Anda di halaman 1dari 25

SGD 9

Skenario 2
SKENARIO 2
BAYI LAHIR PREMATUR DAN SANGAT KURUS

Seorang bayi perempuan berusia 1 tahun dibawa ibunya ke sebuah praktek dokter
dengan keluhan berat badan yang sulit naik dari sejak lahir, di mana pasien ini
memiliki riwayat kelahiran prematur akibat pecah ketuban pada 7 bulan kehamilan
dengan berat badan lahir 1,2 kg. Saat ini pasien memiliki BB: 4 kg, PB: 50 cm, LK:
38 cm. Bayi ini tidak pernah mendapatkan ASI dari sejak lahir dan hanya minum susu
formula, makan sering tidak habis. Saat ini bayi sering rewel, sangat kurus dengan
rambut berwarna pirang seperti rambut jagung dan mudah dicabut, tulang iga terlihat
dengan jelas, saat ini orang tua pasien ingin mendapatkan pengobatan agar bayinya
kuat makan.
STEP 1

• ASI: suatu elmusi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam organic yang disekresi oleh kedua buah kelenjar
payudara ibu sebagai makanan utama bayi yang berusia 0-6 bulan.
• Premature atau bayi preterm: kondisi dimana bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari
HPHT) tanpa perhatikan berat badan
• Ketuban: suatu membran yang membungkus fetus, termasuk golongan membrane ekstraembrional strukturnya tipis
dengan cairan amnion di sekitarnya
STEP 2

• Seorang bayi perempuan berusia 1 tahun dibawa ibunya ke sebuah praktek dokter dengan keluhan berat
badan yang sulit naik dari sejak lahir
• Saat ini bayi sering rewel, sangat kurus dengan rambut berwarna pirang seperti rambut jagung dan mudah
dicabut, tulang iga terlihat dengan jelas
• Riwayat persalinan: lahir prematur 7 bulan kehamilan dengan BB 4kg, PB 50cm dan LK 38cm
STEP 3

• Apa saja tanda maupun gejala bayi prematur?


JB: umur kehamilan < 37 minggu, PB < 46 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm, Jar. Lemak di subkutan tipis ataupun kurang,
tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, tonus otot lemah, fungsi saraf yang belum atau kurang matang
mengakibatkan reflek hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisannya lemah.

• Apa penyebab bayi menjadi prematur?


JB: karena inflamasi atau infeksi, perdarahan plasenta, peregangan yang berlebihan pada uterus

• Efek bayi tidak mendapatkan ASI?


JB: bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih berisiko mati dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI

• Apa saja kebutuhan gizi yang harus dipenuhi oleh balita?


JB: pemberian mp-asi dibarengi dengan pemberian ASI, syarat >6 bulan
• Apa yang menyebabkan rambut bayi pirang atau rambut jagung?
JB: bayi dengan gizi buruk yang disebabkan kurangnya asupan protein

• Mengapa air ketuban pecah saat usia kehamilan 7 bulan?


JB: karena IMS, pernah mengalami kehamilan premature sebelumnya, vol cairan ketuban yang banyak, pola makan
dan gizi yang buruk, melakukan olahraga barat atau menempatkan terlalu banyak tekanan pada tubuh, dan
merokok selama hamil

• Apa saja tatalaksana yang dapat diberikan untuk bayi premature dalam penyesuain dirinya
dengan lingkungan hidup di luar uterus?
JB: pengaturan suhu, makanan bayi, tindakan aseptic dan antiseptik

• Apakah ada perbedaan anak yang hanya minum ASI dengan anak yang hanya minum susu
formula?
JB: akan lebih sehat dan lebih jarang sakit, karena dalam ASI terdapat kolostrum yang berfungsi sebagai kekebalan
STEP 4

bayi prematur

tidak mendapatkan asi


eksklusif

kurang asupan protein

kurang energi protein/


malnutrisi
STEP 5

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:


• Definisi dan klasifikasi malnutrisi
• Penyebab malnutrisi
• Jenis-jenis malnutrisi pada anak
• Tanda dan gejala dari malnutrisi
• Mengatasi malnutrisi
• Syarat pemberian mp-ASI
• Pencegahan malnutrisi
DEFINISI MALNUTRISI

Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan keadaan kurang


gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari- hari atau disebabkan oleh gangguan
penyakit tertentu, sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi
(Depkes RI, 1999).
Klasifikasi KEP berdasarkan pengukuran antropometri adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi KEP menurut Latham (1971) dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

b. Klasifikasi KEP menurut Depkes RI (2002)


Penggolongan KEP berdasarkan baku antropometri WHO-NCHS Depkes RI (2002) adalah
c. Klasifikasi status gizi menurut Depkes RI (2000)
Menurut baku antropometri WHO-NCHS dalam Depkes RI (2002) adalah:
PENYEBAB MALNUTRISI

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk, diantaranya


adalah status sosial ekonomi, ketidaktahuan ibu tentang pemberian gizi
yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah. bisa juga karena
faktor lain yaitu :
a. Konsumsi zat gizi
b. Pengetahuan ibu tentang gizi dan Kesehatan
c. Sanitasi
d. Tingkat pendapatan
e. Ketersediaan pangan
JENIS-JENIS MALNUTRISI PADA ANAK

Dua klasifikasi dari malnutrisi adalah malnutrisi energy dan protein yang disebabkan oleh
defisiensi dari sebagian atau semua zat gizi, dan malnutrisi defisiensi mikronutrien yang disebabkan
karena defisiensi zat gizi mikro.
Terdapat tiga klasifikasi malnutrisi energy protein yaitu malnutrisi akut, malnutrisi kronik dan
malnutrisi akut kronik.
• Malnutrisi akut adalah kondisi tidak memadainya zat gizi sehingga terjadi kehilangan berat badan
dengan cepat atau kegagalan bertambahnya berat badan dengan cepat atau kegagalan
bertambahnya berat badan ke arah normal, anak akan terlihat sangat kurus.
• Malnutrisi kronis adalah kekurangan nutrisi dalam jangka waktu lama sehingga menyebabkan
kegagalan pertumbuhan secara Iinear. Pada malnutrisi kronis, anak akan terlihat pendek,
• Sehingga tipe yang ketiga adalah kombinasi keduanya, sehingga anakterlihat kurus dan pendek
(London school of hygine and topical medicine, 2009).
• Malnutrisi karena kekurangan energi protein
KEP terbagi menjadi dua yaitu KEP ringan sedang dan KEP berat,
KEP ringan sedang memilki gejala klinis utama penyusutan berat badan
yang disertai dengan penipisan jaringan lemak bawah kulit. Jika KEP
berlangsung menahun atau kronis, pertumbuhan anak akan terhenti
sehingga anak akan bertubuh pendek.
KEP yang kedua adalah KEP berat, pada prinsipnya, diagnosis KEP berat
ditegakkan berdasarkan riwayat pangan serta gambaran klinis. Marasmus
dan kwashiorkor masuk dalam kategori KEP ini (Arisman, 2010).

• marasmus
• kwashiorkor
TANDA DAN GEJALA DARI MALNUTRISI

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari marasmus adalah


• Wajah seperti orang tua
• Cengeng dan Rewel
• Sering disertai: peny. infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)
• Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)
• Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (~pakai celana
longgar-baggy pants)
• Perut cekung
• Iga gambang
Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari kwashiorkor adalah
• Rambut tipis, merah spt warna
• Edema (pd kedua punggung kaki, bisa seluruh tubuh)
• rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
• Kelainan kulit (dermatosis)
• Wajah membulat dan sembab
• Pandangan mata sayu
• Pembesaran hati
• Sering disertai: peny. infeksi akut, diare, ISPA dll
• Apatis & rewel
• Otot mengecil (hipotrofi),
Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari Marasmus-kwashiorkor pada dasarnya
adalah campuran dari gejala marasmus dan kwashiorkor, ciri khas yang dapat terlihat secara klinis
M E N G ATA S I M A L N U T R I S I

1. Atasi/cegah hipoglikemia
2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi
4. Perbaiki gangguan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. Nutrien mikro
7. memberi makanan untuk fase stabilisasi & transisi
8. memberi makanan untuk Tumbuh kejar
9. memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
TUJUAN PEMBERIAN MP-ASI

• Memenuhi kebutuhan gizi bayi


• Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai
macam makanan dengan berbagai rasa dan tekstur
• Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan
menelan
• Menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi
kurang
PERSYARATAN PEMBERIAN MP-ASI

• Tepat waktu (Timely)


• Adekuat
• Aman
• Tepat cara pemberian
• Bahan makanan mudah diperoleh
DAMPAK PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI

Jangka Pendek
• menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi
• defisiensi zat besi dan anemia
• Resiko diare meningkat

Jangka Panjang
• Obesitas
• Hipertensi
• Alergi makanan
PENCEGAHAN MALNUTRISI

Malnutrisi dapat dicegah dan dikontrol melalui beberapa cara. Memperhatikan kesehatan tubuh, kecukupan nutrisi
dalam satu porsi makanan, memperhatikan adanya penurunan berat badan, dan menghindari faktor penyebab
malnutrisi.
Untuk mengontrol dan mencegah malnutrisi sejak dini, lakukan langkah-langkah berikut ini:

• Merancang menu makanan. Buat rencana menu makanan sehat dengan matang dan perhatikan keseimbangan gizi.
• Amati kebiasaan makan sehari-hari. Habiskan waktu makan bersama di rumah atau selama makan di rumah sakit
untuk mengamati kebiasaan makan. Tak lupa perhatikan juga jenis makanan yang dimakan beserta dengan
porsinya.
• Pantau kenaikan dan penurunan berat badan. Periksa berat badan di rumah secara teratur dan buat catatan
mingguan.
• Pantau jenis obat-obatan yang dikonsumsi. Catat semua jenis obat-obatan, alasan Anda mengonsumsi obat
tersebut, dosis, jadwal minum obat, dan kemungkinan efek samping yang mungkin berpengaruh pada malnutrisi.
• Meningkatkan aktivitas fisik. Lakukan olahraga harian secara teratur meski gerakan ringan sekali pun. Dengan
meningkatkan aktivitas fisik dapat merangsang nafsu makan serta memperkuat massa tulang dan otot.

Anda mungkin juga menyukai