Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit
(micronutrient) dan pada umumya tidak dapat disintesis oleh tubuh. Vitamin memiliki
peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat memberikan manfaat untuk kesehatan.
Apabila kekurangan vitamin, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya
memerlukan vitamin dalam jumlah yang sedikit, namun jika diabaikan, proses
metabolisme dalam tubuh akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain.
Vitamin dapat digolongkan menjadi dua kelompok yatu vitamin larut air dan
vitamin larut lemak. Vitaminn larut air terdiri dari vitamin B kompleks yaitu
B1(thiamin), B2(ribovlavin), B3 (niacin), B5 (asam pantotenat), B6 (piridoksin), B8
(biotin), B9 (asam .folat) ,B12 (kobalamin, dan vitamin C (asam askorbat), sedangkan
vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E , dan K.

Vitamin B1 atau tiamin adalah jenis vitamin B yang berfungsi untuk mengubah
asupan karbohidrat menjadi energi. Karena vitamin B1 larut air, vitamin ini akan
dibawa oleh aliran darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Khususnya untuk menjaga
fungsi sistem saraf, jantung, dan otot agar bekerja dengan baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari vitamin B1?
2. Apa fungsi dari vitamin B1 bagi tubuh ?
3. Apa sifat kimia dan stabilitas vitamin B1?
4. Bagaimana proses metabolism vitamin B1 ?
5. Dari sumber manakah vitamin B1 bisa didapatkan oleh tubuh ?
6. Apa yang terjadi apabila kekurangan dan kelebihan vitamin B1 di dalam tubuh?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai vitamin B1.
2. Untuk mengetahui fungsi vitamin B1.
3. Untuk mengetahui sifat kimia dan stabilitas vitamin B1.
4. Untuk mengetahui proses metabolism B1.
5. Untuk mengetahui sumber makanan vitamin B1.
6. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan vitamin B1 di dalam tubuh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Vitamin B1


Tiamin adalah yang pertama dari delapan vitamin B dan juga dikenal sebagai
vitamin B1. Tiamin memiliki fungsi penting dalam metabolisme energi, dan juga
penting untuk fungsi sistem saraf. Ini adalah vitamin pertama yang ditemukan, dan
karenanya meletakkan dasar untuk seluruh konsep vitamin. Thiamin pertama kali
ditemukan di Asia. Ketika mereka mulai memoles beras, mereka mendapat insiden
beri-beri gizi buruk. Mereka menyadari bahwa ada hubungan antara melepas kulit
beras dan penyakitnya, dan alasannya adalah karena pemolesan menghilangkan tiamin
dari beras.
2.2 Fungsi Vitamin B1 ( Tiamin )

Vitamin B1 berperan dalam reaksi metabolik asam amino, terutama sebagai bagian
dari enzim aminotransferase, decarboxylase, adolase, dan dehydratase. Enzim amino
transferase terlibat dalam proses pembentukan asam amino. Enzim decarboxylase
berperan dalam pembentukan sejumlah hormon dan neurotransmiter seperti epinefrin
(adrenalin), serotonin dan dopamin. Enzim Aldolase bekerja tanpa bantuan oksigen dan
terlibat dalam reaksi glikolisis yaitu pemecahan glukosa menjadi energi. Enzim
Aldolase bekerja mempercepat reaksi kimia organik bolak-balik. Enzim dehydratase
untuk menghilangkan unsur H2O dalam sebuah reaksi dehidrasi.
Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan PMP sebagai koenzim
terutama dalam transminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang berikatan dengan
metabolisme protein. Dekarboksilasi yang bergantung pada PLP menghasilkan
berbagai bentuk amin, seperti epinefrin, norepinefrin, dan serotonin. PLP juga berperan
dalam pembentukan asam alfa aminolevulinat, yaitu precursor hem dalam hemoglobin.
Disamping itu, PLP diperlukan untuk perubahan triptofan menjadi niasin. Sebagai
koenzim fosforilase, PLP membantu pelepasan glikogen dari hati dan otot sebagai
glukosa 1-fosfat. PLP juga terlibat dalam perubahan asam linoleate menjadi asam
arakidonat yang mempunyai fungsi biologik penting.
Peranan vitamin B6 di dalam tubuh :

3
1. Membentuk antibodi dan berperan dalam sistem imun sebagai sistem pertahanan tubuh.

2. Menjaga sistem syaraf untuk tetap berfungsi dengan normal.

3. Membentuk hemoglobin yang berfungsi untuk membawa sel darah merah ke jaringan-
jaringan tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B6 sangat penting dalam pencegahan
anemia.

4. Membantu dalam pemecahan protein menjadi bentuk yang lebih sederhana seperti asam
amino. Hal ini menyebabkan semakin banyak protein yang kita konsumsi, semakin
bertambah kebutuhan kita terhadap vitamin B6.

5. Menjaga kadar gula darah dalam kondisi normal. Hal ini dikarenakan vitamin B6
berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat dan lemak di dalam tubuh.

6. Menjaga kadar homocysteine di dalam darah dalam level normal. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa homocysteine merupakan asam amino yang beresiko
mempengaruhi kesehatan jantung.

7. Memiliki efek antioksidan di dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan kesehatan


kulit.

2.3 Sifat Kimia dan Stabilitas

Piridoksin (B6) merupakan kristal putih tidak berbau, larut air dan alkohol.
Vitamin B6 tahan panas dalam keadaan asam, tidak begitu stabil dalam larutan alkali
dan tidak tahan cahaya. Kehilangan pada suhu beku sebanyak 36-55%.

Vitamin B6 merupakan senyawa 4-subtituted 2-methyl-3-hydroxy-5-


hydroxymethylpyridine. Terdapat 6 derivat dengan aktivitas enzim dan derivat
phosphat yaitu pyridoxal (PL), 4-formyl derivate, pyridoxine (PN), 4-hydroxymethyl
derivate, pyridoxamin (PM), 4-aminomethyl derivate dan 5’-phosphat derivate (PLP,
PNP, PMP). Pyridoxal phosphat (PLP) dan pyridoxamine phosphat (PMP) adalah
bentuk yang paling banyak terdapat pada hewan , sedangan pyridoxine (PN) paling
banyak terdapat pada tumbuhan dalam bentuk pyridoxine glukosida.

4
2.4 Proses Absorpsi dan Transportasi Vitamin B6 ( Piridoksin )

Dalam Vitamin B6 terdapat 6 derivat dengan aktivitas enzim dan derivat phosphat
yaitu pyridoxal (PL), 4-formyl derivate, pyridoxine (PN), 4-hydroxymethyl derivate,
pyridoxamin (PM), 4-aminomethyl derivate dan 5’-phosphat derivate (PLP, PNP,
PMP). Sebelum diabsorpsi ,vitamin B6 dalam makanan yang terutama dalam bentuk
fosforilasi akan dihidrolisis oleh enzim fosfotase di dalam usus halus. Vitamin B6
diabsorpsi terutama di jejunum dan ileum dengan cara difusi pasif. Setelah diabsorpsi,
PN, PL, PM dibebaskan dalam sirkulasi darah porta kemudian diambil oleh hati. Dalam
hati, ginjal, dan otak vitamin B6 (semua bentuk vitamer yang berupa pyridoxine,
pyridoxal, piridoxamine) difosforilasi kembali untuk kemudian diubah menjadi PLP
oleh enzim oksidase, sehingga PLP merupakan bentuk vitamer utama yang ditemukan
dalam sirkulasi sistemik dan bentuk utama metabolik aktif vitamin B6. Fosforilasi dan
perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi dalam sel darah merah saat PLP
terikat hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam
otot. PLP dalam hati diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam darah dalam keadaan
terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh
enzim oksidase dalam hati dan ginjal sebagai metabolit utama yang keluar melalui urin.

Bioavalilability atau ketersediaan biologis adalah seberapa banyak suatu senyawa


dapat diserap oleh tubuh. Bioavailability suplemen vitamin B6 lebih besar 90%.
Bioavailability non glukosida di dalam makanan lebih besar dari 75%, sedangkan
dalam bentuk PN glukosida lebih besar dari 90%) Dalam diet yang beraneka ragam
penyerapan vitamin B6 sekitar 75%.. Vitamin B6 lebih baik pada nabati karena
bentuk PN glukosida yang penyerapannya lebih dari 90%.

2.5 Sumber Makanan yang Mengandung Piridoksin (B6)


Tabel Nilai Vitamin B6 berbagai bahan makanan (mg/100 gram )

5
Bahan Makanan Mg
Daging Sapi 0,42
Hati Sapi 0,82
Hati Ayam 0,72
Jantung Ayam 0,28
Ikan Tuna 0,92
Kacang Hijau 0,47
Kuning Telur 0,31
Kentang 0,19
Pisang 0,32
Jagung 0,40
Source: Food Composition Table for Use in East Asia, FAO, 1972.
Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah diabsorpsi daripada
yang terdapat dibahan makanan nabati.

2.6 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Piridoxine (B6)

Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan


mengalami kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki. Gejalanya dimulai dari hal
kecil, seperti kesemutan pada kaki, kemudian mati rasa tangan dan akhirnya tubuh tidak
dapat digerakkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki. Gejala kelebihan vitamin
B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi seanyak 25 miligram sehari. Hal ini perlu
diperhatikan apabila menggunakan suplemen vitamin B6 dalam jumlah berlebihan.

Vitamin B6 tersebar luas dalam bahan makanan, sehingga jarang terjadi defisiensi
akibat kurangnya asupan sehari-hari. Kekurangan vitamin B6 dapat terjadi karena
pemakaian obat-obatan tertentu, kecanduan alkohol, kelainan kongenital, penyakit
kronik tertentu dan gangguan absorpsi atau penyerapan yang buruk dalam saluran
pencernaan. Kekurangan vitamin B6 juga terjadi pada penyakit keturunan yang
menghambat metabolisme vitamin B6.
Obat-obatan tertentu mengganggu metabolisme vitamin B6. Isonizida (Asam Iso
Nikotenat Hidroksida /INH) yang dipakai untuk pengobatan penyakit paru-paru
merupakan antagonis vitamin B6 karena membentuk kompleks dengan PLP yang tidak
aktif. Pasien akan menderita neuritis peripheral dan gejala kekurangan vitamin B6 lain.
Pennisillamin, yang digunakan dalam artritis reumatoid juga merupakan antagonis
vitamin B6. Ibu-ibu yang memakan obat-obat kontraseptif mengalami gangguan
metabolisme triptofan yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin B6.
Dampak kekurangan vitamin B6 adalah gangguan sistem saraf pusat, gangguan
fungsi motorik, gangguan pertumbuhan, kejang-kejang, anemia, penurunan

6
pembentukan antibodi, perdangan lidah, serta luka pada bibir, sudud-sudut mulut dan
kulit. Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala-gejala
yang berkaitan dengan gangguan metabolism protein, seperti lemah, mudah
tersinggung, dan sukar tidur.

BAB III

7
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin B6 atau yang dikenal dengan vitamin B6 merupakan vitamin


larut air yang termasuk dalam golongan vitamin B kompleks. . Vitamin B6 terdapat di
alam dalam tiga bentuk yaitu piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin. Vitamin B6
berperan dalam reaksi metabolik asam amino, terutama sebagai bagian dari enzim
aminotransferase, decarboxylase, adolase, dan dehydratase.

Kesimpulan
Riboflavin atau yang dikenal dengan vitamin B2 merupakan mikronutrisi yang mudah
dicerna dan larut dalam air. Berwarna kuning dan relative stabil terhadap panas tetapi terurai
dengan cahaya. Proses absorpsi dan metabolisme riboflavin melalui proses pembentukan
flavocoenzym melalui jalur yang melibatkan dua enzim sitosol yaitu Flavokinase dan FAD
synthase yang terdapat dalam jaringan. Serta cofactor berupa mineral yaitu zinc dan
magnesium.
Riboflavin berperan penting bagi tubuh terutama untuk metabolisme energi dan
diperlukan dalam metabolism lemak,protein,karbohidrat, dan zat keton. Vitamin ini juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah,antibody dalam tubuh dan dalam metabolisme
pelepasan energi dari karbohidrat. Peran penting yang dimiliki oleh vitamin akan
memberikan dampak apabila dikonsumsi melebihi kadarnya. Riboflavin yang digunakan
sebagai nutrisi, terapi dan juga sebagai pakan tambahan hewan ternak memiliki beberapa
kekurangan apabila terlalu banyak dikonsumsi.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki masalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapar dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan masalah dalam kesimpulan diatas.

Anda mungkin juga menyukai