Memilihnya
Investment atau investasi saat ini banyak dilakukan sebagai persiapan kebutuhan keuangan di
masa depan. Umumnya, orang yang berinvestasi mengharapkan dana yang diinvestasikan
mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat setelah jangka waktu 3-5 tahun.
Setiap orang pada dasarnya telah melaksanakan investment, baik yang dilakukan secara sadar
maupun tidak. Sebagai contohnya investasi pendidikan untuk masa depan anak dan investasi
lainnya.
Semakin maraknya investment saat ini membuat Anda harus lebih teliti dalam memilih instrumen
yang tepat. Oleh karena itu, mari simak serba serbi investment lebih lanjut dalam pembahasan
berikut ini.
Investasi dapat dilakukan oleh individu maupun perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan
sejumlah uang. Lebih dari itu, masih ada tujuan investment lainnya yang perlu Anda pahami.
Berikut ini tujuan dari berinvestasi:
Investment dinilai sebagai salah satu upaya manajemen keuangan yang efektif untuk
melindungi harta atau aset yang menjadi kekayaan seseorang. Dengan memiliki investasi,
nilai kekayaan Anda saat ini dapat mengalami peningkatan nilai atau setidaknya dapat
dipertahankan nilainya di masa mendatang.
2. Mengantisipasi inflasi
Penurunan nilai kekayaan bisa saja terjadi akibat dari adanya inflasi atau meningkatnya
harga produk secara terus-menerus. Salah satu cara yang dapat membantu mengantisipasi
adanya inflasi di masa depan yaitu menabung dan berinvestasi. Dengan kata lain,
memiliki investasi sangat bermanfaat bagi kondisi keuangan jangka panjang Anda.
3. Mengurangi ketidakpastian
Masa depan tentu bukanlah suatu hal yang bisa diprediksi dengan mudah dan bersifat
tidak pasti. Setiap orang tidak dapat mengetahui hal baik atau hal buruk apa yang akan
terjadi di masa depan.
Namun, pasti akan ada perubahan yang terjadi di masa depan seiring berjalannya waktu.
Itulah mengapa kegiatan investment akan membantu Anda untuk mengurangi
ketidakpastian yang bisa menimbulkan risiko kerugian secara finansial.
1. Saham
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendefinisikan saham sebagai instrumen investasi atau
investment yang menjadi tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha pada suatu
perusahaan.
Melalui pembelian instrumen investasi atau investment jenis ini, artinya Anda berhak atas
kepemilikan dari suatu perusahaan terbuka dengan persentase tertentu.
Ada banyak jenis saham dengan harga yang bervariasi. Sebagai investor pemula, Anda
disarankan untuk menggunakan produk reksadana saham. Sebab, Manajer Investasi
nantinya akan menyeleksi saham yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda.
Anda bisa membeli saham dari perusahaan yang diinginkan dengan dua cara, yaitu
melalui penawaran (pasar perdana) atau bisa juga dengan membeli saham yang dimiliki
investor lainnya melalui perantara yang menjadi Anggota Bursa (AB).
Perlu dipahami jika membeli instrumen investasi saham nantinya ada kemungkinan
mengalami kerugian karena naik turunnya harga saham.
2. Reksa dana
Instrumen investasi atau investment jenis ini seringnya dijadikan sebagai wadah modal
bagi sekumpulan investor untuk melakukan penanaman modal dengan investasi dalam
nominal kecil. Reksa dana cocok bagi investor pemula yang ingin berinvestasi, namun
memiliki dana terbatas.
Dengan modal minimal Rp 10.000 saja, Anda sudah bisa membeli reksa dana.
Dibandingkan instrumen investasi lainnya, reksa dana memiliki risiko yang lebih kecil.
Sebagai seorang pemula dalam berinvestasi, Anda tidak perlu memantau perkembangan
aset yang ada karena dana yang diinvestasikan dalam reksa dana akan dikelola oleh
Manajer Investasi profesional.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan dalam
jangka menengah maupun jangka panjang.
Instrumen investasi atau investment yang satu ini ini memuat janji antara pihak yang
menerbitkan obligasi dengan pihak pembeli. Pihak pembeli diwajibkan untuk membayar
imbalan berupa bunga dalam periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang
telah disepakati.
Jika dibandingkan dengan saham, obligasi termasuk salah satu investasi tetap yang dapat
memberikan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang relatif stabil dengan risiko yang
stabil pula.
Setiap orang tentunya memiliki tujuan investasi, jangka waktu investasi, penerimaan
terhadap risiko, serta mengharapkan tingkat return yang berbeda-beda. Maka dari itu,
profil risiko dari masing-masing investor umumnya tidak sama.
o Konservatif
Profil risiko investasi ini merupakan sebutan bagi para investor yang menghindari
risiko tinggi. Jika Anda termasuk salah satunya, maka instrumen investasi yang
cocok dengan profil konservatif adalah instrumen yang tidak fluktuatif dengan
kenaikan yang cenderung stabil, namun tetap dapat memberikan keuntungan.
Reksa dana pasar uang, deposito, reksa dana pendapatan tetap, dan surat utang
negara menjadi pilihan instrumen investasi yang tepat bagi Anda.
o Moderat
Profil ini cocok bagi Anda yang ingin berinvestasi dengan aman, tapi pada saat
yang sama tidak ingin mendapatkan keuntungan yang terlalu sedikit. Dengan kata
lain, Anda masih bisa menoleransi risiko penurunan nilai investasi dalam batasan
tertentu.
Penurunan nilai investasi bisa menyebabkan kerugian nilainya mungkin akan
lebih tinggi dari profil konservatif, namun masih dalam batasan aman. Hal ini
juga berlaku untuk return yang mungkin diperoleh.
o Agresif
Profil risiko agresif diperuntukkan bagi Anda yang mencari peningkatan nilai
investasi dalam jangka panjang, namun memiliki toleransi jika terjadi penurunan
nilai investasi dalam jumlah besar.
Bagi Anda yang berusia cukup muda, tidak ada salahnya untuk mencoba membeli
saham atau reksa dana saham sebagai instrumen investasi.
Setelah menentukan profil risiko investasi, maka Anda dapat memilih jenis dan instrumen
investasi atau investment sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan. Ada baiknya jika
Anda mencari tahu masing-masing keuntungan dan risiko yang akan didapatkan sebelum
membelinya.
Apabila sudah menemukan instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan profil
risiko, langkah selanjutnya yaitu memastikan apakah lembaga yang menawarkan
investasi telah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan atau belum. Hal ini perlu
dilakukan agar Anda terhindar dari investasi bodong yang saat ini marak terjadi.
Regulator yang dimaksud di sini yaitu pihak yang mengawasi perusahaan yang menjual
dan menawarkan instrumen investasi kepada Anda.Dengan memahami siapa
regulatornya, maka Anda bisa berjaga-jaga jika sesuatu terjadi di masa mendatang.
Hal yang tidak boleh luput dilakukan saat akan membeli suatu produk investasi atau
investment adalah membaca syarat dan ketentuan produk dengan seksama. Ini perlu
dilakukan demi memastikan bahwa Anda telah memahami dengan baik hak dan
kewajiban, manfaat, biaya, dan risiko yang berkaitan dengan instrumen investasi yang
dipilih.
Dengan menerapkan beberapa tips di atas, Anda bisa terhindar dari risiko terjerat investasi
bodong yang marak terjadi.
Investment yang dimiliki oleh CIMB Niaga untuk nasabah korporasi diantaranya ada Market
Linked Deposit, Obligasi, Strike Currency, dan Swap Depo. Keempat instrumen tersebut
tentunya memiliki keuntungannya masing-masing.
Market Linked Deposit menjadi jawaban bagi Anda yang menginginkan tingkat pengembalian
tetap dengan jangka waktu menengah atau panjang dalam mata uang asing. Sementara obligasi
merupakan pilihan tepat bagi Anda yang menginginkan tingkat pengembalian tetap untuk jangka
menengah maupun panjang dengan pilihan mata uang rupiah dan dollar Amerika.
Bagi Anda yang mencari tingkat pengembalian tetap dalam jangka waktu pendek dengan mata
uang asing, maka Strike Currency merupakan pilihan yang cocok. Adapun produk Swap Depo
akan sangat sesuai bagi Anda yang memiliki tingkat penerimaan risiko rendah dan menginginkan
imbal hasil yang lebih tinggi daripada deposito berjangka konvensional.
CIMB Niaga juga menghadirkan instrumen investasi bagi nasabah individu melalui reksa dana
yang bisa dibeli secara online melalui aplikasi OCTO Mobile. Berinvestasi reksa dana dengan
CIMB Niaga bisa Anda lakukan dengan setoran mulai dari Rp 100 ribu saja. Temukan informasi
lengkap terkait reksa dana CIMB Niaga di sini!