Anda di halaman 1dari 20

VAKSINASI KEDOKTERAN WISATA

ANI ARIATI, DR,M.KES


DEFENISI

 Kedokteran wisata (travel medicine), yang merupakan cabang

atau spesialisasi ilmu kedokteran yang secara khusus


mempelajari penyakit dan kondisi kesehatan akibat perjalanan
wisata dan upaya penanganannya

 Berpergian ke berbagai daerah atau negara dapat membuat

Anda terpapar pada berbagai penyakit yang mana tubuh belum


siap untuk menerimanya
VAKSINASI

 Vaksin atau imunisasi merupakan larutan yang dapat memberikan


kekebalan terhadap penyakit tertentu
 Vaksin biasanya mengandung mikro-organisme yang sudah mati atau sudah
dilemahkan
 Vaksin yang hanya mengandung bagian dari organisme tersebut, biasanya
berupa antigen pada permukaan organisme atau toksin (racun) yang
dihasilkan organisme tersebut
 Vaksin tersebut kemudian akan memicu respon dari tubuh dan merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat melawan
organisme tersebut
VAKSINASI WISATAWAN

 Vaksin wisatawan merupakan imunisasi khusus yang diberikan


kepada para wisatawan sebelum mereka pergi ke daerah yang
mereka inginkan
 Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk
mencegah infeksi dan perpindahan dari beberapa jenis
penyakit menular tertentu
 Vaksin ini dibagi menjadi 3 kategori umum yaitu vaksin rutin,
vaksin rekomendasi dan vaksin wajib
PROSEDUR VAKSINASI
 Penyimpanan dan transportasi vaksin
 Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan mengatasi gawat - darurat
 Persiapan pemberian :
 anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya, riwayat KIPI, Indikasi kontra dan
perhatian khusus
 Informed consent : manfaat, risiko KIPI
 pemeriksaan fisik
 Cara pemberian
 dosis, interval
 Lokasi, sudut, kedalaman
 Pemantauan KIPI
 Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
 Pencatatan (dan pelaporan)
MANFAAT VAKSINASI

 Mencegah wisatawan mendapat infeksi menular di tempat


tujuan
 Mencegah wisatawan membawa penyakit menular dari tempat
keberangkatan ke tempat tujuan
 Mencegah wisatawan membawa penyakit menular dari tempat
tujuan pulang kembali ketempat keberangkatan
VAKSINASI RUTIN

 Vaksin rutin merupakan imunisasi dasar yang termasuk ke dalam


kebanyakan program kesehatan nasional
 Ada berbagai macam vaksin rutin mulai dari campak, campak Jerman,
difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B, sampai influenza B
 Pada beberapa negara, vaksin untuk cacar, BCG dan tuberkulosis juga
dimasukkan ke dalam program imunisasi rutin
 Bagi beberapa golongan dengan usia tertentu vaksin influenza juga
menjadi salah satu vaksin rutin.
VAKSINASI REKOMENDASI

 Vaksin ini mentargetkan penyakit yang kemungkinannya tinggi


di area yang padat atau kumuh
 Vaksin yang termasuk ke dalam jenis ini adalah vaksin kolera,
hepatitis A, rabies dan demam tifoid, dan diberikan terutama
bagi mereka yang akan berpergian ke Asia dan Amerika
Selatan
 Vaksin ensefalitis (radang otak) Jepang diberikan bagi mereka
yang berpergian ke negara Asia tertentu dan vaksin ensefalitis
tick-borne kepada yang berpergian ke Rusia dan negara Baltik
VAKSINASI WAJIB

 Tiga macam vaksin yang merupakan vaksin wajib yaitu vaksin


demam kuning (Yellow fever), meningokokal dan polio
 Wisatawan yang berpergian ke benua Afrika dan hampir semua
negara di Amerika Tengah dan Selatan diwajibkan untuk mendapat
imunisasi demam kuning
 Negara Saudi Arabia mewajibkan vaksinasi meningokokal kepada
mereka yang pergi ke Mekah untuk naik haji
 Negara juga mewajibkan vaksin polio bagi wisatawan yang kembali
dari negara yang memiliki laporan adanya poliomielitis tipe liar.
WAKTU PEMBERIAN VAKSINASI

 Pemberian vaksinasi kepada wisatawan 4 sampai 8 minggu sebelum


pergian karena ada beberapa imunisasi yang membutuhkan rentetan
vaksin untuk diberikan selama beberapa minggu agar efeknya dapat timbul
 vaksin yang tidak aktif dapat diberikan pada waktu yang sama
 Vaksin hidup dapat diberikan bersamaan namun harus diberikan melalui
jalur masuk yang berbeda
 Vaksin kombinasi dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan karena
mereka mendapatkan imunisasi yang berbeda dalam 1 suntikan
PENYIMPANAN VAKSIN
 Penyimpanan vaksin membutuhkan suatu perhatian khusus karena vaksin
merupakan sediaan biologis yang rentan terhadap perubahan temperatur
lingkungan
 penyimpanan vaksin, aturan umum untuk sebagian besar vaksin harus
didinginkan pada temperature 2-8° C dan tidak membeku
 vaksin (DPT, Hib, Hepatitis B dan Hepatitis A) akan tidak aktif bila beku
 Di tingkat Pusat (DEPKES) ada 2 kamar dingin yaitu dengan suhu +2o C
sampai +8o C dan suhu -20o C sampai -25o C
 Di tingkat provinsi vaksin disimpan pada kamar dingin dengan suhu -20o C
sampai -25o C,
 di tingkat kabupaten sarana penyimpanan vaksin menggunakan lemari es
dan freezer
Cool box tempat
penyimpanan vaksin
INDIKASI/KONTRA INDIKASI

Indikasi Kontra
 Vaksinasi BCG

Bayi HIV positif dengan atau tanpa gejala


Keganasan (misalnya: leukemia, limfoma)
Mendapat imunosupresif (radio/
kemoterapi, steroid)
INDIKASI/KONTRA INDIKASI

Kontra Indikasi Indikasi


Vaksin DPT Vaksin DPT
Encefalopati dalam 7 hari pasca DPT Demam <40,50 C
sebelumnya
Riwayat kejang dalam keluarga
INDIKASI/PROINDIKASI

Perhatian Khusus
 Vaksin DPT

Demam >40,50 C, kolaps dan episode


dalam 48 jam pasca DPT sebelumnya
yang tidak berhubungan dengan
penyebab lain
Kejang dalam 3 hari pasca DPT
sebelumnya
Menangis terus ≥3 jam dalam 48 jam
pasca DPT sebelumnya
INDIKASI/KONTA INDIKASI

Kontra Indikasi Indikasi


 Vaksin Polio  Menyusui

 Infeksi HIV atau kontak HIV serumah  Sedang dalam terapi antibiotik

 Imunodefisiensi (keganasan  Diare ringan

hematologi, imunodefisiensi
kongenital)
 Imunodefisiensi penghuni serumah
KEDAERAH MANA VAKSINASI/IMUNISASI DIPERLUKAN

 Rekomendasi vaksinasi untuk wisatawan dikeluarkan


WHO dapat diakses setiap tahun melalai internet
dengan alamat http://www.who.int/ith.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai