kelompok atau seluruh karyawan. Insentif pada penjualan individu dibagi dua,
meliputi:
a. Insentif yang di dapatkan dari satu nota nilai penjualan netto yang telah dibagi
1,1. Dengan rincian pemberiannya, meliputi :
▪ Penjualan senilai 10 juta – 20 juta insentif yang didapat 5.000.000,-
▪ Penjualan senilai 20 juta – 30 juta insentif yang didapat 10.000.000,-
▪ Penjualan senilai 30 juta – 50 juta insentif yang didapat 20.000.000,-
▪ Penjualan senilai 50 juta – 100 juta insentif yang didapat 25.000.000,-
▪ Penjualan diatas 100 juta insentif yang didapat 30.000.000,- atau dilihat
dari margin nilai penjualan.
b. Insentif yang didapatkan setelah target individu tercapai. Insentif sesuai target
dibagi menjadi dua, yaitu :
▪ Target terpenuhi 100%
Target terpenuhi 100% adalah target yang diperoleh jika total pemenuhan
target dapat tercapai dengan 100%. Dengan perhitungan
Keterangan :
X = individu
a = total penjualan yang didapat perbulan
* Target terpenuhi 90%
▪ Target terpenuhi 90% adalah target yang diperoleh jika total pemenuhan
target hanya dapat tercapai 90% dari target yang telah ditentukan.
Dengan perhitungan
Keterangan :
X = individu
a = total penjualan yang didapat perbulan

4. Metode Penelitian
Untuk pengembangan sistem, metode yang digunakan adalah metode
pengembangan sistem Waterfall yaitu siklus hidup pengembangan sistem dengan
tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan menggunakan analisa sistem dan
programer dalam membangun suatu sistem informasi.
Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level
kebutuhan sistem menuju ke tahap analisis, desain, implementasi, pengujian
dan perawatan.
4.1. Analisis Kebutuhan
Untuk penentuan masalah guna menghasilkan alternatif dalam pemecahan
masalah dapat dimulai dengan melakukan penelitian terhadap elemen-elemen
kebutuhan sistem yang bersangkutan, kemudian perlu mendefinisikan kebutuhan
tersebut dan dijabarkan ke dalam panduan untuk pengembangan sistem
selanjutnya.
Elemen-elemen tersebut berupa sumber daya manusia, prosedur kerja dan lainnya
baik yang terkait langsung maupun tidak pada sistem komputerisasi yang akan
dibuat. Tahapan ini sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran seluruhnya
untuk mengembangkan sistem yang berbasis komputerisasi.
4.2. Desain Sistem
Tahapan selanjutnya setelah melakukan analisis adalah membuat desain sistem.
Desain sistem adalah penggambaran suatu sistem yang dibentuk, bisa berbentuk
penggambaran, perancangan dan pembuatan sketsa. Adapun tujuan dari
pembuatan desain sistem ini adalah untuk pemenuhan pemakaian sistem dan
memberikan gambaran yang jelas dan lengkap pada pemrograman komputer dan
para ahli teknis lainnya yang dilibatkan dalam sistem ini.
4.3. Implementasi dan Pengujian Unit
Tahapan ini adalah tahap peletakkan sistem agar siap untuk dioperasikan,
termasuk kegiatan penulisan kode program yang menggunakan bahasa
pemrograman komputer.
4.4. Pengujian Sistem
Langkah selanjutnya adalah pengujian atau test sistem. Test sistem merupakan
pengetesan program secara menyeluruh untuk memastikan semua elemen dan
komponen telah berfungsi baik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui
kelemahan yang bisa terjadi agar bisa memperbaiki atau menyiapkan fitur untuk
mengatasinya, sehingga program yang akan digunakan sudah siap dan bebas dari
kesalahan.
4.5. Perawatan
Perawatan merupakan hal yang penting dalam penggunaan suatu sistem.
Perawatan dapat dilakukan secara berkala pada sistem baik pada teknis
operasionalnya maupun persoalan non teknis. Perawatan yang dilakukan dalam
pengembangan sistem sebagai upaya menghadapi perubahan pada sistem yang
digunakan, sehingga sistem dapat berjalan dengan baik dan data bisa tersimpan
dengan aman.

5. Implementasi
5.1. Diagram Konteks

5.2. DFD Level 0

5.3. DFD Level 1


5.4. Data Penjualan

5.5. Data Insentif

5.6. Laporan Data Penjualan

5.7. Laporan data Insentif


BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada Bab Analisis terkait perancangan sistem informasi untuk
menghitung insentif atau bonus penjualan, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut:
1. Perusahaan dalam kebijakannnya memberikan insentif atau bonus pada karyawan
diperlukan standar perhitungan dengan mengetahui kebutuhan setiap karyawan
dengan harapan dapat memotivasi para karyawan untuk meningkatkan
pemasarannya dan dampaknya para karyawan dapat memenuhi kebutuhannya;
2. Sistem yang dibuat diharapkan dapat mempermudah perusahaan dalam
perhitungan insentif atau bonus;
3. Rancangan sistem informasi ini diharapkan dapat membantu dalam melakukan
transaksi penjualan, pemberian insentif atau bonus untuk karyawan yang
berprestasi dan dapat menyimpan data konsumen sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan data yang telah ada menjadi informasi yang berguna bagi
kemajuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Debby Ratna dan Wiwik Supratiwi. 2005. Sistem Informasi Manajemen.
Universitas Terbuka, Jakarta
Hendarti, Henny. -. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Dan
Piutang Dagang. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai