2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga
semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada bapak Iqbal Ramadhani
F., S.E., M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah ekonomi manajerial serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga laporan
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya.
Baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal isi materinya yang kadangkala hanya menturuti
egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan laporan-laporan kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi serta dapat mengambil hikmah dari makalah yang
sudah kami susun ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum Perang Dunia II, banyak perusahaan, tetapi berorientasi pada produksi yang
mencerminkan filosofi bahwa “produk yang baik akan menjual diri sendiri”. Namun
persoalannya berubah sesudah perang, ketika banyak perusahaan mendapatkan bahwa mereka
memiliki kapasitas yang lebih produktif daripada yang diserap pasar. Segera menjadi penting
sekali untuk mengubah focus dari produksi ke pemasaran.
Elemen kunci dala definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang
dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua
yang dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki
akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang pemasaran.
Dalam makalah ini menyajikan pembahasan tentang teori dasar perilaku konsumen.
1
1.1 Tujuan
Tujuan penulisan ini guna memecahkan perumusan masalah. Maka tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku konsumen
2. Untuk mengetahui pendekatan utility
3. Untuk mengetahui pendekatan kurva indeverens
4. Untuk mengetahui garis anggaran dan pilihan konsumen
5. Untuk mengetahui penurunan ke kurva permintaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, yaitu
:
3
6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen
Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri,
karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia
7. Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama.
Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran
agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh
seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk
yang mengusung simbol-simbol agama.
8. Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol
dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya.
Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual
di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D,ada
tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi
sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat
sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan”
untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan
jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
9. Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan
menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata
cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu
karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka
terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian
konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang
tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih
mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli
terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan
tema ramah lingkungan terhadap mereka.
Teori konsumen digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan produk- produk
yang akan dipilih oleh konsumen (rumah tangga) pada tingkat pendapatan dan harga
tertentu" Teori ini juga digunakan untuk mendapatkan kurva permintaan" Pendekatan yang
digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan konsumen ini ada 3 yaitu:
Pendekatan utilitas
Pendekatan kurva indiferens
Pendekatan atribut
Pendekatan terakhir merupakan pendekatan yang paling baru, namun pendekatan yang
sering digunakan adalah pendekatan indiferens.
4
2.2 Pendekatan Utility
Pendekatan ini menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari pengonsumsian
barang - barang dan jasa sering di sebut utilitas . istilah utilitas ini berhubungan dengan
nama seorang filosof inggris yang bernama
Jeremy Benthem (1748-1832) Namun demikian, tidak ada seorang ekonom pun pada
masa itu yang bias memahami hubungan antara nilai suatu barang dengan kepuasan
yang di peroleh dari pengkonsumsian barang tersebut.
Adam Smith (1723-1790) membedakan nilai guna (value is use)dengan nilai tukar
(value is exchange) dan memberi contoh yang sangat terkenal yakni antara berlian dan
air .berlian mempunyai harga yang tinggi (nilai tukar)tetapi tidak begitu penting bagi
kehidupan (nilai guna rendah).air mempunyai harga yang rendah (nilai tukar),tetapi
sangat penting bagi kehidupan (nilai guna tinggi) .
David Ricardo (1722-1823) dan kemudian Karl Marx (1818-1883) menganggap konsep
ini di dasarkan pada nilai kerja (congealed labor) menurut marx jika membutuhkan 2
tenaga kerja untuk menghasilkan barang X dan hanya membutuhkkan 1 tenaga kerja
untuk menghasilkan barang Y,maka nilai barang X adalah dua kali nilai barang Y.
William Stanley Jevons (1835-1882) yang menjelaskan hubungan antara utilitas dan
harga (atau nilai tukar).Dia memperkenalkan konsep utilitas marginal (marginal
utility).ia mengatakan bahwa utilitas marginal lah yang berhubungan dengan harga.
Untuk memahami konsep utilitas ini ,perhatikan contoh berikut : Tabel di bawah ini
menunjukkan skedul Total Utility dan Marginal Utility untuk rokok. Skedul MU
mempunyai ciri yang menurun. Setiap tambahan rokok yang di hisap akan menghasilkan
tambahan TU yang semakain kecil.
5
Tabel 1,1
6
4. Marginal Rate of Substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu tingkat
utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang
X pada tingkat kepuasan yang sama.
b) Skala atau Fungsi preferensi
Fungsi preferensi preferensi adalah suatu sistem atau serangkaian kaidah dalam menentukan
pilihan. Setiap individu dianggap memiliki fungsi preferensi dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
Contoh : Skedul indiferens dan kurva indiferens. Jika kuantitas suatu barang turun, maka
kuantitas untuk barang lain naik agar konsumen dapat “mempertahankan”tingkat
kepuasan yang sama.
1. Garis Anggaran
Garis Anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli
dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat hargatertentu.
konsumen hanya mempu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau sebelah
kiri garis anggaran. Titik-titik pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan
tingkat pengeluaran yang lebih rendah .
I = X.Px+ Y.Py
Contoh : Jika anggaran (i) sebesar Rp 100 ribu dengan harga barang X dan Y masing-
masing Rp 5 ribu dan Rp 10 ribu ,maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB
(gambar di bawah).Daerah anggarannya (budget set) melukiskan semua kombinasi
(X,Y)yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar Rp 100 ribu atau kurang.
Jawaban :
I = X.Px+ Y.Py
8
2. Pilihan Konsumen
Seorang konsumen akan memilih sekelompok barang yang memaksimumkan
kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada. Sekelompok barang
yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi tersebut harus memenuhi 2 syarat :
Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indiferens tertinggi bersinggungan
dengan garis anggaran
Keadaan tersebut terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens tertinggi
dengan garis anggaran
9
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
http://rudimaheza.blogspot.com/2016/12/makalah-analisis-prilaku-konsumen.html diakses
15/10/2018.
https://www.scribd.com/doc/191045022/Makalah-Perilaku-Konsumen-OK
11