Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin adalah jenis zat gizi mikro yang masih terbagi-bagi lagi dalam
kelompok dan jenis yang berbeda. Ada 6 jenis vitamin yang berperan penting
dalam menjaga fungsi tubuh manusia. Sedangkan dua kelompok vitamin yaitu
vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin juga
dibutuhkan untuk pertumbuhan yang normal, memelihara, dan menjaga fungsi
tubuh, Mempertahankan vitamin selama pengolahan dan penyimpanan
merupakan hal yang penting. Vitamin dapat rusak karena reaksi kimiawi
sehingga berubah menjadi senyawa yang tidak aktif, atau mengalami pelarutan
seperti pada kasus vitamin larut air yang hilang pada proses blansing atau
pemasakan. Vitamin yang dibutuhkan tubuh dipenuhi dari asupan yang cukup
dalam diit. Defisiensi vitamin menyebabkan hipovitaminosis. Sebaliknya
kelebihan vitamin dapat menyebabkan hipervitaminosis. Berdasarkan
klasifikasinya, vitamin diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu vitamin larut
lemak (fat soluble vitamin) dan vitamin larut dalam air (water soluble vitamin).
Vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K1 sedangkan
vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B1, B2, B6, nikotinamida
(nicotinamide), asam pantotenat (panthotenic acid), biotin, asam folat (folic
acid), B12, dan C.
Biotin adalah salah satu vitamin yang termasuk dalam kelompok
vitamin B kompleks, yang dikenal sebagai vitamin H atau B7. Vitamin ini larut
dalam air sehingga tidak bisa disimpan di tubuh dalam waktu yang lama. Jadi,
tubuh membutuhkan asupan biotin yang cukup agar tak kekurangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Biotin ?
2. Bagaimana sifat dari Biotin ?
3. Bagaimana manfaat dari Biotin ?
4. Bagaimana terjadinya sintesa piruvat karboksilase dari biotin?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Biotin.
2. Untuk mengetahui sifat dari Biotin.
3. Untuk mengetahui manfaat dari Biotin.
4. Untuk mengetahui proses terjadinya sintesa piruvat karboksilase dari
biotin.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biotin

Biotin pertama kali ditemukan dan diisolasi oleh Kogl (1942) dan
struktur biotin dijelaskan oleh du Vigneaud. Disebut juga sebagai anti egg
white injuri factor: yaitu factor yang memperbaiki keadaan defisiensi yang
dibuat pada hewan yang diberi dengan putih telur yang banyak. (Girindra:
1990).
Biotin sebenarnya dulu dikenal dengan vitamin H. Tentu hal ini
terjadi di tahun 1900-an. Kemudian ternyata dari struktur kimia merupakan
struktur yang memiliki kemiripan dengan vitamin B kompleks, maka biotin
dikelompokkan menjadi vitamin B kompleks. Fungsi dari biotin sendiri
adalah sebagai pembantu dalam reaksi biokimia di dalam tubuh. Reaksi
pembuangan karbon dioksida dan metabolisme karbohidrat merupakan
peran dari fungsi biotin ini. Biotin juga merupakan koenzim di dalam tubuh
yang berperan dalam metabolisme untuk menghasilkan energi. Penyakit
defisiensi biotinidase dan juga penyakit holokarboksilase sintetase juga
dapat diobati dengan penggunaan biotin ini. Bahkan biotin ini digunakan
dalam teknik biokimia analitik yaitu hibridisasi.
Biotin (atau vitamin B7) ialah vitamin larut air yang juga dikenal
dengan vitamin H. Vitamin ini memiliki peranan yang sangat besar dalam
reaksi biokimia di dalam tubuh, seperti dalam transfer karbon
dioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak. Tidak seperti kebanyak
vitamin lainnya, biotin merupakan salah satu jenis vitmin yang cukup stabil
diberbagai kondisi lingkungan, seperti panas, paparan cahaya matahari, dan
oksigen
Biotin (Vitamin B7) adalah kofaktor yang dibutuhkan untuk enzim
karboksilase menjadi aktif dan bergabung bersama holocarboxylase
synthase. Kompleks enzim ini memainkan peran penting dalam beberapa
proses metabolisme termasuk glukoneogenesis, sintesis asam lemak, dan

3
amino katabolisme asam. Fungsi biotin dalam sintesis protein adalah
produksi keratin yang memiliki kontribusinya terhadap pertumbuhan kuku
dan rambut yang sehat.
Biotin ditemukan di seluruh sel tubuh, meskipun dalam jumlah
relatif kecil, hati dan ginjal mengandung konsentrasi biotin tertinggi. Pada
tanaman dan bahanbahan makanan asal hewani, serta dalam tubuh manusia,
biotin terdapat dalam bentuk terikat dengan protein dan dalam bentuk ini
biotin berfungsi sebagai koenzim. Kehilangan biotin diekskresi melalui
urine. Ekskresi biotin tiga sampai enam kali lebih banyak dari jumlah biotin
yang dikonsumsi, membuktikan bahwa sintesis biotin oleh bakteri dalam
tubuh merupakan suplai biotin dalam jumlah besar. Beberapa bahan
makanan sebagai sumber biotin antara lain : hati sapi, tepung gandum,
kacang kedelai, telur, ikan salmon, susu, nasi merah, udang, ayam, avokado,
pisang, jeruk, apel merah, dan wortel ( Piliang, 2006).

2.2 Sifat Biotin


Biotin merupakan salah satu vitamin yang larut dalam air, sifat –
sifat biotin adalah sebagai berikut:
 Merupakan simpanan sebagai kelebihan kebutuhan sangat sedikit
 Dikeluarkan melalui urin.
 Gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat.
 Harus selalu ada dalam makanan sehari – hari.
 Umumnya tidak mempunyai precursor.
 Selain C, H, dan O juga mengandung N, kadang – kadang S dan Co.
 Diabsorpsi melalui vena porta.
 Dibutuhkan oleh organisme sederhana dan kompleks.
 Bersifat toksik hanya pada dosis tinggi atau megadosis (> 10 x)

4
2.3 Manfaat Biotin

1. Menjaga kehamilan tetap sehat dan vitamin yang baik saat menyusui

Biotin sangat penting untuk wanita hamil. Penelitian yang dilakukan


pada hewan menemukan bahwa saat hamil tubuh kekurangan biotin maka
bayi berisiko cacat ketika dilahirkan. Meski memang percobaan tersebut
dilakukan pada hewan, para ahli menyatakan bahwa memang kebutuhan
biotin saat hamil dan menyusui meningkat. Oleh karena itu dokter akan
menganjurkan wanita hamil untuk mengonsumsi makanan yang tinggi
biotin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan.

2. Pertumbuhan rambut

Manfaat biotin lainnya adalah membuat pertumbuhan rambut jadi


lebih cepat. Sebuah penelitian melaporkan bahwa mengonsumsi biotin
dalam jumlah yang lebih dapat membantu meningkatkan pertumbuhan
rambut. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa wanita yang
mengonsumsi suplemen biotin mengalami pertumbuhan rambut yang cukup
banyak di daerah yang mengalami kerontokan.

3. Mengatasi kuku rapuh

Biotin ternyata juga dapat digunakan untuk mengatasi kuku yang


rapuh. Manfaat biotin ini telah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang
dilakukan pada delapan orang dengan kuku rapuh. Mereka diberikan
suplemen biotin 2,5 miligram per hari selama 6-15 bulan. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan adanya peningkatan ketebalan kuku sebesar 25
persen di semua peserta. Kuku yang pecah-pecah juga berkurang. Namun
penelitian ini masih dalam lingkup yang kecil sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut.

4. Mengatasi beberapa kerusakan kulit

Beberapa penelitian melaporkan bahwa kekurangan biotin dapat


menyebabkan kelainan kulit yang disebut dengan dermatitis seboroik.
Beberapa sumber menyebutkan jika kekurangan biotin berpengaruh

5
terhadap proses pemecahan lemak yang penting untuk kesehatan kulit.
Namun sampai saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa biotin
dapat meningkatkan kesehatan kulit pada orang yang tidak mengalami
kekurangan biotin.

5. Menurunkan kadar gula darah

Manfaat biotin yang utama adalah membantu mencerna zat gizi di


dalam tubuh, maka itu vitamin ini juga dapat memengaruhi kadar gula
darah. Sebuah penelitian telah melaporkan bahwa biotin bantu
mengendalikan kadar glukosa darah pada diabetes. Biotin bekerja dengan
cara mengoptimalkan pencernaan asam lemak sehingga meningkatkan
penyimpanan glukosa. Selain itu, pada penelitian hewan, telah ditemukan
untuk merangsang produksi insulin dari pankreas dan kemudian
menurunkan gula darah.

6. Mengatasi kerusakan saraf

Biotin juga mampu membantu mengurangi kerusakan saraf pada


orang yang memiliki diabetes, atau yang sedang menjalani cuci darah untuk
penyakit ginjal. Meski begitu, manfaat biotin yang satu ini harus diteliti
lebih lanjut lagi.

7. Mengobati multiple sclerosis

Penelitian telah menemukan bahwa terapi biotin dosis tinggi dapat


membantu memperbaiki gejala multiple sclerosis. Ini adalah penyakit
autoimun yang memengaruhi sistem saraf, yang menyebabkan kelemahan
otot dan berbagai masalah lainnya. Dalam penelitian tersebut, gejala
multiple sclerosis dapat berkurang dengan melakukan terapi biotin dosis
tinggi, yang diminum tiga kali sehari.

2.4 Sintesa Piruvat Karboksilase


Vitamin B7 atau biotin, yang juga dikenal dengan vitamin H atau
koenzim R. Vitamin B7 adalah koenzim untuk enzim karboksilase. Peranan

6
karboksi pada biotin yaitu adanya beberapa enzim yang aktivitasnya
tergantung pada biotin antara lain piruvat karbosilase dan asetil KoA
karboksiklase Vitamin B7 merupakan kofaktor untuk berbagai enzim yang
terlibat dalam proses karboksilasi, salah satunya yaitu piruvat karboksilase
dalam proses glukoneogenesis. Koenzim tersusun atas zat organik yang
merupakan molekul kimia yang membawa substrat ke enzim. Kofaktor
adalah senyawa kimia yang terususun atas zat anorganik dan sebaagai
katalis untuk meningkatkan kecepatan reaksi enzim.

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak


tersedia lagi. Maka tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Jika lemak juga tidak tersedia, barulah memecah protein menjadi energi
yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh.

Pada dasarnya glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari


senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam
amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Asam
laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati.
Di sini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian
reaksi dalam suatu proses yaitu glukoneogenesis (pembentukan gula baru).

7
Piruvat mengalami karboksilasi oleh piruvat karboksilase
membentuk oksaloasetat. Enzim ini membutuhkan biotin, dan CO2 yang
akan mengubah piruvat menjadi oksaloasetat. Dalam glukoneogenesis,
reaksi ini melengkapi oksaloasetat yang digunakan untuk sintesis glukosa.
Karbon dioksida yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase
(PEPCK) ditambahkan ke piruvat untuk membentuk oksaloasetat.

Oksaloasetat akan mengalami dekarboksilasi oleh fosfoenolpiruvat


karboksikinase menghasilkan fosfoenolpiruvat.. Piruvat karboksilase
ditemukan di mitokondria ketika fosfoenolpiruvat karboksilase ada dalam
sitosol atau mitokondria.Oksaloasetat tidak mudah menembus membran
mitokondria maka dapat diubah menjadi malat atau aspartat. Konversi
oksaloasetat menjadi malat membutuhkan NADH. Fosfoenol piruvat, malat
dan aspartat dapat ditransfer ke sitosol. Setelah masuk ke membran
mitokondria dan masuk ke sitosol perubahan malat kembali ke oksaloasetat
yang melepaskan NADH dan mengubah aspartat menjadi oksaloasetat.

Dalam sitosol, oksaloasetat dikonversi kembali menjadi


fosfoenolpiruvat oleh sitosol fosfoenolpiruvat karboksinase. Fosfoenol
piruvat membentuk 2 fosfogliserat dengan bantuan enzim enolase. 2
fosfogliserat dibantu oleh enzim fosfogliserate mutase membentuk 3
fosfogliserat. Kemudian 3 fosfogliserat dibantu oleh enzim fosfogliserat
kinase membentuk 1,2 bifosfogliserat.

Selanjutnya, 1,2 bifosfogliserat. membentuk gliseraldehid-3-fosfat


yang dibantu oleh enzim gliseraldehidfosfat dehidrogenase. Kemudian
gliseraldehid 3 fosfat yang dibantu oleh enzim triosa fosfat isomerase
menjadi molekul dihidroksiaseton fosfat (DHAP).Molekul DHAP dibantu
oleh enzim aldolase menjadi fruktosa-1,6-bifosfat. Enzim fruktosa 1,6-
bifosfotase membebaskan fosfat anorganik dari fruktosa 1,6-bifosfat untuk
membentuk fruktosa 6-fosfat. Dalam reaksi berikutnya, fruktosa-6-fosfat
dikonversi oleh isomerase menjadi glukosa-6-fosfat. Kemudian glukosa-6-
fosfat membentuk glukosa dengan proses hexokinase.

8
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Biotin adalah salah satu vitamin yang termasuk dalam kelompok vitamin B
kompleks, yang dikenal sebagai vitamin H atau B7. Vitamin ini larut dalam air
sehingga tidak bisa disimpan di tubuh dalam waktu yang lama.
Vitamin B7 memiliki peranan yang sangat besar dalam reaksi biokimia di
dalam tubuh seperti dlam transfer karbondioksida dan metabolisme karbohidrat
dan lemak. Biotin ditemukan di seluruh sel tubuh, meskipun dalam jumlah
relatif kecil, hati dan ginjal mengandung konsentrasi biotin tertinggi.
Biotin memiliki beberapa manfaat diantaranya menjaga kehamilan tetap
sehat dan vitamin yang baik saat menyusui, pertumbuhan rambut, mengatasi
kuku rapuh, mengatasi beberapa kerusakan kulit, mengatasi beberapa kerusakan
kulit, menurunkan kadar gula darah, mengatasi kerusakan saraf , dan engobati
multiple sclerosis.
Vitamin B7 adalah koenzim untuk enzim karboksilase. Peranan karboksi
pada biotin yaitu adanya beberapa enzim yang aktivitasnya tergantung pada
biotin antara lain piruvat karbosilase dan asetil KoA karboksiklase Vitamin B7
merupakan kofaktor untuk berbagai enzim yang terlibat dalam proses
karboksilasi, salah satunya yaitu piruvat karboksilase dalam proses
gluconeogenesis.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun dan diharapkan
kedepannnya bisa menjadi acuan untuk penugasan makalah selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai